Gunung Kelud / Kloot Volcano atau sering juga dituliskan menjadi Kelut yang dalam bahasa Jawa berarti “sapu”. dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete, adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, yang masih aktif.
Gunung ini berada di perbatasan antara
Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27
km sebelah timur pusat Kota Kediri.
A. Letusan Pra Abad 20
Sejak
tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang
jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai
gunung api yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
B. Letusan Abad ke-20
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat pernah meletus sebanyak lima kali, yaitu pada tahun :
- Tahun 1901
(selang 18 tahun)
- Tahun 1919 (1 Mei)
(selang 32 tahun)
- Tahun 1951
(selang 15 tahun)
- Tahun 1966
(selang 24 tahun)
- Tahun 1990.
(selang 17 tahun ke letusan berikutnya, 2007)
Solfatara di kawah gunung api Kelud 1919 (Pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM, via: wikimedia.org) |
Pola ini membawa para ahli gunung api kepada ‘siklus 15 tahunan’ bagi letusan gunung ini.
Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
1. Letusan tahun 1919
Pada letusan di tahun 1919 ini termasuk
yang paling mematikan karena menelan korban hingga 5.160 jiwa. Letusan
dahsyat yang mematikan pada tahun 1919 ini juga merusak sampai 15.000
hektar lahan produktif.
Bangunan di sisi-sisi gunung api Kelud setelah letusan pada 19 Mei 1919. (pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM via wikimedia.org) |
Hal itu terjadi akibat aliran lahar Kelud
yang mencapai hingga 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun
bendung penahan lahar sejak tahun 1905. Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air Danau Kawah. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan selesai pada tahun 1926.
Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan dan masih berfungsi hingga beberapa tahun kedepannya.
2. Letusan tahun 1966
Pada
masa setelah kemerdekaan, dibangun lagi terowongan baru sebagai
tambahan dari terowongan yang lama, setelah letusan tahun 1966. Terowongan atau tunnel yang baru itu berada 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
3. Letusan tahun 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari,
yaitu dari tanggal 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan
ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik.
Lahar dingin menjalar hingga 24 kilometer dari danau kawah dan melalui
11 sungai yang berhulu dari gunung itu.
Gunung
Kelud dengan danau kawah (1980) menunjukkan kawah Kelud yang berupa danau. Vegetasi sudah tampak tumbuh. (John Dvorak / USGS, via: wikimedia.org) |
Letusan ini sempat menutup Terowongan Ampera akibat banyaknya volume material vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung ini. Sehingga hal itu menyebabkan Terowongan Ampera tersebut tak dapat menampung lagi jumlah material yang ada, lalu buntu atau tersumbat. Proses normalisasi Terowongan Ampera baru selesai pada tahun 1994.
Memasuki abad ke-21, gunung Kelud telah tiga kali mengalami erupsi, yaitu pada tahun:
- Tahun 2007
(selang 3 tahun)
- Tahun 2010
(selang 4 tahun)
- Tahun 2014
Perubahan frekuensi letusan ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava yang terjadi mulut kawah gunung.
1. Dijadikan Daya Tarik Objek Wisata
Sejak tahun 2004, hubungan jalan darat
menuju kawasan puncak Gunung Kelud telah diperbaiki untuk mempermudah
para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud telah menjadi obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah lava. Di puncak Gajahmungkur dibangun gardu pandang dengan tangga terbuat dari semen.
Tangga dari semen yang menuju ke Kubah Lava ini telah dibuat sejak 2004. Foto diambil setelah letusan di tahun 2007 |
Pada malam akhir pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni.
Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.
Tindakan Kabupaten Kediri membangun
kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang
menganggap wilayah puncak Kelud merupakan wilayahnya.
Sengketa wilayah ini terutama meruncing
setelah turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
188/113/KPTS/013/2012 yang menyatakan bahwa kawasan puncak Kelud
merupakan wilayah Kabupaten Kediri.
2. Letusan tahun 2007
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November di tahun yang sama
Gejala ditandai dengan meningkatnya suhu
air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna
danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh.
Kekhasan gunung api ini adalah adanya
danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat
cair dan membahayakan penduduk sekitarnya.
Status “awas” (tertinggi) dikeluarkan
oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober
2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih
kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus
mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas
Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan
pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal.
Keterangan foto-foto diatas: Foto
kubah lava Gunung Kelud pada November 2007 saat munculnya sumbatan “anak
gunung baru” dikawah lavanya membuat danau menguap dan lama-kelaman
menghilang.
Pada tanggal 3 November 2007 sekitar
pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas
normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan
alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo
besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi,
namun kembali tidak terjadi letusan.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi
gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih yang
mengepul dari tengah danau kawah
Lalu diikuti dengan munculnya kubah lava
dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007, dan kubah
itu terus “tumbuh” hingga berukuran selebar 100 m (lihat foto dibawah).
