Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

MADILOG : MATERIALISME, DIALEKTIKA DAN LOGIKA (PART_5)


MADILOG










MATERIALISME, DIALEKTIKA DAN LOGIKA


(TAN MALAKA)








BAB VII

PENINJAUAN DENGAN MADILOG












Pasal 1. PERMULAAN KATA.




Kembali kita memandang kepada Madilog. Pada permulaan buku ini dia masih satu barang yang kabur. Tetapi lama dia dapat sepuhan. Sekarang dia kembali dari sepuhan dengan memperlihatkan cahaya yang lebih terang.




"Madilog” ialah cara berpikir, yang berdasarkan Materialsime, Dialektika dan Logika buat mencari akibat, yang berdiri atas bukti yang cukup banyaknya dan tujuan diperalamkan dan di peramati.




Madilog bukanlah barang yang baru dan bukanlah buah pikiran saya. Madilog ialah pusaka yang saya terima dari Barat. Bukan pula dimaksudkan diterima oleh otak yang cemerlang




seperti tanah subur menerima tampang yang baik. Saya akui kesederhanaan saya dalam segala-gala, pembawaan atau talent, masyarakat, didikan, pembacaan dan kesempatan.




Maksud saya terutama ialah buat merintis jalan teman sejawat.s aya, dengan buku ini, mempersilahkan mempelajari cara berpikir dunia Barat dengan rendah hati sebagi murid yang jujur dan mata terbuka.




Disini dengan jelas dan terus-terang saya mau mengatakan, bahwa Madilog sama sekali tepat berlawanan dengan "ketimuran” yang digembar-gemborkan lebih dari mestinya, semenjak Indonesia dimasuki tentara Jepang. Lebih jelas pula saya mesti terangkan bahwa




yang saya maksud dengan ketimuran itu, ialah segala-gala yag berhubungan dengan Mystika, Kegaiban, dari manapun juga datangnya di timur ini. tiada pula saya maksudkan, bahwa sudah taka ada yang gaib didunia, yakni sudah semua diketahui. Pengetahuan tiada akan bisa habis dan tiada boleh habis. Seperti juga "satu” kata tuan , "dua” kata saya. "Sejuta” sahut tuan, "Sejuta ditambah satu” jawab saya pula. Dan seterusnya. Demikianlah juga pengetahuan baru menimbulkan persoalan baru, terus-menerus. Tetapi persoalan baru itu akan terus-menerus pula bisa diselesaikan. Tiada ada bats pengetahuan dan tiada pula batas-batasnya persoalan. Inilah bahagian dari kehidupan manusia dan bagian dari dunia pikiran. Barang siapa mengaku, bahwa ada batas pengetahuan atau batas persoalan, maka dia jatuh kelembah mystika keperangkap dogmatisme. Dia akan berpangku tangan, memuncang hidungnya, membilang oum, oum ...............Dia tiada lagi akan emngeluarkan kritik atas pengetahuan yang sudah diperoleh dan tiada akan mencari pengetahuan yang lebih sempurna. Dia mati dengan pengetahuannya, karena pengetahuannyamati pula. Semua barang yang hidup mesti berubah, karena semua perubahan itu menandakan hidup. Tiada ada yang tetap, semuanya berubah. Yang tetap Cuma ketetapan perubahan, atau perubahan ketetapan.




Pasal 2. DARI TITIK TERKECIL KE ALAM RAYA.




Dari atom ke Alam Raya. Langkah kilat kita mesti pakai, melompat dari atom ke Alam Raya. Dari atom, titik benda terkecil, marilah kita melompat kekeluarga matahari kita solar ssytem. Dari keluarga matahari kita ada lagi keluarga matahari yang lain – ke Bintang kita, stellar Universe Alam Raya. Dari alam bintang kita ada agi Alam bintang lain ke sekalian Alam bintang. Universes, Awang-awang (space) dengan Alam-Bintang didalamnya, baik yang sudah bisa diperiksa ataupun yang belum lagi.




Zaman Demokritus, lebih kurang 2500 tahun dahulu, belum lagi punya telescope, teropong raksasa, yang bermulut 100 inchi, yakni 2,5 meter, seperti terdapat di Mount Wilson Observatory di Amerika. Apalagi yang bermulut 5 M seperti sudah ada sekarang. Dengan teropong raksasa 2,5 M sudah terang sekali bisa diambil gambaran dari bintang Yupiter umpamanya, satu bumi, seperti bumi kita ini juga, yakni Matahari yang sudah padam apinya. Bumi Yupter, paling dekat pada kita ada 367.000.000 mil (bukan KM) dan paling jauh

600.000.0000 mil teropong raksasa bermulut 2.5 M sudah bisa diperamati bintang yang jauhnya 500.000.000 tahun sinar. Dalam satu detik, seconde saja sinar bejalan 186.000 mil, jadi dalam satu hari ada 24 x 80 x 60 x 186.000 mil. Satu tahun sinar berarti 365 z 24 z 60 z 60 z 186.000mil ialah + 149.000 Km.




Zaman Demokritus belum lagi punya Spectroscope, perkakas buat memeriksa Spectra, atau warna Sinar (radiatron). Cahaya, light, matahari yang melalui kaca perisma dipisah jadi 7 jajar warna, ktialihat pada pelangi, pengindraan, ialah putih, hitam, merah, hijau, violet, biru dan kuning ! Besi umpamanya mempunyai jajar yang berwarna terkhusus buat besi saja. Jajar berwarna ini ada berhubungan dengan wave-Light, panjang ombak. Begitu jug alement zat asli yang lain-lain. Kalau cahaya yang datang dari matahari umpamanya yang dipisahkan oleh




Spectroscope tadi, memperlihatkan warna terkhusus yang terdapat pada cahaya yang datang dari besi, maka bisa dipastikan bahwa Sang Matahari ada mempuyai besi. Begitulah Stereoscope bisa periksa apa zat asli, elements, terdapat pada bintang dan bumi lain di Alam Raya ini.




Zaman Demokritus belum lagi melahirkan ahli Matematika yang bisa mencuci kaki Newton, Laplace, Poincar, Gauss atau Einstein. Belum lagi melahirkan Dalton, Avagadro yang karena teori mereka sebetulnya jadi bapa Ilmu Kimia zaman sekarang. Apalagi seorang Sir Ernest Rutherford yang bisa memberi "photo” dari “pertempuran atom dan atom”. Demokritus dinamai si Gelap, karena gelap kalimat dalam tulisannya, tiada dimengerti oleh teman sejawatnya ! Dia tiada punya teropong raksasa buat mendekatkan yang jauh dan membesarkan yang kecil. Dia belum mengetahui Ilmu Matematika buat menghitung antar yang jauh, kodratnya benda menarik benda dan cepatnya benda lari. Dia belum punya perkakas buat mengambil photo dari mukanya sendiri, jangankan lagi dari atom, ialah benda yang terkecil, tak bisa dipecah terus lagi itu tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tetapi dialah, Demokritus, bapanya benda terkecil itu. Dan senjatanya buat memperoleh ini




Cuma Dialektika mentah, belum lagi terpadu dan tersepuh, seperti pda zaman Hegel dan Marx. Dengan Dialektika berdasarkan Materialisme bukan Dialektika berdasarkan Mystika seperti terdapat di Asia ! Demokritus memberi pemandangan filsafat tentang Alam Raya yang banyak memberi petunjuk pada pemikir sesudah zamannya.




Kembali ktia kepada titik terkecil tadi, kepada atom tadi ! maka sampai pada zaman Ruhterford, ialah zaman kita abad ke 20 ini sekarang. Atom tadi masih dianggap Hypothesis, persangkaan saja. Pengeritan Dalton yang hidup pada permulaan abad yang lalu pun tentang Atom itu masih jauh berbeda dengan pengertian sekarang. Tetapi sesudah Rutherford dengan gambaran memperlihatkan "bombardement” penembakan Atom dengan Atom itu, maka Atom itu tiadalah lagi satu Hypothesis, persangkaan seorang ahli Dialektika Materialis, melainkan satu benda, satu bukti, satu kenyataan.




Benda terkecil inilah satu-satunya menjadikan Demokrtisu salah satu Filsafat Yunani yang terbesar dimata kita. Demikianlah kebesaran Demokritus terdapat pada benda-terkecil itu.




Demokrtisu, Si Gelap yang menjadi terang benda yang terkecil. Keterangan dari benda terkecil ini sekarang melenyapkan kegelapan tulisannya dan melenyapkan kegelapan Dunia Filsafat dan Ilmu Bukti.







Pasal 3. ATOM




Atom, oleh Ahli Bukti zaman sekarang dianggap sebagai batu tembok pada gedung Alam Raya. Semua benda di Alam Raya di anggap berdiri atas 92 atomnya, zat-asli yang sudah dikenal, besi, perak, timah, dsb. Satu rupanya dan satu sifatnya dengan atom yang diperoleh di Bumi kita, di Matahari kita, di Alam Bintang kita dan sama di Alam Raya. Pendeknya sifatnya atom undangnya berpadu atau berpisah pada ubmi atau bintang yang berjuta-juta mil jauhnya dari kita.




Apakah Atom ? 2. Apakah zatnya dan apa pulakah Kodratnya atom itu ? 3. Ini Cuma satu dua dari banyak pertanyaan yang timbul dari atom saja. Tetapi jauh dari dua pertanyaan itu sudah sedikit sederhada memberi penerangan pada benda terkecil yang tiada bisa dipandang dengan mata telanjang itu.




1. Atom, walaupun tak bisa dipecah lagi sebetulnya satu alam sendirinya pula, mempunyai bahagian pula. Betul tak ada yang lebih kecil dari atom, tetapi barang terkecil pun mesti punya bagian juga, ialah bagian dari dirinya. Kalau masyarakat dunia ini kita pecah, maka pertama kita peroleh umpamanya bangsa atau klas. Kalau klas itu kita pecah lagi, maka kita peroleh golongan, keluarga, famili dan akhirnya kita peroleh manusia. Si manusia ini tiada bisa dipecah lagi. Kalau dipecah lagi kita tiada kaan memperoleh manusia dalam pengertian biasa lagi, melainkan daging atau tulang atau bangkai. Tetapi satu manusia yang tiada bisa dipotong-potong lagi itu, ada punya bagian, badan, kepala, kaki, dan sebagainya. Persamaan diatas ini Cuma buat gambaran saja, buat penolong berpikir saja. Persamaan itu tidak dimaksudkan buat diteruskan dalam segla hal.




Jadi ringkasnya, walaupun atom itu satu benda terkecil, dia ada mempunyai bagian. Rutherford menyimpulkan, bahwa atom yang dia "tembak” itu ada empunyai badan yang dinamai protons. Protons ini pusat yang dikelilingi oleh beberapa badan pula, yang dinamai electrons (ingat perkataan electrone yang memang jadi, jiwa Ilmu Alam sekarang !). Proton yang dikelilingi oleh elektron tadi banyak persamaannya dengan keluarga Matahari ktia. Matahari kita ada dipusat, dan dikelilinginya beredar bumi kita dan beberapa bumi yang lain-lain (Kelak akan diteruskan!).




Proton dengan elektron berkelilingnya itulah yang kita maksudkan diatas dengan Alam Raya Kecil. Besarnya atom itu ialah besar seluruhnya alamnya, yakni alam proton dan elektron dikeliling. Seluruh alam ini jauh lebih besar dari badan pusat, ialah proton tadi. Tetapi badan pusat, yakni proton ini memiliki hampir jumlahnay zat pada alam terkecil ini/ Pusat bernama proton itu mempunyai kodrat menarik, positive charge (+), masing-masing proton pada 92 zat asli dianggap sama. Tetapi banyaknya proton itu pada atom bermacam-macam zat asla tiadalah sama. Demikianlah zat asli Hydrogen punya satu proton dan carbon 12 (1 dan 12 ini dinamai juga berat-atom, angka!). banyaknya proton = angka beratnya atom.




(Bumi-) elektron yang "bisanya” dianggap bererdar mengelilingi (matahari-) proton itu, juga sama pada masing-masing 92 zat asal itu. Tetapi banyaknya elektron pada atomnya bermacam-macam zat asli tiada sama. Demikianlah atom Hydrogen mempunyai 1 bumi elektron, atom helium 2, lithium 3 dan sampai kita berjumpa dengan atom terberat, yakni uranium, yang mempunyai 92 elektron.




Elektron mempunyai kodrat menolak, negative charge (-). Diatas sudah kita terangkan, bahwa proton mempunyai kodrat menarik (+). Kodrat menolak (-) dari 1 elektron sama dengan kodrat menarik (+) dari 1 proton. Hasil dari tolak dan tarik (+ dan -)pada dua arah bertentangan, itulah netral setimbang (0). Seluruh atom-atom jadi setimbang, aman netral, kalau tarikan dari proton kesatu arah sama dengan tolakan elektron pada arah bertentangan. Jadi setimbang, aman, kalau banyak proton yang menarik sama dengan banyak elektron yang menolak.




Kecuali pada Hydrogen, pada badan pusat, pada protonnya atom yang lain jug akita dapati elektron. Jadi elektron tidak didapat pada lingakaran belaka. Misalnya helium ! (mulanya helium didapat di Matahari, kemduian baru dibumi ini. pada hal Ilmu Bukti mendahului mata!) Helium mempunyai 4 Proton pada pusat dan 2 elektron pada lingkaran. Jadi tarikan proton dan tolakan dari elektron tiada setimbang. Alam atom dalam hal ini jadi goyang, bergelora. Supaya menjadi stimbang, mak perlu ditempelkan 2 elektron lagi. Dan 2 elektron ini tertempel ditengah dipusat bersama-sama deegan protons.




Gambar No 1




Disini kita lihat 4 Proton dipusat, 2 elektron dilingkaran dan 2 menempel dipusat sama proton.




Sifatnya satu element, zat asli tiadalah bergantung pada badan pusat pada proton, melainan pada banyaknya eletron.




Chlorine umpamanya dianggap satu zat asli yang aneh, lama dianggap sebagai orang yang suka melanggar undang-undangnya Dr. Prout umpamanya.




Sebabnya karena berat atomnya 35, 46 dan kita tahu bahwa angka beratnya atom itu sama dengan angka banyaknya atom. Jadi tak bisa dipikirkan banyak proton yang berpecahan, tiada genap tiu yakni, 35, 46. bisa dipikirkan 1,2 atau 12.




Tetapi ada dua macam chlorine yang keihatan dengan mata telanjang memang sama rupanya. Yang satu macam mepunyai 17 bumi elektron. Dia mempunyai 35 proton. Jadi buat mengadakan setimbang mesti ada 35-17 = 18 elektron menempel pada pusat. Macam chlorine yang kedua juga mempunyai 17 elektron, tetapi Cuma 37 proton. Buat menjadi setimbang, maka mesti ada 37 – 17 = 20 elektron menempel kepusat.




Kelakuan kedua alam atom chlorine tadi memang sama, sebab banyak bumi elektron ayng beredar pada masing-masing lingkaran memang sama, tetapi berat atomnya berlawanan. Karena berat atom seperti dibilang diatas sama dengan banyak proton pada atom itu. Jadi berat atom chlorinet macam pertama ialah 35 dan macam kedua 37. biasanya chlorine itu ialah campuran dari dua macam chlorine yang berat atomnya tiada sama (37 dan 35) itu. Sebab itulah kita peroleh angka pecahan 35 – 46 tadi. Persoalan diatas sekarang sudah bisa kita jawab.




Apakah atom ? Walaupuan tiada sempurna dan memang tak bisa sempurna sebab pengetahuan selalu mengembang, sementara kita bisa menjawab : Atom ialah Titik Benda Terkecil, yang terdiri dari porotn dan elektron. (Dengan benda Terkecil, yang terdiri dari




proton dan elektron. (dengan benda terkecil yang dimaksudkan benda yang tiada bisa dipecah lagi, sepadan dnegan tingkat majunya Ilmu Bukti ; pada hari depan boleh jadi atom itu lebih kecil lagi dari atom sekrang !). kita sedikit tahu tentang listrik. Proton dan elektron ini banyak berkenaan dengan Listrik yang bisa pakai dan lihat hari-hari. Bukan listrik sebagai "Ding An-Sichnya”. Ahli Filsafat Kant atau Idealist yang lain-lain : Kodrat ? Juga terdapat pada listrik, menari (+) dan menolak (-) dan bisa dihitung. Prootn dan elektron pada atomnya 92 zat asli yang terkenal di Alam Raya ini "sama”. Begitu juga undangnya bermacam-macam atom itu berpadu dan berpisah "sama” dibumi kita ini dengan undang perpaduan dan perpisahan atom yang jauhnya 500.000.000 tahun sinar atau 10 x lebihun !




Kita saksikan diatas Cuma kesetimbanga, kemauan satu-satu atom. Tetapi kalau tiap-tiap atom dari tiap-tiap zat asli tinggal setibang aman, artinya tolakan sama dengan tarikan (+) = (-) maka ktia tak akan mendapat perpaduan, ialah perpaduan satu macam atom dnegan atom yang lain. Molecule dari air H2O umpamanya, ialah perpaduan hydrogen (H) dengan Oxigen (O). Molecule dari garam-dapur (NaCI) ialah paduan (compound, bukan campuran, yakni mixture!) dua zat asal acdium (Na) dan chlorine (Cl).




Bagaimana bisa terjadi perbedaan. Peramatilah gambaran No. 2.




Dua lingkaran ini menggambarkan lingkaran yang diedari oleh elektron dari H yaitu Hydrogen dan He = Helim. Pada badan pusat ada proton yang tiada digambarkan. Pada lingkaran dikiri da satu elektron (-) yang dengan proton (+) mengadakan perdamaian setimbangan. Pada lingkaran kanan ada 2 elektron (-), yang dengan dua proton (+) mengadakan pertimbangan pula. Setimbang dua elektron helium ini, dianggap satu setimbangan yang tak mudah diganggu.




Sesudah He, maka pada tiap-tiap 7 atom menurut The Law of Octaves seperti pada noot dalam musik dan pada tiap-tiap 17 atom menurut Mendelief, elektron bertambah satu.




Satu barisa 7 atom itu menurut susunan Law of Octaves ada digambarkan dibawah ini. Gambaran No 3.




Zat asli berikut 1º Li = Lithium, 2º Be = Beryllium, 3º B = Baron, 4º C = Carbon, 5º N = Nitrogen, 6º O = Oxigen, 7º F = Fluorine. Dibawah ialah 8º Ne = Neon. Masing-masing punya 2 lingkaran, dalam dan luar. Pada lingkaran dalam ada tetap 2 elektron. (Proton tidak digambarkan!) pdaa lingkaran luar dari 1 sampai 8, elektron naik dari 1 pada Li sampai jadi 8, pda Ne. Jadi Ne mempunyai 2 elektron pada lingkaran dalam dan 8 pada lingkaran luar (2-8). Susunan 2-8 ini pada Ne seperti susunan 2 elektron pada Ne, diatas tadi dianggap satu setimbangan, kemauan yang tiada mudah diganggu.




Maka adalah 92 elements. Zat Asli itu boleh disusun 7 sejajar menurut Laws of Octaves (pendapatnya Newlands !) atau disusun 17 sejajar menurut "Periode Table” dari pendapat Mendelief (susunan Mendelief pembaca bisa atur atau pikirkan sendiri!).




Jadi dari Ne kita bisa memasang lagi 7 Zat Asli sampai kita bertemukan Zat asli yang tak mudah, diganggu pula keamanannya. Sekarang tiada lagi satu, melainkan dua lingkaran luar. Barisan seperti dibawah ini dimulai dengan Ne, yaitu yang ber-elektron 2-8 tadi. Dengan dua lingkarannya menjadi 2-8-0 Gambaran No. 4.




Ne 2-8-0 Na 2-8-1 Mg 2-8-2 Al 2-8-3 SI 2-8-4 P 2-8-5 S 2-8-6 Cl 2-8-7







Kembali pada pertanyaan bermula : Bagaimanakah atom berpadu ? Molecule garam ialah NaCL, satu atom Na = radium kawin dengan satu Atom CL = chlorine. Pada barisan diatas ktia jumpai Na itu pada tempat ke 2 dan mempunyai elektron 2-8-1. Cl terdapat pada 7 tingkat lebih tinggi yaitu tempat ke 8 dan mempunyai susunan elektron 2-8-7.




Diatas sudah kita terangkan, bahwa elektronnya He = 2 dan elektronnya Ne = 2-8- atau 2-8-0 ada aman, tetap, tak bisa diganggu : Setia pada atomnya. Tetapi yang lain-lain susunan dari 2-8-1 samapai 2-8-7 tak ada yang setia pada sarangnya. Dia mau keluar, melmpat mencari jodoh, supaya menjadi kembar mengadakan angka 8.




Demikianlah "1” pada Na yang 2-8-1 alau berjumpa dengan "7” pada Cl, maka mereka berlaku seperti putera-puteri yang rela sehidup-semati, meninggalkan rumah ibu, dan mengadakan perkawinan pada molecule NaCl, ialah garam dapur.




Sang Garam bukan campuran, melainkan suatu paduan, compound. Benda baru bersifat laindari kedua asalnya masing-masing ialah Na dan Cl. Sedangkan kedua zat asalnya itu Na dan Cl itu masing-masing racun yang jahanam sekali; dua sejoli, sang garam dapur, jadi benda yang penting buat jasmani manusia dan hewan.




Perpaduan itu berlaku menurut undang yang tentu tak pernah undang itu dilanggar, dibumi kita, di keluarga matahari kita, ataupun di Alamar Raya (menurut undang Valency, undang nilainya atom yang berhubungan dengan teori Dalton). Mg umpamanya kalau berjumpakan Cl tiada berpadukan satu dengan satu melainkan 1 atom Mg dan 2 atom Cl. Jadi Mg = 2-8-2, kehilangan eletronnya, yang tebrang menemui 2 elektronen Cl, pada 2 tempat pada 2 alam terkecil, masing-masing 2-8-7. muris sekolah menengah tahu, bahwa Mg bernama divalnet, bernilai 2.




P = Phosphorus (2-8-5) boleh mendapatkan keamanan dengan 2 jalan. Pertama dia bisa lemparkan 5 elektron dan tinggal jadi atom yang aman (2-8) atau seperti Arjuna yang dia bisa rebut 3 elektron dan jadi alam yang aman pula. (2-8-8). Paduan pertama bernama phosphorus pentoxyde (P2 O5) dan paduan kedua bergelar phosphire PH3. Sekarang baru kita mengerti kenapa 11,1% Hydrogen berpadu dengan 88,9 % Oxigen (O) seperti kita majukan pada permulaan buku ini. menurutnya undangnya Dalton, maka satu atom berpadu dengan yang lain menurut angka yang tetap. 2 atom H berpadu dnegan 1 atom O yang beratnya 16 atom H. Jadi perbandingan berat dari kedua atom itu ialah : 2 : 16 atau 1 : 8 yakni cocok dengan 11,1 % dan 88,9 %.




Begitulah penerbangan elektron dari satu alam atom ke elektron lain pada alma atom lain berlaku menurut undang yang pasti, yang benar hakekatnya buat seluruh alam raya.




Laws of Octaves ataupun Periodic table maksudnya ialah mengusun atom yang 92 itu menurut elektron liar masing-masing. Sesudah naik sampai mendapat 7 elektron liar menurut Law of Octaves atau 17 menurut Periodic Table, maka kita dapati atom yang banyak persamaan dengan tingkat pertama.




Menurut Law of Octaves, susunan itu : Gambaran No. 5 :




Li Be B C N O F Na Mg Al Sl P S Cl




Demikianlah kalau kita naik 7 anak tangga dari Li kita sampai pada Na, yang banyak bersamaan rupa dan sifat dengan Li tadi, kita naik dari Be kita sampai pada Mg dan seterusnya, dan sebagainya. Sekarang kita ingat pada para bapak Kimia Arab yang sebetulya tiadalah begitu edan atau gila, yang mencari "philosophers atene”, zat yang bisa menukar (transmute) sesuatu logam menjadi emas. Pada tahun 1816 Dr Prout memperingatkan, bahwa satu atom tiadalah berapa bedanya dengan atom yang lain. Dan semuanya dibangunkan dari atom Hydrogen (H). Laws of Octaves atau Periodic Tablenya Mendelief memperlihatkan, bahwa satu element (zat asli) bisa menjelma menjadi, zat-asli yang lain. Yang penting pula akhirnya yang terpaksa diterangkan lebih panjang tai sudah bisa sekarang dimaklumkan, ialah Sedikit (banyak) benda, bisa diubah menjadi bukan main besarnya kodrat (energy). Menurut perhitungan para ahli, maka proton yang (+) itu dipertempurkan dengan elektron yang (-) itu, maka hasil pertempuran itu adalah kodrat yang maha hebat.




Proton dan eletron keduanya hilang binasa, musnah. Atomnya 1 ounce (1/24 Kg) batu arang bisa dengan pertempuran itu menghasilkan kodrat 180.000 kuda. Disini bisa kelihatan, bahwa benda bisa ditukar dengan "kodrat”. Disini pula para ahli kegaiban yang menarik napas itu mendapat undang baru. Nah katanya : Disini nayta bahwa benda sama dengan kodrat dan dengan main sulap seperti biasa dia membalikkan hakekat dengan membalikkan Logika : "kodrat” itu sama-diri dengan "benda”. Tetapi buat bisa sebaliknya yang nyata, ialah kodrat itu saja tak bisa menimbulkan benda, seperti terjemahan mystikus. Benda mesti mengandung kodrat, tetapi sebaliknya, kodrat sendirinya, tak berbenda yaitu tidak ada bendanya. Kodrat uap yang menjalankan kereta, terpaut pada air, kodrat besi berani (magnetisme) pada besinya listrik pada obat kimia atau besi beraninya.




PEMANDANGAN (MADILOG).




Peralaman yang bisa dilakukan dengan atom itu, sepeti bombardement atomnya Rutherford, dan berhubung dnegan atom juga, ialah "radio activity”, yakni kelakuan atomnya "radium”, yang pertama diketahui dan diperalamkan oleh Tuan-Nyonya dan sekarang diteruskan oleh Nona Curiw, masih termasuk pada zaman turunan ktia ini.




Hegel dan Marx pada abad ke-19 belum bisa melihat radiumnya familie Curie dan photo Rutherford yang menunjukkan pertempuran atom dan atom. Atom pada masa itu masih dalam daerah hypothesis, persangkaan belaka, walaupun sudah berubah dari bentuk Demokritus ke bentuk Dalton dan Dr. Prout, yang hidup pada abad ke-19 juga. Pendeknya peredaran bumi elektron mengelilingi matahari proton, belumlah masuk jadi bukti yang bisa digambarkan dan disaksikan.




Dalam pemabcan dan perinagtan saya yag terbatas sekali ini. saya juga belum bertemu dengan tulisan Marx, ataupun Engels, Plechanoff dan Lenin .......... atau lain-lainnya, yang menjatuhkan alam "atom” ini kebawah microscope Dialektika Materialisme.




Sebab itu saya sangsi mengambil simpulan ! Tetapi kalau tak ada keberanian, memanglah tak bisa didapat kemajuan, terutama dalam pengetahuan. Kesilapan saya diharap boleh menjadi alat adanya hakekat baru. Tak ada hakekat yang tidak didahului oleh kesilapan. Hakekat ialah anak kesilapan. Dan kesilapan itu bisa jadi bapak sesuatu hakekat.




Jadi atas pertanggungan saya sendiri, dan dimata saya sendiri, pada Alam Terkecil inilah saya lihat perlakuan, penglaksanaan pertama dari Dialektika Materialisme. Disinilah pertama sekali berlaku "wirkliche Logik der wirkliche Gegenstandenya Marx” ilmu berpikir yang sebenarnya dari pada Benda yang sebenarnya. (Maksud Marx tentulah : Wirkliche Dialektik der wirkliche Gegenstande).




Pertama : Negation der Negation, pembatan kebatan. Tiadalah berlaku lebih dahulu pada Ide, dalam pikiran , seperti menurut Hegel, melainkan pada Benda, walaupun benda itu takbisa dipandang dengan mata-tak-berpekakas.




Kedua : Quantity jadi quality, bukanlah berasal dari dunia rohani, melainkan pada dunia benda, zat yang akhirnya, lambat launnya membayag ke dalam cermin otak manusia.




PERTAMA : PEMBATALAN KEBATALAN.




Syahdan, bermula saya kenal proton sebagai thesis, yang pertama "ada” sebagai kodrat penarik (+). Elektron (-) sebagai benda juga yang membatalkan yang mempunyai kodrat menolak ke arah yang bertentangan, sebagai (-). (Kalau menolak dianggap (+), maka menarik mesti kita anggap (-). Dari perjuangan thesis dan anti-thesis, proton dan elektron itu, kodrat menarik dan menolak itu, + dan – itu dari kebatalan proton seperti benda tunggal itu timbullah benda atom bulatnya, benda atom seluruhnya yang mengikat proton dan elektorn itu.




Timbullah pula "setimbangan” keamanan, harmonie, timbullah pemabtalan dari kebatalan "Negation der Negation”. Disini juga nyata, bahwa benda (proton atau elektron) itu mengandung kodrat (+ atau-) dan kodrat itu tak bisa bertambah dari benda.




Seterusnya : Menjadi thesis pula atom yang ingkar, yang mengganjil dari atom teman sejawatnya yang mengandung sidat menarik (+). Dia berjumpakan dengan anti-thesis, ialah atom ingkat pula dari jenis atom yang lain yang berkodrat menolak pada arah bertentangan (-).




Kedua atom yang datang dari golongan berlainan itu sekarang mengadakan setimbangan, keamanan yang baru pula. Mereka mengadakan benda yang baru, bernama Molecule. Benda Molecul inilah bentuknya pembatalan kebatalan, negation der nagation.




KEDUA : PERUBAHAN BILANGAN (BANYAKNYA) MENJADI PERUBAHAN SIFAT.




Kita perhatikan semua 92 zat asli yang sudah diketahui (sekarang) itu ! Semuanya boleh dibagi atas beberapa jenis (atau musim) yang masing-masingnya mempunyai 7 atom menurut Law of Octaves, atau 17 atom, menurut Periodic Table (daftar musim). Satu anggota dari satu jenis musim berbedanya dengan anggota lain dari jenis musim itu juga, Cuma dalam banyak angkanya elektron. Jadi nomor 1 naik ke nomor 8 elektron. Tetapi sesudah sampai ke No. 8, maka perbedaan banyak elektron tadi bertukar, menjadi perbedan sifat : tiada lagi di atom yang mudah terganggu keamanannya, melainkan menjadi atom yang setimbang, tak mudah diganggu keamanannya.Dari sifat pelari menjadi sifat setia. Disini kita lihat perlakuan : Quantity berubah menjadi quality, perubahan banyak elektron tadi bertukar menjadi perubahan sifat yakni mudah terganggu menjadi setimbang (demikianlah Be, B, C, N, O, F (lihat gambar No. 5 (L .........) semuanya mempunyai eletkron yang berkenaikan, dan semuanya mudah terganggu, lekas mau sarak ! Tetapi tiba-tiba kita sampai pada Na, ialah atom, yang tak mudah diganggu (setia). (Dari Be kita sampai ke Mg, dari B ke Al dsb). (dalam Periodic Table tadi kita juga melihat perlakuan pembatalan kebatalan. Kita ingat akan contoh Engels, ialah gandum. Mulanya gandum dibatalkan oleh pokok gandum. Kebatalan ini akhirnya dibatalkan oleh "buah” gandum. Pembatalan dari kebatalan ini kembali pada asal, ialah gandum. Tetapi gandum pada ujung, yakni pembatalan kebatalan, lebih banyak dari gandum tampang. Begitu juga Li sebagai thesis akhirnya mendapatkan Na ; Be mendapatkan Mg ; B mendapatkan Al dan sebagainya, dan atom yang baru lebih banyak elektronnya dari atom tampang : Na lebih banyak dari Li, Mg lebih banyak dari Be dsb).




Nyatalah sudah alam kita yang terkecil itu selalu dalam gelora, tarik dan tolak, dalam gelora pergerakan dan pertentangan. Sebab itulah tiada mengherankan kalau terutama sekali sebetulnya kita berada di daerah Dialektika, yakni : Dialektika Materialisme. Tetapi sekarang scintist masih cukup mendapat lapangan dimana Logika bersimaharajalela. Persoalan yang pasti, menurut Ueberweg, mesti dijawab dnegan jawab yang pasti, ya itu ya, A bukan non A. Cepatnya atom berlari dalam tempo yang tertentu, kuatnya atom menarik, menurut berat atau massa (banyak zatnya) yang tentu undangnya para atom berpadu dan berpisah dan 1001 persoalan yang berhubung dengan gerakan, banyak dan sifatnya atom atau molecule, mesti dijawab dnegan Logika atau Matematika. Tetapi bermula jangan dilupakan, bahwa ada moment, saatnya dimana A itu sama dengan non A "ya itu berarti tidak”. Saya lihat disini bukanlah rohani tunggal itu yang mengadakan Yang-Nyata, Absolute.




Idenya Hegel yang mengadakan Reality. Kalau ada yang tungga, ke-Esaan, maka ke-Esaan itu terdapat pada Benda, pada Alam terkecil, pada Atom. Disini sudah boleh diperalamkan dan diperhitungan, bahwa proton pada Zat Asli manapun di Alam Raya in ibersamaan, Elektron pun bersaman satu-satu dengan lainnya, begitu juga undangnya, Atom bertempur, berpadu, atau berpisah. Semua atom dari semua Zat Asli boleh disusutkan pada Hydrogen, di-esakan oleh Hydrogen. Jadi benda, barang yang nyata, Hydrogenlah yang mempersatukan semua zat dalam Alam Raya ini. boleh jadi sekali besok atau lusa ada Zat asli lain dari Hydrogen, yang dianggap pangkal dari zat. Dan mungkin, ya, boleh jadi sekali proton atau elektron boleh dipecah lagi – semua thesis itu mengandung anti-thesis dan semua anti-thesis itu mengandung thesis pula – tetapi yang jadi pengkal tetap benda, berapaun juga kecilnya. Atom bersifat menarik (+) bisa dipertemukan dengan benda berifat menolak (-). Hasilnya ialah petusnya, pertempuran itu, ialah kodrat yang maha hebat. Tetapi kodrat itu sendiri tak berbenda, tak ada di Alam Raya ini. bagaimana benda itu bergerak, bertempur, berpadu dan bercerai, cara dan aturan itulah yang menjadi undang, yakni yang dalam bahasa kita, manusia, dinamai undang. Pada tingkat science sekrang ini, Hydrogen itulah ke-esaan semua zat. Aturannya Hydrogen bergerak, berpadu, berpisah, menjelma pada atom yang lain diseluruh Alam Raya inilah yang membayang di otak kita. Bukan Rohani atau Ide, pikiran yang membikin Yang Nyata, melainkan yang Nyata, Benda dan Undangnyalah yang terletak diotak, mental, manusia.




Pasal 4. KELUARGA MATAHARI KITA




Dr. H. Spencer Jones menulis satu buku, bernama "LIFE ON THE OTHER WORLD”




(Hidup di Bumi lain). Dr. Jones menulis dalam bukunya itu, apakah yang hidup dalam bumi lain-lainnya. Buku tadi ditulis ditahun 1940, jadi boleh dikatakanbaru sekali. Lagi pula ditulis di Negara Inggris ; negara ini memasyhurkan dirinya, karena disana ada demokrasi asli, ada kemerdekaan penuh buat berkata, menulis dan berkumpul. Kemerdekaan mengeluarkan pikiran itu tiadalah memerdekakan pujangga Jones dari Gereja Resmi, apabila ia meraba perkara yang begitu penting, ialah yang Hidup. Perkara yang Hidup ini di Negara Merdeka, demokratis, yang dianggap seperti monopolinya Gereja resmi. Agama monotheisme, bertuhan Esa, sudah mempunyai kepercayaan "yang tak lekang dek panas dan tak lapuk dek hujan” perkara yang Hidup itu. Teman sejawat pengarang Dr. Jones, pula seorang ahi Bintang pun juga sudah memeriksa perkara hidup dilain bumi itu. Teman Dr. Jones bernama Fontenelle, sebelumnya memberanikan diri memeriksa perkara yang mengenai kepercayaan tu mengucapkan sembah simpuh terlebih dahulu. Sembah simpuh inilah yang terlebih dahulu dicatat oleh Dr. Jones dalam bukunya tadi, sebagai sesuatu syarat minta izin kepada yang monopoli atas perkara itu. Bunyi sembah simpuh itu, diantaranya : "Bahwa menempatkan manusia didalam ini tempat dari bumi kita ini berbahaya sekali buat agama”.




Lebih kurang 500 tahun dahulu, maka Antonio Bruno, Ahli Bintang Italia dibakar hidup-hidup, karena ia memajukan teori tentangan gerakan bumi yang bertentangan dengan kepercayaan resmi. Copernicus dan Galilea dibelakangnya Bruno mesti bermain sandiwara dan mengaretkan lidahnya supaya badannya dijauhkan dari unggun api.




Penulis ini kebetulan pula termasuk keluarga yang mempunyai kakek yang terkendal dalam daerahnya, sebagai ahli falak. Walaupun kuburan Sang Kakek dianggap sakti kramat, tetapi perkara ilmu bintang itu, adalah perkara yang mesti dibisikkan diantara anggota keluarga saja. Saya masih ingat pesan Sang Ibu yang selalu diucapkan kepada saya, supaya berlaku "awas” sekali terhadap Ilmu Bintang. Entah karena Sang Kakek mengandung faham yang berbahaya terhadap Ilmu Bintang, entah karena sendiri memusuhi faham yang dianggap berbahaya, tiadalah saya tahu ............wallahu Allam.




Tetapi syukurlah sudah bukti, bahwa tiada didalam dunia Agama serani saja, tetapi didalam dunia Islm pun Ilmu Bintang itu mengandung beberapa perkara yang menyinggung kepercayaan resmi – Ilmu Bintang itu didaerah montheisme seolah-olah senantiasa berada dibawah pengawasan sensor !




Tiadalah pula mengherankan kalau Ilmu Bintang itu mesti di buntutui, dikempei-i saja. Memangnya faham tentang bumi dan langit saja, tentang keadaan dan asalnya bumi dan langit itu pada Ilmu Bukti dan Agama berbeda seperti siang dan malam.




Dua perkara saja yang amat menyolok mata.




Pertama, bumi dan bintang itu oleh Agama dianggap sebagai firmannya Tuhan. Ilmu Bukti menyangka sebagai buahnya evolusi, kemajuan menurut undang sendiri, dalam juta-jutaan tahun : dari leburan benda (molten masa), dari kabut menyala, kabut Hydrogen, sampai ke Alam Raya kita sekarang ini.




Kedua : Bumi kita ini dianggap sebagai bumi yang tunggal dan besar. Tetapi tiada bergerak. Bumi kita ini adalah pusatnya matahari dan bintang yang mengedari bumi kita ini. matahari dan bintang ini dianggap sebagai malaikat pada satu langit yang dianggap sebagai salah satu dari bumi yang banyak.




Lagi pula bumi ini sangat kecil sekali kalau dibandingkan dengan besarnya matahari saja. Matahari inipun Cuma salah satu dari bintang menengah saja, diantara juta-jutaan bintang di Alam Raya ini. bumi ini bukan pula pusatnya Alam ini. bumi ini mengedari matahari, yang bukan pusat pula di Alam Raya ini. matahari inipun sebetulnya tiada tetap, karena ia berputar disekeliling sumbuya sendiri. ketika bumi mengedari matahari, bumi itu berputar pula pada sumbunya sndiri. Sebab itu kita melihat bintang yang mengelilingi bumi. Lagit yang dianggap padat itu tak ada dalam Ilmu Bintang. Walaupun teropong bisa jauh memandang sampai 500.000.000 tahun sinar, langit padat itu tak kelihatan. Yang ada Cuma awang-awang kosong, dan didalamnya ada berjuta-juta bintang, bumi dan bulan (satlliet) yang sangat berjauhan pula satu sama lainnya.




Sangat jauh bedanya peranggapan ahli bintang zaman sekarang dengan ahli agama. Walaupun bgitu tiadalah perlu rasanya saya memperingatkan amnaat kakek saya kepada pembaca Muslimin ataupun Serani yang beriman teguh, yakni berlaku awas terhadap Ilmu Bintang. Hendaknya pembaca anggap Ilmu Bukti tinggal Ilmu Bukti dan Agama tetap Agama.s ekarang marilah ktia pasang satu contoh, modelnya keluarga matahari ktia (bukan keluarga matahari lain).




Ini perkara susah sekali dipraktekan. Karena kita mesti kecilkan besarnya matahari dan beberapa keluargnya dengan satu angka yang mesti kita pakai buat mengecilkan antara matahari dan keluarganya. Seorang ahli Bintang Inggris yang termasyhur, bernama Sir James Joans sudah mengecilkan matahaari itu sampai sekecil gandum. Tetapi antaranya dengan keluarganya masih terlalu besar !




Jadi kalau kita mesti pakai ukuran, pasti pekerjaan itu susah kita jalankan. Baiklah kita pakai ukuran semabarangan saja buat memberi contoh yang sederhana sekali. Marilah kita bersama-sama pergi ketanah Lapang Gambir ketika malam masih gelap-gulita. Dipusat tanah lapang itu kita taruh boleh listrik menyala, sebesar buola raga. Dalam pikiran kita andaikan bole listrik ini Sang Matahari : Kira-kira satu meter jauhnya dari bola listrik menyala tadi, kita taruh benda kira-kira bundar pula yang besarnya kurang dari 1/1000 dari bola listrik kita. Bola ini adalah kita andaikan bumi – hari-hari disebut bintang ! – Mercury, kira-kira 2 meter jauhnya dari pusat bola listrik tadi kita aruh pula bolah lebih kurang 21 kali sebesar Mercury tadi. Ini andaikan bumi Venus. 3 Meter jauhnya dari pusat matahari, bola listrik tadi kita taruh satu bola pula sedikit lebih besar dari bola Venus, sebetulnya 1/332 dari besarnya bola listrik. Ini Bumi kita ini. Kemudian 4 ½ meter dari pusat bola listrik tadi kita taruh bola lagi 1/10 besarnya (isinya) dari bola bumi kita. Ini andaikan bintang yakni bumi Mars. 15 meter dari pusat bola listrik, 317 x sebesar bumi kita. Ini andaikan bumi (bintang disebut orang) Jupiter.




28 ½ meter dari pusat, bola listrik kita taruh pula satu bola lebih dari seperempat bola listrik. Ini bumi Saturnus. 57 meter jauhnya dari pusat, bole listrik kita, ktia taruh bola + 15 x sebesar bola bumi kita. Ini bumi Uranus. Sekarang 90 meter jauhnya dari pusat, kita pasang bola kecil pula 17 x sebesar bola bumi kita. Ini Neptunus namnaya. Akhirnya 120 meter jauhnya dari pusat kita pasang bola 10 x sebesar bola bumi kita. Ini bumi Pluto.




Jadi semuanya ada satu bola, sebagai matahari dan 9 bola sebesar bumi yang berlainan besar dan jauhnya dari matahari tadi. Kini kita panggil kodrat, buat memutar 9 bumi tadi mengelilingi matahari, dengan kecepatan berlainan-lain. Inilah gambaran sederhana dari keluarga matahari ktia. Di pusat dengan berputar mengedari sumbuhnya sendiri ktia dapati Sang Matahari. Berkelilingnya pada satu lapang yang kira-kira datar beredar terutama 9 bumi dengan bermacam-macam kecepatan. Kita boleh taruh pula pola besarnya 1/100 bola bumi kita, dan suruh bola beredar mengelilingi bumi kita. Ini Bulan ! Sambil mengedari bumi kita. Bulan itu bersama-sama dengan Bumi mengedari Matahari pula. Sebab itulah dia dinamai satllite, pengikut, ialah pengikut bumi.




Satu edaran bumi kita namai 1 tahun. Begitulah lamanya bumi kita mengedari matahari




yang = 265 hari itu kita namai setahun. Sebab cepatnya 9 bumi tadi beredar tiada sama, maka tahun masing-maisng bumi itu tiada sama pula. Dan lingkaran yang diedari masing-masing bumi itu bukanlah pula bundaran tulen "circle”, melainkan bundaran picak "ellipse”.




Tetapi perkara cepat beredar, kekuatan tarik-menarik, lamanya tahun, atau hari masing-masing bumi mengelilingi matahari itu, atau bumi masing-masing mengedari sumbunya sendiri, adalah perkaranya ahli Bintang dan Matematika. Kejituan menghitung dari tahun ke tahun, dari abad ke abad, dari zaman Egypte sampai sekarag ada berubah-ubah menurut kejituan perkakas mempermatai dan menurut kejituan Ilmu dan Matematika pada berlainan abad. Perkara hitung-menghitung itu adalah di luar daerah buku ini. tetapi semuanya banyak termasuk pada daerah Logika.




Yang sudah biasa kita saksikan pada gambaran yang segala sederhana itu ialah :




Bumi kita ini tiadalah tunggal. Pada keluarga matahari kita ini saja bumi kita Cuma salah satu dari 9 bumi. Dia tiadalah yang terbesar. Dia nomor 6 dari bumi Jupiter, Saturnus, Neptunus, Uranu dan Pluto, yang berikut-ikut 317 x 94,3x 17x 14,65 x dan 10 sebesar bumi kita yang digembar-gemborkan ini.




1. Sang bumi kita ini tiadalah berdiam tetap dikelilingi oleh matahari dan bulan berjuta-juta bintang buat meneranginya, mengabdi kepadanya : seperti Seri Paduka Yang Maha Mulia bersemayam diatas singgasana kerajaannya, dikelilingi oleh mangkubumi, perdana menteri dan hulubalang yang berhamburan terbang dari magrib sampai ke Masyrik buat melakukan perintahnya dari sudut mata atau telunjuknya saja. Melainkan ia satu bumi yang amat kecil, yang puntang-panting mengedari matahari yang mesti dijalankannya dalam tempo yang pasti. Pada saat dia mengedari matahari itu dia tunggang langgang pula mesti berputar mengelilingi sumbunya sendiri, 24 jam lamanya sekali berputar.




2. PEMANDANGAN (MADILOG).




Saya harap sekarang kita sudah dapat gambaran sederhana tentang keluarga mtahari kita.Sudahlah cukup buat mengadkan pemandangan yang sekadarnya.




Pertama : Benda yang kita dapat pada alam-terkecil, pada atom dahulu itu juga kita jumpai pada alam matahari ktia. Proton yang menarik (+) dan elektron (-) terdapat pada 92 element yang terkenal, juga terdapat pada zat yang ada pada matahari dan keluarganya, ialah 9 bumi (sebetulnya lebih banyak dari pada itu !). Nebula, kabut menyala, yakni zat-asli-menyala, sebagai asalnya matahari kita dan keluarganya sudah diakui syahnya oleh peralaman zaman sekrang. Matahari ktia sekarang ialah neneknya bumi kita dan 8 bumi keluarganya matahari yang lain itu. Matahari kita ini sekarang masih menyala keras. Tetapi semua zat yang terdapat pada bumi kita yang kulitnya sudah dingin dan beku ini, tetapi dalamnya masih menyala terus, sebagai "magma”. Dengan memakai spectroscope dan emmeriksa jajar-warna (spectra) yang datang dari mtahari, maka Russell memeriksa jenis dan banyaknya tiap-tiap jenis zat-asli (element) yang didapat di matahari itu. Banyaknya tiap-taip 14 zat-asli yang terutama didapat dibumi ini : besi, nikkel, tembaga dsb, tiada berapa bedanya dari banyaknya zat-asli yang terdapat di matahari itu. Ini menunjukkan aslanya sama diantara matahari dan bumi. Begitu juga spectra jajar-warna yang datang dari bintang, yakni matahari – yang lain-lain di Alam Raya, menunjukkan persamaan jenis dan banyaknya. Dnegan jalan lain, teori lain dan peralaman, experiment lain, ahli Bintang juga kembali kepada kebenaran ini, yaitu : semua bindang dan bumi diawang-awang ini asalnya satu atom besar, jadi kabut menyala juga. Peralaman dengan perkakas memperlihatkan, bahwa Alam Raya mengembang dengan tetap, seperti bole permainan anak-anak yang dihembus. Dnegan mengembangnya Alam Raya, maka antara bintang dan bintang mengembang pula. Menurut perhitungan, maka antaranya menjadi berlipat dua dalam 1.300.000.000 tahun. Jadi 1.300.000.000 tahun lampau antara satu bintang dan bintang lain setengah dari antara sekarang. Makin lama kita kembali kebelakang makin rapat kedua bintang tadi. Demikianlah pada satu tempo kedua bintang tadi mesti berpadu. Begitu juga sekalian bintang matahari dan bumi dan pengikut bumi di Alam Raya. Paduan itulah Atom Besar yang menyala. Seperti pada pasal Atom lebih dahulu sudah kita lihat,




bahwa asal bermula sekali dari 92 alement yang dikenal itu ialah Atom dari Hydrogen, yang terdiri dari proton (+) dan elektron (-). Ke-Esaan benda di Alam Raya ialah ke=-esaan Atom. Pada tingginya tingkat sience sekarang ke-esaan Atom itu terdapat pada Hydrogen, "Maha Dewa Hawa Air”.




Kedua : Sudah juga kita kaji, bahwa berpaduan dan perpisahan Atom berlaku menurut undang-undang "pembatalan kebatalan”. Leketron membatalkan proton, dan hasilnya pada tingkat pertama sekali ialah Atom. Inilah keamanan, inilah harmony, inilah pembatalan kebatalan yang terdapat oleh pertempuran pertama itu. Menurut undang pembatalan kebatalan juga dari Atom kita naik ketingkat yang lebih tinggi, ialah Molecule. Molecule ini dianggap benda yang bisa berdiri sendirinya. Melecule air umpamanya terdiri dari atom Hydrogen dan atomnya Oxigen. Atom benda yang hidup seperti tumbuhan, hewan dan binatang didirikan berkeliling atom Carbon (C). Juga menurut undang-undang di bumi kita yang sudah berusia 3.000.000.000 atau 4.000.000.000 tahun ini, diatas kulit yang menyala sampai beku seperti sekarang : Atom naik ketingkat, Molecule berpadu jadi benda, benda naik jadi tumbuhan, tumbuhan naik ketimngkat hewan, hewan akhinry ketingkat manusia (manusia naik ketingat .................?). Inilah keadaan bumi kita ini. pada bagian kelak lain kita sekadarnya akan memeriksa perkara semacam ini pada 9 bumi yang lain itu dalam keluarga matahari kita.




Yang akan dikemukakan disini, ialah udnang Dialektika yang terus berlaku antara matahari dan buminya. Kembali ketanah Lapang Gambir memperingati contoh keluarga matahari kita. Lebih dahulu kita mesti lenyapkan dari mata kita tanah tempatnya berhenti matahari dan keluagarnya. Semua bola kecil dan besar dari 1 meter sampai 120 meter diantaranya kepusat yang beredar dengan bermacam-macam kecepatan pada lingkaran masing-maisng itu, mengelilingi bola listrik tadi, kita impikan terjadi diawang-awang. Tak ada tali yang mengikat satu bola dengan yang lain. Kodrat yang mengikat, tak lain melainkan kodrat yang mengikat proton dan elektron juga. Kodrat menarik (+) dan kodrat menolak (-). Kodrat inipun tak diluar benda, melainkan dikandung oleh benda sendiri. tarik dan tolak ini terjadi diantara matahari dan bumi kita diantara bumi kita dan bulan, diantara matahari kita dan para bumi lain keluarganya.. diantara matahari ktia dan matahari lain yang biasa kita namai bintang, ya diantara keluarga mtahari kita dnegan keluarga matahari lain dan seterusnya. Hasil tarikan dan tolakan itulah yang dinamai keluarga matahari dan Alam Rya kita. Jadi pada keluarga matahari kita terdapat matahari sebagai proton, penarik (+) dan 9 bumi sebagai elektron, penolak (-) dan sebagai hasil, sebagai harmony, ialah perdaiaman setimbangan "pembatalan kebatalan” ialah keluarga matahari kita. Dari Kant, Laplace smapai Sir James Jeans, kebanyakan ahli bintang setuju, bahwa keluarga matahari kita berasal dari kabut-atom-menyala. Kabut menyala itu (glowing gas) masih ada pada Alam Raya atau bisa diperalamkan. Tetapi bagaiana sejarahnya keluarga matahari ktia sekrang ahli bintang belum mendapat kepastian. Semua hasil pemeriksaan para ahli mesti dicocokkan dengan kdorat, kimia, mekanika, matematika, dsb. Berapaun pesat majunya perkakas, tentulah kemajuan itu belum sempurna. Beberapa bumi keluarga matahari kita, seperti Bulan, Mars, Venus dsb, memang bisa diambil gambarannya, tetap Bumi dan Bintang yang lain belum bisa.




Matahari lain yang paling dekat saja ada 25.000.000.000.000 mila jauhnya. Jadi keterangan yang sempurna atas bukti peralaman belum bisa didapat. Selainnya kesusahan berpikir yang mesti dicocokkan dengan semua cabang ilmu, kekurangan perkakas dan lain-lain kita jangan lupa, bahwa sejarah keluarga matahari yang mesti diperiksa itu bukan kelamaan beribu atau ratus ribu tahun. Sejarah Indonesia lebih dari 300 tahun lampau saja sudah gelap diliputi kegaiban,. Sejarah manusia yang sedikit pasti Cuma kira-kira 5-6000 tahun, walaupun manusia lahir + 500.000 tahun dahulu. Sejarah bumi saja + 3.000.000.000 tahun. Neneknya bumi ialah Sang Matahari, tentu sekurang-kurangnya selama itu pula. Experimental Science (Ilmu Bukti) yang diperalamkan masih muda sekali. Semua ini tiada mengherankan, kalau para Ahli Bintang belum mendapa persatuan, persetujuan tentang sejarah keluarga matahari. Tetapi yang sudah dianggap pasti, yang sudah cocok dengan ebebrapa cabang itu dan bisa diperalamkan ialah "sejarah kulit bumi kita”. Disini juga pada garis besarnya berlaku Dialektika. Selainnya dari kebatalan-dibatalkan oleh kebatan juga bilangan (banyaknya) bertukar menjadi sifat, quantity menjadi quality.




Dari hari ke-bulan, dari bulan ke-tahun, dari tahun ke-abad, kabut-atom-menyala, ialah semasa bumi kita terpelanting dari matahari sebab yang belumbisa dipastikan bertukar menjadi kulit keras, ialah tempat kita diam sekarnag. Turunnya panas berangsur-angsur dari tahun ke-abad. Keturunan angka panasnya benda (C) menukar sifat benda-uap bertukar menjadi encer (cari) ialah encernya 92 elemnt. Rubahan hawa seterusnya, terus menukar perubahan sifat disertai perubahan nama. Zat asli encer menjadi beku, menjadi tanah logam, ialah tanah logam kita ini. semua masih panas. Pertukaran panas seterusnya mendinginkan tanah kita dan menimbulkan gunung dan lembah seperti kulit jeruk yang lisut. Perubahan uap di udara lama-lama menjadi samudra dan lautan. Semuanya perubahan perlahan-lahanyang sekarang terus berlaku. Tanah dan pasir yang dihanyutkan sungai kelaut lama-lama menimbukan pulau baru dsb. Semua perubahan banyaknya menjadi perubahan sifatnya. Dan benda logam dari sedikit kesedikit, dari tahun ke-abad berubah menjadi benda setengah logam, setengah timbunan. Terus-menerus dalam ribuan, jutaan tahun timbunan berubah menjadi benda, setengah tumbuhan, setengah hewan. Dalam jutaan tahun pula akhirnya hewan rendah berubah menjadi manusia.




Akhirnya dalam daerah disempitkan oleh Dialektika yang berdasarkan Benda semata-mata itulah pula berlakunya tarikan dan pindahan, menurut undang Dalton, Mendelief dll, yang digambarkan olah hasil pikiran manusia, oleh Ilmu Mekanika, Ilmu Kodrat (pysika), Kimia, Matematika, Ilmu Bumi, Ilmu Tumbuhan, Ilmu Bintang dll, sebagai yang terus bertambah-tambah.




Pasal 5. ALAM BINTANG KITA DAN ALAM RAYA.




Seperti kilat kita sudah meloncat dari Atom, Alam terkecil kepada keluarga mtahari kita. Di luar Alam Maahari kita ini ada lagi keluarga Alam Matahari tetapi tiada dekat pada kita.




Matahari lain, yakni bintang yang paling dekat, ialah 25.000.000.000.000 mil jauhnya. Banyak diantara matahari yang lain-lian itu boleh jadi sekali mempunyai keluarga bumi pula, keluarga mtahari ktia bersama dengan matahari (bintang) yang lain-lain berkumpul menjadi Alam lebih besar lagi, yang dinamai Universe. Saya terjemahkan dnegan "Alam Bintang kita”. Ada banyak pula "Alam Bintang kita”. Ada banyak pula Bintang atau Universe yang lain-lain. Maka semua "Alam Bintang” itu, semuanya Universe itu terdapat diawang-awang, kosong.




Jumlah dari semua Universe dari Alam Bintang itu serta awang-awang yang jauh lebih besar dari pada itu saya namai Alam Raya. Jadi Alam Raya itu berarti "semuanya”.




Supaya jadi pendek, maka Alam Bintang Kita, Universe kita dan Alam Raya itu, akan saya layani dalam satu pasal ini saja. Pasal ini akan diringkaskan pula, karena maksudnya lain tidak melainkan guna, memperlihatkan kecocokan kelakuan Alam dengan undang Madilog. William Herschel, dinamai bapaknya Ilmu Bintang Modern, karena cara dan perkakas Herschel, memeriska berlainan dan lebih jitu dari teman sejawatnya yang sesudah dia meninggal. Namanya betul ialah Wilhem Herschel, seorang Jerman pindah ke Inggris. Dari ahli musik ia bertukar jadi ahli bintang. Dari simiskin bertukar jadi Raja dan pemerintah Inggris. Dia hidup tahun 1738 – 1822 . Herschel dengan teropong bikinan sendiri meneropong seluruhnya Alam. Dia simpulkan bahwa Alam Bintang kita ini mempunyai bentuk seperti arloji bundar pesek. Matahari ktia disangkanya tak berpaa jauhnya dari pusat Alam Bintang Kita, arloji tadi. Yang dinamai Milkway, kabut berwarna susu itu bukan kumpulan Bintang, melainkan "glowing gas” uap menyala. Tidak semuanya Nebula (kabut itu uap) sangkanya Herschel. Beberapa Nebula diantara Nebula yang banyak itu mestinya "kumpulan Bintang”. Berbagai-bagai kumpulan bintang itu dinamainya pula Kepulauan Bintang. Island Universe”.




13 Tahun sesudah Herschel meninggal, Ahli Bintang betul-betul mulai mengukur satu bintang dnegan yang lain. Tetapi perhitungan dengan mengkur dengan langsung (dengan perkakas!) ada batasnya. Kalau lebih dari antara 500 tahun Sinar, hasil perhitungan ukuran langsung tiadalah pasti lagi. Tetapi Ahli Bintang mempunyai jalan lain buat mengukur antara yang tiada bisa dihitung dengan langsung itu. Jalan itu dinamai "pulsation method” (nanti akan diuraikan seidkit”).




Pemeriksaan baru dengan teori dan perkakas baru banyak sekali membenarkan persangkaan Herschel kini pada garis besarnya. Perhitungan sekrang tentu lebih tepat dan gambaran Alam sekarnag sudah betul-betul gambaran, photonya Alam Bintang itu. 42 tahun sesudah Herschel meninggal, pemeriksaan dnegan spetroscope membenarkan persangkaan Herschell bahwa kabut susu itu memang gas, uap menyala, bukan bintang.




Warna sinarnya kabut susu itu memang sama dengan warna gas-menyala "uap menyala”. Pada Alam Bintang ktia kebanyakan bintang itu terdapat pada daerah Milkway, kabut berwarna susu itu. Kumpulan yang rapat sekali pada kabut susu itu ialah dekat Bintang, berwarna Sagitarius dilangit Selatan. Rupanya di mata kita saja yang rapat ialah sebab jauhnya. Sebenarnya walaupun bintang itu semuanya bergerak antara satu bintang dengan yang lain, amat jauh sekali. Menurut perhitungan kemungkinan buat satu bintang menghampiri bintang yang lain atau bertempur dengan yang yang lain itu ialah sekali dalam 600.000.000.000.000.000 tahun (6 x 10).




Keluarga matahari kita letaknya 30.000 tahun sinar atau 180.000.000.000.000.000 mil jauhnya dari pusat. Alam Bintang Kita ialah arloji pesak kata Herschel tadi. Sedangkan diamter panjanganya sumbu Alam Bintang kita, adalah 100.000 tahun sinar. (Herschel telah membayangkan hal ini). Matahari kita ini Cuma satu Bintang Menengah besarnya. Dia Cuma satu bintang menengah diantara kira-kira 100.000.000.000 matahari (bintang) di Alam (Unvierse) kita saja.




Matahari lain (bintang) yang plaing hampir dengan kita ada 25.000.000.000.000 mil jauhnya dari kita.




Selainnya dari kumpulan bintang pada Alam Bintang Kita didapat pula Nebula gas menyala, luminous-gas. Benda ini terdapat Cuma dekat Kabut (berwarna) Susu, Orion, ialah kabut menyala, paling permai dipandang mata. Beberapa bintang tak kelihatan sebab ada opaguedeust (debu hitam).




"Saya lihat bintang” kata Herschell yang sinarnya mesti memakai tempoh 2.000.000 tahun buat melayang kebumi kita. 100 tahun lamanya sesudah Herschel meninggal dipersoalkan :




"Apakah beberpa kabut, Nebula yang diluar Alam Bintang Kita itu kepulauan Alam Bintang "Island Universe”, seperti kata Herschel tadi.




Antara bintang dengan bumi kita sekarang, seperti dibilang diatas dihitung dengan jalan yang dinamai PULSATING METHOD, ialah menurut lama "hidup padamnya” satu bintang. Hidup padamnya bintang itu yang jugad dinamai candle-power atau kodrat-cahaya, lilinya satu bintang berlainan pada satu bintang dengan bintang yang lain. Ada yang lamanya Cuma beberapa jam saja, ada pula yang 30 hari.




