Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Al-Zaytun Belajar Hingga Ke Negeri China


Syaykh AI-Zaytun AS Panji Gumilang beserta rombongan melakukan kunjungan selama lima hari ke Negeri China. Selain menghadiri sebuah pameran berskala internasional dan menjajaki kemungkinan kerjasama dengan para sahabat dari berbagai negara, rombongan yang terdiri dari 16 orang ini juga sempat menelusuri dan mempelajari pola hidup masyarakat China khususnya para petani dan peternak.

"Tuntutlah ilmu hingga ke negara China (Hadist)", sangat relevan dirasakan oleh rombongan Al-Zaytun berjumlah 16 orang yang belum lama ini mengunjungi China, 19-23 Juni 2007 lalu. Sangat banyak ilmu dan pengalaman yang dapat dipetik bagi kemajuan Indonesia dan khususnya bagi Al-Zaytun sebagai sebuah lembaga pendidikan terpadu. Tujuan utama kunjungan rombongan adalah menghadiri pameran internasional tentang sapi perah, "The Third World Dairy & Summit China 2007”, di Kota Nanjing. Pameran diikuti oleh bermacam-macam perusahaan dari berbagai negara, yang selama ini dikenal sebagai kampiun dalam bidang susu sapi, seperti Perancis, Jerman, Inggris, Belanda, Canada, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan tuan rumah China.

Sayangnya, Pemerintah Indonesia melalui badan terkait belum memandang penting pameran internasional ini sehingga tidak mengirimkan satupun utusannya, juga belum ada satupun perusahaan asal Indonesia yang tampil sebagai peserta pameran. Meskipun demikian, kehadiran Al-Zaytun yang penuh antusias untuk mengetahui peta terbaru jaringan pasar internasional susu sapi di dunia, berhasil menarik perhatian sejumlah pejabat pemerintah dan pimpinan perusahaan dari negara­negara peserta pameran.

Kepala Pengembangan Genetika Sapi Perah pada Kementerian Canada, Ward G Robinson, misalnya, berkenan mengadakan pembicaraan langsung dengan Syaykh Al-Zaytun, AS Panji Gumilang selaku pimpinan rombongan, setelah Ward menyampaikan presentasi dalam sebuah konferensi yang membahas perkembangan sapi perah.

Pembicaraan antara AS Panji Gumilang-Ward G Robinson begitu hangat dan bersahabat. Secara resmi Syaykh mengundang Ward untuk mengunjungi Al-Zaytun, sebuah kampus terpadu yang menggeluti bidang pendidikan, pertanian, dan peternakan, di Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Yang menarik, begitu mengetahui jumlah rombongan 16 orang, Ward terkagum-kagum. Sebab, ternyata rombongannya hanya 14 orang. Ward menunjukkan rasa senangnya ada wakil dari Indonesia yang hadir dalam ekspo tersebut, meski statusnya pengunjung pameran. Selama pameran berlangsung, Syaykh beserta rombongan mengunjungi seluruh stand-stand serta aktif bertukar pikiran dan berdiskusi dengan para pakar-pakar peternakan dari berbagai negara serta menjajaki kemungkinan adanya kerjasama. Pada pameran internasional tentang perkembangan susu sapi internasional KE-3 yang digelar oleh Chinese Great International Exibition Corporations ini, rombongan berkesempatan menyaksikan berbagai materi sajian negara peserta. Antara lain, meliputi sajian sapi-sapi jenis unggul, genetika, peralatan-peralatan yang berkaitan dengan kandang, proses pengolahan susu dari pemerasan hingga proses packaging susu dan yoghurt, serta aneka peralatan peternakan sapi dari berbagai negara. Dalam pengolahan susu, misalnya, ditampilkan pula berbagai model mesin pengolahan, processing, aksesoris, hingga peralatan penanganan packaging secara bermutu.

