Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Geo Politik Energi; Indonesia Menuju Krisis ?


Ini terkait dengan harga minyak dunia saat ini yang tetap berkutat di sekitar harga 80 USD / barrel (kadang 79-80 USD/barrel) dan diprediksi bakal terus menanjak hingga 85 USD per barrel. (catatan: barrel = tong) Malah ada yang berprediksi bisa mencapai 100 USD per barrel!!!
Apa hubungannya dengan harga minyak?

Begini….seperti diketahui minyak adalah bahan pokok strategis yang sangat berpengaruh pada harga barang kebutuhan manusia lainnya; terutama sembako. Harga minyak mentah atau BBM naik, pasti akan disusul dengan naiknya harga kebutuhan pokok dan naiknya tingkat inflasi.

Indonesia adalah negara oil net importer. Saat ini, kita benar-benar telah menjadi pengimpor minyak akibat salah arahnya kebijakan ekonomi nasional atas sumber daya alam sejak era Soeharto, dan diperparah akibat reformasi 1998.

Saat ini, kita mengimpor minyak mentah PER HARI sebesar 400-600 ribu barrel. Sedangkan impor BBM sekitar 400-500 ribu barrel per hari. Hitungan kasar, ada 1 juta barrel per hari Indonesia mengimpor. Dana yang kudu dikeluarkan negara dalam PER BULAN adalah sekitar 2,4 Miliar USD. Ingat ya, itu PER BULAN!!!

Angka 2,4 miliarUSD didapatkan jika harga minyak setara 80 USD per barrel, dimana negara keluarkan dana 80 juta USD per hari untuk impor minyak. Anggap aja ini logika anak TK.


Jumlah dana tersebut memang sangat besar, apalagi dikeluarkan dalam per hari. Dana tersebut diambil dari mana ya? Ya tentunya diambil dari kas negara. Lucunya, APBN tahun 2007 ini asumsi harga minyak dunia cuman 60 USD per barrel. Berarti ada selisih 20 USD per barrel dengan harga minyak dunia saat ini jika masih berkutat di sekitar 80 USD per barrel.

Menurut hitungan, tabungan negara saat ini (dalam hal ini mungkin devisa) cuman ada sekitar 52 Miliar USD. Nah, coba bandingkan dengan pengeluaran negara tiap hari untuk impor minyak. Hitung saja dan prediksikan sampai berapa lama kondisi ekonomi negara bisa bertahan.

Nah, dengan posisi devisa seperti itu dan dengan harga minyak sekitar 80 USD per barrel, umur bertahannya ekonomi negara sekitar 2 tahun. Hitungan ini berasal dari 2,4 miliar USD per bulan yang harus dikeluarkan oleh negara.

Lalu, bagaimana jika harga minyak dunia mencapai 90 – 100 USD per barrel? Kita asumsikan saja 100 USD per barrel. Jika mencapai harga segitu, otomatis 100 USD x 1 juta barrel kebutuhan kita sama dengan 100 juta USD per hari. Hitungan dalam satu bulan berarti ada 3000 juta USD yang harus dikeluarkan negara. Untuk umur negara tercinta ini berarti 52 miliar USD dibagi 3000 juta USD…nah…itu berapa bulan ya ?

Maaf…ini cuman hitungan anak TK lho

Dana yang harus dikeluarkan negara sangat besar untuk konsumsi minyak. Ini belum ditambah hitungan impor barang-barang yang lain….Lihat aja kita semuanya serba impor….berapa lama lagi negara sanggup menahan krisis ini?

Kalo toh ada dana lain untuk menalangi pengeluaran negara atas konsumsi minyak dalam negeri (ambil contoh misal triliunan Rupiah), potensi krisis di Indonesia hanya “tertunda” atau “terhambat” sebentar. Krisis dashyat tetap saja di depan mata.

Kalo toh ada pengamat ekonomi ataupun pejabat negara menyatakan harga minyak dunia saat ini tidak berpengaruh besar pada Indonesia, itu jelas-jelas pengalihan informasi agar masyarakat tidak panik. Jika alasan para pengamat ataupun pejabat menyatakan bahwa masih ada dana lain seperti dana panas/hedge fund luar negeri yang masuk ke Indonesia, itu jelas pernyataan bodoh, dikarenakan dana-dana tersebut banyak tidak terealisasi ke sektor real….cuman kertas doang!

Bisa dibayangkan…apa yang terjadi nanti di Indonesia…. Jika pemerintah mengatasi harga minyak dunia dengan memotong total subsidi BBM pada masyarakat, dampaknya akan langsung pada tingkat inflasi; harga sembako bakal naik…entah, kapan ini akan dilakukan oleh pemerintah….jika dilakukan, bisa terjadi social unrest alias kerusuhan sosial….seperti yang terjadi di negara tetangga kita Myanmar bulan September 2007 lalu.(keterangan: Myanmar mengimpor sekitar 20 ribu bpd; produksi minyak Myanmar cuman sekitar 6000 bpd. Tapi, negara itu kaya akan kandungan gas alam sebesar 20 tcf).

Dampak awal dari kenaikan harga minyak dunia ke Indonesia sebenarnya telah terdeteksi dalam 2 minggu pertama bulan September 2007. Silahkan cek ke media massa nasional (seperti KOMPAS..maaf, saya gak promosi mereka). Simak berita soal kenaikan harga tiket pesawat akibat naiknya harga Avtur. Lihat juga pemotongan subsidi BBM untuk industri (dimana dampaknya akan ke konsumen juga lho). Baca juga soal kenaikan harga komoditi emas. Perhatikan juga soal permainan suku bunga BI untuk menjaga tingkat inflasi dan nilai Rupiah….Itu semua akibat dari kenaikan harga minyak dunia.