Tetapi tetap buat masing-masing bintang. Terangnya bintang bergantung (I) pda kodrat cahaya bintang itu sendiri, (II) pada antara. Kalau satu bintang kita perjauh 2 x dari jauhnya sekarang, maka terangnya menjadi sepertempat. Kalau kdorat cahaya dan terang yang kelihatan di mata (apparent brightness) keduanya diketahui, maka antara bisa dihitung lebih lama, pulsation, hidup padam, lebih besar "kodrat cahaya”. Sudah ditentukan, bahwa kalau hidup padam berlaku dari 2 hari, maka kodrat cahaya = 260 x kodrat cahaya matahari kita. Kalau 10 hari = 1700 x matahari. Cara menghitung menurut hidup padam ini jitu dan berguna sekali. Perhitungan emnurut teori ini selalu cocok dengan peralaman dengan perkakas.




Kalau sudah diketahui luas daerahnya Alam Bintang kita dan diketahui antara bintang Bindang dengan kita, maka kelak kita bisa tahu apakah bintang itu termasuk ataukah di luar Alam Bintang kita. Masuk Alam Bintang kita ataukah Alam Bintang lain.




Begitulah Ahli Bintang modern, memeriksa salah satu sinar yang datang dari salah satu Nebula, kabut ; sesudah diketahui "lama hidup-padamnya”, mak adiketahui pula jauhnya. Jauhnya diperoleh 1.000.000 tahun sinar, (ingat 1 tahun sinar = 6.000.000.000.000 mil) sedang yang luas daerahnya Alam Bintang kita Cuma 100.000 tahun Sinar. Jadi bintang tadi mesti diluar dearah Alam Bintang kita. Disinilah persangkaan Herschel seperti tersebut diatas sekarang dibenarkan. Juga spectroscope yang memeriksa warna sinar yang datang dari beberapa Nebula, menyaksikan, bahwa warna sinar ini tiadalah warna gas menyala, melainkan warna sinar bintang.




Pendeknya ada lagi Universe, Alam Bintang diluar Alam Bintang kita. Banyaknya pun Alam Bintang itu sudah bisa ditentukan dengan gambaran (photo) yang diambil dnegan pertolongan teropong bermulut 100 inchi, ialah 2,5 M. Jauhnya teropong ini memandang sampai kebintang yang sinarnya baru sampai kepada kita sesudah 500.000.000 tahun. Dalam daerah bola awang-awang yang mempunyai radius antara dari pusat ketepi, atau jari-roda 500.000.000 tahun sinar ini terdapat lebih kurang 100.000.000 Alam Bintang atau Universe. Antara dari satu Alam Bintang ke Alam Bintang yang lain ialah 100.000 tahun Sinar.




Awang-awang yang sudah bisa dilihat ini ditaburkan "Alam Bintang” yang hampir sama bentuk, sama bintangdan antaranya satu dengan lainnya. Sekarang ktia sudah mendapat gambaran yang sederhana dari Alam Bintang ktia dan Alam Raya. Keluarga matahari kita berada dalam daerah Alam Bintang kita yang mempunyai 100.000.000.000 (seratus ribu juta bintang). Alam Bintang kita ini berada pula dalam daerah Alam Raya yang mempunyai awang-awang yang tak terbatas kabut menyala dan debu hitam dan kurang lebih 100.000.000.000 (seratus ribu juta bintang) Alam Bintang kita. Menurut kiraan para ahli




Bintang zaman sekarang, banyaknya bintang pada tiap-tiap Alam Bintang yang 100.000.000 itu dipukul rata sama. Jadinya kalau begitu kira-kira 100.000.000 x 100.000.000.000 bintang yang sudah bisa dipastikan, yakni : 10.000.000.000.000.000.000 bintang. Juga sudah bisa dihitung jumlah besarnya (Mass) benda, yakni semua bintang, bulan dan pengikut Bumi dalam Alam Bintang kita saja. Matahari kita ada 333 x sebesar bumi kita. Besarnya jumlah benda dalam Alam Bintang kita bukan Alam Raya – ada 333 x 160.000.000.000 x sebesar bumi kita ini.




Camkanlah ! Kagumilah Alam Raya kita ! Dan jangan pula lupa mengagumi Ilmu dan perkakas para ahli Falkiyah, yang laam dimusuhi sekurangnya diawasi oleh kaum berlogika kegaiban.




PEMANDANGAN (MADILOG).

QUANTITY MENJADI QUALITY, BILANGAN (BANYAKNYA) ERUBAH




MENJADI PERUBAHAN SIFAT.




1. Tak ada barang yang tetap di Alam Raya ini ! Kumpulan atom menyala lambat laun dalam




juta-jutaan tahun, turun panasnya seperti semua benda yang bersinar. Nebula atau gas menyala yang sisanya masih berada di Alam Bintang kita, lama-kelamaan bertukar menjadi bintang, yakni matahari. Matahari ini, bintang yang berjuta-jutaan inipun, lambat-laun berkurang-kurang panasnya sampai kulitnya beku menjadi tanah. Dengan begitu matahari yakni Bintang Menyala menjadi bumi Pnasa. Bumi Pnasa, tetap akan berkurang panasnya dan boleh jadi akan menimbulkan tumbuhan, hewan dan manusia, seperti bumi kita. Bumi kita kaan berkurang panasnya dari hari ke hari dan lambat-laun boleh jadi pula akan menjadi bumi yang penuh hewannya, dengan terus bertumbuhan. Demikianlah takluk pada undang Perubahan – banyaknya menjadi perubahan sifat. Semua bumi dalam Alam Raya, yang seumur dan sekeadaan dengan Bumi kita ini, lambat-laun akan menjadi Bumi kekososngan manusia hewan dan akhirnya kekosongan tumbuhan. Tetpai sebaliknya akan timbul pula Bumi dari beberapa Bumi yang lebih muda dari bumi kita ini.




Demikianlah ringkasnya menurut undang perubahan banyak berubah menjdai sifat "gas menyala”, lama-kelamaan menjadi matahari, matahari menjadi Bumi Panas, Bumi Panas menjadi Bumi Manusia. Bumi kita dan akhirnya Bumi kita menjadi Bumi tak-bermanusia dan seterusnya, tak bisa berhenti ........... karena undang ini terus berlaku, dan lakonnya itu terus cocok dengan undang ................ Cuma lakonnya, lakunya, pneglaksanaannya itu, baru bisa disaksikan dengan pancaindera sesudah terjadi. Betul itu bisa disaksikan dengan pancaindera, tetapi tiada semuanya yang sudah terjadi di Alam Raya ini disaksikan oleh pancaindera manusia. Karena manusia masih muda umurnya berbanding dengan umurnya Alam Raya seperti satu detik dan jutaan abad.




NEGATION DER NEGATION. PEMBATALAN KEBATALAN. 2.




Setia pada kelakuan elektron menetang proton buat mengadakan setimbangan, maka kita sebagai elektron kodrat penolak (-) mengelilingi Sang Matahari sebagai proton, kodrat penarik (+), buat mengadakan setimbangan : Keluarga Matahari kita.




Begitulah seterusnya takluk pada undang tolak dan tarik buat mengadakan setimbangan. Keluarga Matahari kita beredar mengelilingi Pusat Alam Bintang kita, pusat Universe kita yang terletak dekat bintang Sagitarisu itu dnegan kecepatan 170 mil sedetik selama 225.000.000 tahun (Bumi kita beredar mengelilingi Matahari kira-kira 18 mil sedetik, selama 1 tahun).




Demikianlah takluk pada undang tarikan dan tolakan juga buat mengadakan "setimbangan”, Negation der Negation. Universe lain, Alam Bintang lain, seperti Universe kita sendiri berputar mengelilingi sumbunya sendiri, laksana kembang Api-Raya, berputar mengeliling sumbunya.




Jadi tak ada yang tidak takluk pada undang "pembatalan kebatalan”, dalam Alam bergerak dari Atom sampai ke Universe, dari Alam terkecil sampai ke Alam Raya. Semuanya benda itu bergerak dan semua pergerakan itu mesti takluk pada Dialektika Materialsme.




Cuma "kosong” yang tiada bergerak. Dan sungguh pula : semua yang tak bergerak itu "kosong”. Otak yang tidak bergerak itu juga kosong, berisi kekosongan adalah barang yang tak masuk diakal.




LOGIKA A = A PERSOALAN PASTI DIJAWAB DENGAN PASTI PULA. 3.




Dalam daerah yang sudah dibatasi oleh Dialektis Materialisme tadi masih lebih dari cukup lapangan buat bergeraknya Logika. Lamanya satu benda bertukar menjadi benda lain, perpaduan dan perpisahan benda, tumbuh dan matinya benda, dan 1001 persoalan lain-lain alat adanya pertukara itu, bisa dan undangnya kodrat tolak dan tariknya satu benda terhadap benda lain mesti dihitung dengan Matematika dan dikenali oleh Logikanya ilmu masing-masing cabang pengetahuan.




Senantiasa banyak peluh-peluh mesti keluar dan otak mesti berputar-balik buat mengetahui yang belum diketahui. Cuma pemikir mystikus yang tak perlu memutar-balikkan otak yang mengeluarkan peluh, buat mengetahui sesuatu perkara. Cuma ahli kegaiban yang sudah mengetahui semua perkara di Alam Raya ini. dan sungguh pula, yang mengetahui "semua” perkara di Alam Raya ini ialah Ahli Kegaiban.




Satu scientist tulen tak akan berkata : Saya mengetahui semua yang bisa diperalamkan didunia, apalagi di .................... akhirat ! Demikianlah juga sikapnya seorang pemimpin masyarakat yang jujur dan pertanggungan pada diri dan masyarakatnya, seperti yang saya kenal di Asia Raya ialah : Guru Kung, di daerah Sungai Hoang Ho di Tiongkok Utara. Kepada muridnya Guru Kung atau Kung Tju menjawab. Yang di dunia ini saja engkau belum ketahui apalagi pula yang diakhirat itu.




Pasal 6. APAKAH YANG HIDUP DI BUMI LAIN-LAIN ?




Satu persoalan yang berbahaya buat sipenjawab. Karena pertanyaan semacam itu sudah dimonopoli jawabnya oleh ahli-kegaiban. Si penjawab pertanyaan semacam itu selalu berada disudut mata ahli-kegaiban, dan penjawab boleh jadi sekali sekurangnya akan kehilangan gaji, kalau tiada berlaku licin. Pertanyaan semacam itu sebetulnya tiada sukar dijawab kalau dua perkara sudah diketahui. Pertama mesti diketahui alat-adanya Hidup (Life). Kalau keadaan di Bumi lain itu. Kalau keduanya sudah diketahui oleh seseroang yang mempunyai "commonsense” artinya pikiran sehat yang sederhana saja, bisa menjawabnya. Pertanyaan semacam itu boleh dipakai buat latihan morid sekolah menengah tinggi umpamanya.




Dr. Jones yang memajukan dan menjawab pertanyaan itu tiadalah mengemukakan persoalan luar biasa dan tiadalah pula memberi uraian dan jawab yang mengagumkan. Uraian dan jawab Dr. Jones Cuma satu ichtisar dari pendapatan para ahli Bintang Terkendal pada beberapa abad dibealakng ini. yang menarik saya kepersoalan ini juga bukan karena keulungan persoalan dan jawabnya. Semata-mata hanya buat menaruh persoalan semacam itu dibawah suluhnya Madilog. Bagaimanakah bukti persoalan yang berhubungan dengan persoalan semacam itu tumbuh, hilang dan bersusun, ialah yang akan diperiksa dan menjadi pokok perkara.




Perkara : Alat adanya Hidup.




Dalam salah satu buku populer saja yang mestinya disebabkanoleh pemerintah zaman sekarang kita bisa baca diantaranya tiga barang yang perlu buat hidup kita manusia. : 1.




Carbon-hydrates, seperti gula dan tepung ; 2. Gemuk, minyak dan 3. Protein, yakni putih telur. Ketiga barang itupun sudah kita ketauhi terdapat pada tumbuhan dan hewan. Kita tahu bahwa tebu dan ubi banyak mengandung gula, padi dan ubi banyak mendangdung tepung. Gemuk kita dapat pada kelapa, kacang, palm, dan hewan. Putih telur kita dapati terutama pada telur. Ketiga barang tadi yakni carbon-hydrates,yang ktia gampangkan dengan tepung dan gemuk serta putih telur itulah yang menjadi satu tembok pembikin segala macam bangunan Yang Hidup : tumbuhan, dan hewan dan manusia.




Dalam Ilmu Kimia, yakni kimia bernama "Organic Hcemistry”, kita bisa pelajari bahwa zat-asli yang menjadi lantai 3 barangnya Yang Hidup itu ialah Carbon (arang). Zat-asli Carbon (C) ini besar sekali kecapannya buat bersusun dengan teman sejawatnya Carbon yang lain dan dengan zat asli yang lain. Bukan satu bentuk saja Sang Carbon ini bisa bikin, tetapi ratus ribuan bentuk. Bentuk dan sifat berlain-lain itu diperoleh dengan emngubah banyaknya Atom C dan mengubah susunannya atom Carbon itu saja. Tiga zat diatas yakni tepung, gemuk dan putih telur itu Cuma beberapa susunan diantara ratus ribuan Sang Carbon itu.




Dahulu disangka bahwa tepung, gemuk dan putih telur itu Cuma Yang hidup saja yang bisa membikinnya. Laboratorium disangka tidak cukup membikin. Sebab itu Ilmu buat mempelajari susunan-Carbon tadi dinamai Organic Chmistry, Kimia yang Hidup. Nama ini, walaupun Laboratorium sudah bisa membikinnya masih terus dipakai.




Bagaimana kita mendapatkan Carbon-arang yang bisa diperoleh dari daerah dan tulang kita, animal charcoal dan boneblack, mudah sekali menerangkannya. Kita manusia ambil benda tadi dari tumbuhan atau hewan yang kita makan. Begitu jug ajalannya hewan mendapatkannya ! Tetapi tumbuhanlah pabrik yang pertama membikin Carbon. Dia tidak ambil Carbon itu, yakni tak langsung dari tumbuhan lain atau hewan yang digoren, direbus, disoto atau sotokan




seprti dilakukan manusia. Dia mesti ambil Carbon mentah dari alam dan tukar menjadi paduan baru. Bagaimana daun kayu menghisap CO2 (paduan C dan O, Carbon dan Oxigen dari udara) dan urat menghisap H2O (air, yakni paduan H dan O) dari tanah. Dengan adanya benda bernama Chlorophy dalam daun yang hijau dan dnegan memakai energy yakni




kodrat-cahaya (sinar) sang matahari, maka C-nya, Carbonnya CO2 dipegang dan O yakni Oxigennya dilepaskan, ia kembali melayang keudara.




Buat yang mau dan bisa tahu lebih dalam dibawah ini dijelaskan bagaimana Laboratoriumnya daun kayu bekerja OH : H2O + CO = CH2O2 + O atau OH – C ------- O (melayang).




Disini nyata pula bahwa CO2 mestinya ada H2O (air) serta sinar Matahari mestinya ada. Baru tumbuhan dengan daun hijaunya bisa mengambil C dan udara melepaskan O keudara. Udara (atmosphere) bumi kita ada punya CO2. Pada tiap-tiap 1000 ada 3-4 bagian. Jadi + 0,3 – 0,4/100. Udara kita tak akan kekurangan CO2 itu. Hari-hari CO2 terbang keduara, disebabkan pembakaran. Pembakaran itu ialah perpaduan C (Carbon berupa arang) dengan O (Oxigen). Lihatlah bagaimana kersnya nyala arang ditiup, lebih-lebih kalau ditiup dnegan




Oxigen sejati !). Perpaduan C dengan O itu mengeluarkan panas. Panas itu ialah energy, kodrat yang kita manusia dan hewan dan mesin pakai buat bergerak. Semua pergerakan memakai energy, memakai panas. Badan kita dan hewan selalu kerja, selalu bergerak, selalu membutuhkan panas. Panas itu ialah satu bentuk dari kodrat itu , kita peroleh dari bakaran C yang ada dalam badan kita, manusia dan hewan (combustin, tak ada nyala !). Bakaran itu ialah paduan C dengan O, ini kita ambil dari udara. O ini seperti kita lihat diatas dilepaskan (dinapaskan) oleh tumbuhan. Anggota (organ) terkhusu dari hewan dan manusia mengambil O ini dari udara. Buat mendapatkan O untuk energy kodrat, hewan dan tumbuhan lama-kelamaan menjelmakan anggota terkhusus redahan seperti cacing mengambil O dengan lubang kulitnya, ikan dengan insangnya, kita dengan rabu. O yang kita ambil dari udara dengan nafas kita itu berpadu dengan C yang ada dalam daerah kita. Dia menimbulkan bakaran seeprti kereta api membakar arangnya buat menimbulkan kodrat bergeraknya : Uap, air, Paduan C dan O, yakni CO2 itu kita lepaskan dnegan nafas keluar, terbang keudara. Jadi dengan nafas masuk kita ambil O, buat membakar C. Dan dengan nafas keuar kita lepaskan CO2. Disini nyata kebutuhan bolak-balik antara kita dnegan tumbuhan. Tumbuhan mengambil CO2 dari udara : pegang C-nya dan lepaskan O-nya. Kita manusia (dan hewan) ambil O yang dipelaskan tumbuhan itu, pakai sebagai kodrat dengan perantaraan pembakaran, dan lepaskan CO2 ialah hasil pemabakaran itu keuadara buat diambil tumbuhan.




(Begitu juga zat lain yang ada pada tumbuhan kita pakai dan akhirnya kalau kita kembali ke-ibu kita, ke-bumi kita, zat kita diambil pula oleh tumbuhan itu ! Demikian juga ada pertukaran rapat antara tumbuhan, hewan dan manusia tentangan zat asli).




Pertukaran zat asli antara ktia dan tumbuhan itu berlaku pada hawa yang cocok dan tepat buat semua Yang Hidup. Hawa atau iklim itu tak boleh terlampau tinggi dan tak boleh terlampau rendah. Semua paduan bisa dipisahkan pada hawa yang tinggi. Pada bintang yang paling panas tak bisa ada paduan, seperti CO2 dan H2O (air). Paduan seperti tepung, gemuk dan putih telur, ialah zatnya Yang Hidup sudah tentu sama sekali tak bisa dipikirkan disana. Pada hawa yang tinggi panasnya itu terdapat pada tingkat atom belaka. Pada matahari kita, yang berhawa lebih kurang 6000º C, Cuma sedikit paduan teradpat yang bisa menolak perpisahan atom padanya. Disini Cuma ada Silicon Fluoride (paduan pasir) dan Cyanogen.




Pada satu bagian bernama "Sunepots”, bopengnya matahari, hawa itu turun sampai lebih-kurang 5.000 Cº. Disini terdapat paduan sederhana, seperti : Titanium Exide, Carbon Oxiden dan lain-lain. Pada bintang yang hawanya lebih kurang 3000 Cº, Spectra (warna sinarnya) membuktikan adanya paduan yang sederhana juga, seperti paduan dengan Titanium, Sirconium Oxide, dsb. Paduan sederhada ini tak didapat pada tempat lain yang lebih panas. Ringkasnya lebih sulit susunan moleculnya. Sesuatu benda lebih mudah atomnya berpisah disebabkan panas yang tinggi. Susunan moleculnya semua yang Hidup itu sulit sekali. Sebab itu tak perlu tinggi sekali hawa, buat membatalkan adanya. Barangkali pada hawa lebih dari 655 Cº tak ada lagi Yang Hidup.




Buat kita manusia hawa beribu Cº itu tentulah perkara mustahil buat hidup. Pada 100 derajat C saja, air sudah mendidih ! Walaupun pada hawa semacam itu badan kita yang lemah ini belum akan lebur dan mendidih seperti air, tetapi pasti akan berpisah dari rohaninya.




Dokter kita sudah menggeleng-geleng kepala kalau panas ditempatnya si sakit yang dirawatnya baru sampai ketingkat 42 drajat C saja. Hawa Jakarta yang 31 drajat C itu saja sudah menyebabkan penduduknya keluh kesah puntang-panting mencari lindungan, kipas dan air es, kalau teriknya sampai kepuncak.




Terlampau dingin, juga memustahilakn Yang Hidup. Hawa dingin tiada memisahkan paduan. Tetapi hawa sejuk itu menyebabkan jiwanya Yang Hidup itu latent, tidur. Kalau begitu semua proses, pekerjaan dalam badan Yang Hidup itu berhenti, seperti hewan yang hidup terus dalam musim dnegan dikedua kutub di bumi kita. Kemajuan Jasmani tiada akan didapat.




Kemajuan kerjanya (proses) anggota Yang Hidup itu memerlukan kodrat, energy : Dibumi ini kodrat itu diperoleh dari matahari. Benda – 8 (38) . hijaunya daun kayu (krolofil), seperti kodrat diatas dengan kodrat matahari merebut Carbon (C) dari udara. Carbon ialah benda daasr kita dan hewan buat mengadakan kodrat panas, buat segala-gala pekerjaan. Panas itu berasal dari bakaran pula, yakni Paduan C tadi yang kita ambil dari tumbuhan tadi (makanan) dengan O (Oxigen) yang dinapas keluarkan oleh tumbuhan pula.




Ringkasnya kodrat kita manusia dan hewan berasal pada tumbuhan dan kodrat tumbuhan berasal pada Sang Matahari. Dewa R a h dalam arti Ilmu Bukti zaman modern. Kalau sinar yang diterima dari bumi lain dan bumi kita kurang panas, maka disana tumbuhan tak bisa hidup. Seterusnya hewan dan cucunya manusia itu, tak pula akan mendapat benda (C) dan kodrat (O) buat hidup. Dewa R a h umpamanya bisa mengeluarkan 13 firman dalam satu detik, pada matahari pastilah tumbuhan tak akan bisa timbul dan terus hidup janganlah lagi hewan atau manusia dua diantara beberapa.




Sekarang sudah kita ketahui zat-asli yang perlu buat Yang Hidup disesuatu bumi, diantara C dan O. Sayhdan kedua benda ini walaupun ada terdapat ditanah berpadu dengan zat asli lain-lainnya, Cuma bisa diambil oleh tumbuhan dari udara saja. (Yang saya maksud dnegan duara ialah atmoshere, bukan awang-awang, kosong, empty space!). Diudara C itu berpadu dengan CO2 dan O itu ada yang berpadu dengan CO2 tadi dan ada yang merdeka. Udara bumi kita pada tiap-tiap bulat 100, mempunyai 79 bagian Nitrogen (N). Lebih dari 20 bagian O (Oxigen), dan 0,3-0,4 bagian CO2, dan sedikit lagi zat asli lain seperti, Ozone, Helium, Neon, Argon dll. Dan juga awan mengandung air.




Kita sudah mempelajari, bahwa tak ada barang yang tetap di Alam kita ini. semunya dalam gerakan ! Kalau ia berhenti, maka hal itu disebabkan setimbangnya kodrat menarik dan menolak. Satu saja elektron lepas dari setimbangannya itu, ida terus lolos dari alam atomnya yang terkecil itu. Gas yakni uapnya sesuatu barang cair atau beku itu oleh ahli bukti dianggap sebagai kumpulan molecule. Molecule ini walaupun "biasanya” paduannya berlainan atom masih barang kecil, tak bisa dipandang mata. Dalam satu kotak yang tiga sisinya masing-masing Cuma 1 inchi, yakni 2 ½ cM, banyaknya molecule itu lebih kurang 500 juta billiun atau dengan angka 500.000.000.000.000.000.000 (camkanlah!).




Sang Molecule ini terus bergerak : "terbujur lalu terbelintang patah”.




Artinya kalau tak ada yang menghambat dia terus jalan lurus menurut udnang Newton. Kalau bertemu dengan yang lain, maka dia berpadu atau terus menolak, cocok dengan undangnya tarik tolak. Molecule yang dikurung dalam satu botol, terus menghantam dan menerjang botol itu. Kalau banyaknya molecule bertambah 2 x, maka kuat terjangnya juga 2 x. Matematika yang mempelajari watak dan kuatnya molecule berkumpul inilah yang jadi pokok perkaranya kinetic, Theori Gas yaitu Undang bergeraknya uap. Menurut Ilmu ini, maka Hydrogen lari dengan kecepatan 1,15 mil dalam 1 detik. CO2 0,25 mil 1 detik : O 0,29 mil 1 detik dsb. (tetapi kecepatan itu tergantung kepada hawa-hawa, makin tinggi hawa makin cepat larinya !).




Berhubung dengan gerakan terus-menerus itu, pada alam atom, antara proton dan molecule, didunia molecule yang selalu mau menerjang itu : pada Keluarga Matahari dimana Sang Bumi kelungkang-pukang mengedari Matahari, tentulah mestinya timbul pertanyaan dalam kepala kita : 1. Mengapa udara, atmosphere kita tak lolos dari bumi kita ? 2. Kenapa zat asli C dan O itu tak lolos, lari dari udara kita ? (yang 1 perkenaan sekali dengan 2).




Pertanyaan ini penting sekali. Kalau kedua zat asli saja yakni C dan O itu bisa lolos dari udara kita dan udara kita seluruhnya bisa lolos pula dari bumi kita, maka semua kemungkinan hidup dan hidupnya semua kemungkinan lolos pula.




Buat menjawab pertanyaan "kenapa udara kita tak lolos dari bumi kita” kita peringkatkan lagi Newton, yang mendapatkan undangnya "bumi menarik”, sesudah hidungnya ditimpa buah appel yang kecil itu. Dengan kodrat bumi kita menarik buah appel tadi, dengan kodrat itu pula bumi kita menarik udara bumi kita. Pegang teguh udara itu, bawa lari mengedari matahari pada lingkungan yang 337.000.000 Km panjangnya melalui awang-awang. Bagi yang keluaran sekolah menengah sudah tak asing lagi persoalan semacam ini.




Tetapi apakah disekolah menengah sekarang sudah diajarkan "kenapa CO2, O dan lain-lain zat asli tak lolos dari udara kita”, saya tak tahu. Bagaimana juga tak ada salahnya buat diuraikan disini dengan sekedarnya. Karena inilah yang jadi salah satu kunci persoalan : Kalau pada satu bumi tak ada CO2 atau O, yakni kalau mereka bisa lolos, maka semua perkara perhubungan dengan Yang Hidup itu lolos pula. Tetapi sebaliknya "kelolosan persoalan semacam itu dalam pergaulan manusia” tiadalah menjadi tanggungan, bahwa tak ada CO2, O dll dibumi lain. Persoalan semacam itu lolos dari kepalanya Kaum Kegaiban. Meskipun




begitu CO2 itu masih ada didunia kita. Sedikit diminta kesabaran para pembaca !




Andainysa satu batu yang jatuh dari atas yang "tak berbatas” (infinitely) tingginya. Andaikan pula bumi ini, tunggal tak terpencil diawang-awang. Tak ada bintang yang menariknya, mempengaruhi jalannya dan kekuataannya menarik. Menurut undang Newton maka batu tadi akan jatuh dengan kecepatan yang tetap naiknya. Pda satu tempo dia akan sampai ke tanah dengan sesuatu kecepatan (V). Kcepatan V ini akan mendapat nilai yang berbatas” (finite), walaupun "ketinggian” dari mana dia jatuh tak terbatas. "Para ahli menghitung” V dari formule : V² = 2 CM/a




C = tarikan yang tetap oleh bumi. M = massa jumlah zatnya bumi, a = radius antara pusat kelingkaran, seperti jari roda.




Jadi kalau sebaliknya batu tadi dilemparkan keatas dengan kecepatan V, maka ia akan sampai ke atas yang tingginya tak berbatas pula. Karena ia diandaikan jatuh dari ketinggian yang tak berbatas pula. Sesudah sampai keatas yang tak berbatas tingginya tadi dilemparkan dengan kekuatan kurang dari V, dia tak akan sampai ketempat tak berbatas tadi. Dia akan berhenti sebentar seperti peluru ditembakkan dan "kembali” ketanah ditarik bumi. Batu tadi tak bisa lolos dari bumi. Sebabnya, ialah semua macam kecepatan yang "kurang” dari V itu sama dengan (=) atau "lebih” dari V (tak boleh kurang dari V). Sebab itulah maka V ini dinamai "Kecepatan batu bisa lolos” (velocity of escap). Kecepatan satu atom baru bisa lolos dari sesuatu bumi itu boelh juga ktia namai kodrat bumi itu memegang atau menarik atom. Sekarang kita bisa hitung "kecepatan melangkah yang perlu buat sesuatu benda supaya bisa lolos dari bumi kita”.




Pada formule V² = 2CM/a, diatas kita tahu C yakni constant, ketetapannya kodrat bumi kita menarik = 6,67 : 10,8. Masa jumlah zatnya bumi, yakni M = 5,97 x 10 gram, a yakni radius bumi kita = 6,37 kali 10 pangkat 5 cM.




Begitulah kita peroleh V = 1,13 kali 10 pangkat 6 cM (detik = 11,3 Km) ; detik = 7,1 mil dalam satu detik.




Perhitungan diatas tak perlu dipelajari para pembaca yang tiada beruntung mendapat latihan cukup. Tetapi boleh dilupakan hasilnya perhitungan Sir James Jeans yang dibawah ini : Kalau kecepatan baru bisa lolos (V) itu pada satu bumi = 4 kali kecepatan molecule lari, maka bumi itu akan kehabisan udara dalam 50.000 tahun. Kalau kecepatan baru bisa lolos 4 ½ kali kecepatan molecule lari maka bumi ini akan kehilangan udara dalam 30.000.000 tahun. Kalau kecepatan baru bisa lolos = 5 kali kecepatan molecule lari perlu memakai tempo 25.000.000.000 tahun buat menghabiskan semua udara yang memalut bumi itu. Jadi dalam hal itu tak perlu takut kehilangan udara. Menurut perhitungan diatas maka kecepatan satu atom baru bisa lolos dibumi kita ini (V) ialah 7,1 mil dalam 1 detik. Jadi jauh lebih dari 5 kali kecepatan larinya O02 yan gcuma 0,2 mil satu detik itu, ataupun O yang Cuma 0,29 mil, satu detik itu. (Buat hitung menghitung mesti diperhatikan hawa). Pembaca tak perlu kekurangan tidur, takut Sang CO2 dan O yang mengandung zat dan kodrat yang hidup itu tak pula akan bisa lolos, walaupun kita manusia cukup lama tidur.




Sekarang tentang pengetahuan tentang alat O adanya Yang hidup itu kita bisa periksa pada para bumi, keluarga matahari kita, apakah disana terdapat semua alat adanya itu. Kalau terdapat, maka boleh jadi sekali Yang Hidup itu terdapat disana. Meskipun belum pasti, bagaimana, timbulnya” jiwa sejarahnya benda mati sampai benda-hidup, kita tak akan jauh dari kebenaran kalau berhak ; jikalau alat-adanya Yang Hidup di bumi kita ini diperoleh di bumi lain, maka boleh jadi sekali disana ada Yang Hidup, meskipun dalam garis kecilnya Yang Hidup disana itu berbeda dengan Yang Hidup dibumi kita.




Tetapi sebelumnya pemeriksaan dijalankan, baiklah kita beri ringkasan dari alat adanya Yang Hidup dibumi kita ini.




Hawa yang tak boleh lebih dari lebih-kurang 150 derajat F yakni 65,5 Cº, dan tidak pula banyak kurang dari itu.




1. Adanya air diudara sebagai awan atau ditanah sebagai sungai, danau dan lautan. Taka da tampang yang bisa tumbuh pada tanah kering sema sekali. Badan kita, hewan dan tumbuhan perlu air. Perbandingan air dan tanah mesti cocok.




2. Cukup kodrat buat semua gerakan. Sinar matahari buat mengambul Carbonnya CO2 diudara dan menghembuskan O2-nya keduara. Keduanya untuk hewan dan manusia buat menimbulkan kodrat panas dengan jalan perpaduan C dan O dalam badan ktia. Pendeknya CO2 dan O sebagai sumber kodrat Yang Hidup mesti ada diudara.




3. Ozone, O³ sebangsa dengan O juga, tetap banyak terdapat atomnya berlainan sangat berbahaya, tetapi sangat pula perlu buat mansuia, maka Ozone terlampau banyak, manusia tak bisa hidup. Kalau tak ada Ozone, tak ada pula benda pengisap sinar berombak pendek namanya. Sinar yang berombak pendek ini membahayakan mata kita. Mujurlah Ozone yang bertachta lebih kurang 30 mil diatas kita itu memegang semua sinar berombak pendek itu. Sang Ozone janagan banyak dan jangan tak ada, begitulah mestinya ! Selainnya dari itu CO2 dan O mesti bisa dipegang oleh udara bumi kita, jadi tak boleh lolos. Pendeknya bumi mesti cukup buat kodrat memegang kecepatan baru bisa lolos.




4. Zat racun seperti Amonia, Chlorine, dan CO (bukan CO2 yang mempunyai 2 atom!) semuanya racun bua thewan dan manusia. Zat ini mesti berada dalam keadaan yang tiada membahayakan.




5. K E B U L A N




Dengan semua perkara ini diotak kita, marilah kita dngan kecepatan kilat terbang dari bumi ke bumi buat memeriksa keadaan di bumi lain pada keluarga matahari kita, terbang dari bumi ke bulan.




Kalau tidak karena bulan dimana kan bintang terbit pagi. Kalau tidak karena tuan dimana kan "hamba datang disini”.




(Pantun yang mashur di Indonesia dan Semenanjung Tanah Malak).




"Beringin songsang dibulan! Tempatnya putri bertenun”. (Pemandangan pemuda Minangkabau dihutan itu). Bergelanggang mata orang banyak.




Bersuluhkan bulan dan matahari.




Jadinya umum, berterang-terang, disaksikan oleh ramai, merebut publik opinion, inilah salah satu sendinya Minangkabau masa demokratis, masa kuat kedalam dan keluar. "Selama bulan dan matahari”.




Sumpah di Semenanjung Tanah Malaka.




"Damarwulan” Mendang Kemulan, Dewi Nawangwulan, nama berseri gilang-gemilang, tetapi sejuk segar. Semangat Jawa masa dulu, akhirnya buat diringkaskan saja. "Pelajaran ke-Bulan”.




Karangan Jules Verne, bukan Joyoboyo, pengimpi ulung, melainkan Ahli Kisah berdasarkan : Ilmu Buti pada masanya, atau Ilmu Bukti yang didasarkan atas pengetahuan nyata pada masanya.




Demikianlah peramai dan pentingnya bulan, bagi Rakyat Indonesia dan Eropa dan tentu juga bagi penduduk lain dibagian lainnya bumi kita ini, terutama buat penyair putra dan putri muda remaja.




Memang bulan, paling dekat pada kita, sinarnya menyegarkan badan. Kalau Sang Bulan ketika Purnama Raja mengintip dari celah daunnya pohon yang rimbun, atau dari puncak gunung memancarkan cahanyanya keatas sungai, danau dan laut, terlebih-lebih pada alam Indonesia ini, timbullah pikiran melayang membayangkan keterima kasihan kesukaan dan kekaguman. Ada pula ahli yang menyangka bahwa bulan mesti mempunyai Yang Hidup, dari tumbuhan sampai manusia.




Pemeriksaan sekarang bolelah dibilang cukup, memberi kecewa sekali pada penyair, pemuda dan ahli Jauhnya bulan Cuma 250.000 mil dari bumi kita. Satu kapal terbang melayang non stop, tak




berhenti, dengan kecepatan 400 mil satu jam, bisa sampai kesana tiga setengah minggu. Tetapi seoarang scientis akan ketawa ! Tak ada apa-apa akan dijumpai disana, dan dia selalu dalam bahaya !




Photo, gambaran sempurna sudah bisa diambil. Karena dekatnya bulan, maka satu gedung yang pesat yang sudah di bumi kita ini mesti dapat diteropong, ialah dalam keadaan iklim yang baik. Gunung besar disana, laut kawah, bersumbu 142 mil nyata dilihat. Kawah dapat dihitung ! kecepatan baru bisa loloskan "satu zat asli” pada bulan yaitu Cuma 7,5 mil dalam satu detik. Pada bumi kita zat asli baru bisa lolos dengan kecepatan 7,1 mil dalam 1 detik.




Hawa panas 120 derajat C (bandingkan dengan hawa Jakarta pukul rata 31 derajat C, dan batas hawa tertinggi buat Yang Hidup, yakni 65,5 derajat C). Berhubung dengan hawa 120 derajat C itu, maka sepanjang perhitungan ahli, Bulan itu bisa memegang CO2 dan gas (uap yang lebih berat, tetapi O3 dan uap yang lebih ringan, termasuk juga Nitrogen, awan mengandung air, Helium dan Hydrogen mesti "lolos” dari Bulan terbang melayang keawang-awang. Tetapi pada waktu mudanya Bulan, panasnya lebih tinggi. Cocok dengan keadaannya maka tak mengherankan kalau Sang Bulan sekarang tak mempunyai udara sama sekali. Bisa dipastikan bahwa air sama sekali tak ada di Bulan.




Pada hawa begitu tinggi, udara dan air tak ada, tentulah adanya Yang Hidup tak bisa masuk akal. Sungguh malang pemuda Minangkabau dnegan "putri bertenunnya” Jules Verne pun, scientist ulung, pada masanya akan merombak kisahnya kalau sekarang masih hidup.




Umpamanya seorang sampai kesana, ia bisa dilindungi dirinya dari teriknya siang hari, dan sejuknya malam. Tetapi dia mesti lindungi pula dirinya dari "peluru” pasir yang jatuh disana dengan kecepatan sama dengan peluru bedil kita.




KE MERCURY




Juga mempunyai kodrat memgang atom amat rendah, dekat pada Bulan, lebih 2.4 mil satu detik. Sebab paling dekat pada Matahari dan sebelahnya selalu berhadapan dengan Sang Matahari, mak ahawanya pada belahan yang dekat ini pukul rata 400 derajat C. Pada hawa 400 derajat C ini maka sesuatu zat di Bulan adalah 1,57 x lebih cepat larinya dari dalam hawa O derajat C). Mercury bisa pegang CO2 dan O, tetapi gas yang lebih ringan mesti lolos. Yang 400 derajat C itu ialah pukul rata. Sebagain tempat tentu berhawa jauh lebih tinggi dari 400 derajat. Dalam hal ini mercury sama sekali tak bisa pegang duara. Bagaimana juga hawa yang 400 derajat C memustahilkan adanya yang hidup. Seng (zink) pun hampir lebur pula pada hawa 400 derajat C itu. Jangan lagi pada manusia !




KE SATELLITE (BUMI PENGIKUT)




Mars ini mempunyai Satellite, sepreti bumi kta Satellitenya ada dua, Jupiter 11, Saturnus 9, Uranus 4, Neptunus 1.




Apakah yang hidup disalah satu Satellite ?




Besarnya Satelliet berlain-lainnan, begitu juga kecepatan baru bisa lolos "Zat Dunia”. Ganemede, ialah pengikut Jupiter satu pengikut yang terbesar adalah 2.10 x sebesar Bulan. Kecepatan lolos satu atom 1,8 mil satu detik. Erona, pengikut Jupiter juga besarnya Cuma 0,65 dari bulan.




Kecepatan lolosnya 1,3 mil dalam satu detik. Kekuatan memegang atom kecil sekali. Sebab itu atom yang cepat larinya bisa lolos. Tetapi hawanya rendah pula sebab itu mungin mereka bisa pegang uap yang berat. Makin berat saut barang, maka lambat larinya, tetapi sebelumnya mereka (Satellite) itu dingin seperti sekarang mestinya mereka melalui tempo yang panas sekali. Sebab itu kalau disana masih ada udara mestinya seidikit sekali. Tetapi walaupun ada udara, hawa terlampau sejuk buat Yang Hidup.




KEARAH EMPAT BUMI RAKSASA.




Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, keempat jauh lebih besar dari bumi kita. Begitu juga buat kecepatan menahan atom lolos adalah besar sekali.




Jadinya kekuatan memegang atom besar sekali mustahil. Buat Hydrogen dan atom yang lebih berat bisa lolos. Meskiupn pada masa mudanya mereka ada dalam hawa yang panas sekali, menurut perhitungan ahli bumi Raksasa ini mesti masih pegang udaranya. (Jangan lupa : makin panas makin cepat larinya atom dan makin susah memegangnya, menariknya). KE JUPITER.




Lebih kurang 317 kali sebesar bumi kita. Kecepatan buat lolosnya satu atom juga besar ialah 38. diantara empat ini paling besar dan paling dekat pada bumi kita (Ingatlah tanah Lapang Gambir). Teropong sedang saja sudah bisa dipakai buat memeperamati bumi ini. antara terbesar dengan bumi kita ini ialah : 600.000.000. mil. Yang terdekat 367.000.000 mil walaupun antara terjauh dengan teropong yang membesarkan 60 kali saja, Jupiter sudah kelihatan sebesar bulan.




Kalau dilihat dengan mata telanjang, teori dan peramatan membuktikan bahwa Jupiter berudara. Jupiter bukanlah benda menyala. Hawa dekat tanahnya dingin sekali Cuma 140 derajat C (140 derajat dibawah C). Tetapi udaranya tak mengandung O (Oxygen) ataupun CO2. semuanya awan mengandung air sudah menjadi beku. Sebaliknya banyak sekali mengandung Amonia dan marah gas, uap busuknya paya yang mengandung racun.




Berhubung dengan tak adanya CO2 dan O ataupun awan mengandung air diudara, dan sebaliknya karena banyak adanya uap racun, maka meskipun Jupiter juga bergunung dan bertanah logam seperti bumi kita, mustahil bisa memberi kemungkinan pada Yang Hidup. KE SATURNUS.




Lebih kurang 45 kali sebesar bumi kita. Bergubung dan bertanah logam juga seperti bumi kita. Susah pula lolos buat suatu atom. Kodrat bumi Saturnus buat memegang sesuatu atom ialah 23. idsana banyak udara. Hawa lebih rendah lagi dari di Jupiter, ialah 155 derajat C. Bukanlah hawa rendah ini yang memustahilkan adanya Yang Hidup, melainkan tak adanya CO2, O atau awan pada satu pihak dan adanya Uap racun pada lain pihak ? KE URANUS Bumi ini jauh sekali buat diperamati dengan teropong. Tetapi sekadarnya bukti diperoleh juga. Banyak persamaannya dnegan kedua bumi diatas. Besarnya lebih dari 14 kali sebesar bumi kita. Hawa lebih rendah lagi, yakni 184 Cº. Kodratnya memegang atom ialah 14, jadi besar juga. Cukup udara, tetapi juga tak mempunyai CO2 dan O atau awan. Sebaliknya ia mengandung racun. Semunya mustahillah buat Yang Hidup. KE VENUS Inilah bumi yang mengandung harapan, harapan yang mengandung buminya manusia ! Hampir sebesar bumi kita. Diameter (sumbunya), 7.700 mil, sedangkan sumbunya bumi ktia 7.927 mil. Luasnya buminya jadinya 5 % kurang dari bumi kita. Beratnya 4/5 bumi kita. Venus dapat gelaran Saudara Kembarnya Bumi kita, karena besar dan beratnya itu hampir sama. Jauhnya ke Sang Matahari, pabrik cahaya, Sinar dan Kodrat, lebih kurang 2/3 dari antara kita dan matahari. Kalau Bulan paling dekat pada kita, maka ia ada 25.000.000 mil.




Selainnya dari Bulan tak ada yang lebih dekat. Kekuatan memegang atom yaitu kecepatan baru atom bisa lolos dari sana juga hampir sama ialah 6,5. pada bumi Venus, hawa itu lebih dibawah hawa air mendidih (100 derajat C). Menurut teori mestinya ada udara di Venus. Peralaman membetulkan teori itu pula.




Kalau ada O di Venus mestinya sedikit sekali. Tetapi bisa disaksikan, bahwa CO2 banyak sekali. Oleh Adams dan Dunham pada tauhn 1932 dan dibelakangnya oleh Adel dan Sliper banyaknya CO2 dihitung 2 mil tebalnya. Awan juga ada. Nitrogen yang mengambil bagian 79 % pada bumi kita ini disana didapat Cuma kurang sedikit saja, sebab dia disana lebih mudah lolos dari dibumi kita apabila hawa disana turun dari hawa air mendidih, maka uap air menjadi air dan membentuk danau dan lautan. Diudara tinggal CO2 dan N, Argon, Neon dll. O itu ialha satu zat asli yang active (lasak, jalang, liar). Dia selalu mau berpadu dengan zat asli lain. Kalau ada dia diudara seperti dibumi kita, maka adanya itu disebabkan adanya tumbuhan. Seperti sudah diketahui dahulu, tumbuhan menapas-masukkan CO2 dan menapas-keluarkan O.




Pada hawa yang Cuma sedikit kurang dari hawa-air-mendidih, semua daun tentu layu, dan berhubung dengan itu Yang Hidup mustahil bisa timbul. Pendeknya boleh dipastikan bahwa Venus belum lagi mempunyai Yang Hidup. Atau kalau sudah ada bentuk Yang Hidup itu, baik diatas air ataupun diatas tanah, buktinya belum bisa disakikan. Beginilah pula keadaan bumi kita beberapa ratus-juta tahun yang lampau.




Tetapi Sang Matahari kita yang dermawan itu yang setia menghadiahkan sinarnya pada kita dari sehari ke bulan dari bulan ketahun dan dari tahun keabad akan terus kehilangan panas pula. Begitu juga Venus dan Bumi kita. Akhirnya Venus akan sampai ketingkat hawa bumi kita dan bumi kita sampai ketingkatnya Mars.




KE MARS




Bumi Mars banyak sekali menarik perhatian serta mengonyangkan otak dan penanya tiada bisa disangkal lagi. Tetapi adanya hewan dan manusia masih didalam persoalan semata-mata.




Para pembaca yang tertarik oleh persoalan yang penting semacam itu saya persilahkan membaca buku yang bersangkutan. Buat saya yang peting disini ialah caranya para ahli memeriksa dan undangnya evolusi (ketumbuhan) alam ktia ini dari atom sampai kemanusia. Inipun disini seperti diatas akan ditunjukkan dalam garis besarnya saja.




Adanya tumbuhan sudah tentu membutuhkan tanah logam, air dna udara sebagai benda alat adanya tumbuhan itu. Yakni menurut pikiran sehat, pikrian hari-hari kita manusia. Bukan menurut pikiran para ahli kegaiban yang bisa menciptakan surga, taman dan bidadari bermata seperti mata burung merpati dilaut kelzuk, entah berantah itu, dengan tidak memeriksa alat adanya lebih dahulu.




Kembali kita kepada pikiran biasa kita di dunia fana kita ini, maka tanah, air, dan udar aitu menurut teori dan peralaman memang ada dibumi Mars. Adanya tanah dan air lebih mudah disaksikan baik dengan teori ataupun dengan photo. Tetapi adanya atau tidaknya duara ada sedikit lebih sulit.




Diamter (sumbunya) Mars, ialah 4.215 Mil, jadi sedikit lebih dari ½ sumbunya bumi. Beratnya mars sepersepuluh dari bumi. Kekuatannya menarik pada bagian tanah dihtung 2/5 dari bumi kita dan kekuatan memegang atom, atau kecepatan buat lolosnya atom pada bumi Mars itu ialah l.k 3 mil dalam satu detik, jadi kurang dari ½ nya bumi kita. Hawa dibumi mars, di Chatulistiwanya bisa sampai 50 derajat (Fahrenheit) atau 4 derajat C pada waktu luhur dan turun sampai 13 derajat F pada malam hari. Syahdan para ahli dalam teorinya mengira ada (nya) udara dibumi Mars. Tetapi udara itu mestinya lebih renggang dan kurang isinya dair yang dibumi kita.




Juga photo memasikan adanya udara itu. Dikutub bumi Mars dilihat ada es. Besarnya onggok es ini berubah dengan perubahan musim. Pada musim panas dikutub itu onggok lebih kecil dari di musim dingin. Para ahli menyimpulkan, bahwa sebagian besar dari onggok itu menjadi cair. Air ini sebagian menguap keudara, menjadi awan Dr. Wright, kerja pada Lick Observatory, Amerika, mengambil gambar dnegan warna yang dinamai infra-red (merah tua). Gambaran dnegan warna ini bisa sampai ketanah bumi Mars, mesti menyelami udara. Tetapi photo dengan warna ultra-violet terhambat oleh udara, tak bisa menyelaminya. Jadi warna infra-red menyaksikan duara tadi. Disaksikan udara itu lebih renggang dan lebih kecil isinya dari di bumi kita. Juga adanya awan bisa disaksikan dengan photo tadi. Percobaan buat menentukan adanya dengan gambaran tiadalah berhasil. Tetapi dengan jalan tak tanggung bisa ditentukan adanya O itu. Bumi Mars memperlihatkan warna merah. Warna merah inilah memastikan adanya O. Warna ini cocok dnegan warna gunung tanah logamnya berpadu dengan O (opodised rocks). Di bulan warna gunung itu coklat (brownish). Sebab tanah logam sana tak berpadu dengan O. Menurut perhitungan banyaknya O dibumi Mars Cuma ............. dari yang dibumi kita. CO2 tiada terdapat. Ini tiada mengherankan dan mengecewakan.




Karena CO2 ini mesti berada banyak sekali baru bisa disaksikan. Pada bumi kita saja CO2 Cuma 3-4 bagian dalam 1000 bagian. Walaupun perkakas tiada atau belum bisa menyaksikan, tetapi bukanlah berarti bumi Mars tak ber CO2 diudaranya.




Adanya O diudara Mars, tak perduli apa O itu sekarang atau dulu adanya di udara itu menyaksikan, bahwa bumi Mars mestinya mempunyai tumbuhan. Ini simpulan teori. Kita maish ingat, bahwa O itu atom yang paling jalang, liar. Dia tiada bisa lepas sendirinya, merdeka, melainkan dia mau berpadu dengan atom lain. Tetapi kalau ada tumbuhan, maka diudara mesti selalu ada O, karena selama ada tumbuhan selama itulah tumbuhan menapas kedalamkan CO2 dan menapas keluarkan O. Teori ini dibesarkan pula oleh photo. Photo memperlihatkan perubahan warna di bumi Mars. Perubahan itu bersama-sama dengan perubahan musim. Percival Lowell, pembangun Observatory Hastaff (Amerika lagi) tahun 1894 menganggap daerah yang gelap pada bumi Mars itu daerah bertumbuhan. Yang berwarna merah itu tidak bertumbuhan.




Adanya tanah, logam, air, udara, CO2 dan O membolehkan jadikan adanya tumbuhan. Dan tumbuhan ini seterusnya menjadi alat adanya hewan dan hewan berakal, ialah manusia.




Adakah hewan dan hewan berakal itu dibumi Mars ?




Pertanyaan ini tentulah banyak menarik perhatian. Tetapi ada atau tidaknya hewan dan manusia dipendekkan dengan Hewan (& Co), taidalah pada satu pihak membatalkan, bahwa hewan % Co itu bisa dan mesti ada kalau alat adnaya evolusi (kemjuan). Pada lain pihak taiadalah pertanyaan itu membenarkan bahwa : Hewan % Co dibikin dari kosong dalam sekejab mata saja.




Adanya manusia disana tentulah tak bisa dipastikan dnegan perkakas. Boleh jadi pada masa depan ada perkakas yang bisa memastikan Hewan & Co itu dengan langsung, seperti photo sudah bisa memastikan banyak diantara benda dibumi lain itu cukup kuat buat mengambil gambar sebesar orang ataupun gajah dibumi yang jutaan KM. jauhnya itu, photography bisa mengambil gambar dari "bikinan” hewan yang berakal. Kalau seandainya ada maha gedung disalah satu bumi yang tak terlampau jauh, photography bisa menggambarkan. Bikinan Hewan Berakal inilah yang sudah lama dicari oleh para ahli dibumi lain, yang keadaannya hampir bersamaan dnegan bumi kita ini. keadaan hampir bersamaan itu terdapat dibumi Mars dan Bikinan Hewan Yang berakal itu juga pernah dianggap sudah terdapat disana. Pada tahun 1877 Schearparelli, ahli Italia mendapatkan garisan kehitaman yang berilang-siur didaratan yang dinamainya "benua” yang memperhubungkan lauatan satu dengan lainnya. Garisan kehitam-hitaman itu dinamai canali, terusan (air). Terusan inilah yang menjadi pokok persoalan para ahli lama sesudahnya Scheaparelli mengumumkan pendapatnya. Lowell, ahli Amerika yang sudah kita sebut diatas, menganggap terusan (air) yang panjang terus dan teratur sekali itu, yang cocok dengan geometry itu, mesti bikinan manusia. Alam tak mungkin membuat yang teratur semacam itu. Demikianlah ia menganggap terusan itu gunanya buat mengendalikan air berasal dari Kutub ketempat lain-lain. Ketika ada es di Kutub itu menjadi encer, gunung mestinya tak ada, sehingga air boleh mengalir sendirinya. Mestinya ada pula pompa air raksasa. Pompa raksasa ini Lowell meneruska logikanya msti diadakan oleh yang Berakal itu, yang sudah sampai ketingkat kecerdasan yang tinggi sekali. Karena menurut perhitungan Lowell pompa raksasa semacam itu, mestinya 4000 kali kodrat air mancur Niagara jatuh. Kdorat pompa raksasa semacam itu belum lagi bisa diadakan yang Berakal di Bumi kita. Apakah motive tumpuan, buat mengadakan irrigasi raksasa itu ? Tentulah pertaruan buat hidup, jawab Lowell pula. Penduduk bumi Mars menyaksikan airnya berkurang-kurang dari tahun ketahun. Cuma dari kutub air bisa diperoleh sekarang ini. sebab itulah maka irrigasi itu perkara hidup amtainya penduduk Mars Lantaran itulah pula semua kecerdasan itu dipusatkan pada pengairan.




Logika Lowell tak ada lubang cacatnya. Persangkannya tentulah sangat menarik hati. Tetapi benar atau tidaknya simpulan tiada saja bergantung pada pemakaian Ilmu Logika, tetapi juga pada bukti yang diperoleh. Apakah permatan Lowell benar ? Inilah yang menjadi pusat persoalan para ahli seterusnya. Paham Lowell akhirnya dialahkan, bukan karena salah atau tidaknya, melainkan karena salah peralamannya. Dibelakang Lowell banyak sekali peralaman yang dijalankan. Para ahli setuju membenarkan adanya terusan tadi.




Dr. Berhard mengadakan permatan pada Mount Wilson Observatory yang tersohor didunia itu. Telescope dipakai ialah yang paling jempol di dunia pada masa itu. Dia tiada mendapatkan terusan, panjang, lurus, sama lebarnya dimana-mana dan teruatur seperti bikinan manusia itu, cocok dnegan rancangan Geometry. Melainkan terusan yang tidak lurus, lebar dan sempit, serta tidak teratur seperti bikinan manusia (seni). Smeua para ahli dan terutama




Ahli Bintang Mars ternama ialah Antoniado setuju dengan Dr. Bernhard.




Kalau jatuh buktinya Lowell, bukti Promise buat lantai simpulan, tentulah jatuh pula simpulan Lowell, yakni sementara ini. kalau terusan itu bukan bikinan manusia, melainkan bikinan alam, maka jatuhlah pula simpulan Lowel, bahwa manusia (Yang Berakal) itu ada dibumi Mars, karena irrigasi Raksasa disana itu mestinya bikinan manusia.




Kita katakan simpulan Lowell itu jatuh "sementara”. Sebab mungkin perkakas yang lebih jitu kelak membenarkan sebagian atau seluruhnya peralaman Lowell. Lagi ada atau tidaknya manusia itu tiadalah bergantung pada teratur atau tak teraturnya terusan itu, sebab pada bikinan atau tidaknya terusan itu saja. Terusan itu Cuma salah satu dari bikinan manusia siapa tahu Ahli Bintang pada hari lain dengan perkakas dan teori lain bisa mendapatkan "bikinan lain-lainnya Yang Berakal” (Sengaja pula disini ktia sebutkan Yang Berakal, karena pada keadaan lain, mungkin bukan Carbon yang jadi atom-lantai, melainkan atom-Silicon (bangsa pasir) umpamanya. Atom ini terhadpa panas umpamanya jauh lebih tahan dari pada sesuatu paduan Carbon, kalau pada hawa yang jauh lebih panas dari hawa kita ada manusia, maka Yang Berakal, yang berbadan terdri dari hawa atau Silicon itu, tentulah berlainan sekali dengan manusia dibumi kita, walaupun manusia kita dan manusia disana masuk jenis yang bersamaan, yakni Yang Berakal. Ini saya kemukakan Cuma buat menegaskan bahwa pemeriksaan belum habis, perkakas selau bertambah jitu dan teori senantiasa bertambah dalam dan luas.




Sebagaimana juga menurut pemandangan para ahli sekarang, tiada bisa disangkal bahwa Yang Hidup berupa tumbuhan, boleh jadi sekali ada di bumi Mars. Yang Hidup berupa Hewan & Co, belum boleh dipastikan. Tetapi boleh seterusnya dipastikan, bahwa bumi Mars dari tahun keabad senantiasa kehilangan air dan udara. Seandainya pada zaman lampau bumi Mars pernah menerbitkan dan melayani Hewan & Co, tetapi sekarnag susah sekali baginya buat meneruskan perjalannaya. Hewan & Co. perlu O buat energy panas, kodrat buat segala anggotanya yang hidu, yang bergerak. Boleh jadi para Yang Berakal, maka tinggi keulungannya buat menabungkan air atau O, tetapi lama-lama keulungan itu mesti tewas oleh kodrat alam, yang senantiasa melayangkan O itu dari bumi Mars.




Venus memberi gambaran pada kita tentang keadaan Yang Hidup di bumi kita ini ketika jutaan tahun yang lampau. Mars yang sekarang menarik-narik napas memberi gambaran pada kita bagaimana kelak hari depannya bumi ktia. Sambil bumi Venus menghampiri keadaan Bumi kita, maka kita perlahan-lahan pula menghampiri Mars. Masa mudanya bumi kita terdapat pada Venus dan hari tuanya pada Mars.




KE ALAM RAYA.




Pemeriksaan Dr. Jones pada keluarga Matahari kita tadi tiadalah sama sekali gagal. Bukan saja Yang Hidup, berbentuk tumbuhan boleh jadi sekali ada di Mars, tetapi hewan atau mansuiapun tidak perkara yang mustahil ada disana. Kalau tidak sekarang, dahulu boleh jadi ada. Hari depannya tiadalah sama sekai mengecewakan. Kalu Bumi kita kelak kosong, yakni kekosongan hewan dan manusia, sesudah "celengan” air, sinar dan udara ktia kelak jadi kosong, maka sudah ada bumi dalam kandungan keluarga Matahari kita yang pada hari depan atau dipusakakan pada jenis ktia, ialah manusia. Kalau cucu-cicit kita gagal mendapatkan perkakas pindah ke Venus, karena Bumi ktia jadi dingin, maka dibumi Venuspun pasti akan terjadi evolusi, kemajuan seperti pada Bumi kita : barang logam akan menimbulkan tumbuhan dan tumbuhan akhirnya akan menjelma menjadi hewan ; dan akhirnya hewan akan menjelma menjadi manusia. Dari mahluk berupa setengah monyet, setengah manusia, kita akan sampai juga kepada mahluk setengah manusia, berupa satria atau ahli, pembentuk masyrakat atu pembentuk pengetahuan Yang Berwatak Luruh atau berkecerdasan Maha Tinggi.




Dr. Jones menerangkan pemeriksaannya ke Alam Raya. Tetapi pad ayang maha jauh ini dia mendapat rintangan. Satu sayapnya lumpuh, karen penerbangan perkakas zaman sekarang belum sampai kodratnya buat memeriksa bumi pada matahari (bintang) lain, dikeluarga matahari lain. Seperti sudah disebutkan dahulu matahari yang terdekat masih 25.000.000.000.000 antarnaya dnegan kita. Perkakas zaman sekarang belum bisa melihat bumi sebesar bumi Jupiter kita, kalau berada dikeluarga matahari sejauh itu.




Teapi Logika bisa terbang lebih jauh dari itu. Ingatlah Dialektika Demokritus bisa mendahului "mata’ lebih dari 2500 tahun. Dan dalam pemeriksaaan di Keluarga Matahari kita dan Alam Raya pun tidak sekali dua perkakas dengan peralamannya sudah membenarkan hasilnya Logika semata-mata.




Kita kumpulkan sekali lagi syarat yang perlu buat alat-adanya Yang Hidup di Alam Raya. Antara. Mestinya cocok, setimbang. Akalu sesuatu bumi terlampau dekat dari mataharinya,maka hawanya akan terlampau panas buat Yang Hidup. Akau terlampau jauh, maka hawanya terlampau sejuk, Yang Hidup akan kekurangan energy, panas, kodrat.




1. Besar. Kalau jauh lebih kecil dari Bumi kita, maka kodratnya memegang zat-asli, kecil sekali. jadi semua atom lekas atau lemabat habis melayang. Kalau jauh lebih besar dari bumi kita, maka dibumi semacam itu akan terlampau banyak udara. Sebab kalau kodrat memegang, kodrat menarik zat-asli terlampau besar, maka atom H akan terlampau banyak tinggal dibumi itu. H ini akan berpau dengan zat-asli lain mengadakan gas racun, seperti Amonia dan uap-rawa yang banyak terdapat di Jupiter dan Saturnus.




2. Terik Sinar. Juga mesti setimbang-matahari (Bintang) Ganpus umpamanya saja mempunyai terik-sinarnya 80.000 kali terik Matahari kita. Matahari (bintang) Procyon Cuma 1/16.000 dari matahari kita. Kalau Sang Matahari kita ini diganti dnegan Ganpus, maka Yang Hidup dibumi kita akan menjadi Yang Lenyap, Yang Musnah. Sebabnya ialah karena panas terlau terik. Didaratan seolah-olah kipas hawa panas, seperti api membakar besi panasnya. Airnya Samudra kita lekas akan menguap. Kalau diganti dengan Matahari Procyon, maka bumi kita akan menerima panas terlampau rendah sekali, sejuknya bukan kepalang dan semua samudra akan beku. Yang Hiduppun akan lenyap !




3. Berhubung dengan 1, 2, dan 3 adanya, tanah, udara, CO2 dan O pada satu pokok. Tak adanya uap racun diduara pada lain pokok.




4. Bagaimana para ahli bisa mengetahui ada atau tidaknya "empat syarat” diatas ini dibumi yang ada pada Alam Raya yang tiada bisa diperamati dengan perkakas itu ?




Dua perkara penting sudah bisa ditetapkan.




Pertama. Semua zat yang terapat pada Matahari kita dan pada semua bintang di Alam Raya terdapat juga pada Bumi ktia. Ini semua bisa dipastikan dengan perkakas seperti teropong dan spectroscope.