Akibatnya air di danau kawah gunung Kelud
terus menguap karena panas yang berasal dari bawahnya, akhirnya danau
mengecil dan hanya berupa kubangan.
Para ahli menganggap bahwa kubah lava
itulah yang selama ini menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak
segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava
sisa pada letusan sebelumnya ditahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas
pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007
status Gunung Kelud diturunkan menjadi “siaga” (tingkat 3). Akibatnya, danau kawah Gunung Kelud
praktis “hilang” karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa
hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi
selatan kubah lava.
Keterangan foto:
Kawah Gunung Kelud selain menjadi tujuan wisata
bagi turis asing dan domestik (kiri), juga sebagai
tempat upacara spiritual (kanan) (video).
Kawah Gunung Kelud selain menjadi tujuan wisata
bagi turis asing dan domestik (kiri), juga sebagai
tempat upacara spiritual (kanan) (video).
3. Letusan tahun 2014
Peningkatan aktivitas Gunung Kelud mulai
kembali terjadi di akhir tahun 2013. Pada 10 Februari 2014, status
meningkat menjadi Siaga (Level III).
Pada 13 Februari 2014, sebelum
meletus, tercatat gunung Kelud telah mengalami gempa vulkanik dangkal
sebanyak 190 kali, dan gempa vulkanik dalam sebanyak 442 kali pada pukul
12:00-18:00 WIB
Pada pukul 21.15 WIB, status menjadi
Awas. Persiapan-persiapan mengenai kebencanaan telah mulai dilakukan.
Kawasan seputar 5 km dari titik puncak kawah telah disterilkan dari
kegiatan manusia. Lalu, radius pengosongan aktifitas manusia diperlebar
menjadi 10 km dari puncak.
Erupsi tipe eksplosif diprediksikan akan
kembali terjadi setelah hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga
dilokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, yaitu
wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, bahkan hingga kota Pare, Kediri.
Menurut rekomendasi dari Pusat
Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG), wilayah Wates
dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius
sampai 10 kilometer dari kubah lava. Karena erupsi tipe eksplosif
seperti pada tahun 1990 (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa
aliran magma) bisa saja terjadi.
Candi Borobudur terkena abu vulkanik Kelud, 14 Februari 2014. |
Benar saja, belum sempat pengungsian dilakukan, pada 13 Februari 2014 pukul 22.50 terjadi letusan tipe ledakan (eksplosif).
Abu vulkanik Kelud yang terlontar pada
letusan terdahsyatnya, setinggi 17 kilometer! Dan melontarkan kerikil
sejauh 25 kilometer!
Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga
kota Solo dan Yogyakarta (200 km), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300
km), Jawa Tengah.
Pada tanggal 14 Februari 2014, saat dini hari, gemuruh aktivitas gunung juga sesekali terdengar hingga wilayah Kabupaten Jombang.
Pada pukul 02:00 AM, letusan Gunung Kelud
mulai mereda. Namun untuk mencegah hal yang tak diinginkan, BMKG tetap
menyatakan area steril dengan radius sejauh 10 kilometer dari puncak
Kelud tetap berlaku.
Di daerah Madiun dan Magetan jarak
pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5
meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut
sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan-pelan.
Di sisi lain banyak pengguna kendaraan atau warga di sekitar Kota Madiun yang terganggu akibat erupsi tersebut.
Pada letusan gunung Kelud sejak Kamis
malam hingga Jum’at dini hari, (13-14 Februari 2014), telah menyebabkan 2
orang tewas akibat kecelakaan saat mengungsi dan membuat 100.248 orang
harus menjauh dan diungsikan dengan jarak minimal 10 kilometer.
Sementara itu beberapa bandara di pulau
Jawa ditutup akibat tebalnya abu vulkanik. Bandara yang ditutup
diantaranya adalah bandara di Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang,
Solo bahkan Bandung.
Akibatnya ratusan penerbangan dibatalkan. Pihak angkasa pura dan maskapai penerbangan mengaku merugi hingga milyaran rupiah.
Sebuah pasawat yang sedang parkir di bandara Juanda Surabaya terlihat terkena abu vulkanik dari gunung Kelud |
Empat hingga lima buah alat pencatatan
aktivitas di Pos Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG)
sekitar Gunung Kelud, Kediri Jawa Timur juga mengalami kerusakan. Alat berupa seismograf itu rusak akibat tertimbun oleh material batu dan debu yang berjarak hanya lima kilometer dari gunung.
Rusaknya alat tersebut mengganggu PVMBG
untuk memantau aktivitas gunung Kelud dari kantor PVMBG yang ditampilkan
melalui layar, menjadi tidak berfungsi sama sekali. Maka pertugas
melakukan pemantauan selanjutnya dengan peralatan manual.