Tapi. para pejabat seperti di Ditjen Anggaran Depkeu dan Menteri Fahmi Idris tetap menyatakan: “tenang. gak ada apa-apa kok…belum kiamat” Ini gila…sampai kapan mereka seperti itu? Mau nunggu titik kulminasi? Padahal fakta dan data terbeber secara nyata…sayangnya banyak anggota masyarakat yang tidak paham.

Kenapa Harga Minyak Dunia Naik?

Ya kenapa? Seperti kata iklan. Inti jawabanya adalah tingkat konsumsi dunia tidak lagi sepadan dengan produksi minyak dunia. Konsumsi lebih tinggi ketimbang produksi.

Situasi seperti itu diperparah dengan:
  1. Jumlah refineri di dunia tak bisa mengeluarkan sesuai dengan kebutuhan dunia. Kadang seperti bottle neck.
  2. Situasi politik Irak (negara dengan cadangan minyak sangat besar) belum stabil
  3. Situasi Nigeria (salah satu produsen) juga kadang stabil, kadang gak; pemberontakan ataupun rusuh di delta niger.
  4. Ketegangan akibat isu nuklir Iran (negara minyak yang berkapasitas terbesar nomor dua setelah Arab Saudi).
  5. Ketegangan Rusia terhadap AS; AS berencana memasang missile pencegat di bekas negara Uni Soviet di Eropa Timur.
  6. Venezuela (yang dulunya pemasok BBM terrbesar ke AS) memotong jumlah suplai BBM ke AS, yang berakibat pasar konsumen minyak AS rada panik dan harga malah naik. Venezuela malah menjalin aliansi strategis (ditambah memasok minyak dan BBM) dengan Cuba, China, Rusia, Iran dan negara-negara Amerika Selatan.
  7. Pertumbuhan ekonomi China dan India yang tinggi mengakibatkan konsumsi minyak mereka juga makin naik. Mereka makin haus minyak.
  8. China membangun SPR (Strategic Petroleum Reserves) seperti AS. SPR adalah seperti bunker yang berisi minyak mentah dan BBM ratusan ribu barrel. SPR berguna sebagai cadangan darurat. Ini tentu menambah tingkat konsumsi minyak China.
  9. Terakhir, produsen minyak strategis melakukan transaksi minyak kebanyakan dengan mata uang Euro. Seperti Venezuela, Iran, dll. Ini akibatkan juga nilai mata uang USD terpuruk di depan Euro.
Nah, naiknya harga minyak dunia sebenarnya terendus sejak minggu pertama bulan September ini. Dari kisaran 70-an USD menjadi 80 USD per barrel pada tanggal 12-14 Septmber ini. Harga minyak diprediksi bakal naik lagi sekitar 3 bulan lagi, yakni pada bulan November dan Desember ini. Kenapa? Karena itu adalah bulan-bulan musim dingin di negara-negara maju, terutama AS dan China (2 negara ini saling beradu dalam tingginya konsumsi minyak). BIASANYA, dengan adanya musim dingin (dan juga musim panas), tingkat konsumsi minyak di negara-negara itu akan naik lagi. Dengan sistem ekonomi pasar global seperti saat ini, harga minyak dunia tentunya akan makin beranjak naik lagi. Menurut analis minyak luar negeri, kondisi seperti ini bisa berakibat harga minyak dunia di kisaran 85 USD per barrel di tahun 2008.

Dengan melihat paparan fakta seperti ini, tentu akan SANGAT BERDAMPAK ke Indonesia. Ini tentunya akan berdampak pada naiknya ke harga kebutuhan pokok. Yang akan merasakan adalah kelas menengah-bawah. Prediksi analis, dampaknya akan terasa pada 3 bulan, 6 bulan, atau dan 1 tahun ke depan.

Harga kebutuhan pokok saat ini saja menjelang lebaran saja udah naik; beras, daging, mentega…. Nah,setelah lebaran, harga-harga itu dapat naik lagi seiring dengan ketidakmampuan ekonomi negara menghadapi kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga itu dikarenakan kemungkinan besar negara udah di kondisi kritis.

Kondisi ke arah krisis ini bisa teratasi, jika ada keajaiban atau invisible hand yang menghendaki perdamaian di muka bumi Indonesia. Banyak negara besar ingin Indonesia tetap cool dan peace. Hal ini dikarenakan banyak kepentingan negara-negara lain di Indonesia; sebut saja AS, Jepang, China, Rusia. Indonesia khan cuman tempat bermain mereka; sedangkan rakyat sendiri bisanya melongo…. :) 

Jika toh ada sebuah perubahan besar di negeri ini, semoga bangsa dan tanah air-lah ini yang mendapatkan keuntungan.; bukan segelintir orang, kelompok, hingga mafia ataupun negara lain.
Ini memang terlihat pandangan yang pesimis/skeptis….ya…namanya juga prediksi…hehehehe :)
harga minyak sekarang tuh tinggiiii
(lihat grafik bawah! untuk update, please refresh your browser):

Sumber: http://geopolitikenergi.wordpress.com/bacaan-utama/indonesia-menuju-krisis-revolusi/









Posting Komentar

0 Komentar