Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Kelud Sejak Tahun 1586, 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007, 2014


Gunung Kelud / Kloot Volcano atau sering juga dituliskan menjadi Kelut yang dalam bahasa Jawa berarti “sapu”. dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete, adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, yang masih aktif.

Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.

A. Letusan Pra Abad 20


Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.

B. Letusan Abad ke-20

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat pernah meletus sebanyak lima kali, yaitu pada tahun :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e1/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_krater_van_de_Gunung_Kelud_na_de_vulkaanuitbarsting_van_1901_TMnr_60025875.jpg
Gunung Kelud 1901 (Pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM, via: wikimedia.org)
- Tahun 1901
(selang 18 tahun)
- Tahun 1919 (1 Mei)
(selang 32 tahun)
- Tahun 1951
(selang 15 tahun)
- Tahun 1966
(selang 24 tahun)
- Tahun 1990.
(selang 17 tahun ke letusan berikutnya, 2007)

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9c/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Solfataren_in_de_krater_van_de_vulkaan_Gunung_Kelud_TMnr_10023721.jpg
Solfatara di kawah gunung api Kelud 1919
(Pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM, via: wikimedia.org)
Pola ini membawa para ahli gunung api kepada ‘siklus 15 tahunan’ bagi letusan gunung ini.
Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.

1. Letusan tahun 1919

Pada letusan di tahun 1919 ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban hingga 5.160 jiwa. Letusan dahsyat yang mematikan pada tahun 1919 ini juga merusak sampai 15.000 hektar lahan produktif.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gebouwen_op_de_flanken_van_de_vulkaan_Gunung_Kelud_na_de_uitbarsting_op_19_mei_1919_TMnr_60044980.jpg
Bangunan di sisi-sisi gunung api Kelud
setelah letusan pada 19 Mei 1919.
(pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM via wikimedia.org)
Hal itu terjadi akibat aliran lahar Kelud yang mencapai hingga 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar sejak tahun 1905. Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air Danau Kawah. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan selesai pada tahun 1926.

Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan dan masih berfungsi hingga beberapa tahun kedepannya.
2. Letusan tahun 1966

Kelud tunnelPada masa setelah kemerdekaan, dibangun lagi terowongan baru sebagai tambahan dari terowongan yang lama, setelah letusan tahun 1966. Terowongan atau tunnel yang baru itu berada 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.

3. Letusan tahun 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu dari tanggal 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar hingga 24 kilometer dari danau kawah dan melalui 11 sungai yang berhulu dari gunung itu.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/40/Kelut.jpg
Gunung Kelud dengan danau kawah (1980)
menunjukkan kawah Kelud yang berupa danau.
 Vegetasi sudah tampak tumbuh.
(John Dvorak / USGS, via: wikimedia.org)
Letusan ini sempat menutup Terowongan Ampera akibat banyaknya volume material vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung ini. Sehingga hal itu menyebabkan Terowongan Ampera tersebut tak dapat menampung lagi jumlah material yang ada, lalu buntu atau tersumbat. Proses normalisasi Terowongan Ampera baru selesai pada tahun 1994. 

C. Letusan Abad ke-21
Memasuki abad ke-21, gunung Kelud telah tiga kali mengalami erupsi, yaitu pada tahun:


- Tahun 2007
(selang 3 tahun)
- Tahun 2010
(selang 4 tahun)
- Tahun 2014

Perubahan frekuensi letusan ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava yang terjadi mulut kawah gunung.

1. Dijadikan Daya Tarik Objek Wisata

Sejak tahun 2004, hubungan jalan darat menuju kawasan puncak Gunung Kelud telah diperbaiki untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud telah menjadi obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah lava. Di puncak Gajahmungkur dibangun gardu pandang dengan tangga terbuat dari semen.

kelud wisata 03
Tangga dari semen yang menuju ke Kubah Lava ini
telah dibuat sejak 2004. Foto diambil setelah letusan di tahun 2007

Pada malam akhir pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni.
Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.