Kedua : semua zat ini menarik dan meolak, berpadu dan berpisah, menurut undang ayng tetap, ayng sudah pula dikenal oleh para ahli. Umpamanya : Semua air mestinya terdiri dari perpaduan 2 atomnya H dengan 1 atom O. Kalau ada air dibumi manapun di Alam Raya, air itu mesti terdiri ari kedua zat itu, atas perbandingan banyaknya itu juga. Tak ada air yang mengandung 3 H dan 1 O umpamanya.




Ketiga : Jadi sebagai simpulan dari pertama dan kedua. Kalau ktia bisa tentukan bahwa keadaan disalah satu bumi pada salah satu keluarga matahari di Alam Raya "sama” dengan keadaan dibumi kita, maka bisa dipastikan pula bahwa disana bolah jadi sekali ada Yang Hidup seperti pada bumi kita.




Bagaimana para ahli bisa menentukan sama, hampir sama, atau sama sekali berlainan ekadaan bumi, satellite, dan matahari (bintang) pada Alam Raya ? Sedangkan perkakas belum bisa mengambul gambaran, seperti pada Sang Bulan atau Mars.




Walaupun perkakas photography masih lemah, masih dalam usia kanak-kanak; tetapi telescope, teropong tiadalah sama sekali tak berdaya buat mengetahui antaranya bintang dan bintang dan perbandingan besarnya satu bindang dengan bintang yang lain. Lagis hasil teropong bermulut 5 meter belum lagi masuk alat-buktinya Dr Jones ! Spectorscope bisa memeriksa warna sinar salah satu bintang, dengan ebgitu zat yang ada pada bintang itu. Dengan mengetahui antara itu bisa diketauhi hawa. Boleh diketahui apakah hawa itu tidak terlampau panas atau tidak terlapau dingin buat Yang Hidup. Kalau besarnya bumi pada salah satu keluarga Matahari yang lain tiu kelak dengan perkakas lebih sempurna sudah diketahui, maka akan bisa pula dipastikan apakah bumi itu cukup kuat buat memgang udara. Kalau teriknya Matahari kelak bisa ditentukan pula, maka bisa juga dipastikan bisa atau tidakkah Yang Hidup berada disana.




Teori yang menyatakan evolusi tumbuhnya keluarga Matahari ktia dari uap menyala sampai ke-keluarga matahari memberi penunjuk pula pada keadaan dikeluarga Matahari yang lain, di Alam Raya ini ? Walaupun dalam garis kecilnya anggapan teori tentang asalnya keluarga Matahari kita itu masih tinggal pada daerah persangkaan seperti juga teori Alam Raya, tetapi bisa dipercaya bahwa Alam Raya dengan 100.000.000 Alam Bintang kita itu, yang berjumlah bintang 100.000.000 x 100.000.000.000 itu semunya seasal dari satu kumpulan atom, ini, molten-mass, glowing gas, uap. Benda yang menyala ini, pada yang terutama mengandung zat-asli H ini, akhirnya disebabkan kodrat dalam badannya, meletus dan meaburkan pecahannya. Mula-mula semua pecahan itu berdekatan satu sama lainnya. Kemudian menurut undang yang pasti lebih lama makin berjauhan seperti ratusan titik pada bola karet permainan kanak-kanak yang diembus. Kejarangannya bintang diseluruh Alam Raya makin bertambah-tambah. Hal ini bisa diperalamkan dan sudah lama undang ditetapkan undangnya berjaranga. Syahdan menurut perhitungan ahli, maka tempo 1.000.000.000 tahun antara satu bintang dengan yang lain 2 x bertambah jarang. Jadi antara satu mil menjadi 2 mil, dsbnya. Undang ini dengan jalan memutar, membetulkan teori "seasalnya” semua Bumi dan Bintang di Alam Raya yakni atom terkumpul yang menyala. Karena kalau dengan undang ini ktia kembali 1.300.000.000 tahun kebelakang, amak semua bintang 2 kali serapat sekarang. Balik kita dua kali selama itu, maka perantaraan bintang dengan bintang akan 4 kali lebih rapat dan seterusnya. Akhirnya ktia akan berjumpakan atom berkumpul atau kumpulan atom yang menyala, glowing gas.




Demikianlah ringkasnya :




Dengan lansung maka perkakas teropong bermulut 2 ½ meter belum bisa melihat bumi sebesar Jupiter, yakni 31 x sebesar Bumi kita kalau jauhnya 25.000.000.000.000 mil dari kita. Ini antara kita dnegan matahari (Bintang) yang paling dekat pada ktia. Tetapi dengan teropong 2,5 meter itu kita sudah bisa disaksikan 10.000.000.000.000.000.000 bintang di Alam Raya. Walaupun teropong bermulut 2,5 meter belum bisa melihat bumi 317 x sebesar Bumi kita pada bitang yang terdekat pada ktia ini tiada memberi alasan, bahwa teropong yang bermulut lebih besar tak akan bisa melihatnya. Sementara itu Logika bisa berjalan seperti berikut : Kalau Cuma matahari (bintang) kita saja yang mempunyai satu bumi, diantara




1.000.000.000 Matahari lainnya, maka di Alam Raya akan kita dapati 10.000.000.000.000 bumi, yakni 10.000.000.000.000.000.000.000 : 10.000.000. Kalau diantara 10.000.000.000.000 bumi ini, kita dapat satu bumi saja diantara 1.000.000 bumi yang mempunyai keadaan "sama” dengan Bumi kita, maka masih ada 10.000.000 bumi yang sama dengan Bumi kita. Kalau kemungkinan ini kita bagi lagi dengan 1000, maka kita masih punya angka yang mengangumkan, yakni 10.000 Kalau pada 10.000 ini didapati hawa, tanah, air dan udara yang sama atau hampir sama dengan Bumi kita, maka boleh dipastikan disana juga mesti didapati Yang Hidup seperti di Bumi kita. Kalau dasar zat badannya Yang Hidup disana itu bukan Carbon, melainkan Silicon atau Titian umapamany, maka Yang Hidup disana juga akan berlainan sifat jasmani dan rohaninya dengan kita bagaimana juga mereka akan masuk golongan Yang Hidup juga. Tumbuh dan amti seperti tumbuhan, ber-instinct (naluri) seperti binatang dan berakal seperti manusia.




PEMANDANGAN (MADILOG).




Dalam perantaraan maha jauh mengiktui Dr. Jones mencari yang Hidup itu kita juga bertemukan jejaknya "Madilog”, Boleh jadi sekali Dr. Jones tiada memperhatikan Dialektika Materilaistis dalam fisalfat hidupnya, tetapi dengan sengaja atau tidak dia mesti tempuh aliran pikiran yang berdasarkan Dialektis Materialisme itu. Kalau tidak meskipun Logika dan perhitungannya benar, dia tiada akan sampai ketempat yang dimaksudknya. Bagaiman ajuga dalam perantaraan yang maha jauh tadi, dengan sengaja atau tidaknya Dr. Jones, Alam sendiri, sebagai hasil pemeriksaannya memperlihatkan penglaksanaan Dialektika yang beralasan yang nyata, berdasarkan Benda.




PERUBAHAN BILANGAN BERTUKAR MENJADI PERUBAHAN SIFAT. 1. Tiadalah perlu seluruhnya perjalanan Dr. Jones kita ikuti buat mendapatkan misalnya penglaksanaan undang ini. sebetulnya seluruhnya hasil pemeriksaan Dr. Jones dialiri undang ini, seperti badan hewan dialiri darah. Karena memang Alam Raya in iseluruhnya pula dialiri darah Dialektika. Satu dua perkara yang penting berhubungan saja sudah cukup buat menjadi contoh.




Hawa ialah salah satu syarat terpenting buat timbul atau hilangnya Yang Hidup. Tiga bumi saja : Venus, Bumi Kita, dan Mars, sudah cukup buat contohnya penglaksanaan perubahan bilangan (banyak) menjelma menjadi perubahan sifat. Pada bumi Venus kita dapati hawa yang mempunyai sifat memustahilkan Yang Hidup.




Tetapi sinar yang dipancarkan oleh Venus lama-kelamaan menyebabkan hawa disana akan turun, tetapi dari satu tingkat ketingkat yang lebih rendah dari satu grade (derajat) ke derajat yang lebih rendah. Akhirnya perubahan banyaknya derajat in iakan menyampaikan Venus ketingkat derajatnya hawa bumi kita. Setelah sampai kesini, maka perubahan banyaknya (derajat C) tadi akan menerbitkan peruabhan baru. Kemustahilan Hidup pada hawa panas tadi akan berubah menjadi Kemungkinan Hidup.




Cabron ialah zat dasar yang Hidup dibumi kita. Dnegan mengubah banyaknya atomnya, Carbon bisa mengadakan ratus ribuan benda mengandung Carbon. Ratus ribuan benda ini mempunyai sifat berlain-lain pula. Dair pada perubahan banyak atomnya Carbon, diantara ratus ribuan jenisnya paduan carbon itu lambat laun kita jumpakan tepung. Pada perubahan banyaknya atom Carbon pada akhrinya kita mendapatkan gemuk,minyak. Lama-lama dari perubahan angka 1 ke angka 2 dan seterusnya, kita peroleh perubahan sifat, perubahan jenis Carbon ialah putih telir. Dair jenis putih leur ini dengan jalan yang belum diketahi amat oleh para ahli, jenis-jenis baru-baru timbul : Hewan & Co. nayta sudah timbulnya tiga benda terpenting buat Yang Hidup itu, yakni tepung, gemuk dan putih telur menurut undang perubahan bilangan (banyak) menjelma menjadi perubahan sifat.




Sebaliknya hawa bumi kita yang tetap turun banyak derajatnya akan menyampaikan kita kehawa Mars, atau lebih dingin lagi. Sampai kesini maka perubahan banyaknya (grade C) tadi akan menimbulkan perubahan baru pula. Kemungkinan buat Yang Hidup berubah kembali menjadi kemustahilan buat Yang Hidup.




PEMBATALAN KEBATALAN. 2.




Sudah kita katakan lebih dahulu sedihnya keluarga Matahari kita, ialah setimbangan kodrat menolak dan menarik. Matahari dan semua buminya, Bumi kita dan Bulan serta bumi yang lain-lain mengdakan tolak dan tarik dan mengadakan harmoni, setimbang, pembatalan kebatalan.







Dalam perantauan kita bersama Dr. Jones, undang ini tentu tetap berlaku. Kalau tidak tentu perantauan itu mesti dibatalkan. Malah jiwa kita sendiri mesti membatalkan jasmaninya. Yang akan kita kemukakan disini Cuma perkara baru yang kita jumpai. Perkara ini berhubung dengan adanya udara yang mendangdung CO2 dan O, zat yang penting buat Yang Hidup. Tak ada udara dan zat itu, maka tak mungkinlah ada Yang Hidup. Maka ada atau tidaknya udara dan atom itu bergantung pada setimbangnya "kodrat bumi memegang” dan "cepatnya sesuatu atom lari mau lolos”. Sesuatu bumi menarik atom yang mau lolos. Kalau kekuatan menarik ada setimbang dengan ekkuatan lari, maka barulah bisa udara dan zat aslinya bisa tinggal tetap pada bumi itu. Barulah ada kemungkinan buat Yang Hidup. Kalau "tari” dan "Tolak” tidak bisa mengadakan "setimbang” maka tiadalah pula Yang Hidup itu berada di bumi itu. Dan Yang berada dibumi itu bukanlah Yang Hidup.




A = A ; A BUKAN NON A : LOGIKA. 3.




Dalam lingkaran, bingkai tulang-belulang, kedua dudukan Dialektika yang diataslah, baru pertanyaan yang pasti bisa dijawab dengan pasti pula. Barulah bisa dijawab apakah ada atau tak ada sifat pada satu benda, berhubung dengan tempat dan tempo yang pasti. Apakah ada manusia pada bumi ini atau itu, dalam keadan dan tempo begini atau begitu.




Dalam hal inipun masih lebih dari cukup luasnya daerah yang mesti diperiksa oleh para ahli.




Menentukan antara suatu bumi dengan matahari, dengan jalan begitu menentukan hawa pada bumi itu, menurut pengetahuan yang tinggi tenntang ilmu kodrat dan Matematika dan Kimia.




Menetapkan besarnya satu bumi dan berhubungan dengan itu menentapkan kodratnya bumi = itu memegang zat asli yang penting dan memustahilkan, yang racun, buat Yang Hidup, memnta pengetahuan yang dalam tentang Ilmu Kodrat, Matematika dan Kimia. Memastikan teriknya sinar matahari pada sesuatu bumi dan berkenaan dengan itu memastikan panas-sejuknya pada bumi itu, memaksa adanya ilmu yang unggul tentnag Ilmu




Kodrat dan Matematika.




Para ahli yang bekerja dalam pengetahuan ini bukanlah manusia biasa. Tenaga yang dituntut bukanlah tenaga tersambil. Otak yang cerdas dengan kerajinan dan ketetapan hati luar biasa dan peluh payah yang boleh jadi tak mengadakan hasil yang memuaskan. Tersepit pula diantara dua pihak. Pada satu pihak terdapat teman sejawat para ahli buat mengkritik pada pihak yang lain, ahli kegaiban bersemboyan "baberce moet hangen” (salah satu benar dia mesti digantung, atau : tangkap dahulu, perkara dibelakang).




Pasal 7. AHLI KEGAIBAN DAN ALAM.




Beruntunglah para ahli yang tiada perlu memeriksa besar atau banyaknya bumi dan bintang diruang Alam Raya ini. Karena tiada mereka perlu menentukan apakah sesuatu bumi biasa memegang udaranya.




Mujurlah mereka tiada perlu menentukan antara bintang dan bintang serta antara bitnang dengan buminya. Karena mereka tiada perlu menghiraukan hawa pada bintang atau bumi itu.




Bahagialah mereka para ahli Mistikus, yang tiad aperu menghitung terik panasnya matahari pada sesuatu bumi. Karena tiadalah perlu para ahli itu mencikaraui (mencampuri dengan tiada disetujui orang) panas sejuknya hawa pada bumi yang tiada ada dalam kitab mereka itu. Lantingkanlah semua Ilmu Kodrat, Kimia, Bumi, Tumbuhan. Matematika, dan sekalian Ilmu yang bersangkutan kedalam api neraka. Karena semua Ilmu semacam itu bisa memurtadkan, menyesatkan, measukkan iblis.




Aman sentausa didunia fana dan berharapan penuh buat mendapatkan surga yaitu na’im diakhirat kalau percaya dan apalkan apa yang para ahli Mistikus suruh apalkan. Malah tiada perlu diketahui isinya atau bahasanya ilmu yang mesti diapalkan, didengungkan dengan suara merdu dan kepercayaan sekuat memalut gunung itu.




Karena ilmu itu ialah Firman Tuhan dan hurufnya yang ditulis dengan tinta dan kertas bikinan manusia itu saja, bisa mendatangkan manfaat yang tiada terbatas, didunia dan diakhirat. Kalau tidak didunia fana ini, mesti diakhirat !




Sedikit urusannya para ahli Mistikus Cuma buat mengawasi para ahli yang biasa memurtadkan, menyesatkan dan memperlantingkan ke atpi neraka. Tetapi pada Negara yang beralasan Ilmu Kegaiban, gerak sudut matanya para ahli Mistikus itu sudah cukup buat mem-"bereskan” semua perkara yang melanggar kepercayaan umum itu. Di Indonesia ini pun denganmendirikan "Tentara Pembela Nabi Muhammad” atau membentuk "Permusyawaratan Ulama” sesuatu perkara yang oleh para ahli dianggap "anti Islam”, rupanya bisa di-"bereskan” (buat kita maka disampingnya Kemerdekaan Agama itu mestinya ada pula jaminan buat Kemerdekaan "Ilmu Bukti”. Berapa ratus tahun lampau, ahli filsafat Arab yang masyhur, Bidfai, sudah beramanat : "Biarlah tiap-tiap orang menglahirkan pahamny”).




Bahwa syahnya menurut Bijbel (Kitab Injil), pada buku pertamanya Nabi Musa, yang bernama Genesis, timbulnya Alam dan Tumbuhan serta Hewan : dan Manusianya terutlis seperit dibawah ini :




BAB KE 1.




Pada permulaan sekali Gaod membikin bumi dan langit.




1. Bumi pada masa itu masih woest (dahsyat), dan kosong serta jurang dalam gelap gulita ; dan Rochaninya God melayang diatas air.




2. Kemudian God berfirman : Timbullah cahaya ; maa timbullah cahaya.




3. God melihat hawa cahaya itu baik ; kemudian God membikin batas diantara Yang terang dan Yang Gelap.




4. Kemudian God menamai yang Terang itu Siang Hari dan Yang Gelap itu dinamainya Malam. Pada hari pertama itu sudah ada malam dan pagi.




5. God berfirman : Timbullah langit yang meliputi air dan memisahkan air dan air. 6. Demikianlah God membikin lngit serta membuat perpisahan antara air dan air, antara air yang dibawah laingt dan air yang diatas langit ; demikianlah adanya.




7. .......




8. .......




9. Dan God menamai yang kering itu bumi dan kumpulan air dimainya Lautan, God menyaksikan yang demikian.




10. God menurunkan firman : Terbitlah rumput dari tanah dan tumbuhan yang menaburrkan biji serta memberikan buah menurut jenisnya ; itupun terjadi.




11. Demikianlah bumi menimbulkan rumbut, tumbuhan yang berbagai jenis dan pohon yang menerbitkan biji menruut jenisnya. God menyaksikan baiknya.




12. Masa itu sudah malam dan sudah pagi, pada hari ketiga.




13. Kemudian God berfirman : Timbullah Yang bercahaya pada lotengnya (panggungnya menurut Agama) maka langit ialah barang padat langit untuk memperbedakan siang dengan malam, supaya dianya menjadi tanda ukuran tempo dan menjadi hari dan tahun.




14. Supaya dianya (yang Bercahaya) itu menjadi obor dipagu langit buat memberikan cahayanya kepada bumi ; demikianlah adanya.




15. God membikin dua jenis yang Bercahaya. Yang Besar Cahaya buat menguasai siang hari, serta Yang Bercahaya Kecil, bercahaya buat menguasai malam hari, juga semua bintang.




16. Kemudian God menaruh mereka di pagu langit, untuk memberikan cahayanya kepada




17. bumi. Dan buat berkuasa pada hari siang dan pada hari malam, dan buat memperbedakan yang terang dengan yang gelap ; dan God menyaksikan baiknya.




18. hari sudah malam sudah pagi, pada hari keempat.




19. kemudian God berfirman : haruslah ari melahirkan bertimbun-timbun Yang Hidup ; dan haruslah Sang Burung berterbangan diatas bumi dibawah lotengnya langit.




20. Kemudian God membuat ikan paus yang besar dan smua jenis Yang Hidup yang berkerumunan dilahirkan oleh lautan ; dan berjenis-jenis buruh ; dan God menyaksikan baiknya.




21. Kemudian God mengsaktikan mereka, dengan firma : Mengembang biaklah kamu dan penuhilah air dan lautan dan burung mengembang biaklah didaratan.




22.




24. Dog menurunkan fiman : Bumi harus melahirkan Yang Hidup, berjenis-jenis, demikianlah terjadi.




25. Kemudian God membikin binatang liar menurut jenisnya dan binatang jenis menurut jenisnya dan semua binatang yang menjalar menruut jenisnya dan God menyaksikan baiknya.




26. Kemudian God berfimran : Marilah kita bikin manusia menruut bentuk kita menurut yang serupa dengan kita, dan supaya mereka menguasai ikan dilatuan dan burung diudara (gevogelte des hemels) binatang jinak dan seluruh bumi dna semua binatang yang menjalar diatas bumi.




27. Dan God membikin Manusia cocok dengan bentuknya, menurut bentuknya God, Dia membentuknya ; lelaki dan perempuan Dia bikin.




28. Kemudian God mengaktifkan mereka dan God berfirman kepada mereka : berkembang biaklah dan penuhilah bumi dan kuasailah dia dan kuasailah ikan dilautan, burung di udara semua Hewan yang didaratan.




29. Kemudian God berfirman : Saksikanlah ! Aku sudah mengaruniai engkau semua tumbuhan yang berbiji yang ada diseluruh bumi langit, sekalian pohon yang memberikan buah biji itulah buat makananmu.




30. Tetapi kepada semua binatang didaratan dan burung diudara serta semua bintang yang mnejalar diatas bumi, yang mempunyai jiwa. Aku berikan daun hijau buat makanan.




31. Dan God menyaksikan semua yang dibikinnya. Lihatlah semuanya amat baik. Hari sudha malam dan sudah pagi, pada hari keenam.




BAB 2.




Demikianlah sudah dibikin langit dan Bumi dan Umatnya.




1. Apabila God pada hari ketujuh menghabiskan pekerjaannya, Dia berhenti pada hari ketujuh itu.




2. Dan God mengsaktikan hari ketujuh itu dan mengtuaahkan hari tiu kerna Dia pada hari itu berhenti dari semua pekerjaannya buat menyempurnakan semua yang dibuikinnya.




3. Inilah hari timbulnya langit dan bumi, sesudah mereka dibikin. Ia ini harinya God membikin bumi dan langit.




4. .......




5. ........




6. God membentuk manusia dari zat, bumi dan menghembuskan dihidungnya (manusia) nafas dari Yang Hidup ; demikianlah menjadi yang bernyawa.




7. Dan lagi God membangunkan Taman Eden kearah sebelah Timur dan Dia disana menenpatkan manusia yang dibikinnya.




8. .........................




15. Demikianlah God menimbulkan manusia dan menempatakan dia ditaman Eden, buat memelihara Taman itu.




16. Kemudian God memberi perintah kepad amanusia itu dnegan firman : Semua buahnya dipohon dalam Taman itu engkau boleh memakain.




17. Tetapi dari pada (buahnya) pohon pengetahuan, tentang yang baik dan yang buruk, ini engkau tidak boleh memakannya sebab engkau pada satu hari memakannya engkau akan mati




.....................




21. Kemudian God menyebabkan Nabi Adam tidur nyenyak dan Dia (God) mengambil salah satu tulang rusuknya dn tutup lubangnya bekas tulang tadi dengan daging.




22. Kemudian God dari tulang rusuk yang diambilnya dair Nabi Adam tadi membentuk seorang perempuan, dan Dia membawa perempuan itu kepada Nabi Adam.




..................




25. Keduanya bertelanjang, Nabi Adam dan permaisurinya, dan mereka tiada malu-memalui.




BAB KE 3.




Sang Ular ialha lebih licik dari pada semua binatang didaratan ; ia itu dibikin oleh God : dan Sang Ular berkata kepada perempuan tadi. Adakah juga pernah God berfirman : kamu tidak boleh memakan (buahnya) semua pohon dalam Taman ini ?




6. Perempuan itu melihat baiknya pohon itu ............. dan bila dia ambil buahnya dan dimakan : .......... dia beri jug alakinya (Nabi Adam) dan dia juga memakannya.




7. Kemudian keduanya mereka terbuka matanya ; dan mereka saadar bahwa mereka bertelanjang ; mereka menutupi kemaluan emreka dengan jawat daun kayu.




8. Kemudian God memanggil Adam dan menurunkan fimannya : Dimana Engkau ?




10. Dan Dia (Nabi Adam) menyahut : " Saya dengan suaraMu dalam Taman dan saya merasa takut ; karena saya bertelanjang ; sebab itu saya sembunyi.




....................




14. Kemudian God berfirman kepada Sang Ular sebab engkau mengerjakan pekerjaan (menipu permaisuri Adam memakan buah, sehingga Nabi Adam jadi membedakan laki dan perempuan) itu maka engkaulah yang paling terkutuk diantara semua binatang di daratan ; selama hidupmu, engkau akan menjalar diatas perutmu dan memakan barang (buat hidup).




................




15. ................Kepada Perempuan (permaisuri Nabi Adam) Dia berfirman : "..............




dnegan susah sengsara engkau akan mengandung bayi ; dan engkau akan ingin sama lakimu ;




dan dia akan menguasai kamu.




....................




17. Kemudian kepada Nabi Adam Dia berfirman : "Karena engkau mendengarkan perkataan permaisurimu (menipu makan buah pohon, ialah menurut tipuan Sang Ular) .......maka bui ini atas kesalahanmu sendiri jadi terkutuk dan dengan susah sengara engkau akan mendapatkan makanan dari padanya selama hidupnya.




Terjemahan diatas dilakukan oleh Penulis sendiri. Diakui disini bahwa terjemahan ada sedikit bebas. Tidak diikuti dengan setiap jejaknya kata kalimat dalam bahasa Belanda. Saya takut kalau berlaku demikian, maka terjemahan susah dimengerti. Memang disamping saya ada Kitab U’lkudus, yakni Kitab Injil dalam bahasa Indonesia dicetak di Amsterdam, tetapi bahasa Indonesianya baikpun ejaannya kupikir tak cocok dnegan zaman sekarang ! Boleh jadi disana sini terjemahan saya sedikit tergelincir. Tetapi saya harap bulatnya ada memadai dan bisa dimengerti penduduk Indonesia sebagian besar bukan Serani ini. Bukan pula kerna kutipan berasal dari Kitab Sucinya Kaum Serani maka ia boeh diterjemahkan dengan semabrangan. Saya juga tahu, bahwa Islam yang surat seakar dengan Serani itu mengakui penuh hakekatnya kutipan diatas dari kitapnya Kafir Kitabi. Sebab itu dengan sepenuh keawasan saya cari perkataan yang lebih dari cukup mengandung kehormatan. Kalau masih kurang, maka saya minta maaf lebih dahulu pada para Muslimin dan Serani itu.




Pasal 8. IKHTIASAR RAYA TENTANG ALAM RAYA.




Seluruhnya Alam Raya saya lihat ditulang belulang oleh Undang Dialektika seperti badan




Hewan berdiri atas tulang-belulangnya. Dalam daerah yang dibatasi serta ditentukan arahnya oleh Dialektika itulah beradanya Logika, laksana daging, urat dan nadi dibatasi dan ditentukan arahnya oleh tulang-belulang.




Tetapi bukanlah Alam itu pernglaksanaan Logika, ia ini Dialektika menruut Hegel. Bukanlah penglaksanaan undang Ide atau pikiran yang pada Hegel tentu berupa pikirannya Hegel. Melainkan sebaliknya undangnya benda bergerak membayang pada otak manusia dari bentuk dan sederhana seperti pada Marx dan Engels, dan akan terus-menerus, menurut tingginya pengetahuan manusia seluruhnya. Boleh pula undang itu membayang tiada semata-mata seperti benda membayang dalam cermin ia ini sempurna bentuk dan coraknya. Otak kita manusia, mencoba memberi sifat bentuk dan corak kemanusiaan atau sekurangnya mempengaruhi sifat bentuk dan corak itu. Tetapi semua percobaan dan pengaruh itu akan gagal, kalau tiada cocok dengan isfat, bentuk dan corak alam tadi.




Nyata boleh dihitung sudah kenyataannya, bahw amasa dan masa benda-benda dengan perantaraan kodrat yang berbanding dengan besarnya, senantiasa tak putus-putusnya, sedetikpun tidak putus, menarik dan emnolak satu dengan yang lainnya diseluruh Alam Raya. Hasil resultate ribuan tahun dan tarikan dan tolakan simpang siur, di Alam Raya inilah, yang ada sekarnag. Resultate dari tarikan dan tolakan, simpang siur menurut undang yang pasti pad ahari depanlah, yang ada pada hari depan. Tak ada bikinan, kodrat, yang diluar yang ada itu. Sedikitpun, kodrat diluar yang ada dari Yang Nyata itu, terganggu dan terperkosa, pecah-belah Alam Raya ini, Hilang Lenyaplah Undangnya, Jiwanya Pecah-Belahnya Alam Raya bisa terjadi menurut undang, yang adadalam badannya sendiri yakni pecah-belah menurut undang-undang pecah-belah, ialah undangnya Yang ada, Bukan undang diluar Yang ada. PEMBATALAN KEBATALAN.




Dari Alam yang tak kelihatan oleh mata telanjangnya manusia, karena kecilnya, dari atom, semapai ke dunia yang tak terlihat oleh mata telanjangnya manusia karena besarnya, sampai ke Alam Raya berlaku undang pembatalan kebatalan, bermuka, dari proton sebagai thesis, penarik dan elektron, seagai anti thesis, penolak atau sebaliknya kita mendapat setimbangan, kemaanan Harmoni, Atom Dengan satu atom sebagai thesis, dan atom lain sebagai anti thesis, keamanan baru pula kita saksikan Molekule. Keduanya masih terjadi pad aatom yang bisa dilihat dengan mata. Dari bumi kita sebagai thesis, kita meloncat Matahari kematahari kita sebagai anti thesis keamanan baru yang terlihat timbul keluarga matahari kita. Dair keluarga Matahari kita sebagai thesis kita melayang keanti thesisnya, ialah kedekat bintang Sagitarius, sebagai pusat penarik kita menyaksikan pembatalan kebatalan yang lebih besar ; Universe kita, alam bintang kita. Adapun Alam bintang kita dengan seratus juta Alam Bintang lain, silang siur menimbulkan thesis dan anti thesis, tarikan dan tolakan dan sebagai hasil rajanya, ialah pembatalan kebatalan terbesar yang kita saksikan ; semua bintang di Alam Raya. Akhirnya semua benda di Alam Raya, semua Bintang Bumi dan Pengikutnya di Alam Raya dan kosong, Awang-awang yang jauh lebih besar di Alam Raya, bukanlah barang yang tiada tahu mengetahui terpisah seperti A dan Non A, yang Ya dan Tidak dalam ilmu Logika. Keduanya berseluk-beluk dan kena-mengenai. Pada Benda di Alam Raya sebagai Thesis dan kosong sebagai anti thesis sebagai lawannya. Maka Demokritus melihat perdamaian, melihat Synthesis, pada pergerakan. Karena semua pergerakan dan terjadi dalam kosong. Kalau satu tempat penuh, padat dengan benda, dengan atom, tak ada setitik pun tempat yang kosong maka benda tadi tak dapat bergerak.




Buat kita manusia, Hewan berakal tentulah tak ada yang lebih tinggi dan penting di Alam Raya ini dari pada kita. Manusia sendiri. Tetapi Manusia tak akan bisa ada, kalau alat-adanya syaratnya hidup hidup tak ada. Tak ada udara saja diantara lain-lain. Kita manusia menurut susunan jasmani kita sekarang tak bisa ada. Kita sudah saksikan bahwa ada atau tidak-adanya udara atau tergantung pada setimbangannya kodrat bumi menarik dn kodratnya zat-asli dalam duara itu BISA LOLOS. Juga disini berlaku tolak dan tarik serta hasilnya, ialah pembatalan kebatalan.




PERUBAHAN BILANGAN (BANYAK) MENJADI PERBUBAHAN SIFAT.




Dari Alam yang terkecil, tak kelihatan sampai ke Alam terbesar yang tak bisa dilihat pula dengan mata, kita saksikan berlakunya undang diatas ini.




Do, re, mi , fa, sol, la si kembali kepada Do ! Pada daftar musim, Periodic Table, kita lihat tercantum pula, pada dunia atom, Li, Be, B, C, N, O, F kembali kepada Na, yang banyak bersamaan dengan Li. Perbedaan antara satu atom dengan yang lain, antara Li dan Be dan B dsb, Cuma perbedaan bilangan banyaknya elektron, yang ingkar, tak setia itu, tiap-tiap atom yang dimuka, elektronnya 1 (satu) lebih dari atom yang dibelakang. Tetapi sampai kebilangan 8, ke Atom Na, maka perubahan bilangan tadi menimbulkan perubahan sifat. Para atom yang ada setia tadi, menjadi atom yang setia, yang tak setimbang menjadi setimbang. Seperti do (rendah) sesudah tujuh tingkat naik sampai ketingkat do kembali, begitu pula Li smapai ketingkat Na, yang banyak persamaan dengan Li. Sperti do lebih tinggi lebih banyak mempunyai getar vbration (trilling) dari do rendah, begitu pula Na, yang terletak pad atingkat lebih banyak mempunyai elektron dari pada Li. Demikan juga pada ratus ribuan molekule mengandung zat-asli Carbon, kita dapati molekule, yang berada bilangan atom Carbonnya, seperit tepung, gula, minyak dan putih telur.




Kembali kita kepada benda yang kita "bikinan” Yang Esa ini. (sudah tentu Esa ini tidak diartikan dengan Hydrogen), anggap seperti benda yang tak ada bandingannya di dunia ini.




Kita manusia, salah satu lagi benda yang terpenting buat adanya manusia di Alam Raya ini, ialah Hawa. Sedikit saja hawa lebih dari 40 derajat C, maka akl yang diulungkan itu sudah keluh kesah karnea jasmani, sarangnya, itu kepanasan. Kaau hawa itu sampai ke 100 derajat C, maka seperti daging lembu, daging kita juga akan masak atau kalau dijemur, dipanas semacam itu ia akan menjadi dendeng. Kaua sebaliknya dibawah 0 derajat C maka dia perlu memakai baju bulu domba. Dan kaalu terlampau jauh dibawah 0 derajat C itu, maka, rabu, jantung, hati, usus dan otaknya akan sama sekali berhenti bekerja. Pendeknya manusia mesti mempunyai hawa terkhusus buat manusia. Kita yakin bahwa di Nebula, gas-menyala, manusia tak bisa hidup. Malah tepung, gula dan minyak pun tak mungkin ada disana. Pada matahari saja, semua barang logam sudah jaid uap-logam Tanah atau air tak mungkin ada disana.




Tetapi perubahan derajat-panasnya dalam jutaan tahun, dari Nebula sampai ke Matahari (bintang) dan dari bintang sampai ke Bumi kita, menimbulkan perubahan baru. Hawa yang tak mungkin buat manusia berubah menjadi hawa yang mungkin buat hidupnya manusia. Perubahan ini akan terus-menerus pula sampai sesudah berjuta-juta tahun kita akna mengalami perubahan sifat yang baru. Ke Hidup berubah menjadi kemustahilan-Hidup. Perubahan diatas akan berlaku terus-menerus di Alam Raya, yang tak terpermanai bersarnya dan tak terpermanai pula banyak bintang dan bumi dengan masing-masing umur dan keadaannya ; ada yang yang terlalu panas buat manusia, ada pula yang aik buat manusia dan terlalu dingin buat manusia dan 1001 keadaan diantaranya semua kemungkinan tersebut. Logika, ya itu ya ; ya itu bukan tidak.




Dalam badan yang ditulang belulangi oleh kedua Undangnya Dialektika diatas, maka kita bisa berjumpa, dan mesti pegang teguh bahwa ya itu ya; tidak itu tidak, ya itu bukan tidak.




Dalam hitung-menghitung ita yakni masyarakat manusia sekarnag, sudah sampai kepada Ilmu Matematika zaman sekarnag. Ilmu inipun sudah mesti dibagi atas ebberapa cabangnya. Dalam mempelajari besar berat dan kodratnya massa (benda), masyarakat manusia, dibawah pimpinan masyarakat Eropa dan Amerika kita sudah sampai ke Phisika, Ilmu Kodrat masa sekarnag. Ilmu inipun mengandung cabang bermacam-macam. Dalam hal mempelajari undangnya zat berpadu dan berpisah, kita sampai ke Ilmu Kimia zaman sekaran, yang mempunyai beberapa cabang pula. Demikianlah seterusnya kita peroleh Ilmu Bintang, zaman sekarang Ilmu Bumi, Ilmu Tanah Logam, Ilmu Tumbuhan, Ilmu Yang Hidup (Biologie), Ilmu Badan Manusia, Hewan dsb. Semua Ilmu itu walaupun mesti berpisah-pisahan, buat menjitukan pekerjaan pad adaerah masing-masing ada kena-mengena satu dengan lainnya. Dalam semua Ilmu Bukti, science seperti tersebut diatas, pertanyaan pasti mesti dijawab dengan jawab yang pasti : ya itu ya, bukan tidak. Tetapi Scientist yang ulung dan merdeka pikiran dan kemerdekaan pikiran ini ialah syarat terutama buat satu Ahli Bukit. Seperti saya ialah syarat buat terbangnya burung. Satu ahli merdeka dan ulung cerdas itu mesti tak sekejap boleh melupakan, bahwa ia dalam kandungan Dialektika, dalam perkara yang mengandung pertentangan, gerakan tempo dan seluk-beluk, dia mesti lepaskan undang ya itu ya nya.




Dalam perkara semacam itu, dia mesti insyaf bahwa ya itu boleh tidak dan sebaliknya. Kalau dalam hal semacam itu dia tak lepaskan undang Logika dalam arti sempitnya, maka ia akan terlepas dari Dunia bukti, karena Dunia bukti akan melepaskannya. Dia akan terpelatnting ke Alam kosongnya ke Logika Mystika, ke Logika mati. Bukan kematian Logika, karerna matinya Logika pada otaknya manusia tiadalah berarti Logika bisa mati. Karena Logika sungguh cukup, mempunyai daerah di Alam Raya ini, yakni sebagai undangnya benda bergerak, berpadu dan berpisah, menolak danmenarik.




Pasal 9. HIDUP.




Bermula, maka lebih dahlu saya beri tahukan, bahwa perkara Hidup disini saya pakai seperti nama benda. Memang hal ini sering tejradi, umapamanya dalam kalimat, peperangan ini akan menentukan hidup dan matinya ......Juga dalam bahasa lain-lain pun dindunia acap sekali terjadi satu kata nama pekerjaan sebagai nama benda. Kata hidup itu dalam hal ini banyak tidak selalu kecocokan dengan jiwa.




APAKAH HIDUP ITU ?




Memang pertanyaan itu buat kita manusia terpenting sekali. Tetapi walaupun common sense, pikiran biasa tahu apa yang hidup itu, susah sekali jawab pertanyaan itu dibentuk kedalam satu definisi, ketepatan.




Encylopaedia Britannica, Kamus Raja Inggris mendifinisikan Hidup ialah satu jenis gerak-gerik semata-mata dari pada Benda Hidup bikinan Tuhan (life is the kind of activities charactiristic of living creatures). Tentulah pembentukan definisi bukan ahli sembarnagan.




Pastilah pula definisi ini cocok dnegan pengetahuan Biologi zaman sekarnag, tidak saja di Negara Inggris, tetapi diseluruh Eropa dan Amerika.




Walaupun begitu meskipun definisi semacam itu sudah memadai, tak ada salahanya kalau kelemahannya saya kemukakan. Definisi itu masih mengandung kesalahan yang sdangkan Aristoteles pun sudah suruh kita berjaga-jaga.




Hiudp yang mesti dipastikan itu kita jumpai kembali pada akhir kalimat ialah pada benda Hidup bikinan Tuhan, Life di jumpai kembali pada living vreatures ! Life dan living bedanya Cuma yang pertama dipakai sebagai nama barang, yang kedua sebagai nama pekerjaan. Kita terpaksa bertanya lagi : apakah yang hidup, bikinan Tuhan itu ? Apakah yang "living creatures” itu ? Jadi seperti orang menghasta kain sarung definisi tadi tak memberi keputusan circulo in defiando.




Selain dari pada kelemahan diatas, definisinya Encyclopaedia tadi, Cuma memenuhi syarat Logika, tetapi kurang mengandung kebendaan, walaupun ada menyebut Benda, ialah ,Benda bikinan Tuhan, creatures, seluk-beluk, kena-mengena dan perlantunan hidup (life) dengan Benda yang disini disebut ia ini, alam dan keadaan alam, sama sekali tiada tercantum. Dengan begitu Definisi tadi tidak saja kemiskinan kebendaan, tetapi sama sekali ketiadaan Dialektika. Kalau mau definisi yang cocok dnegan Logika saja, saya pikir lebih baik pakai definisi yang negative saja, umapamanya : Hidup yaitu bukan mati.




Marilah kita adakan classificatin (peng-jenis-an) yang sederhana, barangkali kita bisa mendapat definisi yang sederhana, walaupun "classification” satu pasal yang penting dalam ilmu Logika, buat mencari kependekan dalam segala-gala, saya sengaja menyingkirkan pasal ini. Tetapi dari maksudnya classification : (peng-jenis-an) ialah meyusun segala bukti yang mau diperiksa, menurut persamaan dan perbedaan diantara segala bukti itu. Dengan begitu kita boleh jadi bisa mendapatkan undang yang menguasai segala bukti itu. Bukti yang akan saya kemukakan memang syah, penting dan sudah diperalamkanoleh science. Kalau tidak tentulah undangnya salah atau belum sempurna.




Segala bukti dari Yang Ada ia ini Yang Hidup dan tak Hidupnya akan kita jeniskan (classify) disini semua pokok perkara belaka. Sebab tentu begitu, sebab ilmu yang berkenaan dnegan Yang Ada itu bukanlah Ilmu yang mudah dituliskan dalam Satu buku berapapun besarnya. Apalagi kalau mau dituliskan dalm satu setengah halaman seperti maksud "penjenisan” (classification) kita ini.




Yang tak Hidup, yang mati itu di Alam Raya ini sudah lebih dari satu kali kita bilang ialah terdiri dari 92 zat-asli, elements. Kita ambil yang pening saja diantaranya, buat Yang Hidu yaitu H (ydrogen), C (arbon), dan O (xigen). Semua zat-asi di Alam Raya ini berdasarkan proton dan elektron dengan undangnya yang sudah dikenal.




1. Diantara Yang Hidup itu pada tingkat pertama kita jumpai. Tumbuhan, persamaannya 2. dengan Yang Mati ialah keduanya mempunyai H, C 2 CO ; kedu jenis ini sama tiada bisa berpindah sendirinya dan sama tiada mempunyai anggota buat berpindah sendirinya, keduanya sama tiada mempunyai pancaindera dan anggota buat menghancurkan makanan. Perbedaan Tumbuhan dengan Zat yang Tak Hidup itu, ialah tumbuhan bisa sama sekali meneruskan adanya (hidupnya) dengan mengambil makanan dari Benda Mati (H, C dan O), tetapi Yang Mati tiada bisa. Yang Mati tak bisa, tetapi tumbuhan menerbitkan putih telur (protein) tepung dan gemuk. Perbedaan besar Yang Mati, ialah tumbuhan selama ia ada bisa meneruskan "sendirinya” mengambil makananya dari udara dan tanah, dengan begitu ia meneruskan adanya. Berbeda dengan Yang Mati, seperti Arloji yan mesti diputar berulang-ulang supaya dia kembali berjalan. Akhirnya Yang Hidup beranak bercucu turun-temurun : yang mati tiada begitu.




Hewan : Diantara Yang Hidup, yang lebih tinggi dari pada yang Tumbuhan, ialah Hewan. Persamaan Hewan dengan Yang Tak Hidup dan dengan Tumbuhan, ialah semuanya mengandung zat H, C dan O. Perbedaannya Hewan dengan Tumbuhan yang Mati ialah hewan mempunyai anggota buat berpindah-pindah (berjalan), mempunyai pancaindera dan anggota lain-lain, seperti usus, jantung, hati dsb, akhirnya ia berkembang biak. Persamaan Hewan dengan Tumbuhan, keduanya bisa meneruskan adanya dengan makannya lagi pula, Hewan dan Tumbuhan emngandung putih telur, gemuk dan tepung, tetapi Yang Mati tiada. Arloji itu mati kalau tiada diputar. Lagi pula zat Mati manapun juga tak bisa menimbulkan putih telur dan CO2. Yang Mati (elements, zat asli) tetap, Yang Hidup bekembang biak.




3. Manusia yakni Hewan Berakal. Persamaan dan perbedaan manusia dengan Benda mati dan tumbuhan dalam garis besar di atas sama manusia dengan persamaan dan perbedaan Hewan dengan Benda Mati dan Tumbuhan. Sebagai Hewan tentu manusia mempunyai semua sifat besar tadi yang ada pada Hewan ; mengandung putih telur dan CO2 bisa berpindah-pindah menersukan adanya dengan makanan, mempunyai pancaindera, hati, jantung, perut dll. dan akhirnya kembang biak. Selama dia ada anggotanya bekerja sendirinya, bukan seperti arloji perlu diputar berkali-kali. Perbedaan dengan Hewan, ialah manusia mempunyai kesanggupan untuk mengetahui Alam Raya, memperalamkan Benda, kodrat benda, tumbuhan Hewan dan manusia sendiri, membentuk pengertian, paham dan Teori dengan cara Mystika, Logika dan Dialektika. Pendeknya manusia pandai berpikir, tetapi Hewan Cuma mempunyai "instinct” (naluri) saja.




4. Atas 4 ikhtisar ini kita bisa mengadakan Peninjauan. Persamaan besar diantara yang Mati (1) dan yang Hidup (2, 3, 4). Kita dapati adanya zat-asli H, C dan O yang berdasarkan proton dan elektron serta undang-undangya.




Perbedaan besar diantara Yang Mati (1) dan Yang Hidup (1, 2, 3), ialah : Yang Mati tak bisa mengadakan putih telur dan CO2 tetapi yang hidup bisa. 1. Selama adanya (hidupnya) Yang Hidup dia bisa meneruskan hidupnya dengan terus-menerus sendirinya, mengambil makanan dari kelilingnya, tetapi kebiasaan ini tak terdapat pada Yang Mati.




2. Persamaan Kecil diantara 3 jenis Yang Hidup : Tumbuhan, Hewan dan Manusia. Ketiganya itu berdasarkan zat putih telur & Co.




1. Ketiganya bisa meneruskan adanya dengan terus-menerus, mengambil makanan dari kelilingnya dan membentuk makanan itu buat meneruskan adanya dan tumbuh atau kembang biaknya




2. Perbedaan kecil diantara 3 jenis Yang Hidup.




Tumbuhan tak perlu dan tak bisa berpindah mencari makananya : Makanan diperolehnya di udara, dan dari tanah dimana tempat yang cocok buat tumbuhnya. Hewan dan manusia perlu dan bisa berpindah buat mencari makanan dan jodohnya dan bua tmenghindarkan musuhnya.




1. Tumbuhan tak mempunyai anggota terkhsuus buat berpindah (kaki) dan buat mendengar, melihat dsb. Hewan dan manusia lengkap dengan kaki dan tangan, mata dan etling, hati jantung, urat nadi, sarat, otak dsb. buat mencari makanan, kawan serta menyingkiri atau menewaskan musuh dalam kehidupannya.




2. Persamaan antara Hewan dan Manusia.




Keduanya bertubuh pada zat yang berupakan dagung dan tulang-belulangnya. Keduanya bisa meneruskan adanya dengan terus-menerus makanan yang diperolehnya menjadkan darah daging dan tulang-belulang dengan pertolongan anggota dalam badannya yang sendirinya bekerja terus-menerus sepserti mesin yang automatic, tak perlu pertolongan dari luar.




1. Keduanya jenis ini mempunyai anggota terkhusus, buat mencernakan makanan, berpindah, mendengar, melihat dsb. terutama keduanya mempunyai anggota terkhusus buat berjuang dan mengadakan turunannya.




2. PERBEDAAN




Pertama sekali terdapat pada quantity (besar) dan (quality) sifat tata sarat fan otak. 1. Hewan Cuma bernaluri (instinct) Manusia itu berakal. 2.




Cocok dengan ilmu berpikir berdasarkan Madilog, sekarang kita cari apa yang Matter, yang benda pada 4 perkara itu, ialah adanya beebrapa atom seperti H, C dan O berdasarkan proton dan elekron serta undangnya. Bagaimana juga bentuknya benda, berupa batu atau besi, air atau udara, Tumbuhan atau Hewan, monyet atau Manusia, semuanya boleh disusutkan kepada proton dan elektron, kepada atom. Tetapi banyak dan susunannya atom pada Yang Mati dan Yang Hidup itu berlainan. Perlainan itulah yang menimbulkan perlainan sifat pada Yang Mati dan Yang Hidup itu.




Jadi menurut banyak dan susunan atom di Alam Raya ini kita sekarang bisa mengadkan pepisah besar yakni :




Yang Mati berupa bumi sebagai kumpulan zat asli (element), bintang, matahari, udara, cahaya sinar, hawa dan seterusnya, yang akan kita pendekkan dengan perkataan keadaan atau keliling (environmente). Zatnya bukan putih telur & Co.




1. Yang Hidup berupa Tumbuhan, Hewan dan Manusia yang semuanya terkumpul pada yang berbadan (organis). Zatnya mengandung putih telur & Co.




2. Diantara Yang Hidup dan Yang Mati, diantara yang berbadan bersama dengan kelilingnya (organis dan environment)adalah perkenaan dengan kekal. Tumbuhan, Hewan dan Manusia mengambil zat asli dari kelilingnya tumbuhan dari bumi dan udara, manusia dari bumi udara dan tumbuhan serta hewan menukar zat asli menjadi zat badannya, masing-masing berupa kayu, daun, daging atau tulang dan kalau sampai ajalnya mengembalikan badannya kepada kelilingnya. Perkenaan antara Yang Hidup dan Yang Mati itu oleh Yang Hidup dijalankan dengan anggota yang berkenaan, udara dilayani oleh paru dsb. pekerjaanya anggota itu sebab belum dapat perkataan lain saya nama saja "peranggotaan”. Dlam Biology, peranggotaaan itu dinamai Function.




3. Biology ialah slah satu dari pada Ilmu yang menyelidiki yang berbadan. Seperti Herbert Spencer, Biology mengambil tempat dipusat penyelidikan itu, sedangkan Ilmu Physika (kodrat) dan Kimia menjadi dasar serta Ilmu Jiwa dan Ilmu Masyarakat menjadi maksudnya penyelidikan tadi. Biology, Ilmu yang Hidup tadi, mengadakan pneyelidikan itu dengan memakai 3 perkara tadi, yakni keliling (environment), yang berbadan (organism) dan Peranggotaan (Fuction) sebagai 3 coordinates (sangkutan) ialah beberapa antara (distances) yang ditentukan dari 3 sangkutan, berganti-ganti. Bagaimana Biology membentuk definisi atas 3 coordiantes (sangkutan) itu sudah saya tulis sebagai titik melangkah pasal ini. Kalau mesti saya membentuk definisi itu atau 3 sangkutan (coordinates) itu, maka saya kira bisa majukan seperti beriktu : Hidup, ialah kodrat yang sendirinya terus-menerus (automatic) bisa menukar zat asli menjadi zat badannya sendiri.




Tetapi saya sendiri tiada putus dengan definisi semacam ini. Memang definisi semacam ini berdasarkan Benda dan cocok dengan Logika. Hidup dimasukkan pad agolongan yang lebih luas ialah Kodrat. Berbeda dengan Kodrat lain, kodrat bernama hidup ini bisa "sendirinya” menukar zat asli (element) menjadi zat badannya tumbuhan atau Hewan. Kesalahan menghesta kain sarung (circule indetinicondo) juga disingkiri. Begitu juga kesalahan yang lain-lain. Walaupun begitu, definisi ini masih kekurangan, ialah kekurangan tempo, kekurangan sejarah.




Kita masih ingat apa yang diuraikan pada permulaan buku ini, ialah Matematika juga memakai 3 definisi (besaran), sperti panjang, lebar dan tinggi. Tetapi buat mengadakan perhitungan yang lebih sulit dan dalam Matematika memkai dimensi yang ke-empat. Kita masih ingat pada Minkowsky yang mendasarkan dimensi ke-empat itu pada tempo. Tempo ini diandaikan bersiku (perpendicular) pada masing-masing tiga dimensi yang lain.




Buat mengadakan definisi yang lebih sempurna tentangan Hidup itu saya pikir juga perlu diadakan dimensi ke-empat, yaitu temo itu. Pada permulaan buku ini juga sudah dimajukan pentingnya penyesuaian diri (adatability) bagi sesuatu yang berbadan pada kelilingnya. Jadi penyesuaian diri itu (adaptability) ada mengandung perkara tempo, sebagai dimensi ke-empat. Keliling, badan mengandung perkara tempo. Tetapi masing-masing boleh dipikirkan sendirinya. Sebliknya penyesuaian itu mesti mengandung lebih dari satu diri. Kita masih pikirkan diri yang menyesuaikan dirinya ini sendiri sebagai diri ke I dan tempatnya penyesuaian itu dengan perantaran anggota sebagai diri ke II. Penyesuaian itu mesti mengandung tempo sebgai perkara yang penting. Umpamanya satu badan tumbuhan yang menyesuaikan dirinya pada tempat yang baru dengan perantraaan anggotanya tentulah menuntut tempo yang tentu diketahui hasilnya.




Akhirnya penyesuaian diri dala tempo itu, juga mengandung tolong-bertolong diantara mereka dalam satu jenis. Sebaliknya pertarungan terus-menerusantara sendiri dan diri lain dalam satu jenis atau antara sendiir atau sejenis dengan diri atau jenis lain dan akhirnya dengan alam kelilingnya. Termasuk pula dalam penyesuaian yang berlaku dlam tempo itu, perkarra yang berhubungan dengan turun-menurun (inheritence) baik turun-menurunnya sifat asli ataupun sifat yang diperoleh.




Demikianlah sekarang kita sampai ketingkat Dialektika dari madilog. Dengan sematang dan cara dialektika sekarang kita memandang berganti-ganti dengan tiada melupakan perkenaan dan perlantunan dengan seluruhnya kepada empat coordinates kita ; 1. Keliling, 2. Yang berbadan, 3. Peranggotaan dan 4. Penyesuaian.




Dengan tiada melebihi satu katapun saya berani bilang, bahwa 1001 contoh bisa dimajukan buat pendalaman penjenisan (classification) yang diatas.




Dari badan hidup yang terkecil sampai badan manusia, ialah badan yang tersulit memang penuh contoh yang mengandung 4 perkara itu. Dari segal contoh itu, kita ambil definisi yang kita maksudkan. Karena banyaknya itu, maka kita kekurangan tempat dan tempo buat menyelidiki satu persatuannya. Tetapi karena semuanya bisa dipakai, karena semuanya mendandung sari yang sama, mak akita bisa susutkan penyelidikan itu pada badan (hidup) terkecil dan badan tersempurna : Pada amuba dan pada manusia berjuta-juta badan diantara keduanya itu, jutaan jenis tumbuhan dan hewan ..............(hewan yang punah dan hidup saja lebih kurang ada dua juta (2.000.000) jenis, baiklah kita lampaui saja).




Bermula maka badan manusia dan hewan itu terdiri atas berjenis-jenis anggota. Hampir tak ada bahagian badan yang bukan anggota dan kerja sebagai anggota-menganggota, kulit buat merasa dan mengeluarkan keringat, mata melihat, hidung pencium dsb, jantung sebagai pusat pengairan dengan darah, rabu pusat erygeen dan lain-lain anggota ; syarat dan otak sebagai general staf, Markas besa Balatentara, yang mengatur jalannya sekalian anggota itu. Yang bukan makanan itu dikeluarkan sebagai ampas, atau kalau tinggal dalam badan bisa mengganggu kesehatan atau jiwa kita. Badan kita dan hewan boleh dimisalkan dengan satu mesin, satu mesin yang paling sulit dan bisa bekerja, terus bekerja sendirinya. Selama hidup : mengambil, mencernakan makanan, menukar makanan tadi jadi darah, daging, nadi, syarat, tulang dsb dan mebagikan zat badan tadi keseluruh tubuh kita. Sebaliknya mengeluarkan ampas dari badan kita, seterusnya menurunkan badan kita pada anak dna cucu. Buat mencair makanan dan meneruskan turunan perlulah pertarungan seru dan kekal dikeliling kita. Seblaiknya, pula koperasi, tolong-bertolong yang rapi. Dalam riwayat bertarung dan tolong-bertolong dalam jutaan tahun itu, majulah bermacam-macam anggota pada satu badan. Anggota yang bermacam-macam bentuk dan kerjanya itu, semunya pada hwan tinggi umumnya, damanusia terkhususnya diatur jalannya oleh Markas Besar bernama syaraf dan otak-otak.




Masing-masing anggota dibagi pula atas urat dan nadi berjuta-juta dan urat serta nadi tadi terbagi pula atas cel (cel aslinya dair bahasa latin, ialah bilik). Semenjak para ahli Schleiden dan Schwann (1834) cel itu pada satu pihak dianggap sebagai susunan, atau badan terkecil, dan pada pihak lain sebagai ukuran satuan (unit) dari penganggotaan atau physiogical activite. Cel, kalau dibagi terus kita dapati protoplasma. Menurut Huxley, maka protoplasma inilah benda lantai semua yang hidup ; protplasma inilah yang banyak mengandung putih telur yang kita jumpai pada telur susu dan tampang. Lebih dari 51 % zatnya putih telur terdiri dari carbon. Putih telur terdapat pada semua celnya yang hidup.




Kembali kita pada Cel. Bermacam-macam besarnya cel dan berjuta hewan itu. Banayk pula bakteria (kuman) yang Cuma bisa tampak dibawah teropong saja. Tetapi banyakpula cel yang tampak oleh mata telanjang. Bagaimana juga, scientist pada tingkat ilmu bukti masa sekarang, menganggap cel itu sebagai benda yang bisa menunjukkan (membuktikan) "hidup” tetapi seperti atom tak bisa dibagi lagi sebagai "benda hidup”. Setelah hawa bumi kita ini pada satu tempo turun pada satu tingkat, maka sebagai hasil akibat "undang” perubahan bilanagan menjadi perubahan sifat timbullah "benda hidup”pertama, ialah amuba. Inilah Benda-hidup yang terkecil yang terdiri dari satu cel saja. Adapun panas (temperatur) badannya amuba ini, machluk asli ini "sama” dengan panas air tempatnya tinggal. Apabila panasnya air itu berubah, maka perubahan itu membahayakan hidupnya amuba itu. Buat menghindarkan tiada lain daya amuba melainakn melarikan diri dari tempat itu. Jadi sang amuba belum mempunyai anggota terkhusus buat menyesuaikan dirinya dengan pertukaran hawa.




Ratusan, jutaan tahun sesudah amuba lahir, bagaimana kita melalaui berjenis-kenis benda hidup ber-cel satu atau lebih dan takluk pada undang "perubahan” bilangan menjadi perubahan sifat serta "undang Pembatalan kebatalan”, maka kita sampai pada tingkat Nominal (hewan yang melahirkan anak hidup-hidup) yang termasuk juga manusia, dinamai yang Berdarah panas.




Maka badan yang berdarah panas ini umumnya dan badannya manusia terkhususnya, lain tiada melainkan reaksi Alkimiah (chemical reaction) yang tak terpermanai banyaknya dan tak berhenti berlaku. Masing-maisng reaksi dari bermacam-macam percampuran, perpaduan dan perpisahan zat dalam badan kita itu dijalankan dengan kecepatan yang tentu dalam tempo yang pasti pula. Hasil dari bermacam-macam perpaduan dan perpisahan dalam rabu, jantung, perub dsb itu, hasil pengiriman kabar masuk dan keluar melalui anggota mata, telinga, kulit dsb melalui syaraf dan otak itu ; jadi hasil mengambil bahan, membikin darah dsb membahagikan zat keseluruh badan, mengatur semua penghasilan, pengangkutan dan pebahagian itu dengan urusannya Markas Besar sendiri mesti terjadi pada temo yang tentu. Tak ada anggota yang boleh lalai atau terlampau cepat.




Pada satu pabrik bikinan manusia yang paling gampang pula, mestilah ada "kecocokan” tempo bekerja buat satu-satu departemen (bagian). Pengarang dalam satu percetakan tak boleh terlambat mengirimkan karangannya. Mesin tak boleh terlambat menghabiskan cetakan pertama buat dikoreksi. Surat kabar dan pengirim tak boleh lalai menjumpai langganan.




Bagian technik, administrasi dan pembagian mesti menjalankan kewajibannya pada tempo yang pasti. Baru bisa didapati satu harmoni, baru diperoeh satu orchistra dimana berjenis-jenis perkakas bisa menimbulkan satu bunyi, paduan bunyi yang merdu.




Apalagi Badan Manusia yang tersulit diatas bumi ini, yang terjadi dari bermacam-macam anggota, yang hasil dari berbagai-bagai reaksinya itu mesti mengadakan harmoni, penyesuaian pula.




Reaksi Alkimiah dalam Badan kita masing-masing dijalankan dengan kecepatan yang tentu. Tetapi kecepatan tidak saja di tentukan oeh sifat kerjanya sendiri, tetapi juga oleh hawa panas dan dingin. Kecepatan bekerjanya perpaduan dan perpisahan itu turun naik dan turun naiknya panas.




Seandainya seluruh Badan kita, bisa mengadakan harmoni dari bermacam-macam anggotanya itu pada panas 36º C. Pada hawa ini tiap-tiap anggota bisa menganggota, yakni menjalankan kewajibannya sendiri. Seterusnya anggota itu pada hawa tersebut, kecepatannya kerja itu cocok pula dengan orkest, harmoni pekerjaan sekalian anggota.




Sekarang panas tadi berubah dari 36 derajat Celcius menjadi 10 serajat. Satu anggota susah atau mustahil bisa mencocokkan cepatnya kerja dengan harmoni dari seluruhnya anggota.




Yang lain tak begitu dipengaruhi oleh perubahan hawa itu. Akibat buat bermacam-macam anggota itu tentulah satu kekacauan atau malapetaka. Tetapi pada manusia kita dapati pembatalan kebatalan. Pada manusia (yang berdarah panas) kita dapati penyesuaian. Panas badan kita sedikit sekali berubahnya, walaupun hawa diluar badan kita tuun naik dnegan banyak angka. Panas itu tetap buat seluruh Badan. Akhirnya panasnya badan kita itu hampir tetap buat berlainan tempat. Inilah yang dinamai para ahli "Constancy of the Internal Environment” aritnya "ketetapan panas dalam Badan”. Berlainan dnegan amuba & Co. Buat mengatur setimbangnya yang hilang dengan yang tumbuh itu mendapat anggota terkhusus, buat mengendali panasnya badan. Panas yang hilang dietimbangi oleh panas yang dibikin dalam badan itu. Ada perawat terkhusus dalam badan kita, badan manusia.




Dengan "ketetapan panas badan” kita itu, badan kita bisa memilih reaksinya Alkimiah yang cocok dengan panas yang tetap tadi, kita tka perlu memperdulikan akibatnya perubahan panas diluar badan kita itu. Kita tak perlu lari, seperti sang Amuba, buat menyingkiri sedikit perubahan panas diluar Badan kita. "Perubahan” panas diluar "Badan” kita, dijawab dnegan "ketetapan” panas dalam badan kita. Dengan begitu kita bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hawa.