C. Hubungan Letusan Gunung Kelud 2014 dan Fenomena Alam
Pada letusan tahun 2014 ini pula, banyak
kejadian yang berhasil direkam oleh media ataupun oleh warga. Jadi, ini
adalah kali pertamanya gunung Kelud banyak didokumentasikan oleh media
dan individu, dibanding dengan letusan-letusan sebelumnya yang mungkin
jauh lebih mematikan dan tak sebanding dengan kedahsyatan letusannya di
tahun 2014 ini.
1. Sebaran abu dan material vulkanik
Pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014,
awan debu vulkanik gunung Kelud terbawa angin hingga ratusan kilometer
ke arah barat dan timur pulau Jawa. Material vulkanik yang dilontarkan
gunung Kelud saat meletus adalah setinggi 17 kilometer, dan jatuhan
material kerikil kurang lebih sejauh 20 kilometer.
Lontaran material vulkanik dengan energi
kuat inilah yang menyebabkan tersebarnya abu gunung Kelud dapat menyebar
dengan jarak yang jauh, hingga ratusan kilometer dari kepundannya.
Pada ketinggian 1-5 kilometer, hembusan
angin ke arah timur dan membawa debu vulkanik hingga ke kota Ampenan di
pulau Lombok. Sedangkan pada ketinggian 5-17 kilometer, hembusan angin
ke arah barat dan membuat kota diwilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta
sempat gelap.
Bahkan pada siang dan sore hari pada
tanggal yang sama, 14 Februari 2014, debu dapat mencapai hingga Ciamis,
Garut, Tasikmalaya dan Bandung bahklan Bogor di Jawa Barat.
Pada tanggal 15 Februari 2014, hembusan angin cenderung berubah arah yaitu kearah selatan dan tenggara.
Hal ini membuat sisa-sisa material abu
vulkanik gunung Kelud yang masih melayang di angkasa merubah arahnya ke
Samudera Hindia. Akibatnya hujan abu vulkanik dibeberapa wilayah dan
kota sudah mulai berkurang.
2. Petir dan Guntur diatas Gunung Kelud
Rekaman berupa foto dan video (lihat pada
bawah halaman) saat Kelud menggelegar banyak yang beredar. Bahkan
terlihat hingga banyak sekali petir menyambar dengan suara guntur.
Secara ilmiah, petir tersebut dalam bahasa Inggris dinamakan dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning.
Dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning ini merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika aktivitas gunung mulai meningkat dan akhirnya memunculkan petir.
Keterangan foto atas:
Gunung Kelud saat meletus pada dini hari,
Jum’at 14 Februari 2014 (pict. by: Andhika Yuswantara)
Gunung Kelud saat meletus pada dini hari,
Jum’at 14 Februari 2014 (pict. by: Andhika Yuswantara)
Dalam sebuah penelitian ilmiah, fenomena
ini terjadi karena muatan listrik yang dihasilkan itu terjadi ketika
fragmen batuan, abu vulkanik dan partikel es bertabrakan dan
menghasilkan listrik statis. Pada umumnya, terdapat sekitar 300 kali
petir yang muncul ketika gunung berapi mulai menunjukkan aktivitasnya.
Erupsi gunung berapi juga melepaskan sejumlah air yang berfungsi sebagai
‘bahan bakar’ badai petir tersebut.
“Selama erupsi terjadi, akan ada banyak
petir besar dan kecil serta bunga api yang muncul dan terlihat seperti
membelah kawah gunung berapi,” jelas Ronald J Thomas, seorang fisikawan
atmosfer dari New Mexico Tech.
Keterangan foto atas: Gunung Kelud saat meletus pada dini hari, Jum’at 14 Februari 2014 (pict. by: Asthadi Setyawan)
3. Hubungan Konjungsi Bulan dan Letusan Kelud
Perlu diketahui bahwa aktifitas gempa
tektonik maupun gempa vulkanik biasanya beriringan dengan saat konjungsi
maupun purnama Bulan.
Adapun
purnama Bulan pada bulan Robi’ul Akhir itu bertepatan dengan tanggal 15
Februari 2014 pukul 05:55:46 , yang berarti gunung Kelud meletus 32 jam
5 menit 46 detik sebelum saat purnama. Gunung Kelud meletus beberapa saat (9 menit) setelah Bulan transit di atas langit.
Saat transit bulan, adalah saat dimana
posisi Bulan, Bumi dan matahari berada hampir atau paling sejajar pada
garis lurus. Artinya, Bulan berada pada posisi paling vertikal diatas
kepala kita pada hari itu, atau yang terjadi pada saat jarak sudut
(elongasi) suatu benda dengan benda lainnya, walau tak terjadio gerhana
Bulan namun nyaris nol derajat.