Tindakan Kabupaten Kediri membangun kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang menganggap wilayah puncak Kelud merupakan wilayahnya.
Sengketa wilayah ini terutama meruncing setelah turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/KPTS/013/2012 yang menyatakan bahwa kawasan puncak Kelud merupakan wilayah Kabupaten Kediri.

2. Letusan tahun 2007

http://indocropcircles.files.wordpress.com/2014/02/cb556-volcano_wideweb__470x3460.jpg?w=288&h=212Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November di tahun yang sama

Gejala ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh.

Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya.

Status “awas” (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.

Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal.

kelud 001

Foto kubah lava Gunung Kelud pada November 2007 saat munculnya sumbatan anak gunung baru di kawah lavanya membuat danau menguap dan lama-kelaman menghilang.

kelud 002 kelud 003
Keterangan foto-foto diatas: Foto kubah lava Gunung Kelud pada November 2007 saat munculnya sumbatan “anak gunung baru” dikawah lavanya membuat danau menguap dan lama-kelaman menghilang.

Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.

Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih yang mengepul dari tengah danau kawah

Lalu diikuti dengan munculnya kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007, dan kubah itu terus “tumbuh” hingga berukuran selebar 100 m (lihat foto dibawah).
Akibatnya air di danau kawah gunung Kelud terus menguap karena panas yang berasal dari bawahnya, akhirnya danau mengecil dan hanya berupa kubangan.
Para ahli menganggap bahwa kubah lava itulah yang selama ini menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa pada letusan sebelumnya ditahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi “siaga” (tingkat 3). Akibatnya, danau kawah Gunung Kelud praktis “hilang” karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.

Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri adalah bagian dari Puncak Gajahmungkur. (alain.lave.be)

kelud wisata 01
kelud wisata 02

Keterangan foto: 
Kawah Gunung Kelud selain menjadi tujuan wisata 
bagi turis asing dan domestik (kiri), juga sebagai
 tempat upacara spiritual (kanan) (video).

3. Letusan tahun 2014

Peningkatan aktivitas Gunung Kelud mulai kembali terjadi di akhir tahun 2013. Pada 10 Februari 2014, status meningkat menjadi Siaga (Level III).

Pada 13 Februari 2014, sebelum meletus, tercatat gunung Kelud telah mengalami gempa vulkanik dangkal sebanyak 190 kali, dan gempa vulkanik dalam sebanyak 442 kali pada pukul 12:00-18:00 WIB 

Pada pukul 21.15 WIB, status menjadi Awas. Persiapan-persiapan mengenai kebencanaan telah mulai dilakukan. Kawasan seputar 5 km dari titik puncak kawah telah disterilkan dari kegiatan manusia. Lalu, radius pengosongan aktifitas manusia diperlebar menjadi 10 km dari puncak.

Kelud erupting 01
Mount Kelud erupting, as seen from Mbalak village in East Java. (Photo AP.)

Erupsi tipe eksplosif diprediksikan akan kembali terjadi setelah hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga dilokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, yaitu wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, bahkan hingga kota Pare, Kediri.

Menurut rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG), wilayah Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava. Karena erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) bisa saja terjadi.
kelud volcanic dust on borobudur
Candi Borobudur terkena abu vulkanik Kelud,
14 Februari 2014.
Benar saja, belum sempat pengungsian dilakukan, pada 13 Februari 2014 pukul 22.50 terjadi letusan tipe ledakan (eksplosif).
Abu vulkanik Kelud yang terlontar pada letusan terdahsyatnya, setinggi 17 kilometer! Dan melontarkan kerikil sejauh 25 kilometer!
Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta (200 km), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.
Pada tanggal 14 Februari 2014, saat dini hari, gemuruh aktivitas gunung juga sesekali terdengar hingga wilayah Kabupaten Jombang.
Pada pukul 02:00 AM, letusan Gunung Kelud mulai mereda. Namun untuk mencegah hal yang tak diinginkan, BMKG tetap menyatakan area steril dengan radius sejauh 10 kilometer dari puncak Kelud tetap berlaku.
Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan-pelan.

kelud petir 01Di sisi lain banyak pengguna kendaraan atau warga di sekitar Kota Madiun yang terganggu akibat erupsi tersebut.