Jadwal Acara Padat

Selain Syaykh Panji Gumilang, anggota rombongan terdiri Ummi Farida al-Widad, Sofiah al-Widad, Imam Supriyanto, Abdul Halim, Nurdin Abu Tsabit, Iskandar Saifullah, Natsir Suaidi, dr. Danny Kadarisman, Ir Bambang Abdul Syukur, Ir. Asrurifa, Asmin JB, Thoriq Abu Rijal, Ya'qub, Omar Dipo Selogiri dan didampingi tour leader Franky dari Jakarta. Berangkat
pada hari Selasa 19 Juni pagi pukul o8.45 WIB dari Bandara Soekarno­Hatta, menuju Shanghai sebuah kota terpadat di China dengan jumlah penduduk 20 juta. Rombongan tiba pada sore hari setelah menempuh perjalaman selama lima jam termasuk transit di Hongkong.

Begitu rombongan turun dari pesawat, kesan pertama yang langsung dapat mereka rasakan adalah China merupakan sebuah negara yang bersih dan tertata dengan baik. Setiba di pusat kota Shanghai, rombongan memperoleh tambahan seorang tour leader yang penduduk China asli bernama Mr. Randi, yang mampu berbahasa Indone­sia meski belum pernah ke Indonesia. Acara malam hari pertama diisi dengan dinner, dilanjutkan menikmati suasana malam kota Shanghai, dengan naik cruise (kapal pesiar) menyusuri sungai Huang Pu, sungai yang membelah Shanghai menjadi dua bagian, Barat dan Timur. Di sepanjang kiri-kanan sungai berdiri gedung-gedung pencakar langit dengan lampu-lampu yang gemerlap yang merupakan keindahan tersendiri dalam menikmati tour di atas sungai tersebut. Rombongan yang menempati dek cruise paling atas juga dihibur oleh tim musik cruise tersebut, sampai sempat pemandu Al-Zaytun menyumbangkan beberapa lagu Indonesia yang disambut meriah peserta tour. setelah itu rombongan menuju Sky Way Hotel. Hari kedua, usai makan pagi, rombongan mengunjungi Oriental TV Tower disebut juga Menara Mutiara, yang merupakan menara TV tertinggi ke-3 di dunia setelah menara TV Toronto Canada dan menara TV Moscow Rusia.


Siang hari rombongan melanjutkan kunjungan ke Huang Pu Garden, sebuah taman kota di Shanghai. Di tempat ini terdapat restoran yang menyuguhkan beragam minuman teh yang menyihatkan. Dalam perjalanan menuju kota Nanjing, tim berkesempatan melihat pertanian yang dilaksanakan para petani China. Syaykh pun berdialog dengan mereka, dan bertanya, tentang bentuk perlindungan negara terhadap petani. Para petani itu menjawab, seberapa pun hasil pertanian mereka, pasti dibeli oleh negara.

Sore hari rombongan tiba di Nanjing, Ibukota propinsi Jiangsu, yang berpenduduk 6 juta orang. Nan artinya Selatan Jing artinya Ibukota, berarti Nanjing ibukota bagian Selatan, begitu juga Beijing, Bei artinya Utara, maka Beijing berarti ibukota bagian Utara. Nampak perbedaan antara Shanghai dan Nanjing. Shanghai merupakan sebuah kota yang perkembangan awalnya dilakukan oleh Kolonial Inggris dengan sistem kapitalis-liberalis sedangkan Nanjing merupakan sebuah kota lama sejak jaman dinasti kekaisaran kemudian dikembangkan pemerintahan Komunis hingga sekarang. Secara geografis, Shanghai berada di daerah pantai, sedang Nanjing berada di daerah perbukitan yang cukup jauh dari pantai. Terlihat bahwasanya Pemerintah Cina dapat melakukan pembangunan dengan baik terhadap kedua kota yang berbeda dalam sistem politik awalnya, walau kini Shanghai lebih berkembang dengan pesat dan modern.