Pada
hari itu, Kamis, 13 Februari 2014 Bulan transit di atas langit Malang
dan sekitarnya pada pukul 22:41 WIB, sembilan menit kemudian yakni pukul
22:50 WIB gunung Kelud meletus.
Posisi Bulan saat transit pukul 22:41 WIB
berada di azimut 00° 11’ Altitude 68° 50’ dihitung dari lokasi Gunung
Kelud yang mana koordinatnya 112° 18’ 28” bujur timur, 7° 55’ 48”
lintang selatan.
Adakah korelasinya antara aktivitas
gunung meletus dengan fase-fase Bulan maupun transit Bulan? Secara
ilmiah saat ini belum ditemukan korelasinya, akan tetapi sudah pasti
terjadi peningkatan gaya gravitasi.
Jadi,
bisa saja aktivitas vulkanik yang meningkat pada level tertentu sebelum
gunung Kelud meletus, adalah akibat adanya pengaruh gaya gravitasi
Bulan yang lebih dominan pada saat Bulan transit diatas kota Malang.
Hal tersebut tentunya sedikit banyak akan
menarik magma gunung berapi ke arah atas, sehingga memicu gunung berapi
yang kondisinya sudah di ujung tanduk untuk meletus.
4 Abu Vulkanik Gunung Kelud Berbeda
Tekstur abu vulkanik gunung Kelud yang
diteliti lebih lembut jika dibandingkan dengan abu vulkanik yang
dimuntahkan Gunung Merapi. Warna abu juga berbeda. Abu dari Kelud
berwarna kecokelatan, sedangkan abu Merapi cenderung abu-abu.
Kandungan kimia abu dari Kelud masih
diteliti. Karena teksturnya sangat lembut, abu itu sangat mudah terserap
ke dalam paru-paru jika terhirup. Karena itu, masyarakat diwajibkan
menggunakan masker.
Walaupun bertekstur lembut, abu vulkanik
dari Kelud juga sangat licin. Abu vulkanik ini akan memadat dan mengeras
jika tersiram air. Ini membahayakan warga yang mengendarai mobil atau
sepeda motor karena jalanan yang tertutup abu menjadi licin. Warga
diminta berhati-hati.
Abu vulkanik mengandung beberapa unsur
kimia. Yang paling dominan adalah silika, aluminium, kalsium, dan kadar
besi. Pihak pelayanan masyarakat atau pemerintah telah mengimbau kepada
masyarakat agar mengenakan masker. Sebab, abu vulkanik bisa
mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
E. Morfologi Gunung Kelud
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan (strato-volcano)
dengan karakteristik letusan yang eksplosif. Seperti banyak gunung api
lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi
lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
Kelud pada 1922 setelah letusan besar yang terjadi pada Mei 1919 diikuti letusan berikutnya pada Desember 1920. Tampak belum ada vegetasi. This August 1922 photo taken from the Northwest, shows the still vegetation-free summit of Kelut volcano following the powerful May 1919 eruption and the relatively mild December 1920 eruption. The 1919 eruption produced devastating pyroclastic flows and lahars that killed over 5,000 people. Photo courtesy of Volcanological Survey of Indonesia. (landslides.usgs.gov) |
Gunung Kelud adalah salah satu gunung
yang istimewa di Jawa Timur karena letusannya bersifat mendadak, sangat
eksplosif dan merusak. Itu sebabnya terbukti dalam catatan
sejarah, bahwa gunung Kelud termasuk gunung di Indonesia yang pernah
memakan banyak korban jiwa hingga ribuan, namun tipe letusan seperti
gunung Kelud ini cepat mereda.
Setelah letusannya, Gunung Kelud biasanya membentuk kawah lebar yang kemudian terisi air hujan sehingga membentuk danau kawah. Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan
sisa dari letusan besar pada masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak
purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah
membuka ke arah itu.
Puncak Kelud adalah yang tertinggi,
berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah ‘Puncak
Gajahmungkur’ di sisi barat dan ‘Puncak Sumbing’ di sisi selatan. (wikipedia dan berbagai sumber).
Kelut volcano has been notorious for the repeated ejection of crater-lake water during eruptions, producing devastating lahars. A series of tunnels and shafts were constructed in the 1920′s to lower the lake level and reduce the hazards of eruptions. Photograph by John Dvorak, 1980, U.S. Geological Survey. (landslides.usgs.gov) |
*
GALLERY FOTO LETUSAN KELUD TAHUN 2014 :
Danau Kawah Gn. Kelud November 2007
Danau Kawah Gn. Kelud 2010
Letusan Gunung Kelud 14 February 2014, pukul 22.50
Artikel terkait:
0 Komentar