Penyesuaian diri itu dan berhubung dengan itu anggota buat penyesuaikan diri dengan keliling itu tiadalah diperoleh dengan tiba-tiba pada satu temo saja. Anggota baru buat penyesuaian diri itu didapat sesudah jutaan tahun, sebagai hasil dari evolusi. Dari yang hidup ber-cel satu seperti Amuba sampai ke Hewan Yang Berdaarah Panas mesti menempuh jutaan tahun. Ahli zaman sekarang tiada bisa semenitpun, dalam pekerjannya berpikir itu meandaikan, abhw asesuatu Badan atau sesuatu anggota itu bikinan Dewa Rah atau Mahakuasa yang manapun juga. Dia mesti melangkah dengan dan mesti mengaku penuh kebenarannya Evolusi.




Yang menjadi pertikaian pikiran, Cuma bagaimana Evolusi itu berlaku. Perkara "bagaimananya” tentulah susah dijawab, karena sejarahnya manusia umumnya dan sejarahnya Ilmu Biologi terkhususnya amat pendek, akalu dibandingkan dengan sejarahnya Yang Hidup. Walaupun Ilmu berpikri bertambah jitu, perkakas pemeriksa bertambah pasti, peralaman baru bertimbun-timbun, pengglian tulang-belulang Yang Mati (punah) banyak memberi keterangan dan simpulan baru, belumlah semuanya dapat memberi kepastian atas "bagaimana” berlakunya Evolusi ini.




Berhubung dengan "bagaimana” berlakunya Evolusi itu, kita berjumpa dengan empat teori. Sebetulnya Cuma tiga, sebab teori yang ke-empat Cuma mengisi yang pertama. Pertama, Lamark & Co menganggap Keliling itu membentuk Badan dan anggotanay semasa sejarahnya sesuatu jenis hewan.




Kedua, Keliling sama sekai tiada mempengaruhi Badan dan anggota sesuatu jenis, sesuatu jenis hewanbaikpun langsung atau tak langsung. Badan dan Anggota sebagai hasil turun-temurun itu mengandung dan melakukan nasibnya (takdirnya) sendiri (predetermined).




Ketiga, Keliling dnegan tata langsung memang membentuk badan dan Anggotanya. Keliling mebantu beberapa perubahan pada Anggota turunan. Anggota yang cocok dengan keadaan yang baru, dibantu dan yang tiada cocok dilenyapkan. Inilah teori Darwin.




Yang ke-empat Cuma buat memenuhi yang pertama. Keliling di anggab membentuk Badan dan Anggotanya dengan jalan tak langsung. Badan itulah yang menyesuaikan dirinya dengan Keliling. Dengan begitu anggotanya jadi berubah. Perubahan susunan anggota ini diturunkan pada turunnya.




Kita lihat pada teori pertama, Lamark satu pekerjaan yang terjadi dari satu pihak saja ialah dari Keliling semata-mata. Ini cocok dengan materialisme yang mekanis, berlaku seperti mesin. Tak ada perlantunan.




Teori kedua ada berbau "nasbi” takdir berbau ke-Tuhanan yang ementukan naisb itu lebih dahulu.




Pada Darwin, pada teori ketiga kita ada jumpai seluk-beluk. Badan dan anggotanyabukanlah semata-mata benda passive, penerima saja seperti tanah liat, yang bisa dibentuk sesukannya. Tukan periuk saja. Juga bukan benda yang sudah dinasibkan bisa membentuk dirinya sendiri dengan tiada memperdulikan kelilingnya. Ilmu Biology pad amasa ini lebih berdekataan dengan teori Darwin dari pa ateori yang lain-lain.




Pada Darwin kita dapat seluk-beluk antara hewan dan Kelilingnya tiada bersimaharajela membentuk hewan semau-maunya. Hewanpun tiada bersimaharajalela membentuk dirinya sendiri. Keliling membantu anggota yang cocok dan melenyapkan anggota yang janggal.




Hewan memperbaiki anggota itu pada turunnya, karena betina memilih laki yang tergagah, terpintar menyanyi atau menari dan yang paling cantik buat jodohnya. Dengan begitu lama, lembut badan dan Anggotanya sedikit demi sedikit berubah sampai sesuai dengan Kelilingnya. Semuanya mengandung sejarha yang lama sekali.




Penyesuaian terjadi diantara sesuatu Badan dan Anggota dengan Kelilingnya. Penyesuaian itu dijawab oleh Badan kita dnegan Anggota yang berkenaan. Tadi sudah dibilang, bahwa badan kita mempunyai anggota pesawat terkhusus buat mengatur setimbangnya panas yang hilang dengan panas yang ditimbulkan. Akan terlalu panjang bagian tulisan ini dan akan melampaui maksud kalau disini mesti diuraikan pula. Bagaimana semua anggota dalam badan kita menganggotakan semua setimbangan itu. Memadaiah sudah, kalau kita bilang, bahwa cukup peranggotaan dalam badan kita buat mengadakan, tidak saja panas yang tetap tetapi juga gula, putih telur, Oxygen dll yang tetap banyaknya.




Dalam semua hal ini kelihatan, bahwa Badan kita ini ialah satu pabrik yang sangat sulit, satu proses-alkimiah, yang tak berhenti kerjanya dan bekerja sendiri saja. Sendirinya semua pesawat dalam badan kita mengurangkan yang lebih dan menambah yang kurang. Tiada ia menunggu perintah dari supir atau masinis. Akhinrya teranglah pula, bahwa pabrik maha ajaib, yang automatic ini ialah hasil dari penyesuaian diri dengan Kelilingnya dalam berjuta-juta tahun Cukuplah sudha kita membentangkan kiri-kanan. Sekarang sampailah waktunya buat mengadakan simpulan. Kembali kita pada maksud buat membikin definisi tentang Hidup dengan memperhatikan 4 sangkutan ini yakni Keluling, Yang Berbadan, Peranggotaan dan penyesuaian. Maka sekarang definisi itu bisa dibentuk dengan Hidup, aialh Kodrat dan bisa menukar zat asli jadi zat badannya itu, sebagai hasil dari penyesuaian Badan dan Peranggotaan dengan perubahan Kelilingnya (sedikit keterangan !). Pada definisi ini Kodrat dianggap golongan yang lebih dari hidup. Kodrat itu termasuk baik pada yang Mati ataupun yang Hidup. Perbedaannya Kodrat yang Hidup dengan yang Mati, ialah yang pertama bisa menukar zat-asli jadi zat-bahannya (yang mengandung putih telur & Co).




Kodrat ini adalah hasil dari penyesuaian Badan dan Anggota dengan Kelilingnya. Perkataan "hasil” itu mengandung pengertian tempo.




Buat peramtaan, maka keempat definisinya Hidup itu saya tuliskan dibawah ini : Hidup ialah satu jenis gerak-gerik (activiteis) semata-mata dari pada Benda (hidup) berkenaan Tuhan (living creatures).




1. Hidup yaitu yang bukan mati (sebagai definisi tandingan, (saingan) oleh penulis ini). 2. Hidup ialah kodrat yang sendirinya terus-menerus (autoamtic) bisa menukar zat-asli (element) menjadi zat-badannya sendiri. (Oleh penulis ! Berdasarkan Badan, Peranggotaan dan Keliling).




3. Hidup, ialah Kodrat, sebagai h a s i l dari penyesuaian Badan dan Peranggotaan dengan Kelilingnya, dan bisa menukar zat-asli menjadi zat-badannya. (Oleh penulis ! Berdasarkan 4 sangkutan coordinates).




4. Pasal 10 UNDANG SEJARAH YANG HIDUP.




Dalam sejarahnya benda yang terkecil serta kdoratnya ialah atom sempai menjadi Alam Raya sekarang kita sudah saksikan, bagaimana kuasanya undang Dialektika beralasan benda itu. Sebagait tulang-belulang pada sesuatu badan, begitulah pula undang Dialektika itu membatasi daerahnya. Dalam daerah inila bisa dan mesti bekerjanya Logiika. Dalam berjuta-juta tahun, pada hawa maha panas berkurang-kurang sederajat demi sederajat atom dari hydrogen bertambah elektron satu demi satu, sampai kesaatnya : ini bukan lagi atom dulu dan belum lagi baru. Apda saat ini atom tadi, ialah lama dan baru. A = non A Kemudian timbullah atom baru, dnegan begtu terjadilah pembatalan kebatalan.




Demikianlah kita sampai kepada 92 jenis atom yang sudah diketahui pada masa ini. Menurut undang "perubahan bilangan menjadi perubahan sifat” sampai kesaat seuatu benda itu menjadi baru dan lam (A = non A) dan akhirnya tiba diundang "pembatalan kebatalan” kita dapatkan 92 element (zat-asli sekarang) yang emmbentuk jarinya jadi bermacam-macam molekulen. Yang terakhir ini menurut undang tadi juga, terutama berhubung dengan tambahnya carbon, diantara ratusan ribu paduan carbon kita jumpakan tepung, gemung dan putih telur.




Sekarang putih telurlah yang akan kita pakai buat titik melangkah. Pada putih telur ini kita jumpakan undang A = non A. Kalau kita bertanya apakah telur ini yang Mati atau yang Hidup, maka kita bisa jawab dengan ya semata-mata atau t i d a k semata-mata. Logika sudah terlepas kekuasannya pada titik ini. Kita mesti bernaung dibawah Dialektika. Kita mesti jawab dnegan y a dan t i d a k. Putih telur ialah sesuatu sipang, kedaerah yang Hidup dan kedaerah yang Mati.




Menurut garis besarnya saja dalam sejarahnya putih telur pada panas yang turun dari sederajat demi sederajat kita mesti smapai kesaat baru itu lama. A itu non A. Akhirnya sesudah yang Hidup (Biology) pada tingkat eskarang dianggap sebagai satuan (unit) dari yang Hidup. Cel tak bisa dibagi lagi. Aklau dibagi kita tak mendapatkan yang kita sekarnag namakan yang Hidup lagi. Kalau seandainya Cel yang dianggap lebih dulu dari pada putih telur, maka lakon tadi berjalan sebaliknya yakni dari cel ke putih telur. Hal mana yang dulu itu tak pneting pad abagian ini. Yang penting ialah a p a dan b a g a i m a n a berlakunya undang sejarah Yang Hidup itu. Pada ilmu yang bersangkutang (seperti Biology dsb). dengan Logika dan perkakasnyalah terserah kewajiban buat menentukan mana yang dulu mana yang kemudian, diantara tiap-tiap buktinya. Cel pada satu pihak membatalkan benda yang dibelakang sejarahnya ialah putih telur tadi. Tetapi terhadap pada benda didepan sejarahnya ia bermuka dua. Ia adalah simpang buat dua arah. Ia adalah A = Non A. Satu arah menuju ketumbuhan. Arah yang lain emnuju ke Hewan. Pada cel pertama sekali didapat benda kedunya "baru dan lama’, tumbhan dan hewan ; A = Non A.




Terus sejarah berjalan selangkah demi selangkah, sampai ke "pembatalan kebatalan”. Sekarang kita pasti bisa memisahkan tumbuhan dari hewan. Tumbuhan itu tidak lagi hewan dan hewan itu tidak lagi tumbuhan, seperti pada satu saat yang lampau.




Tidalah disini akan kita ikuti sejarahnya bermacam-macam tumbuhan yang masih Hidup diseluruh bumi kita ini saja atau pun yang sudah. Tiadalah kita bisa dan perlu mengikuti sejarahnya kurang lebih 2.000.000 jenis hewan yang masih hidup di bumi dan yang sudah punah tetapi ditemui tulang-belulangnya terkubur di daratan dan lautan. Yang akan kita majukan Cuma undang sejarahnya saja. Undangnya itu tiada lain melainkan undang yang berlaku pada Benda terkecil, benda yang kita namai mati itu dan yang terbesar ialah Alam Raya : bermula perubahan bilangan menjadi perubahan sifat, sampai ketingkat pertengahan : A itu sama dengan non A, baru itu lama, akhirnya berlaku pembatalan kebatalan.




Begitulah dalam garis besar saja pada sejarah Yang Hidup dalam jutaan tahun dari Yang Hidup bercel satu saja dari pada Amuba yang hidup dalam air tadi lama-kelamaan kita sampai pada ikan yang emmpunyai banyak cel dan akhirnya pada amphiba : binatang yang hidup di air dan daratan seperti kodok.




Menurut undang Dialektika tadi, maka radai (fins) yang kita dapati pada gerundang seperti pada ikan sudah bertukar menjadi kaki pada kodok. Insang pada gerundang, seperti terdapat pada ikan, ialah teman sealamnya, sudah menjelma menjadi rabu. Didarat, dimana udara lebih membutuhkan sokongan (tongkat) dari pada didalam air, maka kaki tangan kodok boleh dipakai sebagai tongkat. Kaki tangan boleh dipakai pula buat bergerak serta jari boelh dipakai buat memegang dan memeluk. Tata saraf (nervous-system) yang terbawa oleh kemajuan tulang-belulangnya kaki tangan bisa maju dalam kehidupan pada keadaan baru. Pilihan alam diantara anggota yang cocok dalam pertarungan seru dan tak habis-habisnya, yang mesti di alami sang kodok, pertukaran anggota sedikit demi sedikit, dari bapak turun keanak, kecucu-kecicit akhirnya menimbulkan y a dan b u k a n, kodok. Sampai kita pada undang pembatalan kebatalan, ke binatang MENJALAR seperti ular dsb. disini faktor (perkara) baru, yang penting buat yang hidup umumnya dan manusia terkhususnya, timbul ailah menampakkan dirinya lebih terang : otak Yang dinamai otak depan itu pada binatang yang menjalar lebih besar dari pada yang terdapat pada ikan dan kodok. Tiada mengherankan karena keadaan didarat dan pertarungan didarat adalah bermacam-macam. Perubahan hawa, angin, topan, hujan, panas, sejuk, dsb lebih berpengaruh pada binatang yang hidup di darat dari pada yang hidup didalam air mencari makanan buat diri, kawan dan anak didaratan yang penuh dengan musuh dan bencana aam sendiri, menuntut anggota yang lebih sempurna dari pada ketika hidup dalam air. Alam memilih anggota yang cocok buat pertaruan seru sengit yang tak putus-putusnya itu dan memusnahkan anggota yang janggal (Darwinisme). Turunan terus-menerus memajukan anggota yang baik tadi. Seperti pemeriksa hewan terpelajar dalam tempo yang sedikit saja bisa menyaksikan perubahan sedikit demi sedikit, demikianlah hewan dalam pertaruan jutaan tahun bisa membutktikan perubahan bilangan menjadi perubahan sifat. Kita smapai pada mengandung bayi dalam perutnya, brung yang masih bertelur seperti ular dan akhinrya pada Hewan yang berdarah panas menlahirkan anak hidup-hidup, menyusukan anak itu dna mendidik anak itu sampai bisa beridir sendiir menentang msuuh didalam dan diluar.




Manusia yang mendidik anaknya dalma sekolah taman anak-anak disekolah Rakyat, Menengah Pertama dan Tinggi, di Sekolah Tinggi buat Meester, Dokter, Insinyur, dll ... buat kelak meladeni pertaruan dalam masyarakat sendiri pad asatu pihak dan terhadap pada Negara dan Masyarkat serta Alam Raya pada lain pihak.




Menurut Undang Dialektika tadi juga, akhirnya ibu hewan dan Manusia, emmperoleh anggota terkhusus dalam badannya buat memupuk anaknya dengan darahnya dalam kandungannya. Binatang dan Manusia mendapatkan otak buat menyelenggarakan semua gerakan dalam dan luar badannya sebagai Markas Besar menyelenggarakan sesuatu peperangan dengan tipu muslihatnya. Otak. Inilah benda terakhir yang diperoleh yang Hidup. Benda yang maha sulit, maka penting dan maha ajaib. Tetapi baik dalam hal susunannya (structuur) ataupun peranggotaannya (fuction) sejarahnya otak dair otaknya ikan, kodok, ular, burung, hewan dan manusia, diantara kelas tani saudagar, proletar dan akhirnya (boleh jadi juga ?) diantara kelas intellek, modal, busyauah dan proletar .......... pendeknya sejarah otak, dalam semua jenis hewan dan golongan manusia itu takluk juga pada Ada t a k a d a dan a d a t a k a d a (thesis, antithesis, dan synthesisi).




Undang pembatalan kebatalan buat mengadakan setimbang, ketetapan tingginya panas dalam badan sudah kita uraikan lebih dulu. Tak perlu diulang lagi. Sambil lalu sudah dibilang pesawat memegang "setimbangnya” banyak, gula, putih telur, oxygen, hydrogen, dsb dalam badan yang berdarah panas itu.




Baik juga disini dijelaskan sedikit bagaimana pessawat yang bekerja sendirinya itu (automatic) dalam bilik kimia (laboratorium) pada badan kita menjalankan kewajibannya.




Henerson dan Hasselbek membuktikan bahwa timbunan (concentration)nya H(ydrogen)-ion itu tiada tergantung pada setimbangnya adanya kedua zat itu. Bagaimana pesawat dalam badan kita mengadakan setimbang itu dengan tetap ?




Pertama perantaraan resperatry (tata-bernafas). Naiknya banyak H-ion dalam darah kita menyebabkan naiknya gerakan pusat pernafasan. Hal ini meyebabkan naiknya kehilangan carbonit-acid (yang mengandung H. itu !) pula. Jadi naiknya tambah menyebabkan naiknya kurang ; naiknya dapat menimbulkan naiknya hilang.




Kedua dengan perantaraan buah punggung (kidneys). Kalau timbunan acid (asam) menjadi kurang dalam badan kita, maka kecing kita mengeluarkan alkali (asin) berlebih sama dnegan kurangnya asam tadi. Jadi kurang masuknya pada satu pihak disteimbangi dengan lebih keluarnya pada lain pihak. Hasilnya tetap setimbang.




Semuanya ini terjadi dengan tidak diawasi oleh ahli kimia (laborant), automatc, ajaib, tetapi tidak gaib sesudah diketahui undang sejarahnya !




Tak bisa dipisahkan dair bendanya dan sejajar jalannya dengan benda tadi, begitulah pula mesti dianggap, sejarahnya kodrat. Terkandung oleh Yang Mati, kodrat ini berupa cahaya, sinar dan panas atau tersembunyi ia berupa listirk, gerakan perpaduan dan perpisahan dalam Kimia dan Gerakan Tolak dan Tarik. Pada tumbuhan kodrat ini bertukar menjadi h i d u p yang bisa menukar element menjadi zat badannya sendiri ; yang bisa bergerakn mencari sinar dengan puncuknya, ditaruh diatas ataupun dibawah pucuk tumbuhan itu : yang bisa mencari air dengan uratnya baikpun ditaruh dibawah ataupun diatas satu tumbuhan (Ingat satu benih dalam msatu peralaman). H i d u p itu membentuk dirinya seperti instict pada hewan, kepandaian yang tiada dipelajari, melainkan dipusakai dari ibu bapak ; yang bisa mencari makanan, mencari obat diantara benda disekelilingnya, memelihara dan membela anak mati-matian, walaupun sering Sang Ibu biasanya penakut dan mahluk yang lemah ; menghindarkan atau atau melawan musuh mati-matian ; mencari jodoh yang jempol dalam segala-gala ......dsb. akhirnya instinct tadi berbentuk menjadi a k a l, manusia yang bisa sadar akan dirinya sendiri memperalamkan Alam Raya terkecil dan terbesar ; bisa membentuk paham, teori, idaman dan rancangan dan menjalankan rencana itu dalam alamnya dengan begitu pada lagi diam, passif, dibentuk alam melainkan membentuk sipembentuk itu sendiri. Tiadalah perlu dan tiada pada tempatnys disini dibentangkan buktinya sejarah otak dair yang berbentuk pada cacing atau ikan sampai pada manusia ; yang dibentuk dalam jutaan tahun dalam keadaan berubah-ubah itu ; yang dibentuk dalam iklim pertarungan dan iklim bertolong-tolongan itu. Pastilah sudah sejarahnya itu berlaku menruut undang Dialektika sebagai tulang-belulang.




Menurut undang inilah, kodrat yang terdapat pada Yang Mati itu berubah sedikit demi sedikit menjadi H i d u p pada tumbuhan dan terus menjadi i n s t i n c t pada hewan, dan akhirnya sejajar dengan badannya dari otak kecil sekali pada hewan rendah menjadi otak terbesar pada manusia menempuh undang Dialektika juga achomadia sampai pada akal kita manusia.




Syahdan a k a l inipun baru menempuh sejarah terkira. Tingginya akal bakal melambung tak bisa diukur, karena semua ukuran kita sekarang ialah barang yangt etap, barang yang ditetapkan (note : Laurentz, Relativity of measurements). Tetapi a k a l itu maju menurut undang gerakan, undang pertentangan dan berseluk-beluk dengan sejarahnya terus-menerus.




Sejarah Alam Raya ialah sejarah terus-menerus, keterus-menerusnya satu sejarah, otak dan akal sebagai bagian dari benda dan kodratnya Alam Raya, mempunyai sejarah yang terus-menerus pula.




Tetapi sejarahnya hidup pada tumbuhan sampai ke instinct pada hewan dan terus ke akal pada manusia sejajar dengan sjarah cel tumbuhan, bendanya hewan, sampai akhirnya pada cel anggota manusia, takluk pada undang Dialektika. Dalam badan yang ditulang-belulangi oleh Dialektika yang beralasan Benda inilah berlaku terus-menerus pula Logika yang berbentuk pada bermacam-macam ilmu buat mempelajari yang hidup Ilmu Tumbuhan, Ilmu Binatang, Ilmu Kuman dsb. karena manusia itu satu "hwan dalam masyarakat” yang tiada pula bisa dipisahkan dengan masyarakatnya, maka ilmu yang timbul buat mempelajari manusia juga tiadalah ilmu semata-mata mempelajari Badan dan peranggotaan (physiologie) dan Jiwanya (psychologie), Ilmu Tumbuh, dari bayi sampai balig (embryologie) dsb saja tetapi juga Ilmu Masyarakat dengan cabang-cabangnya Ekonomi, Politik dll.




Puluhan ribuan peralaman yang diadakan oleh para ahli buat menentukan sifat dna gerak-geriknya tumbuhan. Puluh ribuan pula peralaman buat menentukan sifat Badan dan insticntnya hewan. Bertimbun-timbun pula peralaman buat menentukan sifat dan gerakannya otak manusia. Masing-masing cabangnya Ilmu Hidup terutama pada satu abad dibelakang ini sudah mencapai puncak yang tinggi, lebih tinggi dari puncak yang dicapai seluruh manusia pada 500.000 tahun dibelakang ini.




Tetapi bagaimana juga majunya semua peralaman dan undang yang didapat oleh bermacam-macam cabangnya Ilmu yang Hidup itu, tiadalah dia bisa melupakan daerah tempatnya bekerja. Luas dan sifat arahnya bekerja itu dibatasi, ditulang-belulangi dan dengan beitu ditentukan oleh Dialektika Materialisme. Para ahli tak sekejappun bisa melupakan pertentangan gerakan, perkenaan dan tempo.




Melupakan Daialektika yang berdasarkan Materialisme, bisa melantingkan para ahli ke Alam Mystika atau kealam Mekanisme. Dari susunan cel sampai kesusunan Badan Manusia, dari instict sampai keakal, semua benda dan korat takuk pada undang Dialektika. Tetapi Dialektika ini takluk pula pada Materialisme, kebendaan. Bukan Materialisme yang takluk pada Dialektika. Dialektika itu bisa lahir lebih dahulu dalam otak manusia yang paling cerdas. Tetapi Dialektika semacam itu mesti cocok dengan Dialektikanya Benda, yakni undang gerakannya Benda. Kalau besok atau lusa tiada didapati kecocokan itu, maka Dialektika semacam itu berarti Dialektika kosong, Dialektika impian, yakni impiannya seorang ahli Dialektika.







Pasal 11. KEPERCAYAAN.




Yang saya maksudkan dengan kepercayaan, ialah semua paham yang tiada beralasan kebendaan, kenyataan, atau dnegan lain perkataan, semua paham yang tiada berdasarkan barang yang bisa dialamkan, atau boleh dipikirkan b i s a-nya diperalamkan. Sebaliknya science Ilmu Bukti, ialha paham yang berdasarkan barag, perkara atau kejadian yang bisa diperalamkan atau sedikitnya masuk diakal, mungkinnya diperalamkan, kalau semua alatnya ada.




Hypothesis, tiadalah masuk kedalam golongan kepercayaan ; melainkan persangkaan.s ebab hypothesisi itu bisa diubah atau dilemparkan sama sekali, kalau dibelakangnya nayta, bahwa bukti atau kejaian membatalakannya. Hypothesisi ialah calon satu undang atau teori. Hypothesis bisa jadi undang atau teori kalau akhirnya bukti membenarkannya. Science itu tiadalah satu paham yang mesti diterima saja tak dengan siasat, kritik, dan mesti dikandung dalam jiwa saja sampai kepintu kubur. Sebaliknya satu kpeercayaan tu mesti diterima bulat-bulat begitu saja. Walaupun kita mau memperalamkan, kita tiada bisa berbuat begitu. Kita umpamanya bisa menyaksikan ratus ribuan bintangnya Ahli Bintang atau protonnya.




Ahli kodrat, walaupun mata telanjang tak bisa melihatnya. Tetapi Tuhan, Atman, Jiwa atau Neraka serat Surga bagaimanapun juga tak bisa diperalamkan kedalam golongan yang "tiada” bisa diperalamkan oleh kita ribuan juta Manusia yang malang ini. Yang tiada dianugrahi malaikat, mendengar atau merasa Yang Maha Kuasa, Maha Mulya, Maha Kasih itu. Semua manusia yang pernah berjumpakan atau menyaksikan Tuhan Maha Jiwa atau Atman itu dengan pancainderanya belum pernah menyaksikan saya dimuka orang banyak dengan memanggil DIA kembali.




Pendeknya Tuhan, Jiwa Manusia, Atman Surga dan Neraka itu semuanya benda yang diluar peralaman. Berhubung dengan keterangan diatas, maka tiadalah ada alasan saya buat menyingkirkan paham Nenek Moyang Bangsa Indonesia sekarang dari golongan Kepercayaan. Jadi paham Animisme (Ilmu Kejiwaan), Dynamisme (Ilmu kekodratan) dan Daimonology (Ilmu Perhantuan) itu yang oleh agama ditolak mentah-mentah sebagai tahyul, terpaksa saya masukkan dalam golongan kepercayaan juga. Malah dalm hal ini sedikitpun saya tak berlaku tak sama berat, karena mereka yang percaya menurut Animisme (Jiwa) dsb itu mengatakan pawangnya (tukang tenung) bisa segenap tempo memanggil dn membuktikan badan atau kodrat yang tiada bisa dipandang orang banyak dalam keadan biasa itu. Kalau tidak segenapnya, sebagiannya bisa dibuktikan.




Maksud saya pada pasal ini ialah memancarkan Madilog keseluruh Asia, sumber smua kepercayaan yang terutama di dunia ini seperti si-pemancar obor listrik memancarkan sinarnya memeriksa yag ada diudara. Tentulah pada satu pasal saja, saya tak bisa berlaku seperti seorang labornat atau anatomist yang emsti mencampur adukkan, memisah, menyayat (potong) benda yang diperiksanya itu habis-habis sampai semua bagian dan sifatnya diketahui. Pertama sekali tempo tak membenarkan. Betul dair dahulu sekali saya banyak mempelajari segala kepercayaan dari Animisme samapi ke Spritisme melalui segala agama yang terkenal di dunia. Tetapi semua pengetahuan itu emsti dibangunkan kembali dari tempat pendiammnya di sub consciousness dari kesadaran-lenanya –Freud-- , dengan membaca kembali bertimbun-timbun buku. Kedua dan inilah yang terpenting, walaupun semua peringatan itu akan bangun kembali dengan yang lebih terang dan gemilang, tetapi apa boleh buat, Madilog tak bisa berlaku langsung atas kepercayaan. Seperti sudah tercantum diatas, semua kepercayaan itu ke-tiadaan benda. Sebahagian dari pengetahuan sesuatu kepercayaan itu boleh jadi sekali cocok dengan Logika atau Dialektika, tetapi segala bukti lantainya (presminya) tak takluk pada peralaman tiada bisa diperalamkan.




Seperti sudah saya bilang lebih dahulu, benar atau tidaknya sesuatu kepercayaan terserah pada otak, perasaan, kemauan, pendeknya pada jiwa masing-masing.




Madilog tak bisa berlaku langsung atas kepercayaan, karena kepercayaan itu kekurangan alat melangkah, ialah matter benda. Tetapi dnegan jalan memutar, tak langung, Madilog bisa menerangkan kepercayaan itu ialah sebagai Obor Listrik yang berdiri diluar, yang tiada memasuki barang itu diseluruhnya.




Dengan jalan tak langsung ini Madilog akan memberi keterangan atas :




1. = Kepercayaan Indonesia Asli.




2. = Kepercayaan Hindustan (Asia Tengah).




3. = Kepercayaan Asia Barat.




4. = Kepercayaan (Sepintas lalu saja) Tiongkok.




Bagian 1. KEPERCAYAAN INDONESIA ASLI




Sebetulnya kepulauan India, yang diartikan dan diringkaskan dengan kata Indonesia, tidak benar dan terlalu sempit buat memeluk bagian bumi dan amnusia dengan alasan Ilmu bumi serta ilmu kebangsaan dan kebudayaan (kultur) jaman sekarang. Pada jaman purbakala kepulauan Indonesia sekarang bersatu dengan Birma, Siam dan Annam di Utara serta Australia di Selatan. Syahdan dalam Ilmu Bumi, Birma dan India adalah dua bagian bumi yang berlainanbentuk dan hawa. Pun keduanya dipisahkan oleh barisan Gunung yang dahulu kala sebelum Inrggis datang, boleh dibilang memustahilkan perhubungan Birma dan India dahulunya diperhubungkan oleh perpisahan, ialha oleh lautan. Pada zaman dahulu kala dengan jalan darat, Jawa lebih dekat dari Birma dari pada Benggala, walaupun yang dibelakang ini Cuma dibalik Barisan Gunung di Assam saja. Pun menruut Ilmu Kebangsaan, yang berdasarkan atas ukuran seperti tingginya badan, bentuk kepala dan muka, warnanya kulit, mata, dan rambut, serta bentuknya rambut penduduk Birma, Siam dan Annam 100 % sama dnegan penduduk Indonesia dan hampir 100 % berlainan dengan penduduk India. Demikian juga akhirnya kepercayaan asli penduduk Birma, Siam dan Annam dan kerpecayaannya sekarang penduduk asli Assam, bangsa Naga, Lao dsb berlainan dnegan Hinduisme dan sama 100 % dengan kepercayaan Indonesia Asli umunya dan penduduk Indonesia sekarang seperti Dayak, Toraja dll, terkhususnya.




Tetapi disini akan saya majukan sepatah dua patah kata saja tentang perkara yang berkenaan :




Menurut Ilmu Sejarah Bumi, maka pada zaman dahulu kala, kepualauan Indonesia bertaut dengan Asia dan Australia. Hawa dan bentuknya Birma, Siam, dan Annam dsb lebih cocok dengan Indonesia dari pada India seluruhnya.




1. Race Theory (Ilmu Kebangsaan) model baru sekali, mengakui penuh ke-esaan bangsa




Indonesia sekarang dengan penduduk Birma, Siam, Annam (Haddon Smith dll). mereka namai bagian manusia ini Aceani Mongols, Tartaria Samudra. Jadi diluar golongan bermacam-macam bangsa di Hindustan yang termasuk golongan bangsa Kaukasia.




2. Kepercayaan Asli dari Tartaria Samudra ini ada bersamaan dengan kepercayaannya suku Naga di Assam dan suku Laoh dipergunungan Utara Siam dan Annam yang semuanya belum dipengaruhi Hinduisme. Kepercayaan mereka banyak sekali bersamaan dengan kepercayaan suku Bangsa Indonesia, yang eblum dipengaruhi Hinduisme dll. seperti suku Batak, Dayak, dan Toraja.




3. (Perkara bumi, bangsa dan kebudayaan terutama perkara "bangsa” yang lebih lanjut akan diuraikan pada buku yang lain).




Disini sementara akan saya majukan, bahwa sebetulnya, seperti saya terangkan diatas, nama Indoneia itu pincang dan semping. Pincang, karena betul kepulauan Indonesia pernah bersatu dengan dan masih bersamaan dengan Asia Aelatan, tetapi tiada bersamaan dengan India terkhususnya. Nama yang lebih cocok ialah Kepualuan Asia-Australia bersatu dan baikpun menurut Ilmu Bumi dan Ilmu Bangsa. Dalam buku saya yang kedua, bagian bumi yang emmeluk Birma, Siam, Annam dan Semenanjung Tanah Malaka, yang semuanya termasuk benua Asia Selatan dan Kepulauan Indonesia sekarang serta Australia Utara yang banya mengandung persamaan dengan Kepulauaun Indonesia, akan saya namai Aslia, ialah kependekan dari Asia-Australia. Indonesia sekarang akan saya namai Kepulauan Aslia. Kesalahan nama Indonesia itu saya pikir berasal dari penjurunya Ahli Barat memandang. Penjuru iut terletak pada sudut mata saudagarnya menincerkan mata mencahari cengkeh dan pala pada jaman Kompeni. Kesalahan itu dibenarkan pula oleh sebagian dari bangsa Indonesia, yang menganggap India itu Negara Aslinya bangsa Indonesia Asli, karena dongeng (bukan sejarah) seperti adat dan kesenian yang dipengaruhi Hinduisme mengatakan begitu. Jadi sejarah, cerita, dongeng dan omong-kosongnya Hindu yang menjajah kesini, oleh Rakyat Indonesia lambat-laun diterima sebagai sejarahnya sendiri. Mereka, lupa atau tak tahu, bahwa walaupun kebudayaannya berasal sebagian besar dari Hinduisme, tetapi Jasmaninya sebagian besar berasal dari Mongolia dan Tibet.




Dahulu nama Indonesia itu saya sendiri memakainya. Malah sebelum kaum Nasionalis zaman baru memajukan segala-gala yang berhubungan dengan nama Indonesia itu, saya sudah memakai kata Indonesia itu sebagai kebiasaan seata-mata (Lihatlah tulisan saya sebelum dan sesudahnya meninggalkan Indonesia). Disini kata itu akan teurs saya pakai. Tetapi dengan sekejap tiada melupakan, bahw aperkara yang berhubungan yang akan diuraikan disini, ialah, bahwa kepercayaan Indonesia itu, juga menjadi kepercayaan aslinya bangsa atau Rakyat yang menduduki Asia Selatan dan Australia Utara.




Kepercayaan Indonesia itu terbagi pula atas tiga perkara. Demikianlah contoh yang dibawah ini dibagi pula atas tiga jenis. Contoh itu Cuma yang saya ketahui sendiri pada beberapa tempat. Pembaca yang tinggal dilain tempat di Indonesia atau mereka yang tinggal di Philipina, Birma, Siam atau Annam tentu pula bisa memberi contoh secukupnya.




Perkara A. KEPERCAYAAN PADA KODRATNYA SEMUA.




Di Sumatera Barat saya masih ingat beberapa batu yang dipercayai orang bisa berpindah tempat sendirinya. Keris bernama Beruk Beracun yang masih disimpan oleh salah saut Sultan di Semenanjung Tanah Malaka dianggap sakti, mempunyai kodrat luar biasa.




Orang Toraja percya penuh sama kodratnya tumbuhan dan hewan. Sebab itu orang makan nasi dan daging buat mempunyai kodrat iut. Badan Manusia itu besar sekali kodratnya. Kuku atau rambut seorang perempuan perlu dipakai pawang sebagai perantaraan buat menimbulkan kasih atau gila. Dari napas dan ludah yang disertai oleh kutuknya pawang terbanglah kodrat kearah seseorang yang dituju. Kodrat itu ada pada seluruh badan terutama pada kepala. Menurut Ahli Barat, orang Toraja itu mengacau dengan maksud mencari kepala manusia, sarangnya kodrat iut. Kutuk yang keluar dari mulutnya satu pawang yang sadar akan kodratnya dianggap sangat mujarab. Orang Minangkabau percaya, bahwa tengkorak itu kalau digasingkan (gangsingan, Jawa) oleh pawang dapat menggilakan atau mencitakan seseorang yang dituju.




Ahli Barat menamai kepercayaan semacam ini dynamisme (dynamide-kodrat). Orang percaya akan kodratnya benda, tumbuhan, hewan dan badannya, terutama tengkoraknya manusia. Kutuknya seorang pawang yakni manusia yang sudha dilatih dianggap mengandung kodrat.




Perkara B. KEPERCAYAAN PADA JIWA.




Disamping kodrat orang yang tak beragama tadi "heiden” kata Belanda, jahiliah percaya adanya Jiwa. Tidak saja manusia, tetapi juga tumbuhan dan hewan dianggap ber-Jiwa. Orang menyangka, Jiwa ini meninggalkan badannya orang tidur. Apa yang disaksikan oleh Jiwa, itulah yang disaksikan oleh yang tidur dalam mimpinya. Juwa pada masa sakit Jiwa itu disangka meninggalkan jasmani. Apabila Jiwa itu tak kembali, maka matilah orang itu. Orang tak beragama (sikafir ini !) percaya pula, bahwa Jiwa itu terus hidup. Pada kepercyaan inilah berdasarkan pemujaan nenek moyang yang sudah meninggal.




Jiwa nenek yang sudha melayang iut mesti dipuja dan diberi kurban, maka Arwah itu terus menjaga anak-cucunya serta adat-istiadat yang ditinggalkannya. Kejahatan akan dihukum dan kebaikan akan diupah. Sebab itulah masyarkat dan adat-istiadat yang dipusakakan nenek moyang dijaga betul-betul.




Banyak pula yang percaya Jiwa itu bisa pindah kepada hewan yang agagh seperti macan dan buaya. Sebab itu hewan semacam itu tak boleh dibunuh.




Ahli Barat menamai kepercayaan semacam itu animisme (anima artinya jiwa). Ahli Barat yang mempelajari asal0usulnya w a y a n g hampir semua berpendapatan, bahwa mulnya wayang itu gunanya buat memuja arwahnya nenek moyang. Arwahnya dipanggil buat meminta nasihat dan semangat yang perlu buat menyelesaikan atau menjalankan sesuatu




pekerjaan yang penting atau berhaya. Mulanya pekerjaan itu dijalankanoleh Kepala keluarga, kemudian oleh ahli terkhusus, bernama "s y a m a n”. Syaman ini terdapat hampir diseluruh Indonesia.




Perkara C. KEPERCAYAAN PADA HANTU.




Hantu ini tiadalah berasal dari manusia. Hantu inilah yang menguasai hujan, topan, kilat, panas dan gempa. Mereka tinggal di gua batu, dekat air mancur, dipegunungan dan Rimba Raya. Ada hantu yang baik ada pula yang jahat.




Daintaranya ada hantu terkuasa, yang bisa me-upah yang berjasa dan menghukum yang berdosa.




Pawang berhubngan dengan hantu itu memintakan ataupun nasihat atau bahagia. Inilah yang dinamai daemonology (daemon artinya hantu). Perkataan Dewa dan Setan rupanya datang dari Negara Asing.




SEDIKIT PEMANDANGAN.




Kalau semua kepercayaan Indonesia Asli ini semuanya ialah kepercayaan pada Kodratnya semua Benda, Jiwa dan




Hantu itu dikatakan kepercayaan saya setujui seluruhnya. Tetapi kalau dari pihak manapun dari kepercayaan lain, mengatakan bahwa kepercayaan semacam iut rendah dari kepercayaannya sendiri, maka saya bertanya dipandang dari pihak mana rendahnya.




Kalau dipandang dari penjuru Ilmu Bukit dan Peralaman (Science dan Experiment) saya berani bilang, bahwa kepercayaan asli, dari bangsa Indonesia asli itu sedikitnya s a m a tinggi, saya bilang terus-terang sama tinggi, karena




ada diantaranya yang bisa menderita ujian dan sedikitnya tak bisa dilemparkan begitu saja. Saya tak maksudkan ketok pintunya dari stille krachten¸ kodrat rahasia yang disaksikan oleh banyak orang Eropa dan Asia. Saya sendiri menganggap perpisahan jiwa dengan jasmani itu, yakni jiwa bisa berdiri sendirinya diluar.




Jasmani, seperti sesuatu kepercayaan, yaiut diluar peralaman. Saya sendiri belum berjumpakan hantu atau badan halus manapun juga. Orang yang percaya selalu mengatakan "Kata si Anu yang mendengar dari si Polan pula”.




Menurut Madilog tak ada badan tak ada kodrat. Jiwa itu ialah kodrat terkhususnya saja pada badan terkhusus. Tetapi seperti kodrat lain dia berhenti dengan berhentinya jasmani. Dia bertukar menjadi kodrat kimia sesudah jasmani kembali ketanah, air dan duara. Bertukar menjadi kodrat hidup tumbuhan, kalau jasmani tadi dimakan tumbuhan. Bertukar menjadi hidup hewan, kalau jasmani tadi baik dengan langsung sebagai air atau garam atau memutar sebagai tumbubah – Darwin – kembali kepada hewan. Akhirnya bertukar pula menjadi jiwa manusia kalau dengan langsung sebagai air, garam atau oxigen, atau tak langsung sebagai makanan, sayur dan daging masuk di mulutnya tani atau professor, buruh atau kapitalist, bangsat atau pendeta, maling atau muallim ................. begitu penganggapan saya terhadap jiwa sebagai barang terpisah dari jasmani itu, baik berupa arwah ataupun hantu. Tetapi ada separo dari kepercayaan Indonesia Asli itu yang tiada boleh dilemparkan begitu saja. Kita tahu, bahwa besi berani bisa menarik besi yang lain. Kita tahu, bahwa suggestie itu dipakai mereka, dipakai Dokter model baru buat menidurkan si-sakit.




Ilmu menidurkan ini memang lama diketahui oleh pawang Indonesia. Kita lihat pawang perlu kuku, rambut, atau tengkorak buat menyampaikan n i a t n y a.




Dia perlu sesuatu benda buat memperhubungkan dia dengan tujuannya seperti kodrat besi berani tadi, perlu besi beraninya buat mengadakan kodratnya seperti juga Tuan Dokter perlu latihan dan pembawaaan (aanleg) dan badannya sendiri buat mengeluarkan kdorat menteranya (suggestinya). Tiada semua besi bisa menarik dan tidak semua orang bisa menidurkan dan mengobati orang lain dnegan menteranya. Tetapi sesuatu kodrat yang jaya perlu benda, baikpun serupa besi ataupun badan manusia. Ditilik dari penjuru Science selama ini, maka pawang tak sama sekali mendasarkan kdoratnya pada kdorat dirinya. Ia perlu sesuatu benda, sebab itu saya bilang kepercayaan itu tak bisa dilemparkan begitu saja. Pemeriksaan yang teratur dan sempurna dengan jalan peralaman atau embikin tinta memang belum dijalankan.




Sebelum pemeriksaan semacam itu dijalankan, belumlah kita bisa menentukan pendirian yang pasti tentangan ilmu kepawangan itu, serta Logika tentangan bermacam-macam kepandaian pawang Indonesia tentangan pengetahuannya.




Besi berani menarik semua besi kearah pedomannya. Tetapi besi berani kecil takkan bisa menarik kereta atau orang. Tuan Dokter yang sudah dapat lahitan itu bisa menyembuhkan beberapa macam penyakit, yang semuanya masuk satu jenis, seperti sakit saraf. Tetapi saya belum dengar tuan Dokter bisa mengobati penyakit seperti kolera, pest, atau luka parah dengan mentera saja. Apalagi menghidupkan orang mati. Menyingkirkan ribuan manusia, senjata dan menyingkirkan makanan atau menimbulkan kodrat buat melemparkan gunung dan meneruskan hidup beribu tahun seperti cerita Mahabarata dan Ramayana semata-mata dengan kodrat jiwa tentulah satu omong-kosong sebesar gunung Himayala.




Pawang Indoensia Asli tak sampai menimbulkan kepercyaan seperti jempolan dari Hindustan iut. Dimasa pengaruh Hinduisme itu tidak begitu mendalam, kepercayaan pada yang tidak-tidak itu belum sampai setinggi pinggangnya Gunung Himayala. Kesalahan kepercayaan Indonesia asli, berhubung dengan dynamis tadi, ialah kodrat terkhsuus dari benda atau hewan dan manusia dijadikan kodrat raya. Sifat atau undang terkhusus dijadikan sifat atau undang umum. Jadi dalam kepercayaan pada kodrat semua benda ini, mereka memperlihatkan kesederhanaan : pikiran primitif. Ini cocok dengan bumi Indonesia dan pengetahuan serta taknik (pesawat yang ada pada Indonesia asli).




Meskipun kepercayaan Indonesia asli atau kepercayan Asli Indonesia tak berurat berakar pada kebendaan seluruhnya, tetapi sebaliknya kebendaan ada membayang dalam kepercayaan itu, memang kita tak bisa melihat dengan langsung segala benda, sebagai lantai kepercayaan itu benda mana tersusun menjadi kepercayaan itu menurut undangnya Dialektika dan Logika. Tetapi kita ada melihat seluk-beluknya masyarakat, pesawat dan pengetahuan Indonesia Asli dengan kepercayaannnya.




Buat membuktikan simpulan terakhir ini saya bis melangkahi garis kepercayaan pada kodrat semua benda (dynamisme) sampai kepada kepercayaan kepada hantu (daemonoisme) atau sebaliknya. Sejarah kita memang miskin sekali. Bagaimana juga adalah akan mudah diketahui mana yang dahulu Dynamisme atau Animisme atau Daemonoisme ? Terserahlah pekerjaan ini kepada ahli buat kemudian hari. Disini saya melangkah dari :




KEPERCAYAAN PADA KODRAT SEMUA BENDA. a.




Tiada perlu Filsafat yang dalam atau Ilmu Kimia zaman sekarang buat mencari sebab, maka saudara Toraja menyangka nasi dan daging itu mengandung kodrat. Inilah paham asli yang tiada membutuhi ujian. Ujiannya sudah terlektak pada




buktinya sendiri, dan bukti itu sendirilah yang jadi ujian. Ilmu Bukti sekarang yang membenarkan keperluan-keperluan










tepung, gemuk dan putih telur yang terdapat terutama pada nasi dan daging itu Cuma memperdalam pengetahuan ayng sudah ada dan sudah sayah. Kalau nenek Indonesia memelihara ternak dengan segala perhatian dan diseluruh tempat memuliakan padi, lumbung dan sawah, dan akhinrya membentuk kodratnya, nasi itu pada sat Dewi Sri, maka semuanya itu cocok dengan keperluan dan Pengetahuan Masyarakat Asli.




Pernahkah tuan memperhatikan beruk beracun sebelum meloncat kedahan pohon yang lain.Perhatian bentuk badan sang beruk (monyet) kepada mas aia mengumpulkan semua kodrat buat meloncatkan dirinya yang berat ketempat yang jauh. Inilah bentuknya Keris yang disimpan, dimuliakan dan dipuja oleh Sultan di Tanah Malaka itu. Baja yang dibentuk semacam itu yang ditikamkan dnegan dorongan kilat tak bisa meluputkan musuhnya dari ketewasan. Kerus Beruk Beracun mengandung kodrat, mulya dan bertuah ! Cocok dnegan masyarakat yang sering bersengketa dan sepadan dengan tingginya pesawat masa itu. Tetapi kodratnya Beruk Beracun buat mereka terpelajar zaman sekarang berlainan dengan kodrat, kesaktian, ketuahan anggapan rakyat Indonesia di Semenanjung zaman dahulu.




Tambahlah contoh kepandian pawang tentang ",menuju” mengiktui atau mencitakan tujuannya dengan beberapa contoh yang Tuan lihat atau dengar ! Saya sendiri ada menyaksikan dan mendengar kejadian yang berhubungan dari




pihak yang tiada bisa disangsikan jujurnya ! Tetapi tiada disini tempatnya menguraikan itu. Cuma satu dua perkara




yang disini akan saya kemukakakn. Amok memang perkataan berasal dari Indonesia dan sudah masuk dalam kitab Kamus bangsa asing. Mengamok, ialah hasil temperament, hawa nafsu bangsa Indonesia. Bukan disebabkan penyakin seperti kata setengahnya ahli Barat.




Nafsu mengamuk di Jawa atau Semenanjung, di Makassar atau Mindanau, bisa timbul kalau orang Indonesia merasa dihina. Ketika Rakyat Indonesia asih mengandung perasan kehormatan tinggi, pengamokan itu acap terjadi. Begitulah




keterngan yang kita peroleh dari Musafit Tionghoa ataupun Eropa. Bagaimana samurai menyelenggarakan perkara




kehormatan itu dengan dirinya sendiri, begitulah orang Indonesia menyelenggarakannya keluar dirinya dengan tidak menghitung banyaknya korban, musuh, tak memandang akibat perbuatannya lagi, marah sampai kepuncak ! Pada satu pawang kemarahan itu terbentuk dengan niat atau kutuk. Si Umbut Muda yang dihina oleh puterinya menyemburkan semua niatnya kepada puteri yang ditujunya. Tetapi kemarahan itu ada berjenis-jenis pula. Marah itu tidak selalu sebab kehilangan kesabaran. Orang yang dihina dengan tiada semena-mena atau orang sengaja diisap dan ditindas, dicuci- maki perlu pmarah. Malah ia mesti marah kalau kemanusiannya belum hilang sama sekali. pendeknya kemarahan itu ada yang tidak pada tempatnya dan ada yang pada tempatnya. Yang belakangan ini saya namai murni. Karena kalau nafsu marah itu lenyap sama sekali, maka hilanglah nafsu membalas, nafsu membongkar yang buruk, yang bobrok dalam masyarakat. Pendeknya marah yang murni pada satu pihak mengandung kezaliman dan kesombongan pada lain pihak. Akibat kezaliman dan kesombongan biasnaya kegagalan atau kejatuhan, karena sifat kezaliman dan kesombongan itu membawah sifat kelengahan dan kesempitan akal. Kedua yang dibelakang ini pangkal kegagalan, kejatuhan dan kesedihan, kemenyesala. Kalau marah murni pada satu pihak melambung menjadi kutik dan pada pihak lain kesombongan melambung pada kegagalan kesedihan atau kemenyesalan, maka kutuknya pawang bisa merupakan kejayaan (succes). Orang bisa menyaksikan hal ini pada kehidupannya sehari-hari. Tetapi kejadian terkhusus dijadikan undang. Inilah kesalahan logika primitive. Selain dari hal kejiwaaan (psychological) ini saya akan kemukakan kemungkinan dan batasnya Kodrat semua Benda itu. Hal ini sudah saya tuturkan lebih dahulu. Pada orang Indonesia terpelajarlah terserahnya pekerjaan buat menyaring yang benar dengan yang salah dalam kepercayaan pawang Indonesia. Diantaranya banyak yang jujur karena mereka tak embutuhkan (suggestion) umpamanya buat obat-obatan. Ahli Barat sudah tentu tak bsia mengadakan pemeriksaan yang sempurna, karena kekurangan kepercayaan dari pawang dan kekurangan pengetahuan psychologie (jiwa) dan bahasa Indonesia.










KEPERCAYAAN PADA JIWA. a.




Bertenaglah pembaca sembentar ! Andaikanlah Tuan memperamati bangsa Indonesia asli meninggalkan gurun, pasri




Mongoloa menuju ke arah Selatan sampai ke Tibet dan Yunan melalaui pegunungan yang tinggi dan lembah yang curam. Tak ada peta dan tak ada pedoman ! Perantauan Cuma ditentukan oleh instinct, naluri saja. Sekarang mereka lambat laun sampai kebarisan gunung dibatas Birma dan Annam. Jalan biasa yang bisa dilalui Cuma tepi sungai Salweetn, Irawadi, Menam, dan Mekong. Jurang sungati ini sekarangpun masih sukar dilalui.




Jalan tak ada. Jalan sudah tentu penuh binatang buas dan bangsa asli yang sering memusuhi kita dan bermacam-macam penyakit. Sampai juga mereka ke Semenanjung Tanah Malaka. Akhirnya dari sini mereka berhamburan diri kekepulauan Indonesia sekarang, ke Magadaskar




disebelah barat dan Amerika di Timur. Perantauan jauh yang penuh marabahaya alam itu dilakukan dalam abad yang belum mengetahui ilmu bukti dan pesawat kemesinan. Masyarakat pada masa itu, seluas-luasnya Cuma tahu suku yang




dikepalai Datuk. Datuk ini bukanlah raja melainkan pemimpin yang dicintai, karena ia terpilih diantara sanak saudara




sendiri. pengikutnya bukanlah hamba atau rakyat, melainkan isteri, saudara, anak dan keponakannya sendiri. perhubungan pemimpin dengan yang dipimpin ialah perhubungan bapak dan ankanya




atau nenek dan cucunya.




Kita mesti simpulkan bahwa diantara pemimpin dalam perantauan jauh dan berbahaya itu mestinya banyak yang cerdik pandai serta berani. Kalau tiada tentulah mereka tak sampai




kemari, melainkan sesat atau tewas di jalan, kelaparan, diterkam binatang buas atau




dikalahkan bangsa asli. Dalam pengembaraan bertahun-tahun barangkali beratus tahun itu tentulah banyak timbul persoalan baru, pertarungan baru yang menuntut peraturan baru. Timbullah undang dan adat istiadat yang mesti dilakukan buat keselamatan. Datuk yang










menyelesaikan persoalan baru yang memenangkan pertarungan dan mengadkaan undang dan aturan baru selain hidupnya susah, tentu akan menerima kehormatan, pujian dan cinta pengikutnya. Tetapi kalau Datuk semacam ini mati pada ketika dalam marabahaya atau sengketa, tentula hyang tinggal sedikitnya kekurangan akal, kekurangan pengaruh dan kepercyaaan, keputus asa. Pemimpin baru belum dapat merebut kepercyaan yang ditumpahkan pada Datuk almarhum.




Pada saat ini dirasa keperluan memakai pengaruh Datuk yang sudah mati. Tetapi




bagaimana ? Logika belum ada. Pesannya almarhum ataupun adat yang ditinggalkannya tiada berarti, kalau dijelaskan maknanya saja. Masyarakat pada masa itu perlu semangat, perlu




jiwanya Datuk almarhum. Perlu dikatakan pada yang tinggal, bahwa jiwanya Datuk almarhum




maish menjaga undang, dan adat yang ditinggalkannya. Kalau tiada, niscaya malapetaka yang akan datang. Persoalan baru tak bisa diselesaikan begitu saja. Dengan ketangkasan Logika dan pengertian karena logika, sebagai ilmu berdiri atas kekuatannya (logika) itu sendiri belum ada, dan belum bisa ada. Logika pada masa selama itu terletak pada orangnya. Kalau orang itu




mati, maka matilah logika itu. Pemimpin baru belum berlogika yang mengandung autority (kekuasaan), terutama karena ia belum memberikan bukti yang cukup seperti Datuk almarhum. Disini Datuk baru merasa perlu berjumpa dengan Datuk almarhum seperti dimasa hidupnya. Disinilah timbul pemujaan ialah kepandaian atau ilmu memanggil yang sudah mati. Sebelum wayang dilakukan maka Datuk baru kemudian lama-lama syaman, ialah ahli terkhusus membakar kemenyan dan memberi korban kepada almarhum. Pada masa inilah Datuk beru berjumpakan semangat atau jiwanya Datuk almarhum. Disinilah ia menerima nasibat atau ilham yang perlu buat memutuskan persoalan baru atau menantang musuh yang kuat hebat. Diantara para Datuk yang baru tentu ada juga yang kurang keulungannya dari almarhum. Kalau ia mati tentulah ia akam memasuki Pantheon, istana Datuk Almarhum pula buat dipujua pula.kalau dua atau lebih suku bangsa Indonesia kelak bergabung, tentulah jiwa




jiwa Datuk almarhumnya yang sakit dimasukkan dalam istana pergabungan pula. Lambat laun timbullah akibat : kalau Datuk Almarhum itu berjiwa, tentulah anak cucunya terdiri dari




jasmani dan jiwa pula. Kalau jiwa Datuk Almarhum terus melayang kian kemari, sudah




tentulah pula jiwa anak cucunya mengikuti kemana-mana dsb.










KEPERCAYAAN KEPADA HANTU. b.




Diminta pembaca terus bermenung sebentar lagi, ktia belum tinggalkan pasukan suku indonesia tadi. Mereka berjumpakan Rimba Raya Gaids, artinya belum pernah dimasuki manusia. Pembaca penduduk kota belum tentu bisa




menggambarkan Rima Ryaa Gadis. Belum tentu bisa menimbulkan perasaan kesucian, keheranan, ketakutan dan




kekecilan kita manusia dihadapan Rimba Raya yang dahsyat itu. Semua gelap bagi kita sambil bunyi burung atau binatang yang belum pernah kita dengar suaranya, dan diikuti oleh kemungkinan berjumpa dengan ular .......... Psychologis (sikap jiwa) orang jika tiba-tiba bertemu dengan bahaya Cuma dua : pertama hendak melawan dan kedua menyerah. Melawan dalam hal ini juga berarti lari, karena keduanya memakai perkakas sekurangnya anggota badan, tangan ber- atau tak bersenjata dan kaki. Tetapi kalau perlawanan dikira tak akan berhasil, maka kalau maish ada pikiran orang menyerah. Kepada siapa ? Kalau ada jiwa manusia yang terpisah dari jasmani Logika mana yang bisa membatalkan, bahwa Rimba Raya juga mempunyai jiwa terpisah. Tetapi jiwa Rimba Raya yang dahsyat ini tentulah dahsyat pula sperti ular yang ada dijalannya. Jiwa Rimba Raya ini akhirnya berupa hantu. Tempat yang lain yang dahsyat juga yang mengecilkan hati juga seperti jurang dan air mancur sudah tentu mempunyai hantu yang berkenaan pula. Kadang-kadang nenek moyang bangsa Indonesia sampai pada eawa, yang berair jernih. Tetapi sesudah mandi disana dan minum airnya yang jernih itu, ia dapat demam panas. Nyamuk anopheles sudah tentu belum mereka kenal. Yang dikenal Cuma jiwa dan hantu, badan halus yang memasuki semua benda, juga rawa ini. pelajaran dari pulau kepulau sudah dijalankan. Angin itu memang dikehendaki buat meniup layar, tetapi kadang-kadang




angin itu berupa badai, sampai bisa menenggelamkan perahu atau mengembalikan dia pada tempat melangkahnya bermula. Jadi ada angin baik dan ada angin jahat. Seperti Rimba Raya dikuasai hatu Raya, tentulah angin itu dikuasai hantu angin pula. (Memang cara berpikir menurut Analogy, banyak dipakai nenek moyang kita !) bagaimana mereka meniup angin dengan mulut atau salung bambu, tentulah begitu pula hantu angin meniupnya. Bila ia mara pada manusia, maka dia meniupnya keras-keras. Sebab itu peulah adanya pawang atau syaman buat meminta nasihat pada Hantu angin, bila waktu yang baik buat berlayar. Pawang yang cerdik yang sudah lama mempelajari gerak-geriknya udara dan musim, walaupun pelajaran Cuma bertubuh pada bukti saja, bukan pada undang acapkali bisa mengetahui langkah baik buat berlayar itu, begitu juga dapat menentukan lebih dahulu ada atau tak adanya batu besar atau tumbuhan dalam laut. Pawang yang arif bijaksana lebih-lebih Semenanjung bisa menentukan dimana ikan yang banyak sebagai hadiah hantu Laut.




Tak semua suku Indonesia memusatkan segala-gala pada perkakas ulungnya ialah kerbau.




Pertaruan Cindur Mato dibantu oleh kerbau si Binuang ; pertarungan (seri) dnegan Majapahit dihabiskan dnegan peraduan kerbau ; gempa bumi disebabkan sang Kerbau dibawah bumi menggoyangkan tanduknya. Lain suku dan lain




tempat di Indonesia tentu empunyai kepercayaan sendiri atas kejadian alam ini. Tetapi Logika Primitif memang




gampang membentuknya. Guna apa dicari-cari Listrik jantan (+) dan betina (-) buat menimbulkan guruh atau petir










umpamanya ? Jasmani manusia senidri selalu mengeluarkan guruh, Cuma lebih kecil. Pertama dari lubang atasnya, guruh kecil dari mulut itu disebut orang sendawa (cekukon). Kedua dari lubang bawah yang tiada perlu disebut namanya dan tiada perlu disebutkan nama bentuk guruh atau petusnya. Logika Primitif bisa menciptakan Hantu petus, yang lebih besar lubang dan lebih dahsyat bunyi tembakannya ...... lebih-lebih kalau ia sudah makan ubi.




Bagian 2.




KEPERCAYAAN HINDUSTAN (ASIA TENGAH).




Kepercayaan Hindustan itu mempunyai bermacam-macam bentuk dan corak, daerah yang luas serta sejarah yang lama sekali. tetapi bentuk dan coraknya yang beramcam itu boleh dikatakan semua mempunyai satu garis besar, ialah idealisme kerukunan. Seoalah-olah ia itu seperti pohon waringin yang rindah, bercabang beranting kiri kanan bertambahkan urat dahan yang akhirnya berupa pokok baru dengan pokok besarnya bisa diketahui. Walaupun timbul juga kepercayaan yang tiada semata-mata kerohanian, idealisme, malah juga materialisme kejasmanian, dalam sejarah yang lama dan masyarakat yang mempunyai berbagai-bagai kasta itu sekarang lebih kurang 3000 tahun. Tetapi kepercayaan yang bukan idealsime itu. Sampai beberapa tahun kebelakang boleh dikatakan tiada berdaya sama sekali. meskipun pada beberapa tahun dibelakang ini. Berhubung dengan kemajuan indsutri di Hindustan timbul dan tumbuh kemerdekaan Hindustan sampai pada penghabisan tahun 1942 ini masih berpusat pada Idealisme, yang sekarang berupa Gandhiisme.




Idealisme asli Hindustan masyhur sekali diseluruh dunia, besar sekali pengaruhnya kearah manapun juga. Kesebelah timurnya kita dapatkan idealisme, berupa Budhisme yang resminya dipeluk oleh kira-kira 400 juta Tionghoa dan 100 juta bangsa Jepang dan jajahannya. Pada zaman sebelum Indonesia Islam, boleh dikatakan seluruh Asia Selatan memeluk Hinduisme dan Budhisme. Sekarangpun masih lebih kurang 50 juta penduduk Birma, Siam, dan Annam memeluk Budhisme. Kearah Baratpun lebih-lebih pada zaman purbakala deras mengalirnya idealisme Hindustan. Barangkali adalah kebetulan saja ahli filsafat Yunani seperti Plato menciptakan Logos seperti rhoani alam. Boleh jadi tiada kebetulan pula aturan Keristen Katholik begitu banyak serupa dengan aturan kependetaan (rahib) Budhiisme. Akhirnya banyak orang percaya, walaupun tak ada ujian yang syah, bahwa Islam dibelakannya Nabi Muhammad SAW dipengaruhi oleh Hinduisme.