Pada letusan gunung Kelud sejak Kamis malam hingga Jum’at dini hari, (13-14 Februari 2014), telah menyebabkan 2 orang tewas akibat kecelakaan saat mengungsi dan membuat 100.248 orang harus menjauh dan diungsikan dengan jarak minimal 10 kilometer.

Sementara itu beberapa bandara di pulau Jawa ditutup akibat tebalnya abu vulkanik. Bandara yang ditutup diantaranya adalah bandara di Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang, Solo bahkan Bandung.

Akibatnya ratusan penerbangan dibatalkan. Pihak angkasa pura dan maskapai penerbangan mengaku merugi hingga milyaran rupiah.

bandara Juanda Surabaya abu kelud
Sebuah pasawat yang sedang parkir di bandara
Juanda Surabaya terlihat terkena abu vulkanik dari gunung Kelud
Empat hingga lima buah alat pencatatan aktivitas di Pos Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) sekitar Gunung Kelud, Kediri Jawa Timur juga mengalami kerusakan. Alat berupa seismograf itu rusak akibat tertimbun oleh material batu dan debu yang berjarak hanya lima kilometer dari gunung.

Rusaknya alat tersebut mengganggu PVMBG untuk memantau aktivitas gunung Kelud dari kantor PVMBG yang ditampilkan melalui layar, menjadi tidak berfungsi sama sekali. Maka pertugas melakukan pemantauan selanjutnya dengan peralatan manual.

C. Hubungan Letusan Gunung Kelud 2014 dan Fenomena Alam

Pada letusan tahun 2014 ini pula, banyak kejadian yang berhasil direkam oleh media ataupun oleh warga. Jadi, ini adalah kali pertamanya gunung Kelud banyak didokumentasikan oleh media dan individu, dibanding dengan letusan-letusan sebelumnya yang mungkin jauh lebih mematikan dan tak sebanding dengan kedahsyatan letusannya di tahun 2014 ini.

1. Sebaran abu dan material vulkanik

Pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014, awan debu vulkanik gunung Kelud terbawa angin hingga ratusan kilometer ke arah barat dan timur pulau Jawa. Material vulkanik yang dilontarkan gunung Kelud saat meletus adalah setinggi 17 kilometer, dan jatuhan material kerikil kurang lebih sejauh 20 kilometer.

Lontaran material vulkanik dengan energi kuat inilah yang menyebabkan tersebarnya abu gunung Kelud dapat menyebar dengan jarak yang jauh, hingga ratusan kilometer dari kepundannya.

sebaran debu kelud Feb. 2014

Pada ketinggian 1-5 kilometer, hembusan angin ke arah timur dan membawa debu vulkanik hingga ke kota Ampenan di pulau Lombok. Sedangkan pada ketinggian 5-17 kilometer, hembusan angin ke arah barat dan membuat kota diwilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta sempat gelap.

Bahkan pada siang dan sore hari pada tanggal yang sama, 14 Februari 2014, debu dapat mencapai hingga Ciamis, Garut, Tasikmalaya dan Bandung bahklan Bogor di Jawa Barat.

peta sebaran debu gunung kelud

Pada tanggal 15 Februari 2014, hembusan angin cenderung berubah arah yaitu kearah selatan dan tenggara.
Hal ini membuat sisa-sisa material abu vulkanik gunung Kelud yang masih melayang di angkasa merubah arahnya ke Samudera Hindia. Akibatnya hujan abu vulkanik dibeberapa wilayah dan kota sudah mulai berkurang.