Di Nanjing rombongan menginap di Grand Metro Hotel. Menginjak hari ketiga, pada pagi hari, sesuai tujuan utama perjalanan yakni mengunjungi pameran "The Third World Dairy & Summit China 2007". Rombongan tiba tepat waktu, sehingga dapat melihat langsung acara pembukaan. Pada acara pembukaan ini penyelenggara menampilkan kesenian tradisional, yang dipentaskan secara sederhana tapi tetap terlihat gagah. Walau hanya menggunakan gendang kecil dan dua stick, sekelompok ibu-ibu yang sudah berumur mampu mementaskan bentuk
kesenian tradisional mereka dengan penuh energik.


Rombongan mengunjungi stand-stand pameran selama dua hari hingga hari keempat, dari pagi hingga siang hari. Pada tengah hari setelah melihat pameran, rombongan mengunjungi makam Dr. Sun Yat Sen, di luar kota Nanjing, di bukit Zhingjin bagian dari Zhongsan Mountain National Park. Selain itu juga bertamasya ke danau Xuanwu dan mencari berbagai bibit padi, jagung Berta sayuran lain untuk dikembangkan di Al-Zaytun. Pada hari ke-5, Sabtu 23 Juni 2007, seluruh rombongan Al-Zaytun kembali ke Shanghai, lalu pulang ke Indonesia.

Belajar Sampai ke China

Selama ini, kita di Indonesia lebih Bering memperoleh informasi yang kurang tepat mengenai China, sehingga mempunyai pandangan yang selalu negatif mengenai kehidupan bangsa China yang komunis. Dikesankan seakan-akan mereka An hidup kasar, sadis, kumuh dan jorok. Nyatanya, ketika rombongan Al- Zaytun berkunjung ke sana, anggapan negatif tersebut serta-merta sirna sebab semuanya terbukti tidak benar. Selama berkunjung, rombongan tidak pernah melihat kehidupan yang kumuh dan jorok, sebagaimana dikesankan selama ini. Tidak juga terlihat perumahan yang kumuh. Setiap kawasan pertanian selalu disiapkan flat sebagai tempat tinggal para petani, tidak terlihat ada orang­orang yang santai atau nganggur, mereka semua sibuk bekerja dengan pekerjaannya masing-masing.

Selama dalam perjalanan menghadiri pameran "The Third World Dairy & Summit China 2007”, tak lupa, rombongan menjalankan pula misi untuk memperkenalkan Al-Zaytun kepada setiap insan yang diakrabi. Misi ini terlaksana dengan baik, terbukti setiap pihak yang ditemui menjadi paham dan mengerti tentang Al-Zaytun. Kepala Pengembangan Genetika Sapi Perah Canada, Ward G Robinson misalnya, saat bersilaturahmi dengan Syaykh dan rombongan mengucapkan selamat atas kehadiran Al-Zaytun di arena pameran. Sementara itu banyak pula peserta pameran yang menginginkan supaya Al-Zaytun menjadi distributor, atau menjadi tempat bagi dijalinnya hubungan kerjasama yang sating menguntungkan di waktu mendatang. Mereka sangat gembira dan antusias karena ada rombongan dari Indonesia yang Nadir dalam pameran.
Sewaktu rombongan kembali dari Shanghai, dan bertemu dengan seseorang turis, dengan spontan turis itu mengatakan, "Kalian yang kemarin, dari Indonesia, ya?". Turis itu sehari sebelumnya ternyata sama-sama berada di atas kapal pesiar ( cruise). Demikian pula ketika Syaykh berdoa di monumen Dr. Sun Yat Sen. Semua orang yang berada di pemakaman tidak hanya mengamini, tetapi juga menghormati kedatangan Al-Zaytun seraya berkata, "Indonesia muslim, Indonesia muslim!".


Kanal Terpanjang di Dunia
China mempunyai kanal terusan Beijing-Hangzou, Grand Canal, yang merupakan kanal terpanjang di dunia dengan panjang 1.794 Km, mengungguli terusan Suez dan Panama. Kanal terusan ini juga merupakan yang tertua, menghubungkan Yellow River (Sungai Kuning) dengan Sungai Yangtse, mulai dibangun pada jaman Dinasti Wu pada 486 SM, yang kemudian dilanjutkan pada jaman Dinasti Sui tahun 605-610 M, dan mencapai panjang dan bentuk seperti sekarang ini pada akhir abad ke­13. Kanal besar ini sejak 1400 Tahun lalu menjadi media transportasi orang, barang dan pasukan militer. Sayangnya rombongan Al-Zaytun belum berkesempatan menelusuri kanal buata terpanjang di dunia ini, mudah­mudahan dalam kunjungan berikutnya keinginan ini dapat terwujud.