Pada abad yang belum begitu lamapun idealisme Hindustan masih mempengaruhi Barat. Cukuplah kalau disini ktia sebutkan nama ahli filsafat Jerman seperti Schopenhauer dan Hegel. Sesudah perang yang lampau (1914 – 1918) pesat pula propaganda baru dari theosophie, yang dijalankan oleh Annie Bessant, Madame Blavatsky, dll. Theosophie itu cabang dari Idealisme Hindu juga. Lagi pula dan terutama pula idealisme Hindsutan membawakan hasil tersambil (bijproduct) yang oleh dunia sekarang mesti dianggap sebagai satu hasil yang nyata (positive result) yang mesti terus-menerus dipusakakan pada anak cucu dan cicit. Pada Negara mana dan Bangsa manapun juga dibumi kita ini. walaupun belum sempurna (systematika) dalam tangganya bangsa Yunani, apalagi Eropa dan Amerika sekarang. Hasil nyata itu berupa Matematika, Ilmu Bintang, Logika, Ilmu Jiwa dll. Juga pemandangan tentang evolusi (kemajuan alam) dan atom. Buat mengesahkan idealismenya, maka ahli Hindu perlu memakai senjata berpikir seperti Matematika, Logika dan Evolusi dan penglaksanaan cara berpikirnya itu, tentula bisa sampai kepada benda terkecil atom. Tetapi semuanya ini barang tersambil ! Maksudnya ahli Hindu bukan memuncakkannya pada Matematika, Logika, Evolusi dan atom, dengan memakai bukti dan perkakas yang berhubungan dengan masing-masing cabang. Ilmu ini, melainkan buat mengesayhkan adanya barang yang dicarinya, ialah Rohani Brahmana, Atamn, Jiwa, Dunia dsb-nya. Semuanya berada diluar jasmani, yang mesti dijauhi adlaah atom itu dipelajari sbgai asal dan akhirnya ilmu kebendaan, melainkan barang yang tidak berguna mesti ditinggalkan atau paling baiknya berdiri disamping rohani, jiwa alam, atman, Brahmana ..............




Matter, benda, dunia, badan dan anggota kita tak ada gunanya buat idealisme Hindu. Yang dimengertikan dan dikejar ialah rohani, Atman, dengan jalan menyiksa, melupakan dan membuang jasmani. Kalau ada terdapat perkakas berpikir seperti Matematika dan Logika, buat mengesahkan adanya yang di "cari” itu, maka ahli Hindustan tiadalah enggan memakainya. Sebab itulah ilmu Matematika, Logika dll itu saya namakan hasil tersambil. Lagi pula orang janagan terlampau banyak memuja keulungan ahli Hindustan dlaam perakara ilmu Abstract (terpisah) seperti Matematika, Logika dll itu. Orang jangan lupa, bahwa lebih kurang 300 tahun sebelum Nabi Isa, dibawah pimpinan Iskandar Zulkarnaen telah menjajahi sebagian Hindustan.




Semenjak zaman itu ahli Yunani memasukkan pengetahuannya pula. Ahli Hindu yang jujur dan tidak dibuta tulikan oleh nasionalime sempit juga mengakui hal itu ! Selainnya dari pada itu jangan sekali dilupakan, bahwa pengetahuan Hindustan itu boleh dikatakan semuanya berdasarkan speculation, spekulasi, ialah terka-menerka. Boleh dikatakan sama sekali tiada berdasarkan peralaman seperti sudah ternag tercantum pada kebanyakan para ahli Yunani asli, dan sebagian besar pula pada ahli Arab pada zaman kebudayaan luruhnya Islam. Yang tiada sekali-kali boleh dilupakan oleh penguji dan pemuja idealisme Hindustan ialah, sebagai hasil tersambil atau hasil langsung (?) dari idealisme itu, kita menyaksikan perkara yang mesti dikutuki habi-habis seperti : Pada kutub diantara lk 3000 kasta itu adanya kasta malas, kasta penghisap ialah kasta Brahmana dan Kesatriya. Pada kutup lain terdapat kasta najis, seperti lebih dari seratus juga kasta Paria. Lain dari pada itu pembakaran janda dan perkawinan kanak-kanak. Akhinrya ratus jutaan manusia yang menganggap ampas debu, berupa barang padat atau cair sebagia barang suci dan leum itu seperti Tuhan.




Sekali lagi mesti saya peringatkan, bahwa Madilog tak bisa berlaku langung pada penerangan kepercayaan idealisme Hindustan.




Juga kepada kepercayaan lain pun dia tak bisa berlaku langsung karena satu kepercayaan itu berdasarkan pikiran semata-mata, tiada berdasarkan benda dan peralaman. Tetapi dengan tak langsung yakni memutar kepercyaan itu bisa diterangi. Kalua keadaan masyarakat, pesawat bumi dan pengetahuan bangsa yang memeluk kepercayaan itu diketahui, maka kepercayaannya, sebagai bayangan. Kelilingnya bangsa itu bisa juga diobori. Keadaan di Eropa dalam beberapa abda dibelakang ini, tentangan sosial, politik, ekonomi, tehnik, kebudayaan, semuanya lebih kurang sempurna bisa diketahui. Karena semua ada tertulis dalam bahasa Negara yang berkenaan atau dalam bahasa Negara lain tetangganya. Keadaan disebagian besar di Eropa Barat, boleh dibilnag cocok dnegan tulisan ahli sejarah Rumawi, seperti Julius Caesar dll yang sudah pandai menulis apa yang dilihatnya dengan matanya sendiri. Bukan dongeng, omong kosong setinggi gunung Himalaya (seperti penulis Hindu). Hindsutan sebelum imperialisme Barat masuk tak mempunyai ahli sejarah yang bsia mencuci hati Julius Caesar, Tacitus, Trobo, Ibnu Batutah, ahli sejarah Arab, Fah Hien, Huan Tsiang, Ciin dll ahli sejarah Tionghoa.




Sejarah kepercayaan saja, seperti hasil pikiran dari satu Negara yang begitu besar seperti Hindustan dan bangsa yang begitu ulung kebudayaan aslinya seperti bangsa Hindu dalam tempo sedikitnya 300 tahun sebelum imperialisme Inggris masuk menurut pengakuan ahli Barat yang mengadakan pemeriksaan menurut Ilmu Bukti, banyak yang hilang. Jadi yang ada yang tertulis tiada sempurna. Sejarah kepercayaan yang tiada sempurna ini susah pula buat dibandingkan diterangi dengan sejarah Masyarakat, Ekonomi, Politik .......dll-nya. Hindustan yang belh karus-marut serta kusut, kesasar dair pada sejarah kepercayaannya. Seru bangsa yang pemikir resminya menganggap benda itu sebagai barang yang tak berguna, badan dan anggota diri sendiri sebagai Karma, kungkungan hidup menjauhi makanan, perempuan dll sebagai pekerjaan suci tentulah tak mempunyai cukup perhatian buat perkara hari-harian seperti politik, ekonomi, tehnik dsb yang emmentingkan isteri, makanan dll. Bacalah saja cerita Hindu seperti Arjuna dan Sri Rama. Berapa sedikitnya kepastian yang bsa diperoleh dari cerita semacam itu. Tentu ada kebenaran dalam pantasi, impian yang tidak berbatas itu. Tetapi kebenaran yang didapat tak nyata dan tak bisa diterjemahkan dengan satu hati. Orang itu dalam cerita Hindu bukan orang lagi, melainkan dewa Tuhan, atau monyet dan lutung. Politik dan aksi pemimpinnya bukan lagi politik dan akis pemimpin manusia, melainkan siasat perbuatan yang terletak diluar akal manusia. Pedeknya buat menggali sejarahnya masyarakat politik, ekonomi, tehnik Hindustan dalam 3500 tahun sebelum ada imperialsime Inggris, adalah pekerjaan terkhusus dari beberapa ahli yang terkhusus pula membutuhkan kepandaian terutama bahasa, kesabaran dan kegiatannya. Kalau sejarah, masyarakat politik dan lain-lain di Hindustan dalam ribuan tahun itu jelas dan sempurna diketahui, barulah bisa diadakan peroboran atas sejarah kepercayannya kalau yang dibelakang ini bisa pula diketahui dengan sempurna dan jelas.




Karena mustahilnya mengadakan uraian yang sempurna tentang sejarah kepercayaan Hindustan, dan disamping uraian yang sempurna pula, tentanga sejarah masyarakat, politik, ekonomi dll maka mustahillah pula bagi saya mengadakan peroboran, peninjauan dengan obor listrik yang sempurna.




Bukan saja karena taida cukup kalau diuraikan pada beberapa halaman saja, tetapi karena kekurangan alat keterangan tadilah. Tetapi dengan mengobor-rayakan puncak Gunung Papandayan, Merapi dan Semeru di pulau Jawa atau puncak Gunung Kerinci, Merapi, dan Slawa di Sumatera, kita juga dapat kemenangan sederhana, berikut-ikut atas Bukit Barisan di Jawa dan Sumatera peroboran semcan inilah yang akan saya jalankan atas sejarah kepercayaan Hindustan itu. Segala kekurangan tentulah sudah saya andaikan lebih dauhlu. Maksud saya




lain tidak melainkan buat memberi petunjuk (suggestie) kepada ahli yang lebih mempunyai tempt, kepintaran dalam segala-gala, kesabaran dan kegiatan buat mempelajari kerohanian Hindustan yang masyhur itu.




GANGGUAN.




Baru saja tinta saya kering menuliskan kepercayaan Hindustan diatas ini tercantum dimata saya pertanyaan : Apakah betul sejarah Hindustan begitu gelap ? Kesangsian timbul dihati saya tentangan kebenarannya yang dituliskan diatas ini. betul banyak juga saya dahulu bercampur dengan rakyat Hindustan, Hindu, Islam atau Sikh. Betul pula waktu saya masih pelajar, saya giat sekali dengan segala-gala yang berhubungan dengan Hindustan lebih-lebih dengan kesusasteraan dan mystikisme Hindustan. Tetapi percakapan dan pembacaan yang berhubung dengan Hindustan itu sudah lama berlalu. Boleh jadi banyak perkara yang saya lupakan. Lagi pula, boleh jadi pula keluar buku baru, sebagai hasil pemeriksaan baru. Sekali lagi : Betulkah sejarah Hindustan itu masih gelap ?




Dua hari saya pakai buat menjawab pertanyaan ini. betul sampai menulis kepada penghabisan "bab logika” sama sekali boleh dikatakan saya tak memakai pustaka, sebab tak bisa mendapatkannya, tetapi sesudah itu saya bisa emndapatkan di Jakarta. Dua hari pemeriksaan sudah lebih dari cukup buat memberi keyakinan sementara. Apa yang saya tulis diatas, dua hari lampau tak perlu sedikitpun juga saya ubah, baikpun semangat dan simpulan ataupun kalimat dan perkataan. Hinudstan benarlah tak mempunyai ahli sejarah. Yang menerangi Hindustan Cuma ahli sejarah Tionghoa, kemudian Arab dan akhirnya Eropa dan murid-muridnya orang Hindu dididik dengan cara Barat sekarang.




Hal ini penting ! Sebab itu saya tuliskan sebagai bagian terpenting. Indonesia selama dipengaruhi dan diperintahi Hindu juga tak mempunyai sejarah, ialah sejarah menurut ilmu, bukan dongeng, impian, omong kosong. Sejarah mesti cocok dengan kejadian, tempo dan tempat yang sebenarnya. Tulisan tentang sejarah itu tak boleh dipengaruhi pengharapan, ketakutan, hati sakit atau dengki, tak boleh melebihi atau mengurangi segala bukti yang berhubungan dengan kejadian, tempo dan tempat tadi. Bahwa ahli Tionghoa dan Arab yang bisa menuliskan yang boleh dinamai sejarah, dan ahli Hindustan sejarti tiada bisa tiada mengherankan saja.




Sebaliknya akan mengeherankan (mengangakan mulut) kita kalau pemikir Hindustan Asli bisa menuliskan dengan tak sepatahpun ditambah atau dikurangi apa yang dilihat oleh amtanya sendiri. Ahli Hindu, bagaimana juga ulungnya dalam ilmu abstract, kegaiban atau terpisah, tiada bermata kebuktian (matter of fact). Ahli sejarah Tionghoa lampaupun sebelum Nabi Isa dan ahli Arab malah berdiri atas bukti itu. Mereka dnegan kakinya berdiri teguh diatas dunia ini dan dengan mata terbelalak memperamati kejadian didunia fana ini. kalau salah ialah karena silap memandang saja. Bukan salah penjuru memandang atau salah cara memandang.




Ilmu sejarah itu tentulah penting sekali buat sesuatu masyarakat. Masyarakat sekarang ialah akibat yang lampau. Masyarakat yang akan datang ialah akibat dair yang sekarang. Seorang yang berkewajiban buat memperbaiki masyarkatnya yang sekarang, tentulah mesti mengetahui keadaan masyarakat itu sekarang dan dahulu. Tetapi buat pemimpin Hindustan baikpun Brahma, ataupun Buddhist, masyarakat manusia itu, tentulah barang-barang yang tiada berguna, barang yang terpaksa didiami buat sementara, malah sebagian besarnya terdiri dari manusia najis. Perhatian penuh terhadap masyarkat tak langsung dicari-cari pada filsafatnya ahli Hinduisme atau Budhiisme resmi. Mereka boleh jadi juga mau mengeluarkan peluh buat memberikan manteranya, pada yang meminta menerima harta sebagai kurban atau sebagai bunga uangnya, tetapi dalam filsafat masyarakat dan berhubung dengan ini semua, kebendaan dan keduniaan ini, ialah "kungkungan” jiwa. Jiwa ini mesti dipadukan kembali dengan jalan pertapaan : Dengan menjauhi perempuan, makanan, pakaian dll dan membunuh pancaindera. Belum pernah saya mengadakan catatan panjang dan langsung dalam buku ini. catatan seblum ini, catatan dari kepada saja pendek. Karena pentingnya yang berhubungan dengan ada atau tidak adanya sejarah Hindustan itu, dan saya sendiri tak perlu dan tak bisa pada bagian buku ini memberi pandangan yang lebih lanjut atupun meneruskan pemeriksaan. Maka saya kemukakkan saja catatan sedikit panjang dari seorang Inggris dan seorang Belanda disambil oleh keterangan Negative (tak ada) yang saya peroleh dari penulis Hindu yang dapat pelajaran Barat. Selainnya dari pada itu, seperti diatas saya mengharapkan pemeriksaan para Ahli yang sempurna, buat Hindustan dan ........ Indonesia.




Catatan dari History of India oleh H. G Keene, Resived Edition pada tahun 1906.




Tak ada sasatera yang meriwayatkan seluruhnya ketumbuhan Hindustan dari masa kacau balau kemasa ketentraman, dengan cara terarut dan tak putus, supaya dengan begitu bisa memberi pemandangan yang masuk diakal (rational) kepada pelajar dikedua Negara (Hindustan dan Inggris) dengan Cuma menyebutkan bukti yang nyata dan sebaliknya jangan terlampau banyak melayani perkara kecil-kecil tentang peperangan, pengepungan, asut-asung dan kesalahan (erimes) para pembesar (pendahuluan).




Penduduk (Hindustan) yang bermula terlampau biadab dan kejam : penakluk (Hindustan)




yang permulaan (yakni bansga Aria, yang masuk dari Utara) menyerbukan diri kedalam pengetahuan, tetapi mereka tak mempunyai kecondongan hati terhadap sejarah (Halaman 1). "Tetapi sejarah Hindustan dalam arti tepatnya tak bolehlah dikatakan sudah dimulai, sebelum terdirinya kekuasaan Islam. (Jadi baru boleh dikatakan sejarah semenjak Sultan Mahmud dan Chazni melanggar Hindustan dari Utara pada tahun 1008 sesudah Nabi Isa) barulah kita mulai berjumpakan penulis yang mencoba mencatatkan kejadian dari sehari-kesehari dan menggambarkan wataknya mereka yang menyebabkan kejadian tadi”. (Pencatatan hari-harian itu berabad-abad sebelum itu sudah diadakan dengan teliti sekali di Tiongkok).




"Sampai kemasa perpecahan besar diantara kaum Brahmana dan Budhist tiada didapati catatan tentang Rakyat dibagian manapun juga di Hindustan. Semangat kebangsan kalau perkataan ini boleh dipakai, tiadalah pernah menunjukkan kecondongan hati pada cabang kesusasteraan semacam ini. orang boleh dipersilahkan membaca nyanyi : "Tuduhan Maha Dewa Asli dan Petuahnya orang besar Bertuah yang tidak kurang sakti” ; lagi pula dua cerita syair yang masyhur, dimana disangka bisa diperoleh kejadian sesungguhnya buat gantinya ukuran impian dan dongeng. Perkara terka-menerka (speculatino) tiadalah kurang ; tiadalah bisa disangsikan, bahwa apa didapat kecondongan terhadap beberapa cabang Ilmu. Tetapi terhadap kejadian yang nyata, tanggalnya sesuatu kejadian dan tumbuh hidupnya kejadian tadi dari hari-kehari, orang Hindu tak sehelai rambutpun menaruh perhatian. Sedikit Ilmu Bukti campur aduk dalam sairnya dan sepasang sejarah daerah Cuma inilah yang dihasilkannya tentang perkara semacam ini dalam lk 20 abad”.




"Keganjilan ini boleh jadi hasil dari kesangat cintanya pada filsafat terka-menerka (speculative), kegemaran pada pikiran impian (abstract reasoning) yang semuanya mengakibatkan satu kejaian atas kosongnya benda dan kosongnya rupanya benda itu. ..... Adapun sebabnya juga, tetap kebencian mereka atas bukti dan bentuk benda ini tak bisa mengetahui sejarahnya yang sempurna dari pada bangsa Arya di Hindustan pada zaman VEDA (Halaman 11).




(Zaman Veda ini dianggap oleh ahli Barat dari tahun 500 sampai 600 sebelum Nabi Isa. Jadi sejarah ini, walaupun penting sekali tetap tinggal gelap).




Oleh seorang ahli sejarah besar (professor Cowel) dikatakan, tentang Musafir Tionghoa (Fah-Hien) dan 200 tahun kemduian dari pada itu musafir pengikutnya (Huan-Tsiang), bahwa mereka inilah saja yang menjadi tingkat pelangkah yang terang, melalui beribu tahun dongeng (omong kosong) !




Catatan dari Academisch Proefschrift bernama MEGASTHENES en de Indische Maatschappij oleh BCT Timmer pada tanggal 19 Desember 1930.




Pertama sekali jangan dilupakan pesannya Timmer, bahwa tulisan Megasthenes (Yunani) yang menjadi utusan di Hindustan, dibawah Kerajaan Gandragupta yang didapat "Cuma fragmenten (bagian terserak-serak) belaka”. Lagi pula, malah terutama pula "orang Megasthenes itu sendiri dicurigai adanya”.




Pentingnya tulisan Timmber terletak pada c a r a n y a ilmu sejarah menjalankan pemeriksaannya ; carai scientific (menurut Ilmu Bukti) Pada halaman 43.




"Buat menetukan benarnya perkataan yang ditinggalkan kepada kita, ktia mesti memeriksa apakah perkataan (Megashtenes) itu cocok dengan perkataan yang ktia peroleh dari sumber lain. Ini akan mudah sekali kalau seandainya kita mempunyai documenet (saksi terdiri dari tulisan) yang cukup tentang Hindustan masa Megasthenes, tetapi saya kita jauh dari situ”. "Pertama kita tidak mempunyai sastera orang Hindu, yang kita yakin ditulis pada masa Megasthenes”.




"Pustaka yang lain, yang dipakai buat membandingkan (cerita, syair, cerita buku undang, pustaka Budhisme) atau terjadi pada tempo lain atau tak mempunyai tanggal kadang-kadang juga hasil dair kemajuan berabad-abad, oleh sebab mana perbedaannya dengan Megasthenes boleh jadi disebabkan oleh perbedaan temp dan boleh jadi juga disebabkan oleh kesalahannya Megasthenes sendiri”.




(Selain dari pada kedua itu Timmer juga mengemukakan, bahwa mestinay Hindustan itu bukanlah bagian Hindustan yang digambarkan oleh Megasthenes saja ialah Punjab dan tanah datar sungai Ganges, tetapi juga pegunungan besar seperti Ducan, juga kaum ksatrya, saudagar dan akum pujangga. Jadi bermacam-macam tempat golongan !).




"Ketiga ...... lebih dari pada buku cerita hal ini berlaku pada buku undang. Pada buku undang maksud orang bukan hendak menggambarkan keadaan, tetapi Cuma buat memberikan aturan yang mesti diikuti”.




(Sudah tentu ada jurang besar antara undang dan praktek ramai. Begitu juga jurangnya, ayat agama dengan perbuatan Rakyat jelata dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi buku undang dan ayat agama saja tentu tak bisa menggambarkan Rakyat seluruhnya dengan sebenarnya ! Cobalah pastikan gambar keadaan Rakyat Amerika umpamanya dengan membaca teori demokrasi saja disertai pula dengan ayatnya agama Kristen dengan "tepuk pipi kiri kasihkan pipi kanan).




"Warta dari Hindustan sendiri amat bertentangan satu dengan lainnya”. (Pendeknya Timmer, yang tentu giat mencari bukti yang sempurna buat sebagian saja dari sejarah Hindustan, untuk mengadakan alasan yang sempurna, juga memberi simpulan pada kita, bahwa sejarah Hindustan adalah diliputi awan gelap-gulita).




Akhirnya dari Buku CREATIVA INDIA, oleh Beney Kuman Sarkar, sedikitpun saya takbisa mengambil catatan tentanga ilmu Sejarah, pada nama buku itu saya ktia sudah bisa melihat maksud penulisnya yakni buat membuktikan bangsa Hindustan sebagai kodrat pembangunan – terutama – mendapatkan ilmu.




Penulis ini menantang penulis Barat yang menyatakan bahwa bangsa Hindu itu pessimistis, memandang yang gelapnya saja di dunia ini. Menantang paham Barat, bahwa umumnya badan orang Hindu itu lemah dsb. Penulis Hindustan tadi yang Cuma beberapa tahun yang silam saja mengemukakan keulungan bansga Hindu dalam segala-gala, malah tidak saja tak kurang,




boleh jadi lebih dari Bangsa Yunani, Arab, atau Eropa zaman Tengah. Keulungan bangsa Hindustan malah terkhusus sudah saya kemukakan lebih dahulu. Tetapi keulungan itu menurut pikiran saya akan tetap begitu, walaupun 1001 buku seperti Creative India saya baca, dan dinaikkan halamannya tiap-tiap buku dari 600 sampai 6000, sebagai hasil dair pekerjaan tersambil buat mensyahkan dan menjalankan semangat Hindustan (diluar Islam sudah tentu !) yang pad agaris besar dan resminya berdasarkan idealisme, kerochanian semata-mata. Idealisme Hindustan tiadalah berjumpakan materialisme yang kuat kelak seperti pada Yunani dan Eropa. Sebab itu materialisme Hindustan gampang dihanyut londongkan oleh bajir idealismenya. Hasilnya ialah hasil tersambil seperti Matematika, Logika ya atau tidak dipengaruhi Yunani atau Arab. Kalau dia sesat pada Ilmu Badan Manusia, maka maksudnya juga buat memperkokoh c a r a menghilangkan anggota Badan, jasmani itu dan dengan segera mencampurkan jiwa si pertapa dengan Rohani Alam, Atman, Brahma dengan maksud membunuh pancaindera !




Dari filsafat, pemandangan dunia Hindu bisa lahir Ilmu Bintang, cara kuno, Ilmu Berhitung, juga Geometry ataupun Logika. Tetapi dari filsafat pemandangan dunia yang resmi di India tak akan bisa timbul Ilmu Bukti seperti Ilmu Alam (Physika) dan Kimia, Listrik, Radio, Cahaya, Kodrat dsb. Ilmu semacam ini ialah hasil peralaman yang pesat. Kepesatan ini Cuma bisa didapat pada perindustrian yang pesat majunya, disertai oleh tehnik yang pesat pula. Kalau science itu dimisalkan bapak, maka teknik itu ialah ibu dan perindustrian itu anak.




Tetapi perindustrian tak akan maju, kalau "demand” keperluan Rakyat memakai rendah sekali. makin tinggi keperluan Rakyat memakai (kain, makanan, atau rumah, radio, gramopon, auto dsb) makin tinggi supply, production, hasil. Kalau keperluan memakai itu kita andaikan kutub utara dan persediaan (supply) itu dikutup selatan, maka hasil dari sejarah gerakan berkutub dua itu ialah perindustrian juga, hasil yang tambah-bertambah, terus-menerus.




Filsafat yang mengutuki dunia, mengurangi makanan sampai badan sipertapa tinggal lagi kulit pemalut tulang, memerlukan hanya gua batu untuk tempat tinggal, akin cawat sehelai kulit kayu : memuliakan isteri yang cantik molek dengan cara ditikam, diperas darah seluruh badannya, dan kemudian dilemparkan kedalam api buat dipilih oleh arwah suaminya di surga seperti yang berlaku di Bali sebelum dilarang Belanda.




Menyuruh manusia berpakaian ampas-lembu terbakar ...................... filsafat semacan ini tak akan memperdulikan supply and demand, persediaan dan keperluaan memakai barang, tak akan menghiraukan teknik dan semua Ilmu Bukti yang berkenaan dengan kebendaan. Satu pabrik buat seluruh Hindustan sudah lebih dari cukup buat membiki c a w a t semua penduduknya. Apa guna pengetahuan tentang tepung, gemuk, dan putih-telur, semuanya itu keduniaan yang mesti dijauhi. Kalau ada juga ilmu berupa ekonomi, keuangan di India, maka semuanya itu Ilmu tersambil. Ilmu terpaksa diadakan diluar filsafat resmi. Eropa dan




Tiongkok juga ada mengandung filsafat idealisme, tetapi tiadalah sampai memuncak seperti di Hindustan. Lagi pula Materialismenya cukup kuat buat bergandengan dengan idealismenya resmi atau tersembunyi. Materialisme Barat cukup kuat buat membasmi Idealisme dalam aliran besarnya dan menembus jalan samapai ke zaman industrialisme. Filsafat umum di Tiongkok dan Eropa cukup kuat buat mengendalikan pessimisme Hindu sampai Rakyatnya sebagian kecilpun tak ada yang dianggap najis ; atau janda yang cantik molek ditikam, diperas darahnya dan dilemparkan masuk api, ditonton oleh orang ramai, atau badan dibedaki dengan tahi lembu terbakar barangkali buat menolak bala (bahaya) sebagai hasil Ahli Kimia Hindustan Asli yang hebat itu.




Tuntutan Hindu Muda seperti Tuan Sarkar, supaya Hindsutan Asli diaku hadiahnya pada Ilmu didunia, mesti diakui. Lebih dahulu sebleum saya membaca buku itu sudah saya majukan, tetapi saya tahu, bahwa Barat juga tak enggan mengakui terus-terang kecerdasan dan jasa Timur umumnya dan India khususnya.




Tidak saja Tagore dibintangi oleh Inggris, tetapi Ahli Biology besar seperti Bose dan Ahli Physic (Kodrat) seperti Remon semuanya Ahli Hindu, hasil dari didikan Barat, juga dapat pengakuan kehormatan dari pihak Inggris terkhususnya dan Dunia Science umumnya. Ahli Jepangpun dalam hal kedokteran dan Matematika cukup dapat pengakuan Barat. Kalau memang ada definisi atau undang, yang didapat pada ahli Hindu Asli, lebih jitu dan dalam dari pada Ahli Asli Yunani, seperti Archimedes (Physic), Phytagoras dan Euklid (Matematika), dll, maka definisi dan undang itu saya pikir sudah lama tercantum dalam buku pelajaran sekolah (textbook). Kalau betul jitu dari definisi dan undangnya ahli Yunani Asli dan diganti dengan definisi dan undangnya Ahli Hindustan Asli, Business is business ! Yang menguntungkan itu dari manapun datangnya mesti diterima. Lagi pula (demand) seperti saya tahu, Inggris selalui mengakui kecerdasan atau keberanian luar biasa, walaupun dari musuhnya. Perkataan fairplay, spoot-man dan gentleman asalnya dari Inggris. Kalau Ingrgis tak menukar textbook dalam beberapa Ilmu di Hindustan itu, maa sudah pada tempat dan temponya Ahli Hindu Muda mengadkan propaganda dan Aksi. Tetapi hal semacam ini belum saya dengar atau lihat. Textbooks, buku pelajaran yang datang dari India-Hinudstan pun saya lihat masih diisi oleh Ahli Yunani dan Barat.




Terutama pula kalau membantah Ahli Barat, janganlah dibiarkan sentiment (perasaan) seperti nasionalisme, patriotisme, ketimuran dsb, memperbaharui ilmu yang dikemukakan. Kalau Ilmu atau Ahli Timur itu memang lebih cerdas, mesti diperlihatkan, kalau perlu panjang lebar, kelebihannya dalam hal caranya memeriksa perkara, kesempurnaan bukti sebagai lantainya Ilmu yang dimajukan, cara mendapatkan dan kemanjurannya definisi atau undangnya yang diperoleh dan penglaksanaan undangnya itu atas bukti yang dekat atau jauh, dsb. Sikap semacam itu memang tak mudah didapat pada mereka yang memandang dari penjuru kebangsaan atau kebenuaan. Timur yang measalkan dan memuncakkan Ilmu itu dari ketimuran sama besar salahnya dari Barat yang me-asal dan memuncakkan science pada kebaratan, kebangsaan, ke-Aryaan dan ke-Nordican. Science itu, tiada memandang warna atau bentuk badan. Dimana alatnya sedia disana dia akan maju ! Dimana ia tak ada, disana dia akan tiada keluar, atau berupa pincang, seperti pada Ilmu Abstract di Hindustan.




Buku Creative India mempertahankan, bahwa Hinudstan itu pembangun segala-gala Ilmu seperti kata Tuan Sarker. Ilmu yang tak kurang exact dan fruitfull (jitu dan berhasil) dari Yunani atau Eropa dizaman Tengah, malah dapat lebih. Tetapi pada pembangunan Ilmu, segala-gala ini, saya tak menemui I l m u s e j a t i. Ilmu ini walaupun belum berupa Science, seperti sekarang sudah bagus sekali adanya di Tiongkok dan Yunani Asli. Tuan Sarkar sama sekali membungkamkan perkara Ilmu Sejarah itu, walaupun inilah Ilmu yang pertama sekali mesti dipelajari dan diketahui, akalu orang mau exact dan fuitfull dalam segala-gala seperti materia medica, therapeutics, anatomy, embroyology, metallurgy, chemistry, physics dan zoology yang semuanya menurut Tuan Sarkar sudah diketahui oleh Ahli Hindu Asli.




Tuan Sarkar menguraikan Vedix Ages, katanya dari lk 1500 sampai 1000 sebelum Nabi Isa. Pada bagian Vedic Ages inilah tempatnya untuk menguraikan sedikit tentang Masyarakat, Politik, Ekonomi, dan Tehnik Hindustan menurut Sejarah yang ditulis oleh Ahli Sejarah Hindustan, yang lebih jempol dari Fah-Hien, Iching, Huan Tsiang, Tacitus, Strabo, Julius Caesar dsb. Bukan dimaksdukan syair, pujaan, dongeng dan omong kosong ........................Hindustan.




Bagaimana ahli Hindustan bisa "exact dan fruitfull” sama dengan atau lebih dari Yunani dan Eropa Tengah, dan sama dengan Materialsime Eropa pada tahun 1789, yakni zamannya Lavoisier (Kimia) dan Cuvier (Hewan) kalau sebagian besar terpelajarnya, menurut Agama resminya, aialh Brahmanisme dan Budhisme ; tak boleh membunuh hewan, jangankan lagi potong-memotong buat memeriksa urat, nadi, otak dsb ; kalau pemimpin masyarakat dan pengikutnya memandang lembu sebagai Dewa dan ampasnya (hasil Ilmu Kimia Asli) dibakar buat bedak.




SIMPULAN.




Tuntutan Hindustan Muda supaya diakui jasanya dalam Ilmu Abstract, seperti




Matematika, Logika dll, mesti dibenarkan.




1. Tinggi rendahnya Ilmu Hindustan itu tiadalah bisa ditentukan oleh perasaan kebangsan 2. atau ketimuran, melainkan atas tinggi rendahnya perkakas (instrument) dan cara (methode) mendapatkan bukti yang syah, Logika dan Dialektika buat menyusun undang dan cara penglaksanaan undang itu kepada bukti, dsb.




Ilmu Sejarah dan Ahli Sejarah Hindustan Asli (1500-600 tahun sebelum Nabi Isa) jadi juga sejarha keadaan masyarakat, politik, dan ekonomi, teknik dll tak dikenal oleh dua ahli Barat seperti disebut diatas. Dalam buku Creative India (Pembangunan Hindustan) juga tak dijumpai sedikitpun yang berbau sejarah.




3. Seperti sejarah Indonesia gelap-gulita pada zaman Hindu begitu juga sejarah Hinudstan, gelap-gulita dalam zaman sebelumnya didatangani oleh orang Arab dan Inggris. Pembangunan Hindu yang sekarang dalam segala-gala, kalau seandainya mereka masih ada didunia ini, mestinya dibangunkan dari tidur nyenyaknya. Mereka emsti dibuka matanya ; belajar membicarakan dan emnuliskan kejadian serta bentuk dan corak benda hari-hari yang dikelilinginya oleh teman sejawatnya dari Tiongkok dan Yunani. Mereka Ahli Hindustan Asli itu, betul-betul exact and fruitfull, jitu dan sempurna menggelapkan sejarahnya Hindustan Asli dan Indonesia pada zaman Hindu.




4. KEPERCAYAAN HINDUSTAN DITERUSKAN.




Kita banyangkan obor-listrik kita pada sejarah kepercayaan Hindustan Asli yang gelap-gulita itu, yang berpuncak para Brahmanisme, yang juga tiada sama sekali terang-benderang, seperti puncaknya barisan Himalaya, ialah gunung Everest yang selalu diliputi salju dan awan.




Kita bagi sejarahnya filsafat Hinudstan diluar Islam atas tiga bagian, cocok dengan tiga masanya (period) yang ditentukan oleh Encyclopaedia Britanica. Pembagian itu ialah :




Vedic Period (Zaman Kitab Veda) dari lk th 1500-600 sebelum Nabi Isa.

1. Epic Period (Zaman Dongeng) dari lk 600 sebelum sampai 200 sesudah Nabi Isa.

2. The Period of the Six System (Zaman 6 Tata( dari th 200 sesudah Nabi Isa.

3.Penulis Sakar, menetapkan Zaman Veda itu dari lk 1500 – 1000 tahun sebelum Nabi Isa. Tetapi atas alasan apa penetapan itu dilakukan tak bisa pula kita baca. (Apakah artinya




tanggal, apakah gunanya sejarah itu buat orang Hindu, apalagi yang mistik). Pada Encylopaedia Britanica, walaupun kita tiada menjumpai penerangan langsung atas pembagian itu, kita bisa temui sendiri alasannya. Pada penghabisan masa tingkat pertama itu, kita berjumpa dengan beberpa isme, yang menantang masa pertama itu, Zaman Veda, yaitu Budhisme, Jainism dan Materialism. Jadi masa kedua, ialah masa dongng, menyaksikan pertentangan filsafat atau kepercayaan : Kepercayaan Veda terhadap Budhism dll tadi. Sebagai hasil pertarungan itu kita jumpai perdamaian (compromis) antara paham pada masa Veda dan paham pada masa dongeng, terutama Buddsim. Disini nyata saya lihat aliran Dialektika : thesis, anti-thesis dan synthesis ; pokok (perkara) anti-pokok (perkara), pembatalan kebatalan. Betul Encyclopaedia Britannica tidak mengemukakan, cara Dialektika itu, tetapi seperti sudah saya bilang dahulu scientist yang jaya selalu berjalan sedemikian.




Tiada pula saya katakan disini, bahwa Encylopaedia Britannica selalu jaya. Pada definisi H i d u p (Life) saya sudah tunjukkan kesempitannya. Juga terhadap yang mengandung perkara agama, apalagi agama yang diakui resmi oleh Britannica, ataupun politik, janganlah diteln begitu saja bulat-bulat apa yang dikatakan oleh Encyclopaedia Britannica, walaupun diurus oleh para ahli yang terkemuka di masyarakat Inggris.




Berhubung dengan berjumpanya jalan dialektika pada sejarah filsafaat Hindustan Asli tadi, bukan sesudah Islam dan Barat masuk, maka pembagian tiga masa itu akan saya pakai. Boleh jadi sekali penulis seperti Sarkar, mempunyai alasan cukup, yang juga mengandung perubahan besar dalam sejarah, mengandung anti-thesis, tetapi saya tak berjumpa dengan satu alasanpun, kenapa dia menetapkan masa pertama itu dari 1500-1000 SNI. Lain dari pada itu semua nyanyi dan dongeng tulisannya tiada memperdulikan tempoh dan tempat.




Pertama sekali mesti saya kemukakan disini, bahwa Zaman Veda ini penting sekali. buat masyarakat Hindu masa ini, ialah masa melangkah. Sejarah dibelakang masa Veda ini, ialah sejarah tumbuh dan tumbangnya paham yang dikenal diluar Hindustan bernama Hinduisme Asli, yakni Brahmanisme yang mengambil segala kekuatan rohaninya dari Kitab Veda ini. Sebab itu maka dari filsafat Kitab Veda inilah pula saya melangkah. Inilah yang jadi thesis, pokok-pertama, sebagai puncak pada satu barisan.




Tetapi mesti saya ulang memajukan sekali lagi, bahwa thesis ini, pokok perkara, ialah titik melangkah ini gelap-gulita, sejarah buat ahli sejarah Barat, seperti menurut catatan yang sudah terampau panjang saya kemukakan. Penulis Hindu Muda, yang dapat didikan Barat, seperti Sarkarpun, tak sepatahpun memberi keterangan yang sedikit berbau sejarah tentang Zaman Veda itu.




Jadi akhirnya mesti saya ulang kembali, bahwa zaman masyarakat, politik, ekonomi, teknik, malah bumi-iklim Hinudstan pada masa 1500 – 600 SNI itu, sejarah mana menurut Madilog, bisa mengobori Kitab Veda dengan Brahmanisme itu, boleh dikatakan gelap-gulita.




Begitu juga sejarahnya Buddhisme sendiri, pada masa dongeng, tingkat anti-thesis pad beberapa abad permulaannya ada dalam gelap-gulita. Baru pada Masa Asoka sedikit terbuka layar, dan akhirnya lampu musafir Tiongkoklah yang bisa memberi penerangan selama lampu itu dipasang. Di luar seseudah lampu Tiongkok itu dipasang, sejarah Hindustan kembali kekeadaan gelap-gulita.




Bila lampu itu tiada bernyala lagi, sejarah Hindustan kembali kekeadan gelap-gulita.




Zaman ketiga sudah lebih diketahui, karena lebih dekat pada zaman kita. Tetapi kalau orang Islam dan Eropa tiada masuk semenjak lk 1000 tahun sebelum Nabi Isa, maka seperti Indonesia pada masa Hindu, sejarah filsfaat Hindustan itu sendiri, apalagi sejarah masyarakat, politik, ekonmi dan teknik Hinudstan seluruhnya akan tinggal disinari dongeng dan omong-kosong setinggi Himalaya pula.




Brahmanisme itu ada kita ketahui sedikti, malah ada ahli yang mengatakan, bahwa dinegara kitalah Brahmanisme yang lebih asli bisa dipelajari, yakni di Bali. Sebab itu kalau ktia mau mempelajari Brahmanisme itu, ktia bisa menjumpai bukti yang hidup dan nyata. Teori dan praktek boelh disaksikan serba sedikit, walaupun di Hindustan Asli prakteknya berbentuk lain.




Ke 1. ZAMAN KITAB VEDA




Veda artinya pengetahuan, Ilmu, artinya yang lain ialah Firmannya yang Mahakuasa. Jadi Kitab Veda itu ialah pengetauhan yang berasal dari Firmannya Yang Maha Kuasa. Satu kelas yaitu kasta terkhusus, yang dalam buku cerita disekolah kita kenal sebagai Kasta Brahmana, mengetahui dan bisa menterjemahkan isi kitab suci Hindustan itu. Kasta Brahmana ini memonopoli, memiliki pendiriannya mengetahui isi kitab sucinya itu, menterjemahkan dan mengajarkan seluruhnya pada pemuda kastanya. Beratambah kecil demi bertambah kecillah diajarkannya terhadap kasta yang lebih rendah demi lebih rendah dari kasta Brahmana. Beginilah pada puncak sejarahnya Zaman Veda itu, Kasta Brahmana itulah yang sumbe rdari semua pengetahuan tentang bumi dan langit, hewan dan manusia, para Dewa dan Maha Dewa. Mereka kaum Brahmanalah yang menjadi perantaraan antara penduduk Hindu Asli dengan Dewa Maha Dewa Yang Maha Kuasa. Berhubung dengan itu, maka sesudah rubuhnya Kasta ksatria, Brahmanalah yang sebenarnya berkuasa dalam masyarakat Hindustan.




Mereka ialah Kasta Suci, kasta terpisah sendiri makan minum, tempat tinggal dan pekerjanya, turun-temurun. Pada titik puncak kekuasannya ialah pada masa lk 600 tahun sebelum Nabi Isa itu sampai sekarang ini, mereka sudah tak boleh kawin lagi dengan dua tiga ribu kasta kecil di Hindustan, atau dengan empat kasta besar diwah kastanya.




Brahma, dalam bahasa Sanskrit, artinya Neuter, bukan lelaki dan bukan perempuan. (Pembaca disini berhadapan dengan sepotong Dialektika Hindu, yang permai sekali. Pada sesuatu saat dan titik maka perkataan Brahma, yaknibukan lelaki dan bukan perempuan itu bukan omong-kosong kita masih ingat pada pemrulaan buku ini dimana diterangkan, bahwa menurut Dialektika A itu boleh Non-A, y a itu pada suatu saat bisa t i d a k. Dalam ilmu Bintang dan Tumbuhan hal ini memang satu bukti. Tetapi terhadap semua Dialektika yang beralasan dan berpuncak pada Idealisme semuanya orang mesti berawas sekali. terkhususnya terhadap Dialektika Hindustan). Brahma itu juga berarti, Yang Maha Tunggal (absolute), Maha Dewa dan Maha Jiwa Ataman. Pendeta dalam buku Rig-Veda, juga dinamai Brahma. Yang dimaksudkan dengan Brhamanism, ialah tata (system) agama, berasal dari dan diselenggarakan oleh kaum Brahmana itu. Tata agama Brahmanaismelah dan kasta Brahmanalah yang akan kita pakai disini sebagai pokok melangkah, sebagai thesis.




Dengan kecepatan kilat kita mesti obori sejarahnya Brahmanisme dalam Zaman Veda yang lebih kurang 1000 tahun itu. Tentulah yang bisa dibentuk obor listrik itu puncak yang menyolok mata saja.




Sejarah Brahmanisme dalam lebih kurang 1000 tahun itu, tentulah juga seperti sejarah segala-gala melalui tingkat bayi-lahir, balig dan tua. Bayinya Brahmanisme itu seperti semua kepercayaan manapun juga, ialah berupa animisme dll yang masih ktia dapati di Indonesia ini.




persoalan yang menggerakkan otak Hindustan Asli, ialah bahwa Aryan yang masuk di Hindustan dari Utara, diantaranya : Dimanakah matahari itu pada malam hari ? Dimanakah bintang itu pada siang hari ? Apakah sebabnya maka matahari tak jatuh ? Mana yang lebih dahulu, siang atau malam ? Dari manadatangnya angin dan kemanakah perginya ? Dan lain-lain yang berhubungan dengan itu.




Jawabnya itu tentulah tidak diperoleh dengan memakai teropong sebesar yang didapat oleh Mount Wilson dan Matematika menruut teori Relativiteitnya Einstein. Jawabnya persoalna itu didasarkan pada para Dewa, yang berpikiran berkemauan dan berperasaan adil, lalim, kejam dan baik seperti manusia juga. Kita, bangsa Indonesia juga pernah mengenal Dewa Hindu, yang dibawa oleh Hindu kemari. Tak perlu lama kita mempelajari bentuk dan sifatnya Dewa itu. Ada masanya Hindustan Asli mengumpulkan dan memuja semuanya 33 Dewa pada 3 daerah, yakni ke-1 derah langit, ke-2 didaerah bumi dengan apinya, dan ke-3 didaerah udara dengan angin. Jadi pada tiap-tiap bagian ada 11 Dewa yang memerintah. Akhirnya pada tingkat yang lebih lanjut pendeta Hindu memuncakkan kekuasaan 11 Dewa pada tiap-tiap bagian itu pada satu Dewa. Jadi kita dapat 3 puncuk Dewa, ialah : Pertama : Dewa Surya bersemayam dilangit, menguasai daerahnya, kedua Dewa Agni, bersemayam di Bumi, menyelenggarakan perkara api, yang juga bekerja memperhubungkanpara Dewa dan manusia, dan ketiga Dewa Indra, yang bersemayam di Udara, yang mengatur perkara angin. Dalam Kitab Veda kita juga berjumpakan syair yang memuja dan memuji Dewa Tiga Serangkai ini. Tetapi janganlah pula disangka, bahwa kekuasaan tiap Dewa, diantara yang 33 atau 11




ataupun 3-Serangkai dipastikan luas dan batasnya, seperti Tata Negara Amerika Serikat memastikan kekuasaan, tentang gaji, mengangkat dan melepaskan pegawainya. Semua kekuasaan itu Cuma dibentuk pada syair saja, kekuasaan satu Dewa boleh berada pada daerahnya Dewa lina dan sebaliknya.




Ahli syair, pemuja Dewa dan penjawab persoalan yang terbit dikepalanya tak puas dengan Dewa Tiga Serangkai sebagai pucuk 33 para Dewa tadi, sejarah berjalan dari selangkah demi selangkah dan persoalan timbul satu demi satu. Tiga serangkai tadi akhirnya dibulatkan, ditunggalkan pada SATU ayng berkuasa atas, atau menilik kerja teman sejawatnya. Dewa Surya, Dewa Matahari, yang bersemayam dilangitlah yang mendapat kehormatan !




Beliau diangkat – juga dalam syair oleh tukang syair – menjadi ketua. Beli inilah yang berganti-ganti mengetuai rapat pada daerah beliau sendiri, yakni di Langit, kemudian di Udara dan akhirnya di Bumi. Maklumlah pembaca, kalau beliu paduka yang Maha Mulya Surya itu mengetuai rapat daerah Udara,maka ketua Udara, yakni Dewa Indra, dengan segala tertib dan hormat akan duduk disampingnya Dewa Surya.




Tetapi tentulah tiada gampang mengetuai hanti dan jinya penduduk Hindustan di Tengah dan Selatan, dipegunungan Dekan, Dipantai Timur dan Barat serta dipulau Selong. Disini sekarang masih kelihatan berapa bangsa yang terang bukan Aryan, menurut bentuk tubuh dan warna kulitnya. Sekarang pegunungan Dekan saja berpenduduk 100.000.000 jiwa. Tetapi sebagian terbesar dari mereka menurut ahli Barat (Keene), lebih menyerupai bangsa Tolaing di Birma (serupa orang Indonesia juga) atau orang Indonesia dikepulauannya dan penduduk pulau Selong. Mereka bangsa Indonesia Asli itu tentulah pula membawa Hantu dan Jinnya, ketika bertemu dengan bangsa Arya yang menyerbu dengan langsung atau tidak langsung




kearah Selatan. Pada satu masa (tentulah tak bisa diketahui abad, bulan atau harinya), tentulah para Dewa Arya dari Kitab Veda atau sebagian Kitab Veda bertemu muka dengan Hantu dan Jin Indonesia. Diantara Hantu Indonesia itu tentu juga ada yang berkuasa di Udara, seperti Hantu Pemburu (Minangkabau), Hantu Rimba dan Hantu Laut (Pelasik Kudung) dsb. Sang Hantu Pemburu dan Pelasing Kudungs aja tentulah tak dengan ikhlas hati begitu saja akan menyerahkan kursinya pada Maha Dewa Surya, walaupun sudah 32 atau lebih pun Dewa dikalahkannya, apalagi akan dengan ikhlas hati menyerahkan daerah kekuasaan serta rakyat dan familinya, bulat langsung pada Dewa Surya yang datang menyerbu itu.




Barangkali ada peperangan yang seru, sengit terjadi. Tetapi ktia tak dapat mengetahui, karena ktia tak semua diberi tahu oleh kaum Brahmana itu. Lagi pula ahli Barat mengakui, bahwa Kitab Veda itu ada yang hilang bagiannya. Tetapi bagaimanapun juga dengan perkelahian atau tipu muslihat, Brahmanaisme bisa mengadakan perdamaian : kepercayaan bangsa Non-Arya menerima bagian dari kepercayaan dan Hantunya bangsa yang bukan bangsa Arya itu. Brahmanaisme penuh dengan perdamaian. Tetapi tak perlulah semuanya diceritakan disini.




Perdamaian bangsa Arya atau campuran Arya dengan beberapa bangsa yang bukan bangsa Arya itu sudah kita ketahui juga, yakni di Indonesia ini. dunia bagian lainpun mengetahui Tiga Serangkai lain dari Tiga Serangkai Surya, Agni dan Indra tadi. Tiga Serangkai yang lebih diketahui itu ialah Brahma, Wisnu, dan Shiwa. Shiwa dianggap Dewa Perusak (destoyer) ; Wisnu, Dewa Pemelihara (preserver) dan Brahma, ialah pembangun, Pembikin (creator) Alam Raya, ketua, Yang Maha Kuasa,Yang Tunggal.




Menurut Encyclopaedia Britannica, perdamaian itu dianggap sebagai hasil filsfaatnya kaum Brahmana semata-mata. Brahma, ialah Maha Jiwa itu dianggap terlampau halus (terpisah) oleh ramai. Ramai menyukai yang nyata, yang lebih gampang dimengerti, Yang Gagah atau Yang Pencinta. Sebab itu menruut Enc. Brt, kaum Brahmanalah yang cerdik memasukkan Para Dewa atau Hantu yang disukai ramai. Seperti Shiwa umpamanya, mulanya berbentuk Dewa pujaan ramai, seperti Brahmana yang cerdik, memasukkan Shiwa itu kedalam kitabnya. Dengan begitu mendapat akuan dari kitabnya. Disini cara berpikir kaki diatas, kepala dibawah pada pihak pemikir burjuis kelihatan pula. Menurut Madilog, maka perdamaian itu bukan hasil k e c e r d i k a n melainkan sebaliknya hasil pertaruan antara Kasta Brahmana dan Kasta Bawah, dan antara Bangsa Arya dengan bukan Arya. Pertarungan itu mestinya lama, dan keuda pihak mesti mempunyai kekuatan. Kalau Kasta Brahmana terkuat bisa menang sempurna, dengan menghancur luluhkan Kasta Rendah dan/atau bangsa bukan Arya, maka Kasta Brahmana itu tak perlu menarik Dewa atau Hantu manapun yang bukan Arya.




Diantara pemikir Barat yang berdasarkan Dialektika ada juga yang melihat Tiga Serangkai ini sebagai penglaksanaan Dialektika Hindu. Pemeliharaan, Perusak, dan Pembikin itu ialah hasilnya gerakan Dialektika : Thesis, anti-thesis dan synthesis, yang sudah kita kenal. Tetapi menurut pikiran saya orang mesti berhati-hati mengambil kesimpulan, sebelum betul-betul dipastkan jabatan (function) masing-masing Dewa itu dalam teori dan praktek, dan sejarahnya perdamaian itu diantara bansga Arya dan bukan Arya. Saya bilang orang mesti berhati-hati dan janganlah diambil dari satu tempat saja, baik dalam Kitab Veda, atau dalam Negara Hindustan saja. Orang mesti periksa arti masing-masing Dewa itu pada seluruhnya Zaman Veda dan semua tempat di Hindustan.




Mana yang lebih dahulu didapati dalam sejarah Kitab Veda. Surya, Agni, Indra atau Brahma, Wishnu, Shiwa, tiadalah saya berani dan bisa menentukan. Sejarah yang pendek diatas ini saya majukan, tiadalah semata-mata menurut kehendak hati saja. Kaalu seandainya saya mau berlaku sebaliknya, saya tak bisa jalankan sebab seperti pada permulaan lebih dari cukup saya majukan bahwa Zaman Veda itu gelap gulita ! Tetapi tiga Serangkati Surya, Agni, Indra itu memang boleh jadi mendahului Tiga Serangkai Brahma, Wishnu, Shiwa. Sekurangnya hal ini tak bertentangan dengan Madilog.




Kekuasaan dan daerahnya 33 Dewa itu masing-masing tentulah memusingkan kepala seseorang, berapapun juga ahlinya. Lagi pula orang sudah sadar, bahwa walaupun ada 33




Dewa, seorang atau selusin dua luisn Dewapun tak bisa menganggu ketetapan, menurut undang, orde, jalannya Alam ini. R t a, kata filsafat Hindu itu, yang artinya ketetapan jalan itu.




R t a yang tergambar pada Dewa Varunalah yang menyelenggarakan supaya matahari beredar siang dan bulan beredar malam, serta musim balik bertukar. Jadi lama-lama mendapat




penrtian tentang ketetapan, pengertian tentang undang. Lagi pula pikiran umum sudah condong pada keesaan. Diantara yang 33 Dewa itu mestinya ada saut yang terkuasa. Disinilah




lahir montheisme, kepercayaan pada "ketunggalannya”, keesaan. Begitulah diatas kita melihat




Dewa Surya akhirnya jadi ketua pada tiga daerah, Langit, Bumi dan Udara berikut-ikut mengetuai rapatnya sendiri, rapatnya Agni dan Indra. Surya naik ketingkat Maha Dewa.




Tetapi lama-kelamaan orang sangsi kepada kepercayaannya sendiri. beberpaa syair dalam




Veda, sudah menanyakan "siapakah Indra itu ?” "Siapakah yang pernah melihatnya ?” "pada




Dewa manakah kita mesti berkorban ?”




Kesangsian itu menimbulkan kepercayaan baru pula. Seorang ahli filsafat Brahmana itu berpikir : Di dalam badannya para Dewa itu, adalah satu persamaan. Persamaan ini ialah




Rohani Alam yang berada dalam berjenis-jenis badan, bentuk dan nama. Rohani Alam ini




sama dengan Jiwa Alam atau Akal Alam. Rohani Alam itulah yang dikandung oleh Badan yang berupa Agni, Varuna dan Indra dan lain-lain.




Jadi pada tingkat ini ke-Esaan yang terbentuk pada badan Surya tadi bertukar menadi




keesaan Rohani ! Sedangkan Surya tadi masih berupa orang yang mempunyai akal, kemauan dan perasaan marah atau cinta, tetapi Rohani Alam ini sudah sesuatu yang terpisah sama




sekali dari jasmani seperti angka 2, 3 dsb-nya terpisah (abstracted) dari 2 manggis, 2 orang




dan 2 dewa, Cuma tinggal bilangan saja, begitulah pemikir Brahmana memisahkan Rohani itu dari Jasmani.




Rohani Alam inilah juga yang dinamai Atman. Ataman inilah yang dicari dengan jalan pertapaan. Apakah Atamn itu ? Penghabisan Kita Veda Bagian yang bernama Upanishad,




memeriksa sifatnya Atman itu. Diterangkan disana, bahwa b a d a n manusia itu bukanlah d i r i, bukanlah s a r i, kaerna badan itu berukar dari bayi sampai balig dan akhirnya tua dan mati.




Juga d i r i dalam mimpi itu bukanlah diri sebetulnya, sebab dair diri itu pun dibawah




pengaruh pengalaman sehari-hari. Diri dalam tidur tak bermimpi juga bukan diri, sebab dalam hal itu, diri itu kosong. D i r i sebetulnya ialah k e s a d a r a n a l a m yang terdiri atas dirinya




sendiri dan buat dirinya sendiri. manduknya Upanishad membedakan 3 tingkatnya Jiwa :




bangun, bermimpi dan tidur (nyenyak). Ketiga tingkat ini termasuk kedalam tingkat ke empat, ialah "kesadaran gaib” (intuitional consciousness). Pada kesadaran gaib inilah hilang




lenyap semua pengetahuan dengan benda didalam dan diluar badan. Inilah yang Atman. Brahmana itu sama dnegan Atman. Sari dalamnya Alam sama dengan sari dalamnya diri




(manusia). Kalau sipertapa sampai bercampur dengan Ataman itu ia bisa berkata TAT TVAM AS "aku” berjumpakan e n g k a u. sifatnya kebinasaan hakekat terakhir ini, Atman ini, t a k




b i s a ditentukan. Tetapi menurut Upanshad tadi juga, perasaan gaib kita (intuition) bisa










merasakannya. Aklau orang mau bertanyakan bentuknya atau definisinya. Kalau orang mau bertanyakan bentuknya atau definisinya, ahli Brahmana tadi Cuma menjawab dnegan "Neti, Neti, Brh”, artinya bukan ini dan bukan itu ..........




Pendeknya tak ada yang tahu, mata ditujukan kepuncak hidung, badan Cuma tinggal kulit pemalut tulang, cinta kasih sayang pada anak istri dan makan meti dilupakan sama sekali,




telinga seolah-olah mati sehingga keroncongan pertu sendiripun tak terdengar lagi. Kalau




dalam keadan tak mati, tak hidup ini, seseorang pertapa, seorang bersamadhi, sangka atau rasa dai lebur dengan Ataman, tak mengherankan kita kalau kelak dia kembali kedunia ini dengan tak bisa melukiskan bentuk atau mendefinisikan Atman itu.




Disini kita sampai ketingkat sejarah Zaman Veda dimana Alam itu disarikan pada dan disamakan dengan Atman kepercayaan semacam ini dinamai juga Pantheisme, Tuhan itu ialah




Alam. Tetapi ahli filsafat Veda pun tak senang dengan kepercyan ini. timbullh terus




pertanyaan siapa, bila dan apa sebab dibikin Alam ini. Satu teori yang terkemuka sekali mencoba jawab pertanyaan ini.




Menurut teori itu maka pada permulaan tiadalah benda dan yang bukan benda ; tak ada udara ataupun langit, tak ada yang mati atau yang tak mati. Semuanya k o s o n g kecuali




ADA SATU yang bernafas dengan tak mengeluarkan nafas atas kodratnya sendiri. oleh kodratnya pertapaan, samadhi maka pertentangan yang pertama, yakni antara benda dan bukan




benda bertukar menjadi kodrat dan benda oleh kodratnya kemauan (Kama) ia ini bijinya akal, yang menimbulkan seua kemajuan.




Kemauan itu, ialah tanda keinsyafan ialah tali pengikat "Yang ada dan yang Tak ada”




(Benda dan Bukan Benda). Tetapi teori itu akhirnya sendiri mengaku tak tahu apa sebab Yang




Mahakuasa yang pertama tadi bertukar menjadi "Pembikin yang aktif” dan "Kekacauan yang passive”. Syair teori ini berakhir dengan kesangsian : "Pembikin Alam ini adalah saut kegaiban "Ko Veda ?” (Siapa yang tahu ?).




Pemeriksaan berupa syair diatas ini berapa Dialektika yang unggul, gilang gemilang ! Tiada ia melangkah dengan benda, walaupun terkecil seperti atom dan proton. Tiba-tiba pula kita




berjumpakan Kemauan (Kama) dalam pertapaan yang bisa menyiapkan segala-gala.




Akhirnya dialektika yang tak bertulang dan spekulatif berakhir dengan Ko Veda, siapa tahu ? Tadi sudah diperlihatkan bahwa Atman itupun barang yang tidak diketahui bentuknya dan




tak bisa didefinisikan, melainkan bisa dirasakan setelah badan kurus kering, pancaindera berhenti dan pikiran sudah tentu hilang lenyap. Filsfaat semacam ini pendeknya tiada tetap




tinggal monopoli paham Ahli Hinudstan. Menurut pemeriksaan borjuis Barat, juag




Encyclopaedia Britannica maka filsfaat tentangan Atman dan pekerjaan Pantheisme itu terlampau tinggi buat Rakyat Jelata. Sebab itu katanya Brahmana yang cerdik mencari




kepercayaan yang mendamaikan Monotheisme dan Pantheisme. Perdamaian itu bertubuh




pada Mahadewa Prayapati. Pada Mahadewa ini berada keorangan (personality) sebagai pembikin Alam dan kejiwaan sebagai Brahma, Atamn. Disini kita dapati perpaduan baru : Pan




Monotheism (Atman-Mahadewa). Disini kita juga ahli borjuis membalikkan kaki keatas dan




kepala kebawah.




Saya pikir pertaruan yang seru antara Kasta Brahma dan lain-lain kasta, antara bangsa Arya dan bangsa yang bukan Aryalah yang memaksa Kasta Brahmana berlaku cerdik, ialha




mengakui Dewanya Kasta Rendahan Bangsa Arya atua bangsa yang bukan Arya diterima




masuk kedalam Pantheonnya (Mahligainya) para Dewa yang diakui oleh kasta Brahmana.