2. Petir dan Guntur diatas Gunung Kelud

Rekaman berupa foto dan video (lihat pada bawah halaman) saat Kelud menggelegar banyak yang beredar. Bahkan terlihat hingga banyak sekali petir menyambar dengan suara guntur. Secara ilmiah, petir tersebut dalam bahasa Inggris dinamakan dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning.

Dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning ini merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika aktivitas gunung mulai meningkat dan akhirnya memunculkan petir.

kelud erupting 14 Feb 2014 01

kelud erupting 14 Feb 2014 02

kelud erupting 14 Feb 2014 03

kelud erupting 14 Feb 2014 04

Keterangan foto atas: 
Gunung Kelud saat meletus pada dini hari, 
Jum’at 14 Februari 2014 (pict. by: Andhika Yuswantara)

Dalam sebuah penelitian ilmiah, fenomena ini terjadi karena muatan listrik yang dihasilkan itu terjadi ketika fragmen batuan, abu vulkanik dan partikel es bertabrakan dan menghasilkan listrik statis. Pada umumnya, terdapat sekitar 300 kali petir yang muncul ketika gunung berapi mulai menunjukkan aktivitasnya. Erupsi gunung berapi juga melepaskan sejumlah air yang berfungsi sebagai ‘bahan bakar’ badai petir tersebut.

“Selama erupsi terjadi, akan ada banyak petir besar dan kecil serta bunga api yang muncul dan terlihat seperti membelah kawah gunung berapi,” jelas Ronald J Thomas, seorang fisikawan atmosfer dari New Mexico Tech.

kelud erupting 14 Feb 2014 05
kelud erupting 14 Feb 2014 06

Keterangan foto atas: Gunung Kelud saat meletus pada dini hari, Jum’at 14 Februari 2014 (pict. by: Asthadi Setyawan)

3. Hubungan Konjungsi Bulan dan Letusan Kelud

Perlu diketahui bahwa aktifitas gempa tektonik maupun gempa vulkanik biasanya beriringan dengan saat konjungsi maupun purnama Bulan.

http://indocropcircles.files.wordpress.com/2014/02/92d60-poliubhjs.jpg?w=283&h=225 
Adapun purnama Bulan pada bulan Robi’ul Akhir itu bertepatan dengan tanggal 15 Februari 2014 pukul 05:55:46 , yang berarti gunung Kelud meletus 32 jam 5 menit 46 detik sebelum saat purnama. Gunung Kelud meletus beberapa saat (9 menit) setelah Bulan transit di atas langit.

Saat transit bulan, adalah saat dimana posisi Bulan, Bumi dan matahari berada hampir atau paling sejajar pada garis lurus. Artinya, Bulan berada pada posisi paling vertikal diatas kepala kita pada hari itu, atau yang terjadi pada saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya, walau tak terjadio gerhana Bulan namun nyaris nol derajat.

http://i.imgur.com/jGab0dV.jpg 
Pada hari itu, Kamis, 13 Februari 2014 Bulan transit di atas langit Malang dan sekitarnya pada pukul 22:41 WIB, sembilan menit kemudian yakni pukul 22:50 WIB gunung Kelud meletus.

Posisi Bulan saat transit pukul 22:41 WIB berada di azimut 00° 11’ Altitude 68° 50’ dihitung dari lokasi Gunung Kelud yang mana koordinatnya 112° 18’ 28” bujur timur, 7° 55’ 48” lintang selatan.

Adakah korelasinya antara aktivitas gunung meletus dengan fase-fase Bulan maupun transit Bulan? Secara ilmiah saat ini belum ditemukan korelasinya, akan tetapi sudah pasti terjadi peningkatan gaya gravitasi.
Jadi, bisa saja aktivitas vulkanik yang meningkat pada level tertentu sebelum gunung Kelud meletus, adalah akibat adanya pengaruh gaya gravitasi Bulan yang lebih dominan pada saat Bulan transit diatas kota Malang.
Hal tersebut tentunya sedikit banyak akan menarik magma gunung berapi ke arah atas, sehingga memicu gunung berapi yang kondisinya sudah di ujung tanduk untuk meletus.