Seluruh sungai dan kanal di China mempunyai total panjang 420.000 Km, dan lebih dari 50-000 sungai yang masing-masingnya mengairi lahan lebih dari 100 Km2. China juga merupakan negeri banyak danau, ada sekitar 2800 danau alami yang masing-masingnya mempunyai lebar lebih dari 1 Km, dan keseluruhan luasnya lebih dari 80.000 Km2. Keseluruhan sumber air di China mencapai 2812,4 milyar M3 dan sekitar 96 persennya merupakan sumber air permukaan, yaitu berupa sungai-sungai dan danau-danau.


Sungai buatan juga berfungsi untuk media transportasi air yang murah dan efisien untuk mengangkut hasil-hasil produksi pertanian. Begitu juga dalam kegiatan industri, pada setiap pabrik, pasti ada kanal untuk mengangkut hasil produksi. Karena itu, di setiap kanal pasti terdapat pelabuhan-pelabuhan kecil untuk menampung kapal-kapal yang membawa hasil produksi pertanian. Hasil produksi pabrik langsung dibawa melalui transportasi air. Kanal-kanal yang ada dibuat lebar supaya mampu dilewati oleh kapal‑kapal yang kapasitasnya sampai ribuan ton.

Sedangkan untuk transportasi darat, telah dipersiapkan infrastrukturnya berupa jalan tol yang terdapat di berbagai kota mulai dari Beijing sampai ke Nanjing. Demikian pula terdapat banyak jalan layang. Bahkan, ada jalan layang yang strukturnya mencapai hingga enam tingkat. Selain itu terdapat pula transportasi melalui kereta api cepat dengan kecepatan 400 km per jam.

Pengaturan lalu lintas di jalan raya ditata dengan sebaik-baiknya. Bus yang ditumpangi rombongan Al- Zaytun, misalnya, dikontrol secara. otomatis­elektronik. Kalau lajunya terlalu lambat, atau terlalu cepat, maka secara otomatis akan terdengar suara peringatan. Ada peringatan agar sopir menambah kecepatan, karena i alan di depannya kosong. Atau, peringatan untuk mengurangi kecepatan karena laju kendaraan terlalu cepat dan dapat membahayakan. Aturan lain dalam bus, para penumpang dilarang berdiri, atau berjalan-jalan sewaktu bus melaju.

Ketaatan masyarakat terhadap rambu-rambu lalu lintas pun patut diaeungi jempol. Di jalan raya orang terlihat menyeberang jalan hanya pada zebra cross. Walau tidak banyak polisi, semua aturan lalu lintas berjalan sesuai dengan ketentuan. Sekalipun terdapat berbagai jenis kendaraan kecil-besar sebagai alat transportasi masyarakat, dari sepeda , sepeda motor sampai mobil mewah dari berbagai merek yang telah dirakit di China hingga bus, keadaan jalan raya yang tertata rapi, kiri-kanan ada taman pohon-pohon besar, pada umumnya tidak macet. Polisi jalan raya hanya di pos-pos jaga atau pada perempatan jalan, dengan uniform yang menunjukkan kesan tidak galak namun memiliki wibawa yang tinggi dan dihormati oleh masyarakatnya.


Dalam kunjungan lima hari ke negeri China, rombongan menimba Rum dan pengalaman yang tak ternilai harganya. Terutama, manfaatnya yang sangat besar untuk kemajuan A]-Zaytun di masa-masa mendatang. Sungguh tepat pula kiranya, apabila setiap lulusan Al-Zaytun kelak memiliki kesempatan mengadakan studi banding ke China.

Sumber : Berita Indonesia Edisi 42, Tahun 2008

Posting Komentar

0 Komentar