KITAB DAN KASTA




Bukan sembarangan orang malah bukan sembarangan ahli lagi bisa mengetahui sejarahnya dan kekuasannya masing-masing puluhan Dewa Hindu Asli serta sifatnya Atman dan cara




meleburkan Jiwa Manusia dengan Atman itu. Ditambah pula dengan cara memuji dan




memuja Dewa yang berkenaan pada waktu kelahiran, perkawinan, kematian, pengikahan dan sebagainya dari seorang Hindu. Pengetahuan dan semua pekerjaan memantra, memuja dan memuji yang kita bentuk dengan perkataan pemawangan (kerjanya pawang ; menentukan hari baik buat belajar, kawin atau kenduri, obat-mengobat dan tolak-menolak bahaya dan penyakit dll). Itu lama-lama jatuh pada golongan terkhusus dari masyarakat Hindu. Golongan ini akhirnya menjadi golongan terpisah dari golongan lain-lain. Golongan inilah yang dinamai Kasta dan Kasta itu bukan lagi golongan yang kita kenal, yang ditimbulkan oleh pencaharian hidup, seperti golongan tani, tukang dan sebagainya. Para anggota golongan tani atau tukang itu bisa keluar dari golongannya, amsuk golongan saudagar atau golongan terpelajar atau pangreh praja, segenap jurusan. Tetapi anggota Kasta tak boleh kawin dengan kasta lain walaupun sekarang rupanya sudah banyak juga yang mengerjakan pekerjaan yang bukan pekerjaan pawang semata-mata. Kasta akhirat menterjemahkan pengetauhan itu pada bngsa Hindu yang berhak, dan memperhubungkan orang Hindu dengan Atman, Brahma, dinamai










Kasta Brahmana. Kasta Brahmana inilah akhirnya yang memonopoli pengetahuan dan pekerjaan yang berhubung dengan kepercayan Hindu, akhirnya pengetahuan tentangan seluk-beluknya kasta. Kasta ini menjadi golongan terpisah, menjadi Kasta Luhur, wakil Brahma didunia ini. dibawah kasta Brahmana ialah kasta kedua kita dapati Kasta Ksatria. Pada Kasta Ksatria inilah diletakkan kewajiban buat memerintah dan mempertahankan negara. Jadi kasta inilah yang berpolitik, menyelenggarakan politiknya negara (kemiliteran,




kehakiman dsb). Kasta Ksatria diizinkan bersama-sama membaca Kitab Suci, yakni seberapa yang diberikanoleh kasta Luhur kepadanya.




Dibawah Kasta Ksatria sebagai Kasta ketiga kita dapati Kasta Vaisya. Pekerjaannya ialah berniaga, bertani dan gembala.




Kasta keempat ialah Kasta Sudra. Kerjanya ialah melayani ketiga kasta yang diatas tadi umumnya dan kasta Brahmana terkhususnya. Menyamak kulit dan menyapu jalan adalah kasta




ini. mereka tiada boleh mempelajari penegtahuan suci dan sakti. Kalau mereka menjalankan pengurbanan dirumah Berhala, maka pekerjaan ini dijalankan dengan t i a d a memakan




matteanya Brahmana. Tiadalah diizinkan seseorang Brahmana membaca Kitab suci, kalau sekiranya ada berdekatan dengan seseorang Sudra yang bisa mendengarnya. Juga terlarang




seseorang Brahmana mengajar seorang Sudra cara menebus dan menghilangkan dosanya. Kelima Kasta Paria. Kasta ini timbul dari perkawinan antara para kasta, jadi perkawinan




hamar. Kasta Paria itu ialah kasta haram, mesti dijauhkan : najis. Di Hindustan sekarnag lebih dari 100.000.000 orang banyaknya. Diantaranya ada yang mencapai titel dokter didikan Barat.




Kita kenal sama Dr. Ambekar, ialah pemimpin Kasta Najis itu sendirinya najis menurut




Hinduisme, Brahmanisme.




Ketiga kasta yang bermula, Brahmana, Ksatria dan Vaisya ada mempunyai tali perhubungan yang bersamaan pada tumpah menjalankan agamanya. Tetapi privilege (hak terkhusus) masing-masing ada berlainan. Tiap-tiap kasta dibai pula ats beberapa macam. Sehingga lebih kurang ada 3000 kasta di Hindustan yang berpisahan.




Pendirian semua Kasta, begitu juga hak dan kewajibannya diantara beberapa macam dalam satu kasta dan diantara kasta dan kasta, ditentukan oleh undang yang tersusun dalam TATA MANU. Disini sudah tercantum, tinggi rendahnya para kasta. Makin tinggi kasta, makin ringan hukuman pada anggotanya yang melanggar undang. Makin rendah kasta, makin berat hukuman pada pesakitan yang salah.




Semua kepercayaan Hindu atas dunia dan akhirat itu, cara dan undang menjalannya serta undangnya kedudukan serta Hak Kewajibannya semua kasta yang ditentukan oleh TATA




MANU itulah yang dinamai pengetahuan : VEDA. Sesudah kekuasaan Kasta Ksatria




digugurkan, maka Kasta Brahmana juga memonopoli politik didunia fana ini. Semua bagian Kitab Veda sesudah kemenangan itu berumba-lumba mengadakan undang buat menetapkan kekuasannya Kasta Brahmana. Perlumbaan membikin undang itu disertai pula dengan tuntutan, supaya kita Veda diakui sakti, suci, sebagai Firmannya Yang Mahakuasa. Kita Veda yang kemudian dianggap suci itu tentulah tak bisa disentuh kritik atau kesangsian sedikit jugapun lagi. Pendeknya pada satu singkat di Zaman Veda, Kitab Veda, jadi Firmannya Yang Maha Kuasa, Perkataan Brahmana menjadi Sabda, serta Kasta Brahmana jadi Kasta yang paling dekat pada Brahma, Atman, Jiwa Alam.










IKHTISAR DAN PERUBAHAN




Dalam garis besarnya kepercayaan Hindustan Asli diatas, saya lihat tersusun menurut kemajuan (evolusi) : Dari kepercyaan Animisme (kejiwaan) sampai ketingkat Banyak Dewa




(polytheisme). Dari kepercayaan pada Banyak Dewa (polytheisme) sampai ketingkat




kepercayaan pada Satu Dewa Tertinggi (Maha Dewa, Monotheisme). Dari Mahadewa ke Maha Jiwa (Atman, Rohani, Pantheism). Dari Maha Jiwa ke Maha Jiwa Dewa (Peleburan Maha Jiwa dengan Maha Dewa, Pan Monotheism).




Jadi beruntun-runtun lahir kejiwaan, Banyak Dewa, Maha Dewa Maha Jiwa, Maha Jiwa




Dewa (Animism, Polytheism, Monotheism, Pantheism, Pan Monotheism). Ikutan ini boleh diatur berlainan. Tetaip saya tiada mempunyai sejarah yang bisa menahan ujian. Bagaimana juga ikutan diatas tiada bertentangan dengan Madilog.




Buat memberi perabotan atau sejarah kepercayaan Hindustan, saya mesti tahu sejarahnya




benda-lantainya kepercayaan itu. Sejarahnya benda lantai itu membayang pada sejarahnya kepercayaan. Bukan sebaliknya seperti menurut ahli burjuis meskipun mesti diakui kepintaran mereka menjalankan pemeriksaan dan Logika.




Kalau seandainya saya diwajibkan menggali sejarah benda lantai itu, maka sebelumnya




saya menjalankan pemeriksaan itu, tentulah saya akna rencanakan sejarahnya benda-lantai itu dari tahun-ketahun dari puluhan tahun ke puluhan tahun, dan abad keabad, cocok dengan ikutan kepercayaan tadi. Tegasnya saya akan gali lebih dahulu sejarahnya kelas Politik










Ekonomi, Pesawat (Teknik) dan Bumi iklim Hindustan yang cocok dengan sejarahnya kejiwaan sampai ketitik melangkahnya kepercayaan Banyak Dewa. Dari sini sejarah benda lantai, ialah sejarahnya Kelas. Berpolitik, Ekonomi, Pesawat dan Bumi Iklim akan saya atur sejajar dengan sejarahnya dengan memakai sejarahnya kepercayaan, sebagai pedoman, saya akan sampai ketingkat Masyarakat, Ekonomi, Pesawat dan Bumi Iklim yang cocok dengan kepercayaan terakhir : Maha Jiwa Dewa.




Kalau Hindustan Asli mempunyai sejarah yang pasti, baikpun tentang kepercayaannya ataupun tentang benda-lantainya (masyarakat, ekonomi, pesawat dan bumi-iklim), maka pekerjaan saya kalau salah Cuma disebabkan salahnya atau sikapnya saya memakai Madilog. Eropapun kurang mempunyai sejarah benda-lantai itu. Yang dipentingkan ialah sejarah




politik peperangan. Sejarah Ekonomi atau Pesawat, walaupun lebih mungkin memberi pemandangan dari sejarah ekonomi dan sejarah Hindustan juga terpotong-potong. Pemikir Hindu Asli yang berurat dan berpuncak pada dasar kerohanian tentulah tak sedikitpun mempunyai perhatian dan kecakapan buat menjalankan pemeriksaan yang berdasarkan dan berpuncakan kebuktian,s ebab itu tiada mengherankan kalau kita tak akan bisa mendapatkan sejarah dari pada kepercayaan Hindustanpun. Sebab itu pula saya tak bisa menetapkan dengan pasti, apa gerangan sejarahnya masyarakat Hindustan sebagai benda lantai. Tetapi kalau seandainya ikutan atau sejarahnya kepercayaan Hindustan cocok dengan yang saya anjurkan diatas, maka sejarahnya benda lantai boleh diciptakan seperti dibawah ini :




Kepercayaan kejiwaan (Animisme) dalam garis besarnya di seluruh dunia cocok dengan




Masyarakat berkeluarga. Politik dipegang oleh Bapa, Mamak atau Nenek. Pesawat ialah perkakas yang dijalnankan dengan tangan atau kodrat alam yang bersedia seperti angin dan air. Dengan bertukarnya Bumi Iklim dan pesawat sedikit demi sedikit, maka bertukarlah pula cara mengadakan hasil dan pembagian hasil : pertukaran Ekonomi. Pertukaran ini, sambil berlantun dengan lantainya ialah pesawat dan Bumi, mengadakan pertukaran masyarakat, menukar golongan yang memgang politik dalam masyarakat itu. Kita sampai kepada zaman Feodalisme, Keningratan dibawah Raja. Bukan satu raja melainkan banyak raja, apalagi pada satu benua besar seperti Hindustan. Peraturan banyak Raja ini tak cocok lagi dengan pemuja D a t u k (Bapa, Paman atau Nenek) yang sakti karena raja itu boleh jadi keluaran keluarga lain, penakluk atau pendamai dengan keluarga sendiri. peraturan masyarakat Hindustan yang pada satu tingkat dalam sejarahnya ada dibawah pemerintahan beberapa Raja, tentulah menuntut kepercayaan yang cocok dengan itu pula. Masyarakat yang dikepalai oleh Banyak Raja membayang pada pemikir Hindustan yang menciptakan Banyak Dewa.




Masyarakat itu terus maju selangkah demi selangkah, karena pesawat dan cara penghasilannya dan berhubungan dengan itu, gerakan politiknya maju pula selangkah demi




selangkah. Kita lihat pemimpin Tiga Serangkai itu pada satu Negara adalah cocok dengan




undangnya ketentraman. Kita saksikan pemerintahnya Triumphirate (Caesar, Pompeyus dan




Gracchus). Di Tiongkok Pemerintah Tiga Serangkai terbentuk pada cerita yang masyhur sekali, karena banyak mengandung nasihat dan pengajaran baik. Cerita Sam-Kok. Tiga




Negara, dibawah Tiga Raja, adalah satu dari cerita classic (tua-bertuah) yang patut dibaca oleh pemuda dan pemudi, tua dan muda kita. Disini bisa disaksikan bagaimana pemimpin Kong




Min dengan pegawai sekali menjalankan politik setimbang. Kalau seorang Raja kelihatan ceroboh (agressive) dan kuat, maka Kong Min berpihak pada yang lebih lemah dan bersama




melawan yang ceroboh itu. Dengan begitu Raja ceroboh tak bisa menjalankan politiknya. Kecerobohan bisa dicepatkan, kalau tak bisa dihindarkan sama sekali. seperti pada undang




thesis, anti thesis dan synthesis juga, setimbang mungkin dijalankan.




Kalau setimbangan semacam itu mesti membayang pula pada kepercayaan resmi, maka khayal ini tiada akan mengherankan. Kalau diantara para Raja Hinudstan pada satu tingkat




sejarah didapati Tiga Pucuk Raja, maka pada tingkat ini para Brahmana yang berpikiran ulung




tentulah tak senang lagi dengan memuja dan memuji puluhan dewa. Patutlah kalau dipilih Tiga Dewa buat diberangkatkan. Kalau Tiga Serangkai itu Cuma dikenal oleh bangsa Arya saja, belum lagi dikenal oleh yang bukan (non)-Arya, yang takluk atau bergabung dengan bangsa Arya sesudah bertarung dengan seru dan sengit, maka patutlah dimasukkan Hantu atau Dewanya bangsa Non-Arya kedalam Kitab Veda. Demikianlah Tiga Serangkai Surya, Indra dan Agni bertukar menjadi Tiga Serangkai Brahma, Wishnu dan Shiwa atau sebaliknya Tiga Serangkai lain, kalau sejarah berlainan pengalirannya. Di Indonesia (Jawa) Tiga Serangkai itu pernah berbentuk Surya, Shiwa, Brahma dengan Surya sebagai Dewa Puncak (lihat patung di Musium Jakarta).




Masyarakat terus membikin sejarahnya. Peperangan ialah puncak perbuatan politiknya masyarakat yang acap berlaku dan kekuasaan lama-kelamaan berpusat atau sebagian besar




berpindah pada satu Raja, pada jago perang, pada satu Napoleon, pada Maha Raja, yang Ahli




Filsafatnya Maha Raja ini tentulah merasa tak puas memuja Tiga Dewa yang bersamaan










kekuasaannya. Dia perlu mendapatkan, dan Maha Raja merasa enak telinganya mendengarkan, serta Rakyat mufakat, kalau Ahli Brahmana menfirmankan adanya Maha Dewa, Dewa Yang Terkuasa. Keadaan ini sesuai dengan gambaran masyarakat pada tingkat itu.




Bila terjadinya saya tak tahu, tetapi dikatakan bahwa akhirnya Kasta Ksatrya (Kasta Raja) ditumbangkan oleh Kasta Brahmana. Jadi pemerintah yang bersemangat digantung tinggi, dibuang jauh, ya Tuanku Syah Alam, tiada cocok lagi dengan semagat kaum Brahmana yang memimpin, memerintah.




Kaum Brahmana memimpin dengan pengetahuan atas kepercayaan resmi. Yang terkemuka tiadalah lagi t o n g k a t n y a Maharaja yang berbadan pada polisi rahasia dan polisi resminya, melainkan pada kepercayaan. Makin gaib, makin sakti, makin asing terpisah kepercayaan itu makin jitu buat mengendali rakyat jelata. Brahma, Atman, Jiwa Alam, Maha Jiwa itu adlaah barang gaib, terpisah dari jasmnai. Ini cocok dengan Kasta Brahmana dengan undang Manu, Kitab Suci, Kitab Veda, Firman yang Mahakuasa itu.




Maharaja, Raja, Ningrat dan Rakyat yang mengikutinya yang dikalahkan oleh Kasta




Brahmana tadi, tentulah tiada akan terus berpeluk tangan saja menangisi kekalahannya. Sudah sepatutnya kalau mereka mengadakan percobaan merebut kembali kekuasan yang hilang.




Sekurangnya mereka akan mengumpulkan tenaga lahir-batin, senjata dan kepercayaan asli




atau baru, buat megadakan contra-revolusi. Boleh jadi memang sudah ada satu atau lebih pemberontakan balasan semacam itu berlaku dalam sejarah Hindustan. Kita tak tahu karena tanggal dan sebab yang nyata dari satu peperangan atau pemberontakan tentulah tak bisa digali dari sejarah Hindustan yang berurat dan berpuncak pada kegaiban itu. Satu pemberontakan ataupun ancaman pemberontakan balasan saja sudah cukup buat memaksa kaum Brahmana berlaku cerdik. Perlulah dikembalikan sebagian dari kekuasaan yang hilang




itu pada Kasta Ksatria ; perlulah diadakan compromis. Cocok dengan keduniaan yang fana ini perlulah pula diadakan compromis pada dunia baka, yang digambarkan oleh Kitab Veda, firmannya Yang Mahakuasa itu. Demikianlah akhirnya taida akan mengherankan, kalau kepercayan pada Maha Jiwa tadi memasukkan kepercayaan Maha Dewa, supaya lebih menjadi Maha-Jiwa-Dewa (Pan-Mono-Theism).




Dengan begitu, maka Kasta Brahmana bisa meneruskan kekuasannya seperti Maha-Trust




(mamouth Trust) di Amerika meneruskan kekuasannya dengan jalan menghisap kongsi yang baru timbul atau bebas. Demikianlah akhirnya peraturan kasta, bertinggi rendah dari kasta najis sampai kekasata Brahmana, calon-Atman, malah dari cacing sampai ke Brahmana, tebrayang pula dalam Kitab Veda, Firmannya Yang Maha Kuasa itu. Bukanlah seperti menurut ahli burjuis, bertinggi rendahnya manusia dan mahluk didunia ini ialah akibatnya kepercayaan kaum Brahmana, melainkan sebaliknya.










ANTI-THESIS : BUDDHISME DLL.




Begitulah suasana Hindustan ketika Buddhisme, Yainisme dan Materialisma, dll timbuls ebagai penantang dalam Zaman Dongeng dari tahun 600 sebelum Nabi Isa sampai th 200




sesudah Nabi Isa. Pada titik melangkah Zaman Kedua ini Kasta Brahmana memonopoli




pengetahuan tentang dunia dna akhirat, memonopoli jabatan pengajaran Rakyat, serta terkuasa pada politik dunia fana ini.




Tentang yang betul berlawanan kutub itu datangnya dari pihak materialisme. Menruut




Lokayata, yang artinya kearah alam ini, maka yang nyata itu Cuma dunia ini saja. Benda itulah saja yang nyata. Benda itu terbagi 4-zat-asli : tanah, air, api dan duara. Cuma hasil




pemanca-inderaan saja yang boleh dianggap sayh, nyata, sebagai sumbernya pengetahuan.




Kesadaran itu ialah gerak-geriknya (function) benda. Paham mereka materialis itu tentangan Jiwa ada berbagai-bagai. Jiwa itu disatukan (identified) jadi tak berpisah dengan Badan, Pancaindera, Napas atau Pikiran. Tak ada Hidup di akhirat itu. Sebab jiwa itu Cuma pembawaan (attitude) badan, maka ia lahir bersama-sama dengan lahirnya badan. Dan badan ini lahir disebabkan perpaduan benda seperti kodrat itu timbul karena perpaduan




alat-Bendanya Badan. Dunia ini lahir sendirinya. Tuhan itu, ialah satu dongeng yang kita terima, karena kebodohan dan kelemahan. Demikianlah paham menurut Yainisme itu.




Yainisme timbul tak berapa lama sebelumnya Buddhisme (lk 599 – 527 seb. NI). Bersama




dnegan Buddhisme, Yainisme membatalkan Atman, Jiwa-Alam, yang kekal itu. Yainisme itu buat dipendekkan saja mengemukakan, bahwa hakekat itu berhubungan dengan penjuru kita memandang. Benda itu dianggap nyata dan kekal. Perkara yang berhubungan dengan atom juga sudah dikaji.




Patrinya jiwa itu ialah kesadaran, yang kekal, tak bisa dimusnahkan. Jiwa manusia itu ialah perpaduan kesadaran dengan badan. Yainisme juga percaya pada Jiwa dalam Benda seperti batu, dll. Tetapi dia tak percaya pada Tuhan, walaupun sepanjang kepercayaan mereka,










jiwa itu bisa sampai ketingkat ketuhanan. Yainisme membatalkan Kasta mempropagandakan kemerdekaan sosial dan kemerdekaan pikiran. Karma, ialah kungkungan nafsunya Badan itu, bisa diperhatikan dan Nirwana itu dicapai dengan kepercayaan, pengetahuan dan kelakuan suci. Yainisme banyak persamannya dengan Buddhisme.




Yang akan dikemukakan lebih panjang disini ialah tentang compromis dari pihak Buddhisme. Karena tentangan ini lebih dikenal dan lebih besar pengaruhnya. Banyak yang menyangsikan akan adanya Buddha, tetapi ada pula diantara ahli Barat memberatkan kepercayannya bahwa sungguh adanya Buddha, lk 600 tahun sebelum Nabi Isa.




Gautama Buddha, anak istri raja Kapilawastu, dari suku gagah perkasa meninggalkan istri muda remaja, yang sedang tidur dengan anaknya. Tak berani Putera Raja ini memeluk mencium hati jantung buah matanya, akarena takut kalau mereka kelak bangun. Begitu keras panggilan mencari hakekat pada diri pemuda Putera Raja, yang dibesarkan dalam segala kemewahan. Hatinya terharu memikirkan orang muda bisa jadi tua, dari senang menjadi sakit dan hidup akhirnya mati. Dia mencari Yang-Kekal. Menurut adat Brahmana masa itu, dia menyiksa dirinya sambil puasa dan bertapa, sampai sering jatuh pingsan. Akhirnya dibawah pohon kayu dia memandang C a h a y a. Tercapailah maksudnya dan sampai berumur 80 tahun ia mengembangkan kepercayaannya. Dia mendirikan susunan pendeta yang akan meneruskan pekerjaannya.




Beratus tahun sesudah ia meninggal, sejarah kepercayaan yang ditinggalkannya itu tinggal dalam gelap-gulita pula. Dikira bahwa pada lk tahun 244 satu Rapat Besar diadakan di Patna. Dari masa inilah Buddhisme dianggap berdirinya sebagai agama.




Buddhisme membatalkan semua dan siapapun juga Dewa atau Tuhannya kasta Brahmana. Begitu juga seperti Yainisme, maka Buddhisme membatalkan Atmannya kasta Brahmana.




Semikian juga kitab Veda sebagai firmannya Tuhan tidak diakui. Akhirnya Buddhisme seperti




Yainisme membatalkan kasta Brahmana dan menganjurkan persamaan serta kemerdekaan sosial dan jiwa. Ringkastnya Mahadewa, Atman dan Kasta semuanay dibatalkan !




Apakah sebab yang terdapat pada b e n d a – l a n t a i (kelas berpolitik, ekonomi dari pesawat, serta bumi iklim), maka timbul anti-thesis ini ?




Tentulah tiada bisa saya jawab dengan pasti dengan mengemukakakn bukti. Karena pada masa Gautama Buddha lahir dan mengembangkan kepercayaan pada lk 600 tahun sebelum




Nabi Isa itu, sejarah Hindustan adalah dalam gelap-gulita.




Boleh jadi sekali masyarakat Hindustan sedang menempuh pancaroba. Bagian Kita Veda terakhir, ialah Upanishad, ada membayangkan. Disanapun juga sudah nyata kesangsian dalam




segala-gala; adanya percobaan yang sia-sia buat menyusun dan memperdamaikan paham yang




kacau-balau dan bertentangan, sudah terasa perlusnya diadakan pembaharuan dan pembagunan.




Bagaimana juga pesatnya Buddhisme menantang Brahmanisme, orang jangan lupa, bahwa




perlawanan itu masih berada pada satu barisan, satu kutub, ialah kutub Idealisme. Perlawanan itu boleh diandaikan dengan perang saudara, yang seiring bertukar jalan, seperti perlawanan dalam istana antara para putera raja atau dalam parlemen antara partai liberal dan conservative, muda dan kolot. Perlawanan itu tiadalah terjadi diantara dua kelas yang bertentangan : Yang Berpunya dan Tak-Berpunya.




Materialisme Lokayata lebih terang dan lebih tajam menantang Brahmanisme, tetapi kelasnya yang cocok dengan materialsime di Hindustan Asli itu tentulah belum cukup kuat.




Seperti proletariat Rumawi masih kekurangan alat yang nyata (kemesinan), buat melakukan




materialisme itu malah lebih kurang lagi. Yang tak berpunya di Hindustan mempunyai alat benda (kemesinan) itu. Lokayata akan terus tinggal dalam kitab saja, tak bisa dilaksanakan. Lebih dari Brahmanisme, maka Buddhisme melangkah dari Idealisme semata-mata. Benda




itu dianggap sebagai impian, sebagai kesesatan Pancaindera kita (illusion). Pancaidera inipun mesti dimatikan, seperti semua nafsu, kalau kita hendak sampai melihat "cahaya itu, sampai




ke Nirwana itu. Selama kita masih mengandung n a f s u, terhadap perempuan atau benda




didunia ini selama itulah pula kita menurut undangan Karma kita terpaut dalam jasmani dan keduniaan. Dengan begitu, maka sesudah mati, maka jiwa kita yang masih dikutuki nafsu itu mesti berpindah lagi ke sesuatu Badan di dunia ini, hewan atau manusia”.




Kita masih ingat idealist consequent terus-menerus pada zaman lebih baru ialah




David-Hume. Karena ia membatalkan benda itu sama sekali, maka ia tertumbuk. Terpaksa ia membatalkan benda yag paling dekat padanya ialah badannya sendiri. Begitu juga Gautama Buddha yang mesti dilayani dengan segala kehormatan, tertumbuk pada jasmani itu.




Berkali-kali Gautama Buddha jatuh pingsan karena membatalkan badan dirinya. Barangkali sebagai akibat dari peralaman ini, Buddha menasihatkan dengan keras kepada pengikutnya




supaya jangan sampai keujung : pada satu ujung jangan tercemplung kedalam dunia sukaria




tak berbatas dan pada ujung lain jangan sampai cemplung ke dalam pekerjaan menyiksa diri.










Keduanya tak berguna.




Demikianlah idealisme sejati yang diteruskan oleh salah satu otak Timur yang cemerlang, hati ikhlas dan tabah tertumbuk pada 4 persoalan yang Gautama Buddha sendiri tiada mau




atau tak bisa menjawab : ke-1. Apakah Alam Raya ini baka atau fana, ke-2. Apakah Alam




Raya ini berujung atau tidak, ke-3 Apakah hidup itu sama (satu) dengan Badan, ke-4. Apakah seorang yang sudah merdeka (dari jasmani) itu terus ada sesudah mati ?




Kita tahu bahwa persoalan ini dalam filsafat menimbulkan paham yang terkenal sebagai agnoticism (tak-tahu!).




Sudah adakah compromis Maha-Jiwa-Dewa pada kepercayaan Brahmanisme, ketika




Gautama Buddha mengadakan opposisi ? Berhubung dengan itu, sudah terjadilah perdamaian antara seluruh atau sebagian para Raja dan Kasta Brahmana ? Kalau sudah memang tantangan




Gautama Buddha, kelak akan mengalir juga, lambat-laun pada perdamaian Ksatria-Brahmana




itu. Semua filsfaat Buddhisme lambat-laun akan masuk juga kedalam Brahmanisme. Atau, belum adakah perdamaian Maha-Jiwa-Dewa. Sejajar dengan compromis




Ksatria-Brahmana itu, dengan Gautama Buddha mengadakan opposisi ? Kalau begitu mengapakah putera Raja Kapilawastu yang berdarah Ksatria, berbadan teguh-tegap, berotak




cemerlang, berhati berani tabah, cocok dengan semangat Ksatria itu tiada menyusun dan menyelenggarakan pemberontakan dan merebut kekuasaan dari tangan kaum Brahmana ?




Atau begitu kurangkah kepercayaan putera Raja ini atas kemenangan ? Atau begitu besarkah kejemuan hidup disebabkan nikmat dunia yang melimpah dan istananya itu pada satu pihak




serta sayup sedihnya pemandangan kegunung Himalaya, terutup oleh salju dan awan itu pada lain pihak.




Disinipun kita mesti menjawab dengan Ko Veda (siapa tahu ?). sejarah Hindustan berdiam diri, seperti gunung Himalaya itu.




Bagaimana juga opposisi yang tiada berdiri atas dua kelas yang bertentangan itu




(Yang-Tak-Berpunya dan Berpunya) tiada berdasarkan paham yang mengalir dari dua penjuru yang bertentangan (benda dan pikiran, Matter dan Idea) itu bermuara pada Brahmanisme,




seprti sungai bermuara dilautan !










SYNTHESIS : ENAM SISTEM.




Zaman Enam Sistem ini, ialah dari tahun 200 sesudah Nabi Isa sampai sekarang. Bukanlah karena kecerdikannya Brahmana semata-mata, maka semua aliran yang menentang Kitab Veda itu masuk ke dalam Brahmanaisme, laksana semua sungai mengalir kelautan. Melainkan pertarungan kasta dan kasta, bangsa dan bangsa di Hindustan itu memaksa Brahmana berlaku cerdik ; mengadakan compromis. Dengan begitu kasta Brahmana sampai sekarnag bisa memegang kekuasannya kalau tidak perkara keduniaan sesudah Islam dan Barat masuk, tetapi pada perkara kerohanian. Malah Islam sendiri pada masa Sultan Akbar condong terkulai kejurusan Brahmanisme itu. Annie Besant, putera Imperialisme Inggris pada satu pihak menarik nationalisme Hindustan kedalam barisan imperialisme, tetapi pada pihak lain ditarik, terdorong oleh mystika, Hindu, berupa theosophie kejurusan Brahmanaisme.




Tiada saya akan mengadakan pengembaraan kedalam Enam-Sistem (6-Tata) itu. Pemandangan atas kepercayaan Hindustan sudah terlampau panjang, sudah tak berbandingan




dengan pasal yang lain-lain. Tetapi karena banyak sekali kepercayaan Hindustan itu




berseluk-beluk dengan kepercayaan Indonesia, dan banyak pula mengandung sari persamaan dengan kepercayaan lain-lain, maka terpaksalah saya teruskan juga. Tetapi dari titik ini semua yang berhubungan dengan kepercayaan apapun juga, terpaksa akan dipendekkan.




Sebagai hasil dari tentangan Buddhisme dan Yainisme pada Zaman Kedua itu, Hindustan memperoleh kepercayan yang dikandung oleh Enam-Sistem itu. Ahli Barat menganggap




ke-enam sistem itu sebagai satu kesempurnaan. Masing-masing sistem menambah yang lain.




Bukanlah satu sistem atau lebih menantang yang lain. Ke-enamnya masing-masing berdasarkan metaphysic, kegaiban. Bukanlah lagi berdasarkan benda nyata dan peralaman atau benda yang bisa dipancainderakan. Ke-enamnya masing-maisng dianggap sebagai kepercayaan, agama dan pemandangan Dunia dan Hidup. Ke-enamnya akhirnya memberikan jalan bagaimana mencapai akhirat, nirwana atman itu.




Didalam Enam Sistem itu, pemeriksaan dengan selidikan (critic) mengganti syair dan kepercyaan bulat seperti pada Zaman Pertama. Demikianlah disini Logika itu sebagai




perkakas akal (intellekt) dipakai buat membatu kegaiban itu buat mengetahui yang gaib itu.




Jadi akal ini tiada dilantaikan pada bukti berupa benda, tetapi pada kepercayaan yang tiada bias dipancainderakan, diperalamkan pada semua tempat dan tempo oleh sekalian orang yang berhak memperalamkannya. Walaupun mesti diakui pula, bahwa Logika itu (ya atau tidak ditimbulkan oleh Ahli Yunani) sudah sampai kepuncak yang sederhana tingginya. Pengaruhnya materialismepun tiadalah bisa dihindarkan oleh kegaiban dalam Enam-Sistem










itu. Dengan pertolongan atau tidak (Demokritus hidup kira-kira sama dengan masa Buddha hidup), kita juga berjumpakan benda perkara lantainya materialisme ; Benda dalam Sanskreta




: dravya dan gerakan (karma). Dengan mengaku adanya benda itu sampai juga ahli




Enam-Sistme tadi, dari empat zat asli yang dikenal (tanah, air, udara, api) kepada benda yang tak bisa dipecah lagi : atom. Tetapi tentulah cara berpikir yang bercampur-barukan dengan




dogma (kepercayaan) dan kegaiban tak akan sampai ke-atomnya Rutherford yang bisa dipisah




menjadi proton dan elektron dengan perkakasnya peralaman. Pemandangan Kanada dan pengikutnya tentang atom dan perpaduannya atom itu tak terang dan didasarkan pada kegaiban Angka-3 (Trimurti) dsb. Kedudukan jiwa manusia masing-masing terhadap Jiwa-Alam tentulah disangkut-pautkan pada Enam-Sistem iut dengan kedudukan atom terhadap Benda atom ini ................................. dengan jalan kegaiban.




Ke-esaan (monism) dalam Upanishad didasarkan pada Rohani sama sekali. jadi benda itu sebetullnya tak ada dan takluk pada Rohani. Dalam Enam-Sistem kita juga ada berjumpakan




Sistem yang sama atau hampir sama, juga ada bertemu dengan paham yang emmbatalkan




ke-esaan semacam itu. Adanya benda diakui. Benda itu disangka tak bisa dimusnahkan. Dari sini timbul pula paham Evolusi, kemajuan Alam. (Sanskreta Prakrti, yakni Alam). Tetapi paham Evolusionya Enam-Sistem itu tiadalah berdasar pada perkakas dan peralaman benda mati atau hidup, dikebun, dirumah sakit atau laboratorium. Kita tentu tak berjumpakan




susunan teliti yang berdasarkan peralaman lama dan susah-payah tentang tumbuhan dan hewan seperti susunan Darwin atau susunan tulang belulang, urat nadi, dan syaraf, otak dll, kita manusia dan hewan ; atau susunan dan peralaman ahli kimia Barat sekarang ; atau peralaman dan susunannya bintang atau benda yang dilihat pada bintang atau bumi lain. Evolusi Enam-Sistem itu berperalaman, berbenda berperkakas dan berlaboratorium dalam otak mentaginya ahli filsafat Hindu, semuanya itu ialah perkara terka-menerka (speculation) semata-mata. Yoga yang sering kita dengar dalam theosophy itu, ke-tuhanannya tak begitu erat-tepat. Tuhan itu dianggap suma Jiwa (manusia) yang terkhusus, tak berada bedanya Tuhan itu dengan Jiwa manusia dan berhubung kekal dengan Jiwa kita.




Kungkungan Jiwa kita dalam jasmaninya itu disebabkan ke tidak tahuan kita ! Cahaya terang akan kelihatan kalau perkara yang mengaburkan pemandangan kita diberhentikan.




Bunuhlah semua aksi (gerak-geriknya) pikiran itu, demikianlah nasihatnya Yoga. Diajarkan




bagaimana mesti duduk dan bernafas, di ajarkan pula membunuh pancaindera, diajarkan pula memusatkan pikiran ; samadhi, concentration. Samadhi mesti diteruskan sampai rohani kita lepas dari jasmaninya dan mendapatkan cahaya terang benderang sendirinya.




Enam Sistem boleh dianggap percampuran paham Kita Veda pada Zaman Pertama dengan paham Buddhisme. Yainisme dan Materialsime pada Zaman Kedua. Kita katakan




percampuran, bukanlah perpaduan disebabkan kemenangan pasti dari salah satu pihak yang




bertarung. Synthesis, Pembatalan semacam ini tiadalah decisive (pasti kalah menangnya)




seperti dialektis materialisme di Ruslan pada tahun 1917 atas idealisme, kerohanian. Atau seperti materialisme terpisah (mechanical) di Perancis pada tahun 1789 dan 1870, nyata kemenangannya atas kerochanian.




Dalam Enam-Sistem masuk Atmanisme dan Ketuhanan, tetapi dapat bantahan dari




Materialisme, Buddhisme dan Yainisme di Zaman Dongeng. Kita mendapatkan dualisme (keduaan) : Tuhan dan Jiwa. Tuhan dan Benda, Jiwa dan Benda dan sebagainya. Selain dari pada itu masuk pula paham Buddhisme yang menganggap dunia sebagai impian (illusion) semata-mata. Tentulah paham ini masuk dengan bantahan pula.




Pendeknya kita mendapatkan dualisme (mengakui Benda dan Rohani, keduanya bersampingan) dan idealisme sejati (Tak mengakui Benda) dan banyak paham yang condong kepada kerohanian, tetapi didalamnya Enam Sistem ini kita tak berjumpakan materialisme tunggal, apalagi materialsime-dialektika yangtunggal, yang menjadi pangkalan dan ujungnya perkara.




Yang Tak Berpunya di Hindustan belumlah cukup banyak dan sebabnya, (quantity dan quality) buat memeluk, menjalankan dan mempertahankan paham semacam itu.




Buddhisme yang mengakui bahwa Yang Ada didunia semuana impian belaka, mesti takluk




pada paham Brahmana yang dalam perbuatannya mengakui betul ada dan mujarabnya benda itu. Apalagi kalau benda itu berwarna k u n i n g, yang jatuh kedalam perbendaharannya rumah orang berhala sebagai kurban istimewa dari orang kaya, istimewa buat membayar mantera dan pujuaan istimewa pula.




Raja Asoka memeluk Buddhisme rupanya betul terkuasa di Hindustan ! Tetapi menurut musafit Huan Tsiang, Siladitya, Maharaja Kanuy pada tahun 634 sesudah Nabi Isa, berpaham campur aduk (electist) resminya dia beragama Budhha ! Di Benares dijumpainya patung Syiwa (Hindu !) yang tingginya lebih kurang 100 kaki, dan sesudahnya musafir Tionghoa ini berangkat, maka satu sekolah tinggi Buddhisme dibarak orang di Sarnath.










Semuanya membuktikan bahwa contra revolusi dari pihak Brahmana sedang menjalankan lakonnya.




Sebagai hasil lakon itu kita peroleh synthesis, percampuran Brahmanisme Asli dengan




Buddhisme dll seperti kepercayaan Hinduisme pada masa ini. Didunia fana ini percampuran itu berupa ribuan kasta dan rumah Berhala Hindu yang penuh dengan Dewa dan Hantu yang




dimanan-mana di Hindustan bisa kita saksikan. Dipuncaknya segala kasta kita daati kaum




Brahmana yang sekarang masih memegang harta masyarrakat Hindu dan kunci buat memasukkan kasta Hindu itu kedalam dunia baka. Diantara harta berupa benda kuning yang biasanya kita namai emas, yang disimpan mereka banyak pula yang diperoleh dengan jalan memperbungakan uang !










HARI DEPANNYA KEPERCAYAAN HINDUSTAN.




Kalau kita mengadakan pertimbangan kasar tentang buruk baiknya kepercayaan Hindustan dalam keamjuan lebih kurang 1500 tahun itu, maka kita peroleh : Sebagai hasil berharga (positive result), kita peroleh ilmu Matematika, Logika dan ............. Ilmu Jiwa. Matematika dan logika itu adalah hasil tersambil. Ia lebih tepat sifat dan arahnya kalau diperoleh dengan jalan yang bukan semata-mata kerohanian. Saya belum berjumpakan Ilmu Logika dan Matematika Hindu yang sempurna, consequent (pangkal cocok dengan ujung) dan teratur (systematik). Kalau saya salah minta diyakini, karena saya pikir Hindustan tiada mengeluarkan sistem Logika yang begtiu sempurna, berpangkal ujung dan teratur seperti Logika Ariestoteles dan Matematika Euclid, yang dipakai dimajukan serta dipusakakan oleh ahli Arab ke putera Eropa dan sekarang terus dipakai diseluruh dunia. Arab yang terkuasa tertinggi kebudayaannya dari abad ke-7 sampai ke-15 di Asia Tengah dan Eropa, yang juga mengetahui betul keadaan di Tiongkok, tentulah akan mendasarkan Ilmu Logika dan Matematikanya, pada Logika dan Matematika Hindu kalau mereka merasa perlu.




Betul sekali Arab juga mengambil dasar dari Hindustan, seperti Algebra, tetapi dasar pokok segala-gala ialah Ilmu Yunani umumnya dan Aristotelesisme khususnya, tetapi terhadap Ilmu




Jiwa yang berpuncak pada pemusatan pikiran (concentratie) saya tiada menduakan hati. Asli




atau tak asli sama sekali hasil Hindustan, tetapi mesti diakui bahwa pemusatan pikiran itu, dengan jalan samadhi memang memuncak di Hindustan. Kalau pemusatan pikiran itu di kikis kegaiban dan kemustajabannya yang gaib-gaib itu, kalau pemusatan pikiran itu dianggap sebagai pekerjaan yang praktis (nyata) buat mencapai maksud yang praktis, maka "pemusatan pikiran”itu adlaah satu hasil yang berharga.




Pemusatan pikiran bisa membuang fantasi impian, pikiran yang kacau balau dan




melayang-layang tak berguna, dan menetapkan pikiran pada satu arah, yang bisa mendapatkan hasil. Kalau pemusatan pikiran itu dijalankan dengan teratur dan pada tempo yang tentu, maka pikiran gampang terhari, gampang putus asa, kegugupan dan perasaan gugup gempita seperti acap terdapat pada pemuda-pemudi dalam usia muda remaja (Strum und Drang Periode) bisa hilang. Dia berganti pikiran tenang, teratur, kemauan keras serta hati sabar luas. Pada tempo masih muda sekali, pemusatan pikiran itu ada saya pelajari baik dari sumber Hindustan sendiri atau dengan perantaraan penulis Amerika. Bersamaan dengan sport yang mesti diajarkan oleh ahli, maka pemusatan pikiran yang sudah dikenal oleh nenek moyang Indonesia itu, saya pikir terlau diajarkan kembali pada pemuda-pemudi murid kita oleh ahli pula. Tetapi mesti dipandang harganya dengan mata terbuka. Boleh dipakai buat mengobati semacam penyakit tetapi tak semua penyakit. Boleh dipakai buat mengoborkan hati, menenangkan pikiran dan membulat-pelorkan kemauan. Tetapi buat memanjangkan umur sampai 3000 tahun melemparkan gunung, menerbangkan kapal tak dengan motor dan besi, atau menyingkirkan manakan orang atau senjata apapun juga, adalah omong kosong dalam cerita Sri Rama




ataupun Arjuna.




Sebagai hasil yang tak berharga malah berbahaya, kita berjumpakan ketahyulan yang tiada berbatas, seperti pemujaan sapi dan ampastnya (sapi), perkawinan kanak-kanak, pembakaran janda-muda, sesudah ditikam dan diperas darahnya lebih dari seratus juta manusia, ialah kasta paria, yang sebetulnya berpikiran dan perasaan sama dengan kasta atau bangsa apapun juga di dunia ini. Hasil inilah yang memberatkan kaki-pergerakan Hindustan buat mencapai kemerdekaannya.




Paham yang berdasarkan idealisme semata-mata seperti Buddhisme sudah terbukti tak berdaya membatalkan peraturan kasta di Hindustan itu. Materialisme asli yang terdapat di Hindustan pun akhirnya diisap oleh Brahmanisme buat mempertaguh cula menghisap kasta yang bukan kasta Brahmana.




Barat dan perindustrian Barat sebagai hasil dari teknik ekonomi dan kebudayaan Baratlah




yang bisa menghapuskan kasta di Hindustan itu dan menerbitkan masyarakat pesawat dan cara berpkir baru. Apakah bisa Hindustan asli, dengan peraturan kasta dan paham idealismenya










tempus sampai kezaman-industri, tentulah pertanyaan yang mesti dijawab dengan speculation




(terka-menerka) semata-mata.




Imperialisme Inggris memberatkan dirinya dengan mengisap kekayaan Hindustan, tetapi dia mesti mengadkaan perkakas pula buat menimbulkan dan mengangkut kekayaan itu kenergi asalnya. Dengan mengadakan perkakas buat menghidupkan dirinya itu, imperialime Barat itu juga mengadakan perkakas buat mengangkut mayatnya kelubang kubur.




Industri cara Barat, pengangkutan cara Barat, distribusi dan keuangan cara Barat, berhubung dengan itu kemesinan, penjualan dan pemegangan buku, pemeriksaan sekolah, latihan, politik dan kemiliteran cara Barat pesat sekali majunya di Hindustan. Walaupun Inggris takut akan kemajuan indsutri itu lebih-lebih industri yang dimiliki, diurus dan dikerjakan putera buminya, tetapi Inggris lebih-lebih pada masa perang tak berdaya menghambat kemajuan itu. Kedua perang dunia pada abad ke-20 ini membawa India maju kemuka sebaring atau hampir sebaring dengan Negara Industri besar-besar. Tentulah kemajuan itu belum lagi sampai ketingkat Inggris atau Soviet-Rusia, apalagi Amerika, tetapi saya pikir sudah sama atau lebih maju dari Russia semasa Tsaar. Tambang arang, tambang besi, dll, perusahaan membikin mesin, kecil dan tengah membikin alat kimia, perkakas pengangkuatn diatas laut, darat dan udara sudah sampai ketingkat yang tinggi. Sistem keuangan dan perniagaan sudah dijalankan dengan cara modern. Begitulah berhubungan dengan ekonominya Hindustan maka sekolah rendah, tengah dan tinggi sudah jauh lebih




banyak dari di Indonesia. Ahli Kodrat modern yang dibintangi oleh para ahli Dunia seperti Dr. Raman dan Ahli Biology seperti Dr Bose, bukanlah hasil Hindustan yang tiba-tiba turun dari




pertapaan dikaki atau puncak Himalaya. Mereka, ialah haisl perekonomian, teknik dan




didikan baru, yang segala berdasarkan ilmu-bukti, science, hasil berharga dari Barat. Kedalam pabrik, bengkel dan tambang dilemparkan kaum tak berpunya, paria atau sudar, Hindu atau Muslim, Keling atau Arya. Mereka terdesak hidupnya didesa atau dikota. Didalam pabrik mereka terlepas dari ikatan kasta atau agamanya, mereka mesti bersatu acapkali bersatu buat mempertahankan syarat hidupnya : gaji, lama kerja dan perindahan majikan. Mereka




mesti sama-sama masuk pabrik, sama-sama meninggalakn kalau perlu dan bantu-membantu dalam banyak pertarungan seru sengit buat mempertahankan dan memperbaiki syarat hidup




tadi




Selama Vakbond, atau perkumpulan politik bisa dipecah belahkan oleh kasta, agama dan kebangsaan selama itulah pula akan sia-sia semua pertaruan buat lahir dan batin. Mereka mesti bersatu maksud, bersatu aksi dan bersatu organisais buat seluruh Hindustan. Pikiran mistik, gaib tak bisa dilaksanakan, tak ada tempatnyapada pertarungan semacam ini. Azas




programa, pidato, karangan propaganda dan agitasi mesti beralasan atas yang nyata, dan nyata dirasakan oleh sekalian buruh dari bermacam-macam bangsa, agama dan kasta. Hanya azas, pidato, karangan, propaganda dan agitasi yang nyata, yang memeluk seluruhnya yang tak berpunya itu yang bisa mengadakan persatuan. Persatuan itu penting buat menentang persatuan majikan : Inggris, Parsi, Hindu atau Muslim. Persatuan dalam pertarungan kelas yang terbentuk dalam perkumpulan Vak, Politik dan Koperasi inilah yang betul-betul persatuan yangbisa menghancur luluhkan dan menghilang lenyapkan kekastaan dan ketachyulan Hindustan. Maju pesatnya perekonomian Hindia lebih-lebih sesudah perang




dunia 1914-1918 menimbulkan kemesinan dan proletariaat=industri. Banyaknya




proletar-indusri itu barangkali lk 10 juta, jadi lk 3 % dari penduduk. Sedangkan di Inggris, Amerika atau Jerman angka itu boleh diperbanyak dengan 10 juta lebih. Tetapi




proletar-industri kemesinan itu disampingi oleh jutaan proletar kebun dan desa, oleh yang tak




Berpunya atau yang Miskin, dikota-kota oleh yang tak Berpunya. Didesa sedikit siswanya, dikota dan bandar jutaan banyaknya.




Pengaruhnya sosialisme Inggris dan Komunisme Rusia tentulah besar sekali di Hindustan.




Partai Sosialis dan Komunis serta Vakbond yang mereka pimin sudah bersuara yang kalau dibulatkan sudah bisa menarik sebagian besar dari penduduk Hindustan. Tetapi pekerjaan mereka tak ada bandingnya pula dibawah langit. Penduduk Hindustan lebih kurang dua kali sebesar Rusia dan hampir 3 kali sebesar Amerika. Proletar mesin yang kecil itu mesti berhadapan muka dengan imperialisme yang tua, piawai, cerdik dan sudah berkali-kali jaya melayani pertarungan "kapitalisme-proletar”, dinegaranya sendiri. Disamping pemimpin Imperialist Barat yang berpengalaman banyak itu berada pasukan udara, darat, dan laut, polisi terang dan rahasia dan pengadilan kapitalis. Lagi pula kapitalist bangsa Hinudstan sendiri yang dalam pertarungan kapitalis-proletar tentula terus terang akan dapat bantuan dari kasta Brahmana, ulama, pendeta, para Raja, partai nasionalis yang kolot, liberal, sampai .............. sosialis murid Mac Donald di Inggris.




Dalam hal ini keproletaran dan Dialektis Materialisme Hindustan akan terus-menerus mendapat jasmani dan rohani dari perekonmian Hindustan dengan indsutri besarnya tak akan










bisa dihambat lagi. Dengan begitu barisan Proletar Hindustan yang ada sekarnag akan bertambah dengan pasukan demi pasukan. Sesudah perang dunia ini, maka persoalan kapitalis-proletar akan timbul dengan lebih hebat-dahsyat diseluruh dunia. Sudah tentulah kaum proletar akan lebih mempunyai kekuatan dan pengalaman terutama di Russia dan Tiongkok, dimasa Proletar terus beralngsung mencampuri peperangan.




Atas Kelas proletar mesin yang sehat segar, dengan petunjuk dan nasihat dair bumi diluar




Hindustan, Materialisme dialektis bisa hidup dan tumbuh dengan kuta dan kokoh, sampai bisa berdiri sendiri, menghanyutkan lodongkan serta menghancur luluhkan penjajahan, kekastaan, ketahyulan.










Bagian 3




KEPERCAYAAN ASIA BARAT




Yang saya maksud dengan kepercayaan Asia Barat ini ialah agama Yahudi, Kristen atau Nasrani, dan Agama Islam. Ketiganya umum disebut Monotheisme, Kekuasaan Tuhan. Agama Yahudi di limiti hanya oleh bangsa Yahudi saja, sedangkan agama Nasrani dan Islam keduanya dipercaya oleh beberapa bangsa diseluruh dunia, oleh ratusan juta manusia. Walaupun demikianlah tiadalah Madilog memandang agamanya Nabi, Musa, Daud, dan Sulaiman lebih kurang harganya dari Agama Nasran iatau Islam. Agama Yahudi itu mengandung urat dan pokoknya ketiga agama itu. Lagi pula agama Yahudi itulah yang pelopor, yang memulai Monotheisme dan pada agama Yahudi Monotheisme itu sudah sampai kepuncak.




Sebetulnya orthodox Kristen (kolot) itu memandang Nabi Isa sebagai Anaknya Tuhan,




dalam arti tulisan. Tuhan itu dianggap Bapak yang dengan perantaraan Gadis Maryam sebagai ibu, melahirkan Nabi Isa. Betul pula menurut orthodox Kristen yang tak sedikit banyak anggota itu, ke-Esaan semacam itu, ialah ke Esaa Tuhan, Maryam dan Yesus itu mesti dianggap sama dengan kebenaran : 1 + 1 + 1 = 1, bukan 3 melainkan "satu”. Betul pula akhirnya menurut orthodox Kristen yang lk 2000 tahun ini tak mau dikalahkan kecerdikannya dalam hal "bersoal jawab bahwa Yusuf, lakinya Maryam itu Cuma bantal guling




disampingnya gadis Maryam saja. Sebetulnya menurutnya kepercayaan orthodox Kristen, Nabi Isa itu dilahirkan oleh Tuhan ditengah-tengah bangsa Yahudi buat memenuhi pengharapan Yahudi atas datangnya Messia (Imam Mahdi, Ratu Adil). Sedangkan Yahudi itu menggantung anaknya Tuhan ini ! Tetapi rasionil Kristen ialah Nasrani yang berpedoman akan, walaupun sedikit anggotanya kalau dibandingkan dengan orthodox Kristen, tiada lagi bersandarkan pada kepercayaan semacam itu, mereka menganggap Nabi Isa seperti manusia juga dan Tuhan itu ialah Tuhannya Yahudi juga. Apalagi kaum scientist, baik yang masih atau yang tidak lagi percayapada agama, Nasranisnya, menganggap agama dan masyarakat Yahudi sebagai titik melangkah (starting-point) dari agama Nasrani. Menurut mereka agama Nasrani itu tak bisa dipisahkan dari masyarakat dan agamanya Yahudi.




Muhammad SAW, dengan ikhlas dan terus-terang dari mulanya mengaku Tuhannya




Yahudi, Yahuanya Nabi Ibrahim, sebagai Allah Yang Maha Kuasa dan mengakui Nabi Musa, Daud, Sulaiman dll dengan tulisan dan maknanya. Tetapi juga dengan terus terang Nabi Muhammad SAW menantang beberapa peraturan Rabbi (pendeta Yahudi) buat memuja dan memuji Tuhan sehingga jiwa manusia yang bukan Rabbi itu tak bisa lagi berhubungan dengan Tuhan, karena terikat oleh peraturan dan kaum Rabbi.




Kaum Kristen batin atau lahir mengolok-olokkan Muhammad sebagai Rasulnya Tuhan dan lebih lagi pada masa dahulu menganggap Muhammad sebagai Nabi palsu. Tetapi makin lama




makin banyak dan lebih terang diantara orang Kristen, apalagi yang bermata ilmu sejarah




mengemukakan sikapnya Muhammad SAW terhadap "Trimurti” (1 + 1 + 1 = 1) itu. Sikap itu saya pikir ialah sikap jujur dan scientific mengaku kebudayaan Islam pada Zaman Tengah sebagai jembatan antara kebudayaan Yunani Rumawi dengan Eropa sekarang. Mereka mengaku besarnya pengaruh para pemikir Islam atas gerakan Reformation (gerakan Protestan melawan Khatolik) Ilmu pro-destination-nya Calvin ialah nasib manusia yang ditentukan oleh Tuhan itu, sebagai sendi kepercayaannya kaum Calvinis yang paling berani, tunggang dan jaya diantara segala Mahzab Protestan. Itu tak bisa dimengerti kalau Cuma membaca agamanya Nabi Isa saja, apalagi "amanat gunung” (sermon of the mountain) itu saja. Selainnya dari perkakas seperti pedoman, obat bedil, cetakan, Ilmu Kimia, Algebra, Logika, Ilmu Bintang dll yang diajarkan oleh Islam pada Nasrani Zaman Tengah. Islam menambahkan filsafat Yunani kepada Ilmu Kristen yang berdasarkan dogma (kepercayaan) semata-mata itu. Tabib dan Ahli filsfata, Ibnu Rusydi mahsyur diudnia Barat dengan nama Averus, murid dari Aristoteles yang jaya, yang boleh dinamai Aristoteles Arab, ialah dianggap oleh Barat Nasrani pada Zaman Tengah itu, seperti Marxisme pada Zaman sekarang dianggap oleh dunia Kemodalan. Murid Kristen yang berbalik dari Spanyol, pulang ke Eropa Barat atau Utara sesudah mendapat










ijazah (diploma) dari gurunya Ahli Filsfaat Arab, dianggap sebagai revolusioneris oleh Pendeta Kristen. Tiga Sekolah Tinggi berdasarkan Averoisme di Italia mengembangkan "rationalisme”sebagai sayap kirinya Islam itu ke Eropa !




Tiadalah sempit dan rendah sikapnya Muhammad SAW terhadap Nabi Isa dan agama




Kristen. Nabi Isa diangap Besar dan Kitabnya dianggap suci. God itu ialah Allahnya Islam. Yang dibantah ialah kebenaran 1 + 1 + 1 = 1 itu, Tuhan itu tak perlu dan tak mungkin mengawini manusia. Tuhan itu Tunggal. Inilah pokoknya pertikaian antara Islam dan Nasrani dalam hal Ketuhanan. Saya pikir kaum Nasrani terutama di Indonesia lebih baik memperhatikan pokok pertikaian ini dari pada mendengarkan Pendeta mengemukakan apakah betul Muhammad bin Abdullah itu Rasulnya Allah.




Pendeknya dipandang dengan kata-mata Madilog, ketiga agama tadi mesti dianggap sebagai Tiga-Sejiwa yang terletak atas lapang yang datar. Tak ada yang lebih tinggi dan tak ada yang lebih rendah. Ketignya berdasar kepercayaan dan kepercayaan ini lahir pad amasyarakat Yahudi. Walaupun agama Yahudi, Cuma dikandung oleh 10.000 lebih sedangkan agama Kristen dikandung oleh lk 700.000.000 manusia, Islam oleh lk 300.000.000 manusia, tiadlaah harganya kepercayaan itu terletak pada banyak pengikutnya semata-mata. Karena banyak pengikutnya itu juga ditentukan oleh Bumi, Iklim, Pesawat dan Politik pengikutnya. Tetapi sebagai kepercayaan, agama Yahudi sudah menyempurnakan sifatnya kepercayaan itu. Agama Yahudi sudah menetapkan : 1. Satu Tuhan ; 2. Adanya Jiwa ; 3. Adanya Akhirat dan sebagai Surga atau Neraka buat Jiwa itu, dll.




Juga tiadalah tinggi rendahnya tiga kepercayaan itu ditentukan oleh besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan oleh satu agama terhadap agama yang lain. Seperti sudah dikatakan diatas, ahli sejarah tak bisa menghindarkan peleburan, agama Kristen dengan Masyarakat dan agama Yahudi. Tetapi pada tingkat yang lebih tinggi timbul perlantunan. Tidak saja filsafat Yunani mempengaruhi agama Yahudi, tetapi lebih-leih pada tempo belakangan ini kebudayaan Nasrani umumnya dan filsafat rasionalisme lahir atau batin, percaya atau tidak pada Tuhannya kaum Kristen, tentulah banyak mempengaruhi agama Yahudi itu. Pendeknya "semua” aliran pikiran, yang langsung atau tidak lahir dari kebudayaan Nasrani, mempengaruhi semua kepercayaan didunia. Dunia sekarang ini yang langsung atau tak langsung pula dikuasai atau dipengaruhi Eropa, Amerika, Nasrani dalam politik itu, tentulah juga mempengaruhi




Judentum, ke-Yahudian itu. Beberapa buku mesti diperiksa dan ditulis buat mensyahkan simpulan ini, tetapi pastilah benarnya simpulan itu. Pada permulaan melangkah maka Islam itu didasarkan pada ke-Tuhanan dan Kitabnya Yahudi dan Kristen. Tetapi pada tingkat yang lebih disepuh dengan filsafatnya Aristoteles dan Plato mempengaruhi Yahudi dan Kristen. Terhadap Kristen sudah cukup bukti yang dimajukan diatas tadi. Terhadap agama Yahudi, maka pada zaman kebudayaan Islam, filsfaat Yunani Islam besar sekali pengaruhnya pada agama Yahudi dan filsafatnya. Cukuplah kalau dikemukakan namanya Yuda ha Levi pada lk tahun 1083 dan Moses bin Maimon pada tahun 1135 – 1204. pada tingkat sejarah dunia




sekarang yang boleh dikatakan sejarah Kebudayaan Nasrani tentulah tiada sedikit pula dengan langung atau memutar, ke Nasranian mempengaruhi ke-Islaman. Demikianlah salah satu




Tiga-sejiwa keagamaan tadi mempengaruhi yang lain. Tak mudah ditentukan mana yang lebih




tinggi dan mana yang lebih rendah dalam sejarah ribuan tahun itu. Tetapi terhadap sarinya kepercayaan itu, ialah terhadap kepada kepercayaan tentang ke-Esaan Tuhan, adanya Jiwa manusia, yag terpisah dari Badan dan Akhirnya Jiwa ini, dll. Ketiga agama itu tiada mengandung perbedaan.




Kepercayaan semacam itu tentuah masuk golonganyang diluar daerahnya Madilog. Adanya Tuhan Yang Esa, Jiwa, Akhirat dll itu tiada perkara yang bisa diperalamkan, disusun menjadi undang dan dilaksankaan seperti pada pada ilmu bukti. Semuanya berdasarkan pada "kepercayaan” yang tak sama pada beberapa orang, pada satu tempo dan pada satu orang dalam berlainan tempo. Kepercayaan itu sebagian besar bersandar atas perasaan, bukan pada pancaindera dan intellek (akal). Dengan begitu dia tak masuk kedalam daerah pemeriksaan beralasan Madilog. Paham beralasan Madilog terhadap "Akan dan Hidup”sudah lebih dari cukup dikemukakan dalam buku ini.




Kepercayaan orang pada kegaibannya Nabi Muhammad SAW yakni yang berhubngan dengan ke-Duniaan ini, tiadalah berapa banyaknya. Kegaiban itu tiada pula begtiu bulat mentah seperti kegaiban yang berhubungan dengan Arjuna, Sri Rama, Nabi Isa atau Nabi Musa. Dalam peperangan Muhamad SAW kita tak berjumpakan dengan 1/13 (sepertigabelas), dari kegaiban sihirnya Arjuna ataupun Sri Rama, yang dalam sekejap mata saja bisa menerbitkan perajurit, lasykar ataupun senjata yang tak berbatas besar dan kodratnya. Muhammad SAW berjuang dengan memakai tangan dan pedangnya, bersama dengan




pengikut yang boleh dihitung banyaknya dengan sepuluh jadi saja. Bedanya dengan sahabat dan pengikuntya Cuma tentang keberanian dan kepintaran. Seperti jendral ternama Iskandar,










Hanibal, Caesar dan Napoleon, maka Muhammad sebagai pemimpin peperangan juga berlaku




: dimuka dalam menyerang dan dibelakang kalaumundur. Sebagai jenderal ulung Muhammad juga menjalankan tipu muslihat : memusatkan semua kekuatan pada urat nadi musuh. Tak ada




yang ada diluar akal dalam semua peperangan Muhammad SAW.




Nabi Isa lahir tak ber-bapa, bisa menimbulkan makanan dengan sihir, menghidupkan yang mati, dijumpakan oleh sahabatnya sesudah mati digantung dll sebagai Muhammad SAW ialah seorang anak piatu, anak Bapanya Abdullah dan Ibunya Aminah dipelihara pamannya Abdul Muthalib. Sebelum wafat, maka Muhammad SAW dengan sedu sedih Rasul Allah ini




meminta maaf pada sahabat dan pengikutnya, membayar utang dan menerima piutang seperti manusia biasa.




Lebih-lebih dikeliling Nabi Musa kita jumpakan 1001 kegaiban. Bala dan penyakit yang disihirkan Nabi Musa berkali-kali menewaskan Pharao (Fir’aun) dan Dewanya.




Laut Merah yang dilihatnya buat menyelamatkan lasykarnya dan memusnahkan lasykar




Fir’aun yang mengejarnya. Berkali-kali Nabi Musa menagdakan percakapan langsung dengan




Tuhan. Kegaiban dikeliling Muhammad SAW tak seperti seribu satu kegaiban dikeliling Nabi Musa itu. Kalau Muhammad SAW mendengar firmannya Tuhan, maka kita ingat kepada Jean Jacques Rousseau duduk memperhatikan dibawah sepohon kayu, membuka bungkusan rotinya. Pada surat kabar bungkusan roti itu dia baca persoalan sayembara yang dianjurkan oleh Academie Perancis dengan pertanyaan : Apakah kesopanan pada masa itu menambah kemajuan manusia ? Pada ketika itu Rousseau disinari hakekat sebagai jawabnya pertanyaan itu. Kita ingat pada Gautama Buddha yang melihat "cahaya”. Rousseau jatuh pingsan, disinari hakekat, ditimpa ilham sebagai jawaban. Setelah bangun dan sadar, ia merasa basah, penuh dengan peluh, dan terus pulang menulis ........... Cuma sebagian dair yang dilihatnya dibawah pohon itu.