4 Abu Vulkanik Gunung Kelud Berbeda

Tekstur abu vulkanik gunung Kelud yang diteliti lebih lembut jika dibandingkan dengan abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi. Warna abu juga berbeda. Abu dari Kelud berwarna kecokelatan, sedangkan abu Merapi cenderung abu-abu.

Kandungan kimia abu dari Kelud masih diteliti. Karena teksturnya sangat lembut, abu itu sangat mudah terserap ke dalam paru-paru jika terhirup. Karena itu, masyarakat diwajibkan menggunakan masker.

kelud02

Walaupun bertekstur lembut, abu vulkanik dari Kelud juga sangat licin. Abu vulkanik ini akan memadat dan mengeras jika tersiram air. Ini membahayakan warga yang mengendarai mobil atau sepeda motor karena jalanan yang tertutup abu menjadi licin. Warga diminta berhati-hati.

Abu vulkanik mengandung beberapa unsur kimia. Yang paling dominan adalah silika, aluminium, kalsium, dan kadar besi. Pihak pelayanan masyarakat atau pemerintah telah mengimbau kepada masyarakat agar mengenakan masker. Sebab, abu vulkanik bisa mengakibatkan penyakit   infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

E. Morfologi Gunung Kelud

Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan (strato-volcano) dengan karakteristik letusan yang eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.

Kelud pada 1922 setelah letusan besar yang terjadi pada Mei 1919 diikuti letusan berikutnya pada Desember 1920. Tampak belum ada vegetasi. This August 1922 photo taken from the Northwest, shows the still vegetation-free summit of Kelut volcano following the powerful May 1919 eruption and the relatively mild December 1920 eruption. The 1919 eruption produced devastating pyroclastic flows and lahars that killed over 5,000 people. Photo courtesy of Volcanological Survey of Indonesia. (landslides.usgs.gov)
Gunung Kelud adalah salah satu gunung yang istimewa di Jawa Timur karena letusannya bersifat mendadak, sangat eksplosif dan merusak. Itu sebabnya terbukti dalam catatan sejarah, bahwa gunung Kelud termasuk gunung di Indonesia yang pernah  memakan banyak korban jiwa hingga ribuan, namun tipe letusan seperti gunung Kelud ini cepat mereda.

Setelah letusannya, Gunung Kelud biasanya membentuk kawah lebar yang kemudian terisi air hujan sehingga membentuk danau kawah. Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar pada masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu.

Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah ‘Puncak Gajahmungkur’ di sisi barat dan ‘Puncak Sumbing’ di sisi selatan. (wikipedia dan berbagai sumber).

Kelut volcano has been notorious for the repeated ejection of crater-lake water during eruptions, producing devastating lahars. A series of tunnels and shafts were constructed in the 1920′s to lower the lake level and reduce the hazards of eruptions. Photograph by John Dvorak, 1980, U.S. Geological Survey. (landslides.usgs.gov)
*
GALLERY FOTO LETUSAN KELUD TAHUN 2014 :
Kelud map

kelud petir 02

Kelud volcano exploder with thunder strorm

kelud volcanic dust in Jogjakarta 14 Feb. 2014.

Kelud volcanic dust in Jogjakarta 14 Feb. 2014.

kelud00
 kelud01

kelud03
kelud04
kelud05kelud06kelud07kelud08cara hindari bahaya abu vulkanik
Danau Kawah Gn. Kelud November 2007
Danau Kawah Gn. Kelud 2010
Letusan Gunung Kelud 14 February 2014, pukul 22.50 

Artikel terkait:

Posting Komentar

0 Komentar