Ahli Barat juga mengakui, Muhammad sebagai pemikir besar ! Usaha yang lama dan sungguh mencari "hakekat”” sebagai jawab dari pertanyaan tentang artinya maksud "Dunia dan Hidup” ini berakhir pada "Firmannya Tuhan” yang diterimanya.




Rupanya makin dalma kita galis ejarah, makin banyak kegaiban. Makin baru sejarah, makin tipis kegaiban itu. Masyarakat dan kecerdasan pada zaman Nabi Musa memerlukan kegaiban




yang bisa diadakan oleh Nabi Musa. Masyarakat dan kecerdasan Arab tiadalah begitu lama




dibelakang kita. Yang gaib seperti adanya Tuhan, juga Akhirat dll itu tak lebih dan tak kurang dari sisa pengetahuan ialah yang melampaui batas pengetahuan pada masa itu. Semuaya itu ialah perkara yang diluar peralaman dan pengetahuan masyarakat. Kegaiban itu sudah terbatas sekali terutama berhubungan dengan dunia baka, bukan dunia fana ini. Kalau ada kegaiban yang lain-lain yang juga ada pada kelilingnya Muhammad SAW, maka sebagian besar dari kegaiban itu timbul, berhubungan dengan pertanyaan yang sulit-sulit datangnya dari pihak Yahudi dan Kristen pada masa hidupnya Muhammad SAW. Pada masyarakat cerdas berdasarkan mesin dan listrik ini, maka pasti tak akan bisa timbul dan mengembang




ke-Nabian seperti pada zaman gelap-gaib dahulu itu. Krishna Murti yang




digembar-gemborkan Annie Besant dan Kaum Theosophie itu hidupnya Cuma setahun jagung saja.




Agama Yahudi, Nasrani dan Islam yang ketiganya lahir dimasyarakat bangsa Semiet




(Yahudi dan Arab) itu saya anggap Tiga Sejiwa, bukan Tiga Serangkai. Jiwa ialah urat-pokok ketiganya agama itu sama, Cuma cabang rantingnya yang berlain-lain. Karena ketiganya itu




mempunyai persamaan jiwa, persamaan sari, maka tiadalah ia bisa dilayani sekali jalan




dengan melalui Undang "pembatalan kebatalan”” dan "perbedaan bilanganbertukar menjadi perbedaan sifat”. Saya terpaksa melayani satu persatu agama itu. Menurut umur, maka akan berganti dilayani agama Yahudi, agama Nasrani dan akhirnya agama Islam.










AGAMA YAHUDI. a.




Seperti pada sejarahnya kepercayaan Hindustan, maka kepercayaan pada ke-Esaan Tuhan itu, yang cocok dengan Mahadewanya Hindustan boleh jadi sekali timbul pada tingkat yang




lebih tinggi dari pada kepercayaan pada Banyak-Dewa dan yang dibelakang ini lebih tinggi




dari pada kepercayaan pada Banyak-Dewa, dan yang dibelakang ini lebih tinggi dari pada tingkat kepercayaan pada Ke-Jiwaan (Animisme).




Sejarah bangsa Yahudi dalam lk 3000 tahun ini, walaupun lebih pasti dari sejarah




Hindustan, tentulah tiada begitu pasti dan sempurna seperti sejarah Eropa dalam 4 atau 5 abad dibelakang ini, atau Indonesia dalam 3 abad dibelakang ini.




Sumber sejarahnya Yahudi ialah Kitab Injil Lama, terutama Lima Kitab yang dipulangkan




keapda Nabi Musa, bernama Kitab Taurat dan Kitab Talmud, yang ditulispada lk tahun 500 sebelum Nabi Isa. Saya sudah membaca Kitab Injil, baik dalam bahasa Belanda, Inggris, atau Indonesia. Saya gemar membacanya, karena memang banyak pengajaran didalamnya. Moral,










susila, pengertian buruk baik, yang kita peroleh dari cerita Nabi Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman dll adalah tinggi sekali. Kesan yang kita peroleh sesudah membaca cerita, cerita dalam Kitab Injil yang Nabi Muhammad juga akui, tiadalah mudah dilupakan seumur hidup. Pusaka Yahudi kepada dunia Nasrani dan Islam dalam pengertian buruk baik dalam satu pergaulan manusia, adalah pusaka yang kekal (positive). Cerita dalam Kitab Injil ialah sejarah Yahudi, tetapi sejarahnya Yahudi lebih banyak dari yang tertulis dalam Kitab Injil itu. Sejarah bangsa Yahudi dalam lk 3000 tahun itu, sejarah tempat diam, pencarian hidup, pesawat dll, yang teratur dari tahun ketahun, tentulah tak bisa diperoleh dari Kitab Injil, yang tak memperdulikan tarich dan tanggal itu.




Buat memperdalamkan pengertian tentang ke-Esaan Tuhan pada bangsa Yahudi kita mestinya mempunyai sejarah yang pasti tentang masyarakat Yahudi pada masa dan sebelum




ke-Esaan Tuhan itu lahir. Kita tahu dari sumber Islam dan nasrani, bahwa paa masa Nabi




Ibrahim, bangsa Yahudi bani Israel menyembah beberapa Dewa dalam rumah Berhalanya. Kita tahu bahwa Nabi Ibrahim itu namanya berkenan dengan kepercayaan pada ke-Esaan Tuhan, ialah Yahua.




Tetapi ke-Esaan Tuhan itu lebih nyata dan lebih kita kenal pada Zaman Nabi Musa melarikan diri dari Egypte dibawah Fir’aun kesemenanjung Sinai Lautan Merah.




Bani Israel, yang terdiri dari beberapa suku, yang cerai-berai tidak bersatu adat dan




kepercayaannya hidup sebagai penggembala di Egypte dibawah Raja Fir’aun itu, diisap, ditindas, serta dipandang rendah sekali oleh bangsa Egypte. Mereka pada satu ketika memutuskan hendak melarikan diri ke Negara baru yang dijanjikan Tuhan (Palestina). Sudahlah tentu mereka tak mempunyai senjata cukup, atau kepandaian keserdaduan yang cukup. Mereka bangsa teripsa, tertindas dan terhina. Merka dikejar oleh Fir’aun sudah tentu dengan lasykar yang cukup senjata dan kepandaian kemiliterannya. Kalau Fir’aun berhasil usahanya, sudahlah tentu semuanya atau sebagian besar bani Israel akan dipancung atau dikubur hidup-hidup.




Dalam pertaruan yang sama sekali tidak seimbang inilah pula timbul seorang pemimpin yang Cuma satu dua bisa didapat dalam seribut tahun. Kalau dibuka selimut kegaiban yang diselimutkan pada tubuhnya oleh bangsanya, maka berdirilah dimuka kita satu manusia yang mesti mendapat kehormatan dari bangsa dan masa manapun juga, Nabi Musa.




Seroang yang berusia tinggi ! Sudah tentu dia mesti cerdik pandai. Tiada saja cerdik dan lebih pandai dari mereka dibawah pimpinannya, tetapi ia mesti lebih cerdik pandai dari pemimpin balatentara, yang mengejarnya. Sudah tentu ia mesti lebih dipercaya oelh semua suku yang cerai-berai, yang sering saling bertingkah dan berselisih, yang sering putus asa dan dalam ketakutan dahsyat. Perempuan, lelaki, tua dan muda, kuat dan lemah dengan




bermacam-macam adat dan paham Cuma bisa dipercaya dan ikut perintahnya Nabi Musa, kalau ia lebih dari mereka dalam segala-gala : watak, kecerdasan, keberanian dan




ketunggangan hati.




Belum lama berselang dair bangsa Eropa, yang berkebudayaan tinggi dalam saya upaya melepaskan diri dari ikatannya semboyan yang melisterik jutaan bangsanya, Ein Volk, Eine




Sprache, Ein Fuchrer (Satu Bangsa, Satu Bahasa dan Satu Pimpinan) Russia sudah lama




mempunyai Diktatur, malah Negara Demokratispun seperti Amerika dan Inggris dalam masa perang ini sebetulnya dibawah pimpinan Fuchrer Roosevelt dan Fuchrer Churchill pula.




Pada sejarah Yahudi dimasa Negara itu belum ada, dan mesti direbut dari bangsa lain dengan persatuan teguh, atas nama Yang Maha Kuasa, tak heran hasrat rakyat melakukan :




Satu Tuhan, Satu Bangsa dan Satu Pimpinan pula. Tuhan Esa yang menjanjikan Negara Baru pada bani Israel itu, yang tentu mesti direbut dengan kepercayaan bulat satu dan persatuan




kokoh kuat diantara beberapa suku cerai-berai itu, ialah Yahua. Pemimpin yang tahu maksudnya Yang Esa itu, yang kalau perlu bisa berjumpa dengan Dia, oleh sebab itu bisa




mempersatukan bermacam-macam suku itu, ialah Nabi Musa. Atas kepercayaan pada satu




Tuhan, Yahua, maka di semenanjung Sinai semua suku bani Israel itu dipersatukan oleh Nabi




Musa. Keperluan buat bersatu, menentan bermacam-macam kesusuahan itu membutuhkan persatuan kepercayaan, pada Satu Tuhan, Yahua. Persatuan beberapa suku bani Israel itu dan ke Satuan Tuhan, adalah erat sekali seluk-beluknya.




Fir’aun dan tentaranya ditenggelamkan Yahua di Laut Merah. Bani Israel sekarang megembara dipesisir Timur Laut Merah disemenanjung Sinai. Pengembaraan yang pulah




tahun itu menukar manusia bersifat penakut menjadi pemberani. Nama Israel itu artinya juga




pahlawan Tuhan. Atas pertolongan Yahua, mereka menang dari tentara Fir’aun bukan ? Lebih kurang pada tahun 1220 sebelum Nabi Isa, bani Israel, Pahlawan Tuhan, menyerbu Palestina, dari Timur dan Selatan. Akhirnya lk 1000 tahun sebelum Nabi Isa mereka bisa merebut pegunungan dekat Palestina, tetapi tiada bisa menaklukan Negara dipesisir. Juga kota yang besar seperti Yarusalem, Hegidda, Besan dsb belum lagi dapat ditaklukan. Pertaruan










yang seru sengit dengan bangsa Kanaan, bangsa Filister dari pesisir dan bangsa Badui terus-menerus saja berlaku.




Setelah Nabi Musa meninggal, maka "persatuan” Agama dibawah Satu Pimpinan menghadapi musuh yang banyak dan kuat tadi, tentulah tak kurang dirasa perlunya dari yang




sudah-sudah.




Pahlawan Tuhan, Bani Israel, sekarang tiada lagi bangsa penggembala semata-mata, atau penggembara semata-mata ! Pemimpin Tunggalnya tiada lagi kerjanya semata-mata buat




mencari jalan digunung atau gurun pasri atau pemuja Yahua seperti pada masa Nabi Musa.




Bani Israel sekarang sudah menjadi penakluk perebut Negara Baru, menjadi tani, penggembala, dan serdadu. Sekarang satu pemimpin Tungal perlu buat menyelenggarakan pertanian, penggembalaan, pertukangan danperniagaan. Perlu buat menyelenggarakan kepolisian, kehakiman dan kemiliteran. Perlu buat menyelenggarakan politik dan diplomasi buat ketentraman terhadap kedalam dan keluar Negara.




Pemimpin Tunggal yang berkuasa dalam perkara Ekonomi, Politik dan Diplomasi itu biasany akita namai Raja. Teapi kerajaan itu boleh Bani Israel, Pahlawan Tuhan, diperoleh




sebagai hasil baik, upah dari kepercayaan pada ke-Esaan Tuhan, pada Yahua, sebagai hasil




peperangan atas namanya Tuhan. Raja semacam itu, tiada saja berkuasa menyelenggarakan perkara keduniaan, tetapi juga perkara akhirat ; memuji dan memuja Yahua. Pemerintahan semacam iut dinamai Theocracy, Pemerintahannya Tuhan. Ketungalan pimpinan atas perkara dunia dan akhirat itu terbayang terang benderang pada ketunggalannya ke-Esaannya Tuhan, Yahua. Kekuasaan tentang dunia dan akhirat itu sudah dipegang oleh Raja Saul. Teapi Raja Nabi Daud, lebih banyak berperang lebih banyak pula menang. Hidupnya Raja Nabi Daud seolah-olah buat berperang. Daerah Pemerintahaannya tidak saja meliputi sukunya sendiri, ialah suku Yuda, tetapi juga seluruh Kerajaan Saul almarhum. Selainnya dari pada itu, Nabi Raja Daud menaklukan bangsa Filister dan bangsa Kanaan. Perselisihan diantara keluarganya berhenti, sesduah ia memilih anaknya Nabi (Raja) Sulaiman sebagai penggantinya. Nabi (Raja) Sulaiman yang kita kagumi kecerdikannya mengembangakn kerajaannya, terutama dengan jalan perkawinan dan perjanjian. Egypte digabungkan dengan kerajaannya dengan mengawini putri Fir’aun. Dengan perjanjian (diplomasi) Tyrus juga bersekutu dengan Kerajaan Salomon. Dengan mengirimkan kapal ke Tanah Emas (?) Nabi (Raja) Sulaiman menempuh perniagaan dan politik dunia.




Tiadalah mengherankan, kalau Nabi (Raja) Daud dan Rakyatnya mufakat dengan tunggalnya Tuhan yang menguasai seluruhnya Alam. Karea Tuhan itu tidak berbantahan




dengan dirinya sebagai Nabi Raja yang Tunggal pula menguasai perkara Dunia dan Akhirat.




Cocok dengan massa dan murba, cocok dengan tempo dan tempat, puteranya Nabi (Raja)




Daud yakni Nabi (Raja) Sulaiman, mendirikan gereja Yahua pada tahun 945 sebelum Nabi Isa di Yerusalem. Gereja ini penuh dengan segala keindahan.




Tetapi sebagai sumai dari pada 700 permaisuri dan 300 gundik dari bermacam-macam




Negara, dia tak boleh monopoli semua kepercayaan dan memaksa Sang permaisuri memeluk kepercayaan yang dipusakakan oleh Nabi Ibrahim, Musa, dan Daud kepadanya seperti dia




dikelilingi oleh ratusan permaisurinya dair bermacam-macam agama itu, begitulah pula gereja




Yahua, dikelilingi oleh ratusan permaisurinya dair bermacam-macam agama itu, begitulah pula gereja Yahua, dikelilingi oleh penuh rumah berhala buat Dewa permaisurinya.




Buat melayani ratusan permaisuri itu buat kawin dan pesta selamatan berkali-kali dan




mahal itu, buat mendirikan gedung yang indah permai, rakyat dibawah Nabi Raja Sulaiman mesti memikul pajak yang berat sekali. Kecerdikan dan tangan kerasnya bisa memadamkan




rasa pemberontakan. Tetapi sesudah ia meninggal,kerajaannya pecah belah. Pada tahun 921




sebelum Nabi Isa kita saksikan 2 kerajaan, Yuda dan Israel. Pada beberapa abad beriktunya kita menyaksikan sengketa dan peperangan saudara diantara dua kerajaan itu. Demikianlah yang satu melemahkan yang lain setahun demi setahun. Sampai kita akhinrya melihat Pahlawan Tuhan kalah perang dengan Kerajaan Babylonia dan diangkut ke Babylonia dari tahun 597 sampai tahun 586 sebelum Nabi Isa.




Kepercayaan pada kekuasaan Tuhan, pada Yahua, tiadalah berkurang, malah bertambah-tambah. Bukanlah persatuan suku sisa atas kekuasaan Tuhan, Yahua, yang




melepaskan Bani Israel dari telapak kaki Fir’aun ?




Bukanlah persatuan dan kekuasaan Yahua, yang melahirkan Nabi Raja Daud dan Sulaiman dan Kerajaannya, dan mengikat bermacam-macam bangsa dan Negara yang dipuji dan dipuja seluruh Dunia ?




Ke-Esaan tidak bersalah ! Ke-Esaan bangsa Yahudi mesti diperkokoh. Ke-Esaan itu tentu perlu, malah lebih perlu lagi disertai ke-Esaan Tuhan. Di Babylonia, ditempat pembuangan




itu, tak ada lagi Raja dari Bani Israel atau Bani Yuda, yangbsia mempersatukan Rakyat




dengan Polisi atau Tentara. Persatuan sekarnag Cuma bisa diperoleh dengan jalan bathin :










persatuan kepercayaan. Kepercayaan itu banyak berhubungan dengan Bani Yuda, sebab itu kita sekarnag emmakai nama Yahudi.




Kepercayaan Yahudi sesudah pembuangan tentulah mendapat perpaduan dan sepuhan dengan kepercayaan dan pengetahuan lain. Bangsa Yahudi berbalik ke Palestina buat tinggal




beberapa abad, sampai pada masa mereka cerai-berai diseluruh Dunia seperti sekarang. Dalam perjalanan lebih dari 2000 tahun dibelakang ini, maka agama Yahudi dipengaruhi oleh




filsafatnya Yunani Islam, Nasrani dan Rasionalisme. Demikianlah sekarang kita memperoleh sari pengertian agama Yahudi itu. Sari itu tentu berlainan dengan sari dijaman mudanya. Der




Grosse Brockhaus mengikchisarkan sari pengertian sekarang, dengan : 1. Kepercayaan pada




Tuhan yang Esa, yang tida berbadan, melainkan semata-mata terdiri dari Rohani ; 2. Alam




Raya ini ialah bikinan Yang Esa itu ; 3. Tuhan Yang Esa itu ialah Bapak Sekalian Manusia ;




4. Yang Esa itu sudah mengumumkan KemauanNya dengan FirmanNya ; Dasarnya pembikin




Tuhan itu ialah : 1. Manusia merdeka memilih yang buruk dan yang baik. 2. Tuhan itu ialha pembikin Undang dan Penghukuman ; 3. Maksudnya manusia ialah Negara Akhirat menurut Messiah (Mahdi). Negara ini penuh kasih sayang, keadilan serta, perdamaian. Amnusai mesti kerja untuk mendapat nafkahnya ; 4. Tuhan memilih Bani Israel mengambangkan FirmanNya,




5. Dunia Fana ini akan berakhir pada Dunia Baka.










AGAMA NASRANI. a.




Ysus Nazarenus Rex Yodiorum, Yses dari Nazareth Rajanya Yahudi.




Agaa Nasrani ialah agama dikembangkan oleh Yesus dari Nazareth yang kita namai Nabi




Isa. Kita sebut juga agama Kristen ialah agamanya Kristus. Menurut Encyclopaedy Brittanica, maka Crist itu artinya Mahdi yang dimaksudkan oleh pujaan (prophecy)nya Yahudi atau Raja




atas kemauan Tuhan. Menurut Der Grosse Brockhaus, maka Kristus itu artinya penebus dosa




manusia, penjelmaan Tuhan sendiri (Die Offenbarung Gottes).




Susah sekali kalau tidak mustahil memberi definisinya agama Nasrani, mesti cari pada bermacam-macam Mahzabnya (sects) ; buat Orthodox Kristen (Kolot) tulisan dan lisan Kitab




Injil mesti diambil bulat dan mentah begitu saja. Satu pusat atau kata saja kalau disangksikan,




maka sarinya sama dengan menyangsikan seluruhnya Kitab Injin dan seterusnya sama dengan menyangsika adanya Tuhan. Jadi kata ayat dan pasal yang enyatakan bahwa Nabi Isa itu




Anak-Nya Tuhan, bisa menyembuhkan semua penyakit dan menghidupkan yang mati, bisa terbang dan berjalan diatas air, hidup kembali sesudah mati berjumpa dengan pengikutny,




semuanya ini buat Kristen Orthodoz bukan kiasan, melainkan bukti, bulat mentah. Jadi pemandangan yang memperhubungkan Nabi Isa dengan Masyarakat Yahudi,




memperhubungkan Agama dan Pahamnya Nabi Isa dengan Agam dan Ciptaan atau Idaman Yahudi, pemandangan yang mengaku bisa adanya pengaruh pada dan perubahan dalam agama Kristen itu mesti ditolak mentah-mentah pula. Nabi Isa menrutu mereka, ialah Anak Tuhan,




yang dikirimkanNya kedunia fana ini, sebagai janjiNya pada Bani Israel, buat penebus dosa manusia. Sifatnya dan kodratnya Nabi Isa menurut paham itu tentulah sifat dan kodratnya




Tuhan. Disini kegaiban Nabi Isa dipulangkan pada ke-Tuhanan dan sebaliknya kegaiban




Tuhan itulah yang dijelmakan oleh kegaiban Isa. Kristen semacam ini terdiri dari Kristen




Timur (Russia) dan Kahtolik Roma, pendeknya dari sebagian besar dari pengikut agama Nasrani, akan bersoal jawab dnegan Kristen semacam ini yang juga besar pengaruhnya di Indonesia tentulah akan memberikan haisl yang dikehendaki saudara kita di Toba Batak atau di Borneo Dayak ataupun di Papua yang mengikut agama Nasrani itu. Juga pertama tiada mengutamakan akal, Logika, Dialektika dan Bukti. Ditengah masyarakat Islam tuan Pendeta, walaupun dibelakangnya ada meriam dan tank dan diatas kepalanya ada payung pelindung




mereka ialah garuda Imperialisme, tiada bisa mengembangkan sayap atau kukunya. Lebih dari




1300 tahun Muhammad sudah menyanggah ke-Tuhanan Isa ; dengan begitu ia sanggah




ke-Isaan Tuhan. Bertentangan dengan kristen kolot pada Masyarakat Borjuis Barat juga pad apihak Kanan sekali kita dapati di Zaman ini seorang Ahli filsafat seperti Friederich Nietzsche. Ahli filsfat ini bulat mentah menolak semua barang dan perkakas yang berhubungan dengan Nabi Isa itu. Dianggap seperti satu kelemahan manusia, tetapi bisa menarik dan menjerumuskan. Di Barat Nietzshce dianggap seperti anti-Kristus. Kaum Nazi menganggap Kristus dan agamanya seperti ciptaan dan impian Yudentum.




Materialis dan Atheis walaupun timbul pada masyarakat Barat, yang umumnya Masyarakat Nasrani juga, tentulah sudah diluar batas agama Kristen sama sekali. Hal in tak perlu lagi diuraikan panjang : Diantara Kristen Orthodox bulat mentang dengan Nietxsche Nazi




Anti-Kristus itu tentulah berlusin-lusin pula paham yang melayang. Tiadalah perlu diladeni satu persatu. Cukuplah kalau kita kemukakan, bahwa disini juga berlaku Undang perbedaan




bilangan, akhirnya berubah menjadi perubahan sifat : Dengan begitu mulanya kita sampai




ketingkat dimana ya itu tidak, A = Non A, akhirnya sampai ketingkat "pembatalan










kebatalan”.




Demikianlah perubahan tektnik pada masyarakat Barat sedikit demi sedikit melalui tiga tingkat Undang Dialektika itu, dari Zaman Eropa sebelum Isa, sampai Zaman Feodalisme




Zaman Tengah (476 – 1492), dari Zaman Feodalisme sampai ke Zaman Kapitalisme. Di




zaman Kapitalisme itu berlaku (dari abad ke XV – XVI) samapi sekarang di Eropa Barat, kecuali Rusia) perubahan teknik-ekonomis pada masyarakat Barat itu mengubah susunan sosial politiknya, dan susunan kelas baru menimbulkan jiwa (psycology) menurut Filsafat dan Politik baru pula. Filsafat dan Ilmu politik baru dair kelas baru itu, yakni kelas borjuis




sebelum Revolusi Perancis (1789) dan kelas Proletar itu menantang, merombak dan membinasakan mencerai-beraikan paham Kristen dan politiknya Pendeta dan Raja Kristen (1789) : sesudah tahun 1789 kaum borjuis yang menang itu memakai Pendeta dan agama Kristen sebagai sayap kanan politiknya buat menolak semua tentangan proletar.




Pertama agam jatuh ketangan Khatolik atau Protestan ; dan mazhab Katholik amat rapi organisasinya tentang agama. Tetapi perkara Ekonomi, Politik dan Science boleh dikatakan jatuh ketangan Protestan.




Di Rusiaa pada tahun 1917, perserikatan borjuis, Ningrat Pendeta dihancur luluhkan oleh kaum Proletar dibawah pimpinan Partai Bolsyewik atas oboran Materialisme Dialektis.




Demikianlah cocok dengan majunya teknik, ekonomi, masyarakat, filsafat dan politik




Barat, selangkah demi selangkah agama Nabi Isa dari kegaiban bulat mentah pada permulaan Zaman Tengah di Barat dalam garis besarnya bertukar menjadi setengah gaib, setengah nyata, seperti dianjurkan oleh Thomas, kramat masa Scholastic (orang sekolah).




Perubahan itu berlaku terus-menerus sampai ketingkat Protestan (Luhter dan Calvin pada abad ke XVI). Umumnya mengakui bahwa hakekatnya agama Kristen itu, tiada bisa




disyahkan dengan Logika ; mereka ahli filsafat Protestan ini mendapat selimut pada perkataan




: a-logis (= tak logis). Filsafat Idealismenya Jerman menyesuaikan agama Kristen dengan kerohaniannya itu dnegan "moderner Kultur”. Kita berjumpakan ahli filsfaat seperti Herder, Schleiermacher, Kant dan Hegel. Kegagahan Kant dan Hegel yang termasyhur di dunia ini, sudah lebih dari cukup ditunjukkan pada permulaan buku ini. Kita tahu, bahwa percobaan Hegel, yang tergelar Raja Filsafat itu menjadi alat adanya Filsafat yang bertentangan ialah Materialisme Dialektis, yang bertubuh pada Marx dan Engels.




Di Russia Lama, teknik dan ekonmi itu tak semaju di Barat. Disana politik dan agama, Pemerintah dan Gereja itu, tak sampai berpisah. Disana Politik dan Agama ditambah dengan kegaiban Timur, serta kebudayaan Timur, dipadu menjadi satu dan dibandingkan dengan Csar, ialah wakil Tuhannya orang Rus-Lama didunia ini. Berpisahan Pemerintah dan Agam itu di Barat, menyediakan perkakas buat kaum borjuis buat membagi pekerjaan, penantang desakan politik dan filsafat kaum buruh. Division of Labour (pembagian kerja0 semacam itu menambah kekuatan borjuis Barat. Pemborongan (monopoli) agama, politik dan kebudyaaan oleh Csar itu membawa pemborongan semua kodratnya kelas baru yang ditunjukkan pula kepada kekuasaan Csar yang sempurna atas segala-gala, membawa jatuhnya sempurna dalam segala-gala. Kebulat mentahnya kegaiban di Russia digantikan dengan kebulat mentahnya Materialisme Dialektis. Demikianlah pendeknya sifat dan sejarahnya Agama Kristen setelah masuk di Eropa Barat melalui Kerajaan Romawi, masuk di Eropa Timur melalui Constantinopel Zaman Nasrani (Sebelum Turki Islam). Sebelumnya agama Kristen masuk ke Eropa Timur dan Barat itu dia mempunyai sejarah pula pada Negara asalnya, ialah Palestina. Disini pengikutnya bukan Susunan ARIA, melainkan bangsa Yahudi.




Pemandangan yang luas dan dalam, yang berobor Materialisme, boleh didapat dalam bahasa Inggrisnya "Foundation of Cristianity”. Buku ini tebal, dikarang oleh Karl Kautsky. Pengarang ini ialah seorang Sosialis Jerman, boleh dibilang Ulama Besarnya Internasional ke II, kira-kira seperempat abad (1889 – 1917) Karl Kautsky memegang piminan tentang Teori Sosialisme dan menerima pengakuan dari kaum buruh, dunia terutama yang tergabung oleh Internasionale ke II itu. Turun derajat dan akhirnya jatuhnya internasionale ke II dari singasananya, disampingi oleh naik derajatnya Internasionale ke III, sesudah Revolusi Komunis di Rusia (1917) bersamaan dengan turun derajat dan jatuhnya Kautsky serta naik derajatnya Lenin, Wladimir Ulyanoff, Polemiek peperangan pena Lenin – Kautsky




seru-sengit, tetapi bergemilang, seperti dua bintang bertemur. Perbedaan mereka nyata pada paham tentang Diktator Proletar. Lenin dibenarkan oleh sejarah. Teapi pada masa Kautsky




menjadi Ulama besar itu kelemahannya dalam Dialektika belum begitu terang, kekurangan




tajam matanya terhadap pertentangan kelas di Jerman belumlah memberi akibat yang buruk. Sebab memang pada tahun 1889 – 1917 itu Proletar Jerman terkhususnya ada dalam kedudukan yang tinggi sekali, baik dalam ekonomi maupun politik. Tetapi sesudah peperangan dunia (1914 – 1918) kelemahan Kautsky dalam Dialektika mendatangkan akibat jahanam.










Walaupun begitu, tentulah Kautsky, seperti dahulu saya tahu di Russia Merah sendiri dianggap sebagai salah seorang yang pernah berjasa pada kaum buruh dunia "Foundation of Christianity” tadi ditulis, kalau saya tak lupa, ketika Kautsky masih dipuncak kehormatan. Mesti diperangtkan pula bahwa masyarakat pada permulaan agama Kristen itu belum lagi bisa memajukan Diktatornya Proletar. Boleh jadi kalau sekarang sekali lagi saya baca buku itu, saya bisa melihat kelemahan dalam hal Kautsky menguraikan pertentangan kelas. Tetapi saya tidak ingat kelemahan itu. Boleh jadi juga sebab sudah lebih dari 15 tahun lampau saya membacanya. Sebab saya tak tahu lain buku tentang agama Kristen, yang lebih Scientific (menurut Ilmu Bukti) maka pembaca saya persilahkan membaca "Foundation of Chistianity” itu.




Cara Kutsky menerangkan sesuatu perkara, bentuk mengarang dan kata yang dipakainya memang susah dicari taranya.




Ditempat saya sekarnag tak ada buku Kautsky itu. Tetapi kalau saya tak silap garis merah besar, yang dikemukakan Kautsky (berlainan dengan 1001 buku Feodal atau borjuis tentang




agama Kristen itu) ialah :




Yesus Christus, Isa anak Tuhan itu, kalau betul ada orang yang sebenarnya, seorang




Revolusioner yang teguh tegap memegang dasarnya sampai palang gantungan dan diatas palang gantungan itu sampai jiwanya melayang. Keteguhan hatinya itu mengagumkan musuh dan menyemangati kawannya. Dia lahir didaerah Galilea, ialah satu saerah yang masyhur sebagai sarang pemberontak yang tunggang. Bangsa Yahudi pada masa lahirnya takluk pada Maharaja Romawi. Bangsa mereka dibawha pimpinan Rabbi (pendeta Yahudi).




1.




Pengikutnya Nabi Isa pada masa hidup dan pada permulaan timbulnya kaum Kristen itu terdiri dari yang Tak Berpunya dikota – kota besar dan kampung. Mereka hidup secara




socialistis komunis, tak mengakui hak milik perseorangan dan dianggap sebagai




perkumpulan terlarang oleh Pemerintah Romawi. Kalau diketahui maka hukumannya ialah hukuman mati dengan siksaan yang kejam sekali.




2.




Setelah lama kelamaan orang yang berpunya memasuki kumpulan rahasia Kristen itu, maka semangat Kristen yang mula-mulanya nyata revolusioner dan sosialistis itu bertukar




menjadi kompromistis individualistis. Tawar-menawar dalam politik dan hak diri sendiri




tentang harta benda.




3.




Akhirnya dalam pemilihan menjadi Keizer (Maha Raja) Constantin Besar mencari dan mendapat sokongan dari kaum Kristen. Dia menang dalam pemilihan itu, dan sebagai pembalas jasanya kaum Kristen, maka Constantin Besar mengakui agama Kristen (pada tahun 313) sebagai agama resmi (disayhkan oleh Undang-undang). Dnegan pengakuan syahnya agama Kristen dan pemasukan kaum Kristen oleh yang berpunya dan yang berkuasa itu, lambat laun matilah semangat revolusioner dan sosialsitis seperti terdapat pada masa Nabi Isa dan pada permulaan berdirinya agama Kristen.




4.




Demikianlah Karl Kautsky !




Sekarnag pengabaran saya dengan segala sederhana. Dimuka saya ada Kitab Injil tetapi




Kitab Injil tiadalah memberi keterangan yang nyata langsung dan teratur tentang Masyarakat, Politik, Ekonomi, serta Pesawat Yahudi ketika Nabi Isa hidup. Yang barangkali pasti dan




akan saya kemukakan disini hanyalah sekadarnya saja. Dalam lebih dari 1000 tahun




sebelumnya Nabi Isa, maka bangsa Yahudi dan bangsa pengembara di pegunungan dan gurun pasir mencapai kekuasaan yang tinggi sekali, tidak saja mereka mendirikan Kerajaan yang kokoh kuat serta menaklukkan beberapa Negeri dikelilingnya. Dibawah pimpinan Raja Nabi Daud dan Sulaiman, bangsa Yahudi terkenal diempat penjuru Alam sebagai Negara yang unggul.




Dari singgasana yang tinggi itu kemudian mereka jatuh kelembah perhambaan di




Babylonia. Kemudian mereka dikembalikan pula ke Palestina. Disini mereka ditaklukan oleh Yunani dan akhinrya oleh Romawi. Pada masa Nabi Isa, Paletina ini ialah satu Provinsi, daerah jajahan Rumawi. Tetapi dalam perkara agama serta adat-istiadat bangsa Yahudi pada masa itu dipimpin oleh seorang Rabbi (Pendeta Yahudi). Ongkos buat melayani Gerjea dan Rabbinya itu serta membayar ongkos perangnya tuan Rumawi yang tak putus-putusnya tentulah banyak sekali. Sebagian besar dari ongkos perang Rumawi dan semuanya ongkos Gereja mesti dipikul oleh Rakyat Yahudi dengan jalan pajak. Tuhan Yang Esa, yang tidak lemah-lembut, melainkan yang membalas pencabutan mata, dengan mencbut mata pula, "sipenggigit digigit – (oong om oog, tand om tand), cocok dengan hidupnya pemimpin










tunggal, seperti Nabi Musa dan Daud dalam perjuangan yang seru sengit tak putusnya. Tuhan yang bersifat "sipenggigit digigit” itu sudah bertukar sifat, apabila bangsa Yahudi sampai ketingkat sejarah Nabi (Raja) Sulaiman, mata terbelalak dan mulut menyenggigit itu tak jijik lagi dengan lingkungan dalam mahligai Nabi atau Raja Sulaiman. Seribu permaisuri dari berbagai-bagai bangsa, puteri yang terpelajar cantik molek dan beragama




bermacam-macam pula tiada patut dibelakangi dan disenggigiti.




Lagi pula dengan bercampur gaulan dengan pemikir dan beberapa bangsa yang musafir ke Mahligai yang masyhur itu tentu menambah luas dan dalamnya pemandangan seseorang seperti Nabi atau Raja Sulaiman.




Kompromis dengan pemikir Tuan Negeri dan Sang Permaisuri dalam Mahligai itu mesti terbayang pula diluar. Disekililing serambi gereja Yahudi beberapa macam rumah berhala




dengan dewanya didirikan.




Ketika dibuang di Babylonia, negara yang mempunyai kebudayaan tinggi pula tentulah ke-Esaan Tuhan dan sifat sipenggigit digigit yang sudah dijadikan hamba oleh seribu permaisuri dari bermacam-macam bangsa dan agama, tentulah mendapat bahan baru pula. Tak mengherankan sesudah bangsa Yahudi pulang dari pembuangan ke Palestina, sifatnya Tuhan itu kalau tidak, banyaknya Tuhan sudah berubah.




Bagaimana juga lakonnya perubahan sifat Tuhan itu dari masa Nabi Ibrahim sampai kemasa Nabi Isa, pada permulaan tarich Masehi ini Tuhan itu sudah tak kepunyaan Yahudi




semata-mata lagi. Pada sabdanya Nabi Isa, sifat baru itu sudah nyata sekali. Nabi Isa yang




langsung menentang kaum Rabbi juga menentang pahamnya kaum Rabbi tentang agama. Dalam sabda di Gunung Sermon on the mountain, (bergrede), ialah kuncinya agama Kristen, Nabi Isa menganjurkan supaya jahat jangan dibalas dengan jahat pula, melainkan




kalau orang memukul pipi kananmu, maka berikanlah pipi kiri, kalau ornag memaksa engkau berjalan 1 mil, ikutlah dia dua mil jauhnya. Nabi Isa mengichtiarkan pelajarannya dengan




maha kasih pada Tuhan dan kasih pada sesama manusia, seperti diri sendiri. Nabi Isa datang




dari seorang pemberontak daerah Galilea, disambut oleh Rakyat Jelata dikota Yeruzalem dengan hosanna (Hidup !) turunan Nabi atau Raja Daud. Dalam Kitab Injil kita baca Nabi Isa mengobati semua penyakit dengan mantera saja, menyihir roti dari tujuh potong menjadi ribuan dsb. Sihir dan kegaiban itu tak masuk kedalam daerah Madilog, yang nyata disini bahwa kemana Nabi Isa pergi, diikuti dan disambut oleh Rakyat mskin dengan ombak gembira dan hati penuh pengharapan.




Bisakah dan maukah Nabi Isa mengadakan perlawanan dengan senjata ? Mau atau tidaknya tak muda dijawab, karena pertentangan antara beberapa sabdanya Nabi Isa kepada muridnya. Pada satu pihak disabdakan, bahwa ia tidak datang buat perdamaian, melainkan dengan pedang. Pada lain pihak disabdakdan bahwa yang emmakai pedang itu akan tertikam oleh pedangnya sendiri.




Tetapi sari pelajarannya ialah maha kasih pada Tuhan (Bapak) dan kasih pada sesama manusia. Tiada mengherankan !




Perlawanan dengan senjata terhadap Partai Rabi yang dilindungi oleh Kerajaan Romawi yang sedang naik Mataharinya, yang muda remaja, kuat kokoh itu, mesti sia-sia belaka.




Tidak mustahil terpendam dalam hati sanubarinya ada maksud memerdekakan bangsanya dengan senjata, tetapi selama pengikutnya yang didapatnya dalam propaganda lk 18 bulan itu




masih begitu sedikit, maka maksudnya itu seandainya ada mesti disimpannya untuk sementara. Program yang penting dan pertama mesti dijalankan ialah mengasihani Bapak di




Langit dan mengasihani manusia seperti anaknya Bapak di Langit. Nabi Isa tiadalah bermakna seperti yang diartikan oleh Ahli Filsafatatau Rabbi. Nabi Isa juga tiada memakai Logika atau




Dialektika. Maknanya Tuhan buat dia ialah makna yang bisa dimengerti oleh simiskin ramai yang bukan keluaran Sekolah Tinggi itu. Tuhan sebagai bapak, yang adil, pengasih dan




penyayang ini dengan dia sendiri sebagai anaknya Tuhan, itulah yang mestinya menjadi ikatan persatuan yang terutama. Nabi Isa lebih dahul menyuruh mencari Kerajaan Tuhan dan




KeadilanNya. Sesudah itu makanan dan minuman serta pakaian itu akan didatangkan Tuhan sendirinya. Cuma yang tak bertukar yang mencari benda semacam itu. Demikianlah sabdanya.




(Sudah tentu madilog bersikap sebaliknya. Makanan dan pakain itu lebih dahulu. Baru keadilan dan kasih syang pada sesama manusia itu bisa timbul, tumbuh turut-menurut).




Tetapi kasih sayang ialah sifatnya Tuhan, sebagai tali pengikat kaum Kristen itu tiadalah lagi tampak kalau kita dengarkan Nabi Isa bersabda menantang partai Rabbi penindis




langsung bangsanya dan perkakas bathinnya Kerajaan Rumawi. Agitator Revolusioner macam apapun tak bisa memperbaiki ketajaman dan racunnya kiasan serta sindiran, celaan dan cacian




yang ditujukan pada para Rabbi. Nabbi Isa menanyakan pada pendengarnya : Manakah yang lebih, emas ataukah gereja yang memuja emas itu. Dinasehatkannya supaya mendengarkan




dan melakukan apa yang dikatakan oleh Rabbi tiu, karena merekalah yang menduduki










kursinya Nabi Musa. Tetapi janganlah dilakukan apa yang mereka lakukan, karena mereka




Cuma pandai berkata, tetapi tiada mau melakukan apa yang dikatannya itu.




Awas engkau, hai alim ulama, munafik engkau pemimpin edan dan buta ular dan keturunan ular berludak (sendok), mustahillah akan bisa luput dari api Neraka ! Demikianlah sikap pengasih penyayang terhadap Rakyat miskin tadi, bertukar menjadi sikap galak dan tajam beracun menentang partai Rabbi, musuh nomor satu.




Pada masa Nabi Isa pun sudah ada agnet provocature (tengkulak penjerat). Mereka bertanya pada Nabi Isa : "Apakah baik kalau dibayar pajak pada Maha Raja di Rumawi ?”Nabi Isa yang membaca sanubari mereka menjawab dengan cerdik : "Kasihkanlah kepada Maha Raja,




haknya Maha Raja itu dan berikan pada Tuhan, haknya Tuhan itu”.




Walaupun akibatnya pelajaran nabi Isa bertentangan dengan Maha Raja Rumawi, tetapi Nabi Isa tentu juga mengerti bahwa salahlah sikap yang emnimbulkan musuh pada dua barisan (fighting on two fronts). Kekuatan yang pertama mesti dipusat dahulu pada partai Rabbi, partai yang dia anggap menghisap langsung dan penghianat bangsa Yahudi.




Partai Rabbi juga maklum dalam hal ini. Mereka iri hati melihat naiknya penganut Nabi Isa diantara Rakyat miskin. Rapat ulama (Sanhedrin) diadakan. Rapat memutuskan akan menangkap Nabi Isa. Dia ditangkap sesduah dikhianati oleh Yudas Es Kasiot, salah satu pengikutnya. Pengikut yang lain mau mengangkat senjata ketika Nabi Isa ditangkap. Tetapi nabi Isa mencegah dengan sabda : "Siapa yang memakai senjata akan dibinasakan oleh senjata juga”. Nabi Isa dibawa kerapat Rabbi yang sibuk memikirkan tuduhan palsu terhadap nabi Isa. Dimuka Rapat Rabbi, Nabi Isa oleh Imam Besar ditanya, apakah dia mengakui bahwa dia




betul Anak Tuhan. Nabi Isa akui terus terang. Pengakuan ini dianggap sebagai penghinaan




(penghujatan, godslatering) atas Dirinya Tuhan. Atas pengakuan ini, Imam Besar memutuskan bahwa Nabi Isa mesti dihukum mati.




Nabi Isa diikat atas perintah Rabbi dan diserahkan pada Pontius Pilatus, wakil Kerjaan




Rumawi. Nabi Isa tiada menjawab tuduhan Rabbi. Tetapi pertanyaan Pontius Pilatus : Apakah betul Isa mengaku, bahwa dia Raja Yahudi ? Nabi Isa mengaku pula terus terang.




Pada hari itu lazim dilepaskan seorang hukuman. Apabila Pilatius bertanya kepada para




Rabbi, siapakah yang ia mesti lepaskan, Isa atau seorang jahat bernama Barabas, maka para Rabbi meminta supaya Barabas, penjahat dibebaskan, dan mendesak supaya Isa dipaku dipalang gantungan. Pontius terpaksa membenarkan, dengan perkataan bahwa dia taida mengandung dosa terhadap Nabi Isa.




Orang ramai dihasut oleh para Rabbi. Diatas kepala Nabi Isa dilingkarkan "Mahkota duri”. Ditangannya ditaruh tongkat sebagai ejekan. Orang Ramai yang terhasut itu berlutut dimuka Nabi Isa yang bertongkat dan bermahkota duri itu, sambil berkata "Sembah simpuh, o, Raja Yahudi”. Tiadalah dilupakan oleh ramai meludahi "Raja Yahudi” itu. Inilah akhinrya, tepuk sorak dan pujian : "Hidup turunan Nabi Daud”.




Sikap Nabi Isa dimuka Hakim, ditengah-tengah ocehan, caci maki ramai dan diatas palang gantung, terus terang mengaku dan teguh tegap memegang azasnya sampai nafasnya terakhir menajaibkan dan menaklukkan kawan lawan.




Walaupun kepercayaan bahwa Nabi Isa hidup kembali dan memberi amanat kembali




kepada pengikutnya ada diluar daerah Madilog, tetapi logis dan sepatutnyalah, azas dan sikap




Nabi Isa terus hidup kekal.




Azasnya Nabi Isa kalau boleh dengan kasar ringkas saya gambarkan ialah : "Komunisme sederhana”. Komunisme sederhana ini betul-betul dijalankan oleh kaum Kristen sebelum mereka dimasuki dan pikirannya dipaksakan oleh kaum Berpunya dan Berkuasa. Sikapnya nabi Isa ialah sikap Maha Pencipta dan Maha Satria.




Di "Kitab Suci” pun bisa kita saksikan, bahwa Nabi Isa, selalu didapati diantarai ramai, miskin, diantara orang melarat, hina dina, sakit gila. Emreka inilah buat Nabi Isa yang sebenarnya calon buat Negara 1000 tahun "mellenium”yang akan datang di Bumi kita ini. Yang penuh dengan keadilan dan cinta kasih sayang. "Lebih mudah buat seekr unta masuk kelubang jarum daripad abuat seorang kaya masuk kesurga”, sabda nabi Isa ini menunjukkan, bahw aorang kaya itu diluar partainya partai Rabbi, perkakas kerajaan Rumawi yang hidup dengan sukaria dan gila hormat dan pujian itu, ialah musuh mutlaknya dan langsung menjadi sebab matinya Nabi Isa.




Pada permulaan Tarich Masehi ini, kita belum lagi mempunyai perindustrian, kemesinan, pabrik yang bisa mengikat Yang Tak Berpunya itu dalam satu kumulan, dengan tuntutan ekonomi Berpunya itu dalam satu kumpulan, dengan tuntuntan ekonomi atau politik. Nabi Isa memakai idaman Rakyat Jelata pada masa itu ! Idalam itu tergambar pada agama Yahudi, ialah kepercayaan datangany "Negara 1000 tahun” yang suci itu, bersamaan dengan turunnya




satu almaseh, Mahdi. Tiada berada bedanya kepercayaan Rakyat Yahudi pada masa itu dengan kepercayaan Rakyat kita di Jawa Tengah pada kedatangan Ratu Adil. Makin mendalam










kemelaratan, makin keras pengaruhnya kepercayaan itu di sanubari Rakyat. Pemimpin yang jujur tahu membangkitkan semangat Rakyat Jelata, serta teguh tangkas sikapnya, mesti Isa berlaku seperti besi berani yang menarik besi lain. Pengaruhnya tak bisa disingkirkan. Pemimpin semacam itulah Nabi Isa, menurut paham saya, dia memenuhi idaman Rakyat Jelata pada masanya.




Idaman semacam itu pada zaman semacam itu hanya tinggal idaman, sebab barang yang nyata buta melaksanakan idaman itu seperti industri model baru, belum ada. Hati gajah tak




bisa sama dilapah. Semua kawan berada dalam kemiskinan, Komunisme pada masa itu Cuma




berlaku dengan hati tugau (kecil) sama dicacah (diraba) saja. Mengadakan perlawanan lahir seperti kaum proletar dimasa Blanwui atau dimasa Lenin tiada akan ada hasilnya karena bendanya, peindustrian modern, belum timbul tunasnya sama sekali. Di zaman nabi Isa kaum komunis mesti melakukan pahamnya sama rasa, sama rata, serta sayang-menyayangi sesama manusia itu, diatas harta kepunyaan yang segala sederhana. Dalam keadaan segala sederhana ini makanan, pakaian dan perumahan dikota dan diesa dimana berada serdadu Rumawi dan kaum Rabbi, pengharapan atas melimpahnya segala-gala, terserah kepada belas kasihan Tuhan di Langit, sebagai bapak yang Maha Sayang yang bersemayam di Langit itulah ! Dia mengirimkan Anak Tunggalnya kedunia fana ini, buat merintis "Negara 1000 tahun” yang penuh dengan keadilan dan cinta kaish sayang itu, buat " Rajanya bangsa Yahudi” Yesus Nazarenus Rex Yodiurum !










ISLAM. b.




Sumber yang saya peroleh buat Agama Islam, inilah sumber hidup. Seperti saya sudah lintaskan lebih dahulu dalam buku ini, saya lahir dalam keluarga Islam yang ta’at. Pada ketika




sejarahnya Islam buat bangsa Indonesia masih boleh dikatakan pagi, diantara keluarga tadi




sudah lahir seorang Alim Ulama, yang sampai sekarang dianggap keramat ! Ibu bapa saya keduanya ta’at dan orang takut kepada Allah dan jalankan sabda Nabi.




Saya saksikan ibu saya sakit menentang malaikat maut menyebut Djuz Yasin berkali-kali dan sebagian besar dari AL Qur’an, diluar kepala. Orang kabarkan bapak saya didapati




pingsan sebelah badannya dalam air. Dia mau menjawat air sembahyang, sedang menjalankan terikat, setelah bangun sadar, dia bilang dia berjumpa dengan saya yang pada waktu itu




dinegeri Belanda. Masih Kecil sekali saya sudah bisa tafsirkan Al Qur’an, dan dijadikan guru muda. Sang Ibu menceritakan Adam dan Hawa dan Nabi Yusuf. Tiada acap diceritakannya




pemuka, piatu Muhammad bin Abdullah, karena entah, karena apa, mata saya terus basah mendengarnya. Bahasa Arab terus sampai sekarang saya anggap sempurna, kaya, merdu jitu




dan mulia. Pengaruhnya pada bahasa Indonesia pada zaman lampau bukan sedikit. Cangkokan bahasan Arab pada bahasa Indonesia baik diteruskan, karena lebih cocok pada lidah kita, asal betul-betul mengadakan pengertian baru, yang tiada terbentuk pada kata Indonesia umum atau




lokal, seperti perkataan akal, fikir dsb. Saya sendiri tiada sempat meneruskan pelajaran bahasa




Arab yang saya pelajari berpuluh tahun yang silam dengan cara surau yang sederhana itu tentulah sekarang sudah melayang sama sekali. Tetapi semua perhubungan dengan Islam dan




Arab dahulu di Eropah, pasti mengambil perhatian saya. Dengan mengikat pinggang lebih




erat, saya ketika di Negeri Belanda membeli sejarah dunia berjilid-jilid salinan bahasa Jerman ke Belanda, karena didalamnya ada sejarah Islam dan Arab dituliskan dengan lebih sempurna dari yang sudah-sudah.




Meskipun banjir ombak asik dalam senubari saja dimasa usia pancaroba dilondong hanyutkan sampai sekarang terus dihilirkan oleh kejadian 1917 perhatian saya tehadap Islam




terus berjalan. Pengertian yang masih saya ingat dari tafsir Qur’an itu, tentulah tiada berarti




lagi. Yang tinggal dibawah lantai kesadaran (subsunciousness) ialah kesan semata-mata. Tetapi terjemahan Qur’an ke daam bahasa Belanda dahulu beberapa kalis aya tamatkan, semua buku dan diktatnya Almarhum Snouck Hurgroaje tentang Islam sudah saya baca. Baru ini di Singapura saya baca lagi terjemahan Islam kebahasa Inggris oleh Sales dan ahli Timur, ialah Maulana Muhammad Ali Almarhum.




Dengan begitu tiadalah pula saya maksudkan bahwa semua sumber itu sudah cukup buat mengobor Islam dan sejarah. Ahli sejarah Barat, Arab dan Tionghoa memang berlipat ganda




lebih bisa dipercayai dari pada Ahli sejarah Hindu. Begitulah sejarah masyarakat dengan




kemajuan pesawat dan ekonominya dibelakangkan kalau tiada dilupakan sama sekali. Jangan pula dilupakan, bahwa sejarah politik yang semacam itu ditunggalkan; tiada berseluk-beluk dan dipelantunkan dnegan sejarah politik, ekonomi, dan kelasnya masyarakat. Jadi sejarah semacam itu, walaupun sejarah politik saja adalah pincang sekali.




Tiada mengherankan kaalu dalam pembacaan, saya tiada mendapati sejarah yang teratur selangkah demi selangkah, tentangan Masyarakat, Politik, Ekonomi, dan Tehnik Arab. Tidak saja sebelum dan ketika Muhammad SAW mengembangkan Agama Islam, tetapi juga










didalam tempo dibelakangnya, lebih dari 1300 tahun sampai sekarang. Tidak saja ditanah Arab tempat asalnya agama Islam dan Negara berkelilingnya, tetapi juga ditempat mengembangnya seperti Siria, Mesir, Spanyol, Irak, Iran, (Mesopotamia), India dan Indonesia. Dalam Negara asalnya Agama Islam tumbuh dan berdahan, mendapat bentuk dan corak baru dan bentuk corak ini tentulah langsung atau menukar mempengaruhi pokok asalnya di Arabia. Teristimwea pula karena semua bangsa dari semua agama acap berkumpul di Mekah.




Sejarah Islam berurat dan diairi oleh masyarakat Politik, Ekonomi dan Pesawat Arab asli




dan akhirnya bertukar bentuk dan corak pada iklim keadaan baru di luar daerah asli, menurut pengetahuan saya masih belum ditulis. Pekerjaan semacam itu bukanlah pekerjaan sembarang




ahli, boleh jadi sekali bukan pekerjaan seorang ahli yang tersambil, melainkan pekerjaan




beberapa ahli yang bergabung dalam tempo yang lama, boleh jadi pula bukti yang berhubungan dnegan beberapa perkara sama sekali tiada bisa diperoleh lagi. Bagaimana juga buku seperti "Foundation of Christianity” buat agama Islam masih belum lahir.




Berhubung dengan keterangan diatas maka sejarah-Islam dalam lebih kurang 1200 tahun sesudahnya Muhammad SAW yakni sejarah yang condong pada politik seperti pengangkatan




Imam baru, menurut dan menurutkan partai Ali atau meneruskan pilihan yang demokratis




seperti pengangkatan Abubakar, Umar, dan Usma; perbedaan mazhabnya Imam Syafi’I, Hanafi, Hambali dan Maliki satu aliran Islam kearah kegaiban (mysticisme) pada satu pihak (Imam Gazali) dan kenyataan (rationalisme), sampai ketiadaannya Tuhan-Tuhan (Atheisme), pada lain pihak (Mutazaliten) ; pergerakan Islam yang baru kita kenal sekarang seperti Wahabi, Muhammadiya dan Ahmadiyah ; semuanya ini mesti diseluk dengan sejarahnya politik, ekonomi, seperti bumi dan pesawat masyarkat Muslimin di Eropah Selatan, Afrika, Asia Barat dan Tengah diluar maksudnya buku ini dan diluar kekuasaan kesempatan saya. Maksud tulisan saya yang ringkas ini tentulah bukan buat pengganti buku yang masih




ditulis itu, maksudnya Cuma buat petunjuk (suggestion). Saya bagaimana juga tak lebih berlaku dari pada itu karena kekurangan bahan bukti, lagi pula pokok perkara yang berhubungan dengan Islam, ialah ke Esaan Tuhan, sudah termasuk boleh dikatakan hampir sama sekali pada tulisan yang baru lalu.




Muhammad SAW mengakui sahnya kitab Yahudi dan Keristen. Muhammad SAW mengakui Tuhannya Nabi Ibrahim dan Musa. Tetapi Tuhannya Nabi Ibrahim dan Musa menurut Muhammad SAW itu mesti dibersihkan dari pemalsuan Yahudi dan Keriten dibelakang hari.




Memang masyarakat Arab asli membutuhkan ke-Esaan pemimpin sekurang-kurangnya sama dengan kebutuhan yang dirasa oleh Nabi Musa dan Daud. Pada Muhammad SAW, bangsa Arab yang terdiri dari beberapa suku, dan menyembah bermacam-macam berhala itu mengharapkan pimpinan. Peperangan saudara yang kejam keji tiada putus-putusnya berlaku. Bangsa Arab teguh tegap, berdarah panas, pada negara yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir dan gunung batu, kurus kering, sejuk tajam dimusim dingin, panas terik dimusim panas, susah geilsah mengadakan nafkah hidup sehari-hari. Perampokan dan pembunuhan adalah pekerjaan lazim sekali. Perniagaan kelain negara dan dalam negarapun mesti dikawal dengan prajurit yang siap sedia menetang musuh ialah penyamun Badui yang rakus garang. Saudagar pada masa itu sama juga dengan serdadu, makin ramai penduduk Arab dan memang sudah ramai, makin sengit seru pertarungan suku dan suku. Makin banyak lelaki yang mati makin banyak pula kelebihan perempuan. Tiada mengherankan kalau mendapat anak perempuan dianggap sebagai malapetaka oleh rumah tangga Arab asli itu, apa lagi rumah tangga yang tak berpunya. Permpuan sudah terlampau banyak dan perempuan pada masyarakat semacam itu bukanlah machluk yang bisa mencari nafkah diluar rumah tangga, melainkan dianggap satu machluk penambah mulut makan. Jadi penambah kemiskinan. Kalau perempuan banyak, dibunuh. Beruntunglah perempuan kalau ada lelaki yang mampu mengawininya mengangkat dia jadi isteri yang ketiga ataupun kesekian puluh.




Ditengah masyarakat semacam itu lahirlah Muhammad bin Abdullah, walaupun sukunya suku kuraisy dianggap suku tertinggi dikota Mekkah, tiadalah ia seorang anak yang




dimanjakan oleh ibu bapa yang mampu. Diamalangatau memang beruntung kematian ibu bapa




menjadi anak piatu dan dipelihara oleh paman Abdul Mutalib. Dari kecil sudah mengenal susah melarat ditengah-tengah masyarakat saling sengketa dan gelap gelita. Buah pikiran kita menyaksikan masyarakat semacam itu dan dalam keadaan semacam itu bisa timbul paham peragai dan bumi seperti Muhammad bin Abdullah. Tetapi memang intan itu bisa diselimuti tetapi tak bisa dicampur lebur dengan lumpur.




Makin riuh rendah bunyi sengketa dan sentak senjata disekelilingnya makin tenang teduh pikiran pemuka ini menghadapi sesuatu kesusahan atau permusahan. Lawan dan kawan




sekarangpun terlampau banyak memajukan hal, bahwa Muhammad SAW seorang Nabi. Huru




hara tiada bisa disangkal, tetapi tiadalah hormat saja yang memberi petunjuk, ilham dan










kiasan kepada manusia. Mata yang nyalang, telinga yang nayring, serta otak yang cemerlang ditengah-tengah masyarakat itu sedniri lebih lekas menyampaikan seseorang pada hakekat tentang pergaulan hidup manusia dari pada buku bertimbun-timbun diluar masyarakat. Pemuda Muhammad dilatih dan tersepuh oleh masyarakat Arab sendiri, undang langsung yang saling seteru dan gelap gelita itu.




Entah karena wajah parasnya, entah karena perawakan peragainya dengan langsung, entah karena cerdik kepandaiannya, entah karena semuanya, janda orang kaya Chadijah berusia 40




tahun akhirnya menjatuhkan hati dan kepercayaan pada pemuda 15 tahun lebih muda ini,




sesudah berjasa bertahun-tahun. Bertahun-tahun Muhammad bin Abdullah melayani perniagaan buat janda Chadijah.




Sekaranglah baru diperoleh tempat dan tempoh mengheningkan pikiran membanding mengiaskan, mencocokkan, menyeluk belukan persoaan yang bertimbun-timbun jatuhnya




pada pikiran yang acap terbang mealyang seperti terdapat dalam bangsa Arab, seperti tergambar dalam cerita 1001 malam itu. Tetapi Arab bukannya Hindu. Pikiran melayang itu




selalu kembali ketanah. Penerbangan bolak-balik diantara awang-awang dengan daratan itu bisa berhasil, bukanlah satu scientist seperti Newton tatu pendapat seperti Edison mesti bisa




terbang dengan pikirannya ? Tetapi mereka terbang dengan benda yang nyata menurut undang-undang yang pasti pula.




Pada tempat yang sunyi senyap bermacam-macam digunung diluar Mekah timbullah




berkali-kali persoalan. Lagit Arabia tiada diliputi awan pada malam itu, kalau diterangi oleh bulan dan bintangnya mesti menarik perhatian seseorang yang sungguh (serious, ernstig). Tak




heran kalau pemuda Muhammad didesak oleh persoalan sebagai siapakah yang




mengemudikan jalannya bulan dan jutaan bintang ini, yang tetap teratur ini. Siapakah yang menjatuhkan hujan yang memberi hidupnya tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu ? Apakah asalnya dan akhirnya manusia ini ? Tiadakah ada buat mempersatukan bangsaku, memperlihatkan seteru sengketa dan menerangi gelap gulita itu : mengangkat bangsaku jadi obor dunia ?




Newton dan Edison diberi pusaka oleh para scientist almarhum berupa perkakas dan teori berupa laboratorium dan undang perhitungan. Tetapi pemuda Muhammad hidup lebih dari




1300 tahun yang silam. Undang apakah tentang peredaran bintang atau perhubungan hawa uap




dan hujan atau undang tentang kodrat, paduan dan pisahan jasmani dan rohani yang sudah diketahui ? Ahli Yunani pun belum sampai kesana, aklau ada paham yang miring kesana belum tentu paham itu sampai ketelinga Muhammad bin Abdullah.




Demikianlah Muhammad bin Abdullah mesti mencoba jawab dengan banding membanding pengalaman dan pengetahuannya pada mana jauh lebih tinggi, dari pada yang dikenal oleh




bangsanya dikelilingnya.




Berkali-kali sudah perdagangan dilakukan (dengan karavan kalifah) ke Siria, barangkali




juga sampai ke Mesir, ke Arabia Selatan tak mustahil samapi ke Mesopotamia. Cantumkanlah dimata pembaca seorang pemuda pendiam, mata sering melayang tinggi tetapi cepat bisa menaksir barang dan uang dimukannya, kening lebar dan tinggi menandakan kecondongan pikiran pada filsafat, tetapi juga menyaring apa yang praktis bisa dijalankan. Bibir yang menandakan kemauan keras dan juga mahir lancar kalau berkata, perawakan sedang, liat cepat tahan tangkas dan berkali-kali dalam perjalanan jauh berbahaya mendapat latihan dalam perjuangan. Penghilatan pada puluhan negara dan negeri biadab setengah adab dan pekerjaan tawar menawar dengan saudagar bermacam-macam bangsa dan bahasa ; percakapan dengan lawan kawan, tua mdua dalam usia pancaroba dipuluhan negara dan negeri itu , semua itu mendidik penyair dan pemimpin pembesar negara dan Nabi. Huruf dan sekolah tak bisa memberi bahan hidup semacam itu, tetapi bahan hidup semacam itu bsa memebri kesempatan pada Muhammad bin Abdullah menimbulkan huruf dan seklah baru. Tdak semuanya orang bersekolah, bsia menjadi pemimpin Tuhan, tetapi buat seseorang pemimpin Tuhan tiadalah sekoah saja jalan buat menyampaikan maksudnya buat melaksanakan sifatnya.




Dunia Arab berpenduduk sedang ramainya terus menerus bertarung diantara suku dan sukunya, belum pernah dijajah dijahanamkan bangsa Asing, sedikit dikenal oleh dunia luarnya, sudah sampai ketingkat persatuan satu bangsa satu bahasa dan satu pemimpin. Tiadalah sekali mengherankan kalau Muhammad bin Abdullah tertarik oleh tuhan Esanya, Nabi Ibrahim, Musa dan Daud. Disini Tuhan itu lebih terang ke Esaan-nya pada pertaruangan lahri batin yang seru sengit yang mesti dijalankan dengan jasmani dan rohani yang mesti




dipimpin oleh satu kemauan, maka kesangsian atas ke Esaannya Tuhan, pemimpin yang Maha




Tahu dan Maha Tahu itu bisa meniwaskan dipetarung, Satu Tuhan itulah yang dibutuhkan oleh Arabia. Ketika Muhammad bin Abdullah yang buta huruf itu Cuma sedikti tahu tentang




agama Kristen, dikatakan oleh mereka bahwa Muhammad bin Abdullah mendapat




pengetahuan itu dari mulutnya monikkan atau rahib dan setengah ulama Kristen. Mereka










lupakan keterangan mereka sendiri bahwa Muhammad bin Abdullah sesudah memasuki gereja Katholik di Asia Barat ia berkata :"Ini Cuma rumah berhala lain”. Sekarang pun pada abad kedua puluh ini kalau orang memasuki gereja Katholik di Ruslan atau Rome, di Jerman atau di Indonesia, kalau orang melihat patungnya nabi Isa dan ibunya maryam yang dipuja dan tak mengherankan kalau orang netral mendapat kesan seperti kesan memasuki rumah berhala Hindu atau Budha. Buat Muhammad SAW Tuhan semata-mata rohani. Tuhan yang




semata-mata rohani yang tiada dipatungkan lagi itu baru didaat sesudah Luther dan Calvin. Jadi sesudah lebih kurang 1500 tahun Nabi Isa lahir atau sesudah 900 tahun nabi Muhammad wafat. Dalam gereja Protestant kita tak lihat lagi patung yang seolah-olah mencoba mempengaruhi manusia dengan perasaan belaka; kasihan pada nabi Isa yang tergantung dipakukan tangannya pada palang gantungan itu oleh musuhnya Yahudi Jahanam itu. Jadi pada Protestant nyata pengaruh Islam buat seseorang yang tiada digelapi oleh dogma




(kepercayaan) agamanya sendiri. Dnegan Yahudi muhammad bi Abdullah menganggap Tuhan itu semata-mata rohani dan berada dimana-mana. Seseorang Muslim bisa bersambung




langsung dengan Dia, tiada perlu memakai kasta Rabbi atau pendeta sebagai perantaraan atau sebagai tengkulak. Kelangsungan perhubungan manusia dan Tuhan itulah yang menjadi salah




satu perkara buat Protestant umumnya, Cromwell dan tentaranya chususnya ketika berperang dengan partai Katholik dan raja-raja Katolik. Ini terjdai juga sesudah lebih kurang seribu enam




ratus lima puluh (1650) tahun sesudah Nabi Isa wafat atau lebih kurang 1000 tahun sesudah




Nabi Muhammad wafat. Pun disini nyata buat orang yang berpkiran objectief (tenang)




pengaruhnya Islam atau Nasrani seperti juga pada Yahudi.




Jadi agamanya Nabi Isa dan Nabi Musa dijalankan pada masa perjalannya nabi Muhammad bin Abdullah di Asia Barat itu tiadalah diambil bulat mentah dengan tiada kritik semata-mata.




Tidak saja Muhammad bin Adullah mengambil pokok besarnya agama Yahudi dan Keristen,




tetapi pada kemudian harinya Yahudi dan Nasrani walaupun resminya tak mau mengaku terus terang mengambil sifat baru dari Islam. Demikianlah pada Muhammad SAW "ketunggalan” Tuhan itu ke Esasan Tuhan itu sampai kepuncak tak ada kesangsian seperti melekat pada agama Nasrani pada masa Muhamad SAW. Tentangan, terhadap agama Nasrani itu




dikeraskan dan dijelaskan pada satu Juz yang pendek, tetapi dianggap terpenting sekali oleh Muslimin : bahwa Tuhan tunggal tak memperanakkan (Nabi Isa) dan tidak diperanakan (Qul huallahuahad …………….dsb).




Karena Muhammad SAW yang mendapatkan ilham tentangan ke Esaan Tuhan yang sempurna dan kesamaan manusia dan manusia lain terhadap Tuhan itu yang masih belum




terang benderang buat semua bangsa Yahudi pada zaman nabi Ibrahim, lebih-lebih pada masa




Nabi Sulaiman dan kemudiannya tiada terang pula pada Keristen, Katholik, Anatolia atau




Rumawi di masa Muhammad SAW, tentulah semestinya Muhammad SAW Nabi yang




terbesar dan terakhir but monotheisme, kalau Albert Einstein menyempurnakan teori relativity maka orang tiada berkeberatan menamainya teori itu teori Einstein. Adakah ke Esaan yang




lebih pasti dan persamaan manusia dan manusia terhadap Tuhan lebih nyata dari pada agama




Islamnya Muhammad SAW ? Juga Nabi Isa mengakui dirinya anak Tuhan dimuka Rabbi dan mengakui dirinya Rajanya Yahudi buat negara 1000 tahun dimuka Pilatus ? Adakah salahnya kalau Muhammad SAW mengaku pesuruh rasulnya tuhan yang terakhir dan terbesar ? Kepercayaan pada Allah sebagai Tuhannya yang Esa Muhammad sebagai rasulnya dan persamaannya manusia terhadap Tuhan, belum cukup buat mempersatukan sekalian suku Arab yang saling seteru sengketa dan peperangan terus menerus itu. Malah hal itu menimbulkan ejekan kebencian dan caci makian terhadap Muhammad yang oleh penduduk Mekah diketahui sebagai anaknya Adullah dan Aminah. Sama siapakah mereka Arab yang galak ganas itu akan takut dan apakah dunanya berbuat baik didunia ini kalau sesudah mati semua perkara perhubungan dengan manusia itu berhenti sama sekali ? Malah lebih baik jadiorang kuat, kebal, piawai pendekar, berani, jahat, perampok atau apa saja asal bisa dapatkan harta buat kesenangan, perempuan buat permainan dan laki-laki buat hamba sahaya. Di dunia fana inilah messti dicari puncak kesenangan dengan mendapatkan puncak kekayaan




dan kekuasaan, baik dengan jalan halal atau haram. Demikian satu pemikir luhur merasa perlu keterusannya hidup. Tidak didunia fana ini melainkan pada dunia baka pada akhirat. Dengan




begitu perlu pula ada jiwa terkhusus yang bertiang dalam jasmani kita. Jasmani dan jiwa




itulah kelak sesudah hari kiamat akan dibangunkan kembali dari matinya. Jasmani dan jiwa yang hidup kembali itu akan ditimbang kebaikan dan keburukannya, yang berdosa akan masuk api neraka dan yang saleh akan masuk surga dikerubungi oleh nikmat tak terhingga banyaknya ragam dan lazatnya ditempat permai damai diantara puteri bidadari cantik molek




dan manis bagus parasnya, ratusan ribuan banyaknya yang taat saleh, terutma yang mati sahid akan mendapat upah yang kekal dan luhur itu. Kalau kita peramati gurun pasir dan gunung batu Arabia, peramati wataknya Badui sekarang dan gambarkan orang Arab dan Badui semasa










nabi Muhammad maka surganya orang Islam itu surga yang tidak sejuk dingin seperti Nirwananya Budha atau suci seperti surganya nabi Isa, maka surga Islam itu kuat seperti kutup Utara menarik jarum pedoman, sebelum sampai kesurga djanatunna’im itu, sesudah Muhammad SAW wafat. Arabia dan Badui yang sudah bersatu itu mendapatkan surga dunia




di Siriya, Mesir, Spanyol, Iran dan India. ..Banjirnya para calon syahid yang mengalir dari Arabia”. Tuhan itu ialah Allah dan Muhammad itu ialah Rasulnya. Tiada satu negara dan bangsapun beratus tahun bisa tahan. Begitu cocok surga Islam dan mati sahid dengan masyarakat dan peragai Arab.




Allah itu menurut Logika tentulah tiada bisa "Maha Kuasa” kalau tidak segenap umat manusia, segenap jam dan detik dapat menentukan nasib manusia. Segenap detik dia bisa perhatikan matahari berjalan, bintang dan bumi beredar, setiap detikpun tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia di matikan, sebaliknya manusia janganlah takut menghadapi mara bahaya apapun juga, kalau Tuhan Yang Maha Kuasa itu belum lagi memanggil. Di dunia Islam, hal ini dinamai takdir Tuhan. Di dunia barat hal ini dikenal sebagai pre-destination.




Calvin bapaknya Mahzap Protestant pada abad ke 17 juga mengemukakan hal ini. Oliver Cromwell dan tentaranya di Inggris diakui paling nekat tunggang oleh sejarah Barat, juga mengikut kepercayaan ini, pun disini tak bisa dibantah pengaruhnya Islam pada dunia Keristen.




Memang pemikir yang ulung consequent yang mengesakan Tuhan mesti mengesakan kekuasaannya Tuhan itu. Kalau seketika satu saja kekuasaan dikurangi dipindahkan pada anaknya seperti pada nabi Isa, (anaknya Tuhan) atau Maryam, dan sedetik saja kekuasaan si Atom itu bisa dipegang diluar Tuhan dengan tidak izinnya Tuhan, maka kekuasaan Tuhan itu tiada absolute sempurna lagi. Walaupun si Atom dalam sedetik kalau bisa dikurngai maka kesempurnaannya dikurangi pula bukan ?




Itulah maka saya anggap bahwa Angama Monotheisme nabi Muhammad yang paling consequent terus lurus. Maka itulah sebabnya menurut logika maka Muhammad yang terbesar diantara nabinya monotheisme. Kaum Keristen boleh memajukan kedudukan, tingginya kaum ibu maka tingginya kasih sayang dan ta’at setia pada dasar sebagai pusaka dari Nabi Isa. Tetapi pada masyarakat Arab dimana perempuan tak bisa diangkat ketempat yang lebih




tingi dari yang dilakukan oleh Muhammad SAW. Tak sedikit ahli sejarah Barat yang mengakui hal ini kalau lama dibelakang wafatnya Nabi Muhammad perempuan dikudungi,




dibungkus atau ditimbun-timbunkan kedalam haramnya Sultan atau Muslim kaya raya buat




melepaskan nafsu lelaki, maka itu adalah berhubungan rapat pula dengan keadaan masyarakat Arab. Perkara kasih sayang Muhammad SAW juga seperti nabi Isa berhak mempunyai. Nabi Muhammad berada dalam masyarakat sebesarnya, sebagai pemimpin peropaganda, pertarungan peperangan dan masyarakat.




Sedangkan nabi Isa tinggal melayang diatas langit propaganda saja tak mengatur




peperangan ekonomi, politik ataupun sosial. Sebab itu lebih gampang memegang dasar kasih sayang itu.




Tetapi Muhammad dengan memaafkan yang dahulunya mau menewaskan jiwanya, mengubah musuhnya itu menjadi pengikut, hambanya dianggapnya saudara kandungnya,




bukankah pula kaum Keristen sendiri yang mendapat kedudukan tinggi sekali dibawah itu dnegan kaum Nasrani dibawah Rumawi yang berkebudayaan tertinggi pada zaman purbakala




itu. Begitu juga dengan teguh tegap memegang dasar itu nabi Muhammad tiada ketinggalan. Ketika seluruh Mekah memusuhi, mengancam jiwanya, dan dalam keadaan begitu




menewaskan harta dan pangkat kalau memperhatikan propagandannya nabi Muhammad bersabda : Walaupun disebelah kiri ada bintang dan disebelah kanan ada matahari yang




melarang, saya mesti meneruskah suruhan Tuhan.




Tetapi semua perkara ini yakni kedudukan kaum isteri dalam masyarkat, belas kasihan kepada semua manusia, taat setia pada dasar sendiri itu, ada lebih rapat berhubungan




dengan masyarakat politik ekonomi, pesawat dan iklim dari pada dengan kepercayaan




semata-mata, hal ini adalah diluar maksud tulisan ini. Yang dimajukan disini ialah perkara kepercayaan pada ke Tuhanan umumnya dan ke Esaan Tuhan itu terkhususnya. Sekali lagi disoalkan disini, bahwa pada Islam ke Esaan itu tentangan banyak dan sifatnya sampai kepuncak.




Sebab itu pula maka pertentangan dengan ilmu pasti umumnya, madilog terkhususnya sampai kepuncak pula. Pada permulaan buku ini perkara itu sudah dilaksanakan Maha Keesaan Dewa Rah. Pembaca dipersilahkan mambaca bagian itu sekali lagi. Sarinya tulisan itu kalau diperhubungkan dengan keesaan Tuhan ialah akalu seperseribu detik saja Yang Maha Kuasa itu membatalkan bumi kita ini menarik matahari dan meletus serta hancur luluhlah kita kejurusan matahari yang panas terik itu. Kalau sekiranya seperseribu satu detik saja Ynag Maha Kuasa itu bisa membetalkan undang tolak tariknya sekalian bintang matahari










dan bumi di Alam Raya ini seperti semua kereta diperhentikan dalam satu kota pada satu saat, maka kita manusia, hewan dan benda yang sekarang lekat pada bumi ini akan tarikan bumi akan terpelanting keawang-awang terus menerus terbangnya.




Jadi menurut Madilog Yang Maha Kuasa itulah bisa lebih kuasa dari undang alam. Selama




Alam ada dan selama Alam Raya itu ada, selama itulah pula undangnya Alam Raya itu berlaku. Menurut undang Alam Raya itu bendanya itulah yang mengandung kodrat dan menurut undang itulah caranya benda itu bergerak berpadu, berpisah, menolak dan menarik dan sebagainya. Kodrat dan undangnya yang berpisah sendirinya tentulah dikenal oleh ilmu bukti. Berhubungan dengan ini maka Yang Maha Kuasa jiwa terpisah dari jasmani, surga atau neraka yang diluar Alam Raya ini tiadalah dikenal oleh ilmu bukti, semuanya ini adalah diluar daerahnya Madilog. Semuanya itu jatuh kearah kepercayaan semata-mata. Ada atau tidaknya itu pada tingkat terakhir ditentukan oleh kecondongan persamaan masing-masing orang.




Tiap-tiap manusia itu adalah merdeka menentukannya dalam kalbu sanubarinya sendiri. Dalam hal ini saya mengetahui kebebasan pikiran orang lain sebagai pengesahan kebebasan yang saya tuntut buat diri saya sendiri buat menentukan paham yang saya junjung.










Bagian 4. KEPERCAYAAN TIONGKOK




Sepintas lalu saja ! Sebab lantaran sebagian besar dari kepercayaan itu sudah mendapat penguraian panjang lebar. Kepercayaan itu ialah Buddhisme, agama Kristen dan Islam. Lagi




pula Tiongkok dan kepercayaannya akan mendapat bagian terkhusus pada buku ketiga, kalau




saya mempunyai kesempatan buat tulis-menulis.




Dunia Tiongkok dengan jiwanya lk 400.000.000 itu oleh dunia luar diakui sebagai Negara yang memeluk agama Buddha. Tetapi menurut penglihatan saya, sedikit sekali kehidupan




seorang Tionghoa dipukul rata, diikat oleh kepercayaan dan peraturan Buddhisme, seperti




umpamanya penduduk Siam, Birma dan Selong (Ceylon). Cuma sebagian kecil saja yang boelh dianggap bisa menghindarkan hawa kepercayaan yang lebih banyak dan itulah kelak akan saya uraikan sekedarnya. Agama Kristen masih muda sekali umurnya di Tiongkok. Tetpai dunia luar lebih mengenal agama ini , berhubung dengan pengikutnya yang paling terkenal didunia luar. Pertarungan hebat yang akan menentukan hidup matinya Tiongkok sekarang sebagai Negara dan Bangsa Merdeka, sebagian besar terletak ditangan pimpinannya




Kristen, seperti Soong May Ling yang dunia luar kenal sebagai isteri Presiden Chiang Kai Sek dan yang memutar suaminya ke agama Kristen ; saudara lakinya Soong Ci Bon salah seoarnag dari hartawan Tiongkok dan Bankier yang terkenal didalam dan diluar Tiongkok, saudara perempuannya lagi Soong Ai Ling, isteri bankier besar dan Menteri Keuangan Tiongkok bernama Kung Liang Shi, lagi saudara perempuan lebih masyhur di Tiongkok dari keluarganya, ialah Soong Chiang Ling, janda dari Bapak Republik Tiongkok yang termasyhur pula. Semuanya paling terkemuka dari masyarakat Tiongkok pada masa pancaroba diabad ke XX ini. Berhubung dengan itu, walaupun agama Kristen dibanding dengan seluruhnya penduduk, boleh dikatakan tiada berarti (lk 5.00.000.000), tetapi pengaruhnya Kristen Tionghoa dalam penjelmaan Tiongkok menjadi muda kembali ini, tiadalah sedikit. Lebih kental susunannya, lebih pasti kediamannya dan lebih mendalam kepercayaannya, tetapi




paling tiada dikenal didunia luar diantara 3 agama yang masuk ke Tiongkk itu, ialah agama Islam. Penduduk Tiongkok sebelah ke Barat laut yang lk 50.000.000 banyaknya itu boleh dikatakan rata dan sempurna memluk agama Islam. Dilaint empat di Tiongkok, kaum Muslimin bercerai-berai. Kuranglah diketahui oleh dunia luar, bahwa satria Ma Can San dan Panglima Perang Pei Soong Ci, terkenal di Tiongkok sebagai ahli siasat perang nomor satu, ialah Muslimin yang taat. Agama Buddha itu mendalam dilapisan atas, tetapi tipis masuknya atau tiada masuk sama sekali kebagian bawah, seperti minyak yang tergenang diatas air. Tetapi kepercayaan yang mau saya uraikan sedikit disini, adalah tipis dilapisan atas dan kedalam dibagian bawah, makin kebawah makin dalam. Kepercayaan ini saya uraikan, karena




Rakyat Indonesia masih dalam keadaan yang serupa. Lagi pula karena pada kepercayaan inilah dengan tak pelru propagandis dan propaganda Rakyat Jelata Indonesia bertemu muka dan otak




dengan Rakyat Jelata Tionghoa.




Sahibul hikayat yang empunya cerita, seorang Baba menceritakan kepada saya sbb : Bagai topan dengan hujan lebat disertai pula olah guruh petri pada suatu hari sedang menjalankan lakonnya. Dua perahu layar, penangkap ikan terkatung-katung, berputar balik menghindarkan malapetaka, mencari jalan ketempat berlindung, disalah satu Teluk dikepulauan kecil-kecil yang bertaburan di keliling Singapura.




Salah satu dari dua perahu layar tadi tiada berdaya lagi menolak bencana alam semacam itu, terbalik dengan pengemudinya. Yang lain, yang lebih tentng, lebih cepat dan tahan badai,




terkenal di tanah Semenanjung Malaka sebagai "golek”, sebagai kilat menyusul kawannya




yang malang itu. Pengemudinya dengan tiada memperdulikan gelombang, hujan dan badai itu,










terjun melompat menyelami mangsanya malapetaka alam itu. Sesudah berapa lamanya timbullah ia kembali kemuka lautan yang bengis bergelombang itu memikul manusia yang dicarinya. Golkenya sudah jauh diombang-ambikngkan badai dan gelombang. Tetapi dia adalah seorang pelaut tulen, dibuai ayunan gelombang lautan Indonesia semenjak kecilnya. Tulang dan tubuhnya, semangat dan kemauannya tak bisa ditewaskan begitu saja oleh air tempatnya bermain dimasa kecil dan tempatnya mencari penghidupan dimasa dewasanya. Dia sampai kegoleknya dan beruntung pada tempo mencapai letaknya pada salah satu pulau. Tetapi pulau ini kosong, hujan lebat belum lagi reda serta kawannya masih dalam keadaan payah. Dia tahu perahu yang karam tadi perahu Tionghoa, karena bentuknya dan




pengemudinya yang ditolongnya itu ialah seornag Tionghoa. Entah karena sudah kebiasannya, entah karena suruhan agamanya, entah karena naluri (insticnt) sesama mansuia atau lantaran




sama pencarian hidupnya, dia anggap menolong Tionghoa, yang belum dia kenal ini sebagai




menolong dirinya sendiri. Berkat layaan dengan susah-payah dengan alat serba sederhana yang ada padanya saja, Tionghoa tadi akhirnya sadar kembali. Cocok dengan adat Tionghoa Asli dan lebih cocok pula dengan keadaan hidup dan kemanusiaan, dia menganjurkan pada penolongnya, supaya dari sekarang mereka mesti aku-mengakui bersaudara, seperti saudara kandung. Tionghoa dan penolongnya Indonesia, bernama Datuk Kusu berpegangan tangan, keduanya memandang kelangit, memanggil bulan dan matahari sebagai saksi, bersumpah sakti akan mengakui sebagai saudara kandung. Merkea berjanji akan menguburkan salah seorang yang dahulu meninggalkan dunia fana ini dipulau tempat mereka berada sekarang. Juga siapa yang mati kemudian akanberbaring didekat pekuburan yang mati terdahulu.




Demikianlah keduanya hidup tolong-bertolong seperti saudara sampai akhirnya malaikat maut pertama memanggil Tionghoa. Setia kepada janji saudara angkatnya, Datuk Kusu




menguburkan mayatnya dipulau persumpahaan tadi. Akhirnya malaikat maut juga memanggil




Datuk Kusu sendiri, setelah dia menderita penyakit penghabisan, pergilah dia mendekati dan berbaring tiada jauh dari kuburan saudara angkatnya. Dijumpai orang Cuma tulang belulangnya, lama sesudah dia meninggal.




Seorang nyonya Tionghoa dan familinya yang kebetulan mengunjungi pulau itu, pada satu malam mendapat mimpi, yang menyuruh dia pergi kembali kesana menjumpai kuburan Datuk




Kusu itu berniat dan berkurban. Dia lakukan suruhan mimpi itu dan niatnya dikabulkan.




Sesudah itu kuburuan Datuk Kusu dianggap keramat dan pulau itu dinamai pulau Datuk




Kusu.




Sampai waktu saya meninggalkan Singapura pada permulaan tahun 1942, saban minggu dan hari besar penuh sesak semua perahu pengunjung, terutama terdiri dari perempuan Tionghoa dan Melayu yang menyampaikan niatnya kekuburuan Datuk Kusu.




Bukankan ini "pujaan arwah nenek moyang” yang terang-benderang ? Inilah kepercayaan




Indonesia asli, ketika merantau ke Asia Selatan dan kepulauan Indonesia, turun dari Mongolia dan Tibet. Inilah kepercayaan Indonesia yang masih terpendam, yang lebih tebal, kalau kita




memasuki masyarakat Indonesia lebih kebawah. Inilah juga kepercayaan yang lebih tebal,




kalau lebih kebawah kita masuki masyarakat Tionghoa. Lbeih keatas lebih tebal kita saksikan agama Islam, Nasrani dan Hindu di Indonesia. Lebih keatas lebih tebal kita saksikan agama Buddha, Islam, Nasrani di Tiongkok. Tetapi lebih kebawah kita masuki masyarakat Rakyat Jelata Indonesia dan Tiongkok kita saksikan dengan terang nyata kepercayaan kepada arwah nenek moyang.




Tiadalah pada arwah nenek moyang itu saja si Tionghoa Murba mengikuti kepercayaan si




Indonesia Murba. Ceritakanlah pada Tionghoa, hantu atau orang jadi-jadian. Pendengar Tionghoa tak akan membantah dan akan menaruh semua perhatian pada kepercayaan si Indonesia tadi. Tiada susah bagi si Indonesia buat mengajaknya, lebih-lebih kaum ibunya, buat pergi mengunjungi kuburan keramat ini, atau beruk atau batu keramat itu, untuk menyampaikan niatnya : mendapatkan anak umpamanya.




Di Singapura tidak saja Pulau Datuk Kusu yang menerima pujaan itu, juga satu tempat di tengah pulau Singapura, dekat rumah yang bernama Rumah Miskin, dan satu lagi tiada jauh




dari Rumah Miskin itu.




Kedua tempat itu, ialah kuburan keramat Indonesia juga. Selaind ari pada itu, saya dengar kuburan Sunan Gunung Jati di Cirebon, juga menerima pengunjung Tionghoa. Gunung Batu diluar kota Padang, yang didiami sekumpulan beruk (monyet) dengan Rajanya, seperti juga Raja Beruk dan pengikutnya dekat Banjarmasin, selalu menerima pengunjung bangsa Tionghoa.




Demikianlah lebih kebawah kita masuk sanubarinya Rakyat Jelata Tionghoa, makin lebih rapat persamaan kepercayaannya dengan kepercayaan Rakyat Jelata Indonesia, kebawah demi




kebawah. Dibawah sekali dalam masyarakat Indonesia terdapat Animisme (kejiwaan) tulen,




daemonology (ke-hantuan) dan dynamisme (kodrat benda) yang terang telanjang terdapat pada










bangsa Indonesia Asli : Batak, Sakai, Dayak dan Igorot (Filipina). Bangsa Indonesia Asli ini banyak saudara kandungnya dipegunungan Birma, Siam, Anam, dipulau Hainan dan Formusa, di pegunungan Propinsi Yunan, Keichow dan Kwantung yang oleh Tionghoa dinamai Miuo, Iao dsb. Disinilah dasar persamaan Indonesia-Tiongkok. Pertemuan dipulau Datuk Kusu itu, bukanlah kebetulan saja, melainkan satu keajian seperti acap terjadi dalam Biology "berbalik ke-asal”.




Kepercayaan pada arwah nenek moyang itu dimasyarakat Tionghoa, tiada dijumpai pada lapisan bawah saja. Pujaan nenek moyang itu umum sekali dan setia sekali dilakukan. Didaerah Selatan Tiongkok tiap-tiap tahun saya saksikan pembersihan dan pujaan kuburan Bapak dan Nenek Moyang, pada musim bunga.




Syahdan berhubung dengan hal ini, maka tanah kuburan itu sendiri adalah Tanah suci buat umumnya Tionghoa. Nasib buruk baiknya keturunan itu dianggap bergantung pada malang mujurnya tanah yang mengandung tulang-belulangnya nenek moyang itu. Pada kaum intelek Tionghoa pun ada satu kepercayaan teguh pada majiat dan pengaruhnya tanah dan




tulang-belulang itu. Kepercayaan semacam ini berhubung dengan "hong shui” (Amoy). Seorang Jenderal Propinsi yang masyhur juga belum lama berselang mengirimkan parakawannya mencari kuburan Jendral yang lebih masyhur dari dia. Kalau kuburan itu bisa didapati, tulang-belulang bapaknya bisa digali dan dicampurkan dengan tulang-belulang anjing, kemduian dilempar masuk latu, maka turunnanya, ialah Jendral yang lebih jempol tadi, dianggap akan tewas dalam peperangan. Entah karena tulang-belulang itu tak didapati, entah karena lain sebab, saya tahu Jendral pencari tulang-belulang itu sudah lama tewas dan yang dikenal sebagai Jendral yang lebih jempol dari dia, memang masih ada dan dianggap tak kurang dari yang sudah-sudah. Jendral yang lebih ulung ini, tak kurang dan tak lebih dari Jendral Chiang Kai Sek.




Beginilah menurut "Sumber Hidup” yang saya peroleh tentang masyarakat yang saya




campuri, bukan dilihat dari pinggir saja, dalam lk 20 tauhn lamanya : pemujaan nenek moyang itu dan kepercayaan pada hantu adalah tebal sekali melekat pada sanubari Tionghoa.




Dunia luar pada satu pihak mengenal Tionghoa sebagai Negara Buddha. Tetapi pada lain




pihak dia kenal Tionghoa sebagai Negara Kong Cu (Guru Kung).




Betul sistemnya Guru Kung pernah dijadikan "Staats Kult” (Kebudayaan Negara), tetapi orang salah kalau menyamakan Guru Kung itu dengan nabi dan kebudayaannya sama dengan




kebudayaan Kristen atau Islam. Sitem yangdia turunkan ialah kesusilaan (moral).




Waktu muda saya sudah baca satu perkara dan pemuda cerdas Tionghoa juga selalu embenarkan kalau saya tanya, apakah perkara itu betul atau tidak. Ketika salah satu dari muridnya bertanyakan perkara berhubungan engan Tuhan dan Akhirat itu, maka Guru Kung menjawab : "Dunia ini saja sudah begitu susah buat diketahui, apalagi dunia baka itu”. Sikapnya Guru Kung adalah lebih cocok dengan sikap ahli filsafat seperti Socrates. Keduanya memeriksa masyarakat dan keduanya berdasarkan senjata akal. Guru Kung menetapkan perhubungan Rkayat dan Raja, Anak dan Bapak, saudara dan saudara, serta seseroang dengan sahabatnya. Ia tak pernah menempuh jalan yang gaib seperti tandingannya (konkuren) Lao Tse (Guru Lao). Walaupun Guru Kung tak sampai kelapang Ilmu Bukti (Science) lebih dari pada semua pemikir lain di Asia,dia berdiri atas nyata pasti dan lebih dekat pada dunia Ilmu Bukti dan peralaman. Cuma perindustrian dan pesawat Tiongkok belum bisa menumpu dia kelapang science. Tetapi tiadalah sistemnya, kebudayaannya Guru Kung itu bisa ditaruh pada golongan "kepercayaan” bulat mentah !




Bagian 5. TEORI RELATIVITY.




Saya coba menterjemahkan teori Relativity itu dengan teori Sangkutan Bergerak. Menurut teori ini, maka sesuatu badan tempat menyangkutkan sesuatu pergerakan, badan mana selama




ini dianggap tetap, tak bergerak, oleh Einstein dianggap bergerak pula. Sebab itu saya pikir




teori itu boleh diartikan atau diterjemahkan seperti diatas.




Belum lama lagi tempo dibelakang, bilamana dunia sopan seseorang menganggap tiada masuk golongannya, kalau tiada bisa campur memperbincangkan Teori Relativity itu.




Sekarnag tiada begitu lagi. Entah karena barang baru itu memang menarik hati atau




kebanyakan anggota dunia sopan itu Cuma "rancak dilabuh” saja (mau bagus dipandang diluar saja). Dan lekas bosan dengan benda berapapun nilainya, atau sebab semua yang tsb diatas. Tetapi buat dunia berilmu teori relaivitynya Einstein, tetulah tetapi satu sumbangan,




kontribusi, kepada masyarakat. Seperti teori Mehrwert, Nilai lebihnya Karl Marx dan teori




Psycho Analysenya Freud, teori relativity mengangkat ilmu dan cara berpikir ketingkat yang jauh lebih tinggi dari yang sudah-sudah. Kalau ada yang lebih nayta pada abad ke XX ini saja buat menyaksikan, bahwa kecerdasan dan keorgininalan (perintis) otak itu bukan semata-mata monopolinya bangsa Arya, maka disini kita jumpai satu dari contoh yang mencolok mata. Ketiganya para ahli tadi, timbul, tumbuh dan ……… tumbang dalam masyarakat Jerman,










adalah dari bangsa Yahudi, yang oleh ahli Nazi dianggap sebagai orang Asia, sebagai musuh masyarakatnya.




Pada permulaann buku ini sudah saya sambilkan uraian Toeri Relativity itu dengan cara populer. Maknanya sudah terbungkus dalam sedikit uraian itu. Tetapi sebagian pembaca




barangkali mau mengetahui lebih dalam. Sebaiknyalah sekiranya saya bisa mendapatkan buku




Einstein sendiri, diantara Spezialle Relativitat (Terkhusus) dan Algemeine Relativitat




(Umum). Tetapi teori demikian, sudah umum dipakai dan diperbincngkan, tiadalah lagi bertempat pada authornya (bapanya) saja. Kita yang sedikit terpelajar ini tahu Ilmu Bintang secara Euclidius, walaupun bukunya Euclidius sendiri belum pernah kita lihat, jangankan lagi kita baca, bukan ? Walaupun Teori Relativity belum lagi menjadi pengetahuan umumnya terpelajar, seperti sistem Euclit, undangnya Copernicus atau Newton, tetapi para ahli yang berhak, tiadlaah lagi ragu-ragu tentang pokok besarnya teori Relativity itu. Disini akan diuraikan sedikit tentang sarinya teori itu. Tentulah uraian saya yang bersangkutan dengan Madilog saja, tiadalah buat mengajarkan teori itu dan menguraikannya sepreti seorang guru menguraikan sesuatu perkara kepada muridnya. Pemabca yang giat saya persilahkan membaca buku yang bersangkutan ! Selamat baca ! Pembaca yang malang, karena belum lagi menterjemahkannya, boleh lampaui saja bagian tulisan saya ini ….. sementara waktu ! Bermula buat kependekan kata, maka menurut paham saya sendiri dan atas tanggung jawab saya sendiri, maka didalam teori Relativity ini, tercantum juga undang yang sudah kita kenal : perjalanan thesis, anti-thesis dan synthesis ; pokok perkara, kebatalan dan pembatalan. Kebetulan dan beruntung sekali saya mendapatkan buku yang membicarakan teori Einstein




degan cara yang hampir cocok dnegan perlakuan undang semacam itu juga. Beruntunglah pula seterusnya pengarangnya berfilsfaat bertentangan dengan Madilog, karena dia memandang




lakonnya undang itu berpangkal dipikiran, bukan dibenda. Bermula diotaknya manusia,




kemudian dialam diluar otaknya manusia tadi. Pekerjaan saya didalam hal ini mudah sekali. Saya mnegikut receptnya Marx, Cuma membalikkan kakinya pemikir ini dari bawah keatas dan kepalanya dari atas kebawah. Tetapi sebelum saya main banting balik itu lebih dulu saya akan meuraikan Teori Relativity itu.




Buat uraian itu saya mesti mencari bahannya dari buku Zur Einsteinschen Relativitatstheorie ; Erkenntnis Theoritishce Betrachtungen von Ernst Cassier. Artinya : Tentnag teori Sangkutan Bergeraknya Einsten. Pemandangan dan penjuru teori pikiran. Tetapi cara dan bentuk penguraian itu dilakukan atas tanggungan saya sendiri.




Bermula, maka kemajuannya teori Sangkutan Bergerak itu berasal pada pertentangan yang terdapa pada pengalamannya dua para ahli, yakni Fizeau dna Michelson. Hasi lpengalaman dari kedua para ahli itu, adalah bertentangan dan tiada bisa diperdamaikan. Kedua mencoba menjawab pertanyaan : Bagaimanakah "cepatnya cahaya” pada "jalan(medium) yang bergerak”, berbanding dengan "cepatnya” cahaya pada "jalan yang berhenti” (hening). Menurut Fizeau cepatnya cahaya itu pada jalan yang bergerak "bertambah besar”, tetapi Michelson tiada mendapatkan "tambahan” itu.




Sepanjang pengalaman Fizeau, maka cepatnya cahaya diarusnya air, lebih dari cepatnya cahaya diair tenang. (Jadi pengalaman berganti-ganti dijalankan pada jalan yang bergerak dan pada jalan yang berhenti, yakni pada arus air dan pada air tenang). Tambah cepatnya itu, tiada seluruhnya cepatnya arus ditambahkan pada cepatnya cahaya, malainkan sebagian saja :




Buat merka yang mau mendalami : W = cepat cahaya pada arus air.




w = cepat cahaya pada air tenang. v = cepat arus air.




Pendapatan Fizeau tiadalah : W = w + v, melainkan W = w (1-1/n²-n) + v. (1-1/n²-n) ialah Breckungsexpotentnya air tadi.




Michelson peralamkan cepat cahaya itu pda bumi dan udara dibumi sebagai jalan yang bergerak terhadap aether (satu benda persangkaan) yang disangka tak bergerak (hening).




Sepatutnya pada udara bergerak itu didapat cepat yang lebih dari pada aether yang hening, tetapi Michleson "tidak mendapat kelebihan itu”.




(Pembaca mesti perhatikan,bahwa Fizeau sebagai penglihat berdiri diluar arus air, sebagai




"jalan yang bergerak” (bewegten Medium). Perbedaan pendirian kedua para ahli ini memang penting sekali. Dari perbedaan pendirian sipemandang itu Einstein mencabut undang yang




penting pula.




Tegasnya, sebagai Thesis (pokok perkara) :




Fizeau mendapatkan "tambahnya” cepat cahaya pada arus air kalau dibanding dengan cepatnya cahaya pada air tenang.




Sebagai Anti-thesis ("kebatalan”).




Michelson "tiada” mendapatkan tambahnya "cepat cahaya” itu pada udara bergerak kalau










dibandingkan dengan cepatnya cahaya pada "aether” yang disangka tenang hening itu. Dibelakang hasil pengalaman kedua para ahli ini, kita dapati pertentangan dasar, yang terdapat pada Ilmu Mekanika (kodrat) dan Optisch-Listerik-Magnestisch.




Ilmu Mekanika dipuncakkan pada undangnya Galilei dan Newton. Ilmu




Optisch-listerik-magnetisch dipuncakkan pada formulenya Maxwell dan Hertz.




Formulenya Maxwell dan Hertz tentang elektro dynamika mengandaikan bahwa : cepatnya cahaya itu ditempat yang kosong, tetap tak berubah. Cepat cahaya pada tempat itu, V itu,




tak memperdulikan geraknya badan yang dilalui oleh cahaya itu. Tak perduli dari "sistem”




(sangkutan) mana siperalam memandang, atau dari "sumber” mana datangnya cahaya itu, "nilai” yang didapat tinggal tetap.




Tetapi ketetapan cepat cahaya yang didapat oleh elektro dynamik itu, buat "semua” sistem




itu sama sekali bertentangan dengan dasar relativitynya para ahli Galilei dan Newton tentang




Ilmu Mekanika.




Menurut Galilei Newton, maka semua undang geraknnya sesuatu benda yang beralku terhadap "Sangkutan K” (Sistem K), ini juga tetap berlaku, kalau orang pindah pada




"Sangkutan K”. (Sangkutan K diandaikan bergerak sebentuk dengan "Sangkutan K”, yakni




"sama berhenti” atau "serata cepat berjalan”.




Dalam perpindahan dari Sangkutan K ke K itu berlaku formula. Galilei-Newton : XI = X – vt, Yl = Y, Zl = z ;




V itu ialah kecepatan yang tetap dari K terhadap K, sejajar, paralel dengan sumbu K dan X.




Pada formula lama ini jga termasuk penjelmaan tempo t’ = t (penjelmaan t ini tak begitu pasti).




Inilah formulanya ahli mekanika, Galilei-Newton itu. Tetapi formula mekanikanya




Galilei-Newton ini gagal, aklau dilaksankaan pada Electro Dynamik. Undangnya




Grundegleichungen Electro Dynamik itu berubah bentuknya, kalau dipindahkan dari Sangkutan (koordinasi) s, y, z, t kesangkutan x’, y’, z’, t’, . Undangnya Elektro Dynamik itu takluk lagi kepada Undangnya Galilei-Newton.




Hertz yang mencoba mendamaikan undangnya mekanika itu dengan undangnya Electro




Dynamik, dengan peralaman, tiadalah berhasil. Begitulah "Ketetapan cepatnya cahaya” menurut Elektro Dynamik bertentangan dengan dasar relativitynya mekanika. Sebagai thesis kita jumpai teori mekanika itu Electro Dynamik, dengan peralaman, tiadalah berhasil. Begitulah "Ketetapan cepatnya cahaya” menurut Elektro Dynamik bertentangan dengan dasar relativitynya mekanika. Sebgaai thesis kita jumpai teori mekanika Gelilei-Newton. Sebagai anti-thesis kita bertemu dengan teori ketetapan cahaya pada Maxwell-Hertz yang gagal,




kalau-kalau dilaksanakan pada formulanya Galilei-Newton. Dari pertentangan ini ktia akhinrya mendapatkan synthesis pada teori relativietinya Einstein.




Tetapi sebelum sampai pada Einstein kita mesti lebih dahulu singgap pada Minkofsky dan




Laurentz orang Belanda yang ulung.




Galilei dan Newton memang ahli tua dalam mekanika. Tetapi jago tuapun pada temponya mesti menyingkirkan diri, karena didesak kemajuan zaman.




Dalam semua perhitungan, maka Gelilei-Newton, masing-masing mengikutkan perhitungan




itu pada benda tetap berhenti. Buat Copernicus benda tetap berhenti ialah Matahari. Begitulah buat Galilei-Newton benda-tetap-berhenti ialah Matahari. Begitulah buat Galilei-Newton benda-tetap-berhenti itu ialah bintang-tetap-berhenti. Pada benda-tetap-berhenti




diawang-awang inilah perhitungan dan undang gerakannya benda disangkutkan. Disanalah didapati benda yang tetap berhenti yang dijadikan sangkutan buat segala benda yang bergerak.




Maknanya realtivity mekanika lama mneurut Galilei-Newton itu ialah perhitungan yang




berdasarkan sangkutan tetap, sangkutan tak bergerak. Relatief itu artinya juga bersangkutan dengan sesuatu bukan kesungguhan kesendirian.




Seperti sudah kita uraikan dibagian Alam Raya, maka benda yang tetap berhenti itu "tak”




ada. Kita lihat matahari itu berputar juga mengelilingi sumbuny asendiri. Begitu juga yang selamanya ini dianggap bintang-tetap-berhenti, sekarnag diketahui tetap berputar mengelilingi




sumbunya.




Cocok dengan dasar tetap-berhenti itu pula, kita pelajari disekolah sistem kordinasi, yang saya terjemahkan dengan kata sangkutan tempatnya satu benda atau titik, diawang-awang di sangka ditentukan oleh 3 dimensi (besaran) ialah panjang, lebar, dan tinggi (x, y, z) seperti kita ketahui bahwa sesuatu badan itu ditentukan oleh 3 dimensi tadi. Benda itu disekolah kita




pisahkan betul-betul dengan tempo (t). Begitu juga ruang (space) itu, baik yang ditempati oleh benda ataupun kosong, bukanlah tempo. Jumlah ruang dan tempo kita ciptakan dengan x, y, z, t. ini cocok dengan Logika Lama, Logika terpisah ; a itu bukan Non a.




Tetapi kata minskofsky, belum seorang juga yang mengingat ruang itu, dengan tidak mengingat tempo. Sebaliknya tak seorangpun yang mengingat tempo dengan melupakan










tempat. Maknanya ialah, seorang yang mengukur tempat (ruang), menyangkutkan ukuran tempat (ruang) itu pada tempo, umpamanya : 6 KM dijalani dalam 1 jam. Seorang yang mengukur tempo, menyangkutkan tempo iut pada tempat, umpamanya : 24 jam lamanya matahari itu berputar dari satu titik kembali ke itu titik pula atau 12 jam lamanya jarum pendek itu beredar dari angka 12 kembali ke angka 12 itu pula. Begitulah perpisahan pasti diantara tempat dan tempo itu, tak ada lagi pada jurang perpisahan tempat yang berdimensi 3 itu dengan tempo yang berdimensi satu itu sudah ditimbun. Ruang dan tempo yang berjumpa empat (4) dimensi itu pada perhitungan yang tinggi sudah dilebur menjadi satu




"seluk-belukan” seperti x’, x”, x’”, dan x””. perhatikanlah pada 4 dimensi lama, huru fiut berbeda-beda, ialah x, y, z, t. tetapi pada 4 dimensi baru, huru fitu x semuanya, Cuma ikutannya yang berlain-lain : 1, 2, 3, 4. Disini a itu bisa non a, seperti Undangnya Dialektika. Disini x’,x” x “’ sebagai dimensinya benda dan ruang, boleh dijadikan sangkutan (sistem) cocordinates. Tetapi x’’’’ juga boleh dipakai. Tak ada lagi benda yang tetap, yang tak berubah, yang boleh dijadikan sangkutan. Baikpun benda dengan 3 dimensinya ataupun tempo dengan satu dimensinya boleh dijadikan sangkutan x’, x’’, x’’’, x’’’’ mesti dianggap sebagai "ikutan” (continue) saja. Tak ada diantara yang lbeih dari yang lain buat dijadikan sangkutan, seperti Mataharinya Copernicus atau bintang tetapnya Galilei-Newton. Teori lama memastikan, menetapkan tiada berubah ruang, ialah tempat dan tempo pada sesuatu sangkutan yang kita peroleh dengan ukuran itu (meter, jam, dsb). Tetapi relativity baru mengajarkan bahwa




nilainya ruang atau tempat dan tempo itu berubah. Karena ukurannya, ruang, atau tempat dan tempo itu berubah. Karena ukurannya, ruang, tempo dan tempat seperti meter dan jam itu




sendiri pada satu sangkutan sistem tiadalah boelh dianggap tetap dan syah buat semua




sangkutan, dimana sesuatu pengukuran dijalankan, 1 meter pada satu sangkutan tiadalah 1 meter pada sangkutan lain. Dan 2 jam pada satu sistem tiadalah 2 jam pada sistem lain (menurut hypothesisnya Laurentz pada tahun 1904, bahwa sesuatu barang bergerak dengan kecepatan V, disangkutan pada aether tentang, menjadi lebih "pendek” menurut perbandingan




1 : Vl - v² c²




Begitulah menurut Laurentz, panjangnya, isinya, bentuknya, kodratnya, hawanya dll sesuatu benda berlainan kalau diukur pada berlain-lain sangkutan. Persoalan baru yang timbul ialah :




Menurut Undang manakah "penjelmaan nilainya sesuatu” nilai benda dan tempo itu berlaku kalau pengukuran dipindahkan dari satu sangutan pada sangkutan yang lain yang gerakannya




sebentuk dengan yang pertama (Gleich forniger tranzlations bewegung). Pada formula manakah bisa didapati ke-Esaan dari perbedaan itu ? Ke-Esaan itu, penjelmaan itu berlaku




menurut formula Laurentz yang termasyhur :




x – vI




x ‘ =




Vl - v ² c ²




y ‘ = y vx




z – t - c ²




z’ =




Vl - v ² c ²




Pada formula Matematika diatas ini kejadian Physika mendapat kecocokan. Menurut




formula diataslah penjelmaannya nilai,benda dan tempo berlaku, kalau peralaman dipindahkan dari sangkutan K ke K’, yang bergerak sebentuk dengan K. semua perbedaan hasil perhitungan, pada bermacam-macam sangkutan, hilang lenyap, kalau dimasukkan pada formula Laurentz ini. Seolah-olah perbedaan semua sungai hilangs esudah bermuara dilatuan. Pada formula Galilei-Newton undangnya Elektro-Dynamik, yang mengandaikan tetap cepatnya cahaya berpancar, menerita perubahan, kegagalan. Tetapi para formula Laurentz diatas Undangnya cahaya itu berpencar mendapat kecocokan. Formlanya Maxwell-Hertz tiada cocok dengan formulanya Galilei-Newton, formula itu cocok dengan formula Laurentz. Jadi relative menurut pengeritan lama (Galilei-Newton) ialah berhubungan dengan satu sangkutan tetap berhenti. Relative menurut pengertian baru (Minkofsky, Laurentz), ialah bersangkutan dengan "sembarang” sangkutan : sangkut-menyangkutnya masing-masing sangkutan, yakni, tak adanya sangkutan yang tak bersangkutan.




Syahdan Albert Einsten juga bersangkutan pada Minkofsky-Laurentz dan ini pada




Mawell-Hertz tadi. Teori Enistein itu berdiri atas 3 tiang yang kita kenal juga pada tulisan terakhir ini.










Cepat cahaya itu berpancar, pada sembarang sangkutan yang salah satunya bergerak sebentuk terhadap yang lain, adalah tetap (constant). Dia (ketetapan) itu tiada memperdulikan gerakan sumbernya cahaya itu ataupun geraknya sipemandang.




1.




Pendirian si pemandang, berhubung rapat sekali dengan hasil asli pemandangannya. Hasil yang diperoleh, kaau sesatu kejadian itu juga dipandang dari berlainan sangkutan ynag bergerak, berlain-lain pula. (Pada buku "Allgemeine Relativitat”), undang ini mendapat terjemahan baru. Disini kecepatan cahaya itu bergantung pada kodrat besar Gravitations potential. Jadi kecepatan cahaya itupun relative bersangkutan pula.




2.




juga pemeriksaan yang berhubungan dengan ilmu cahaya dan penglihatan (opties), tiada membuktikan adanya sangkutan yang tetap berhenti. Ini berarti bahwa tiadalah ada satu sangkutan pun yang berhak lbeih dari yang lain, yang juga bergerak berbentuk atau (gleichmassig und gradlinig) dengan yang bermula.




3.




Jadi menurut kurung tiga derajat ini, semua undang alam (tidak saja undang mekanika)




boleh mengambil sembarang sangkutan buat sipemandangnya. Diantara 2 sangkutan bergerak sebentuk terhadap yang lain tak ada berhak "lebih”. Ketiga simpulan ini dikutip dari Der Grosse Brockhaus. Dmeikianlah ringkasnya menurut pemandangan saya dibelakan pertentangan antara Fizeau, sebagai pokok perkara, dan Michelson sebagai kebatalan, kita berjumpa dengan Galilei-Newton sebagai thesis dan Maxwell-Hertz sebagai anti-thesis. Pertentangan itu diperdamiakan oleh pembatalan kebatalan Minkofsky, Laurentz yang berpuncak pada Einstein.




Disini ketetapan pancarnya cahaya pada satu kutup menurut "Spezielle” bukan "Allgemeine




Relativitats Theorie” dan ke "tak” tetapnya sangkutan, bergeraknya sangkutan dan berubahnya ukuran benda dan tempo pada lain kutub mengadakan "setimbang” seperti "proton dengan elektron”, K yang sudah kita kenal. Seperti setimbangnya "ketetapan pancar cahaya” dan




"ke-tak-tetapan sangkutan” tempo bertubuh pada sesuatu kejadian alam.




Tetapi janganlah pula dianggap, bahwa formula Galile-Newton itu sama sekali asing dari formulanya Laurentz umpamanya. Ahli ulung seperti Galilei-Newton yang bertachta diatas singgasana Ilmu, berpuluhan ratusan tahun dengan taida mendapat bantahan berarti, tentulah tiada bisa sesat sama sekali. Sekarang formula Galilei-Newton boleh dianggap hal terkecualinya formula Laurentz.




Kalau V diandaikan begitu kecil kalau dibandingkan dnegan cepatnya cahaya V, C dan




V2/C2nya formula Laurentz : praktisnya berarti = O (cocok dengan pemandangan Engels terhadap sejarah), maka teori Galilei-Newton juga dianggap mesti sebagai "postive result”, hsil yang pasti. Tadi saya katakan, saya beruntung mendapatkan buku tentang Relativietitnya Einstein. Buku itu melaksanakan undang Dialektika pula, walaupun Dialektika Idealistic. Sekarang, sesudah mendapat pengalaman pahit, saya mesti ubah persangkaan saya itu.




Sekarang saya rasakan peluh payah saya mencari "bahan” buat teori yang bukan makanan otak biasa atau otak yang sudah mendapat latihan luar biasa pun, ialah teori Relativiteitnya




Einstein. Seperti sudah saya bilang banyak pengarang tentang teori itu, yang mengaku tiada sanggup mendefinisikan teori relativity itu. Apalagi saya bukan ahli, dengan tergopoh-gopoh




buat tulisan tersambil pula mesti menimbang bahannya teori Einstein dari bangunan seseorang yang berpandangan idealistis. Bahan yang saya cari, korek dari bangunannya Cassirer itu,




sudah ditaruh, diketam dan disusun menjadi gudang menurut pemandangan seorang tukang yang idealistis. Sering bahan itu tak dikenal lagi ! Dari bahan itu saya mesti bikin bangunan




yang pendek dan teratur atau sistematis dan mudah dimengerti pula. Pembaca janganlah gusar kalau ada yang kurang. Melainkan harus bertambah giat buat mempelajari dari sumber asli




atau sumber turunan yang diakui. Tetapi tiadalah susah menantang pahamnya penulis tadi tentang filsafatnya teori relativity itu. Dan inilah pokok maksudnya tulisan ini tiadalah perlu




dan tak pada tempatnya seluruh langkahnya diikuti. Cukuplah kalau beberapa langkah saja kita ikuti dan selidiki seluruh silat dan pencaknya cocok dengan beberapa langkah yang akan




saya kemukakan disini, lagi pula langkah yang akan kita selidiki itu cocok pula dengan silat dan pencak para ahli filsafat idealistis sejawatnya.




Kata Cassirer :




……………….. pemandangan "teori pikiran” (Erkenntnis Theoritisch !).




Dimasa itu dimana-mana membawa kita pada paham, bahwa yang oleh bermacam-macam itu dinamai "benda” (Gegenstand) bukanlah barang yang selamanya tetap sendirinya, melainkan pada tiap-tiap tempat lebih dahulu ditentukan oleh "pikiran” (terjemahan bebas halaman 13).




1.










Madilog :




Pemandangan Madilog dimana-mana membawa kita kepaham, bahwa benda itu tetap,




pikiran manusia yang menterjemahkan benda itu yang menghampiri paham yang sebenarnya tentang benda yang tetap pasti tadi selangkah demi selangkah dalam sejarah pikiran yang masih pendek ini.




1.




Kata Cassirer :




"…………….. juga pengukuruan yang paling mudah (dengan Meter. K.G, jm dsb) mesti berdasar pada andaian teori yang tentu, pada dasar (principien) persangkaan (hypothesen)




atau bukti nyata (axioma), yang tiada diperoleh dari dunia yang boleh diperalamkan,




2.




melainkan andaian pikiran (postulate) yang mesti dibawa kepada dunia” (hal 4). Madilog :




Para pemulaan sejarah manusia, ukuran seperti hasta, jengka, tengah hari, setahun jagung




dsb itu langsung mendapatkan undangnya sendiri, dari badan dan jiwanya ilmu itu sendiri, undang ini merupakan dasar (principien), persangkaan (hypothesis) atau bukti nyata (axioma). Pada tingkat ini mulai perlantunan terjadi. Manusia mulai membentuk ukuran bermula dalam kepalanya, beurpa dasar persangkaan dan bukti nyata yang baru. Tetapi bagaimana juga semua bentuk pikiran itu mesti cocok dengan benda-yang-nyata. Semua principien, hypothesis dan axioma mesti dilempar pelantingan, kalau tak mendapatkan dasar pada peralaman.




2.




Kata Cassirer :




Bukanlah dasar dan jam dan ukuran benda, melainkan dasar dan andaian pikiran yang sebetulnya dan pada titik terakhirnya yang jadi perkakas pengukur (Hal 20).




3.




Madilog :




Bukanlah dasar dan andaian pikiran "ansich” sendirinya yang sebetulnya dan pada titik terakhir yang jadi perkakas pengukur. Melainkan dasar dan andaian pikiran yang bisa




disyahkan oleh peralaman dan alam.




3.




Kata Cassiner :




"Teori relativity mengajarkan kepada kita bahwa buat sampai kekejadian alam yang sebenarnya dan tunggal, maka nilainya ruang dan tempo yang kita peroleh dan dnegan pengukuran pada satu sangkutan, tiadalah bisa dari mana perhitungan itu dijalankan”. (Lihat 3 hal 28).




4. Madilog :




Menurut teori relativity lama ialah pahamnya Galilei-Newton, maka nilanya pengukuran




yang didapat pada satu sangkutan dianggap hasil yang tunggal dan umum-syahnya, akrena pada masa Galilei-Newton, sangkutan pada matahari tetap dan (bintang tetap) itu dianggap tetap tunggal dan umum syahnya. Tetapi menurut peralaman dan pengetahuan baru, maka matahari dan bintang yang dianggap tetap itu sendiri, tetap bergerak. Demikianlah pula sangkutan pada Matahari yang selamanya dianggap tetap, tunggal dan syah itu, sendirinya takluk pada pergerakan.




4.




Sekarang sembarang sangkutan mesti disangkutkan pada sangkutan lain. Jadi teori sangkutan tetap, bertukar menjadi teori sangkutan bergerak. Pikiran zaman baru




berhubungan dengan masyarakat baru menciptakan teori itu bermula dalam kepala manusi,




tetapi ciptaan itu memang bayangan keadaan alam yang sebenarnya dan mesti disyahkan oleh alam dan peralaman.




Kata Cassirer :




"Sekarang kita akui, dimana "ketetapan” (Konstanten) yang sebetulnya dan terakhir, dimana letaknya sumbu (angelpunkte) berputarnya semua kejadian. Dia tiu bukannya




benda yang ada, yang sebagai sangkutan yang terpilih diantara yang lain-lainnya, seperti




sangkutan matahari buat Copernicus dan bintang tenang tetap buat Galilei-Newton (hal




5.




117). Madilog :




Sekarang kita akui dimana "ketetapan” (Konstanten) yang sebetulnya dan terakhir, dimana letaknya sumbu berputarnya semua kejadian alam. Dia tu "tetap” benda sebagai sangkutan,




tetapi bukan sangkutan yang terpilih, melainkan sembarang sangkutan, karena tiap-tiap










sangkutan itu berada dalam pergerakan.




5.




Kata Cassirer :




"Yang sebetulnya tak berubah” itu, tak pernah sesuatu benda, melainkan Cuma perhubungan dasar dan sangkutan yang berseluk-beluk (funktionale anhangigkeiten) yang




dalam Matematika dan Physika kita ciptakan dengan formula.”




6. Madilog :




Perhubungan dasar dan sangkutan yang berseluk-beluk yang dalam matematika dan




Physika kita ciptakan dengan formula, yang olah Idealis dianggap sebetulnya "tak berubah” itu, ialah gambaran perhubungan serta seluk-beluknya benda dalam gerakannya




yang tak putusnya itu, pada tingkat pengetahuan manusia yang terakhir ini.




6.




Kata Cassirer :




Atom itu diandaikan oleh Demokrit (dalam pikirannya) sebagai benda alam yang tetap dan terkecil, lama sebelum pikiran mendapatkan jalan buat membuktikannya. Sebenarnya pembuktian itu, dalam arti yang pasti baru pada pemrulaan Kimia modern dijalankan, sebagai penglaksanaan undang "multiple Proposition”. (Undang Dalton, yang sudha kita kemukakan pada permulaan buku ini).




7. Madilog :




Memang Demokrit, ialah seorang madilogis yang paling sederhana tetapi paling jitu,




diempat penjuru alam, pada zaman hidupnya, malah dimasa lk 2500 tahun sesudahnya. Karena tanggapan tepat caranya Demokrit berpikir, maka dia bisa menyelami Atom, ialah benda terkecil itu lk 2500 tahun sebelumnya benda terkecil tadi disaksikan dengan teropong.




7.




Bukanlah satu atau dua perkara lain saja yang berhubungan rapat dengan Relativitynya




Einstein dalam buku "Zur Einsteinschen” …… itu, yang bisa ktia ambil contoh, buat diuji dnegan batu ujian filsafat. Perkara "ruang dan benda”, perkara "benda dan kodrat”, perkara "kodrat berat dan cepat bertambah”, perkara "Matematika Euclid ………..” Semuanya menarik hati, penting buat kecerdasan, dan tiada susah memahamkan dan menguraikannya. Tetapi apa boleh buat, buku ini sudah terlalu lebih panjang dari yang dimaksud bermula.




Lagi pula dengan dan nyanyinya Caassirer tehradpa persoalan semua perkara diatas sama seja. Seprti pada contoh diatas, ialah tentang teori Relativity, Cassirer, seperti kawannya yang




lain-lain memajukan pikiran sebagai asal pembentuk semua axioma, postulate, hypothesis dan




teori itu, demikianlah dalam semua pula Cassirer lupa menantang lawannya, ahli filsafat, materilias, yang disindir, dicemohkan dengan perkataan filsafat berdasarkan "kenyataan




keanak-anakan” (naif dinglichen) "benda keanak-anakan” (naif sinnlichen).




Teori Relativity membatalkan dasarnya Geometry Euclid, yakni ukuran tetap, tongkat yang tetap panjangnya pada semua tempat dan tempo serta membenarkan "sangkutannya” ahli Matematika Gausz yang berdasarkan garis melengkung.




Formula Gausz maka linien-elements (garis unsur) menurut Konitunya Euclid menjadi hal terkhurus. Semasa kejaidan itu menurut Cassirer ialah berbentuk otak, bikinan pikiran.




Bukanlah bayangan (abbild) kejadian alam dalam otak manusia. Filsafaat yang begini,




menurut Cassirer keanak-anakan, naif.




Physika menurut teori Relativity juga membuktikan kebenarannya keadaan didalam ruang kalau ktia bersandar pada 4 dimensinya Non-Euclid. Begitu juga jumlah 3 sudut dalam




segitiga itu menurut Geometry Non Euclid tidak 180º. Semuanya ini menurut Cassirer bukan




hasilnya bayangan benda atau kejadian alam dalam otak manusia, melainkan pikiran semata-mata.




Cassirer bersibodh saja atau melupakan bahwa azioma, hypothesis atau teori itu pada satu tingkat kemjuan kebudayaan, mesti bersandarkan pada alam dan peralaman.




Tidak saja tongkat yang bergerak itu menderta kependekan menurut formula laurentz, mesti cocok dengan alam dan peralaman, tetapi perintis Non Euclid yang pertamapun mencoba




menguji Teori ke Praktek.




Labatschefsky menguji kebenaran "ruang” menurut paham Non Euclid itu. Dia ambil




segi-tiga E, E, S. sebagai lantai E, E, dari segi-tiga tadi dia pakai garis tengah (diamterinya)




lingkaran yang diedari oleh bumi dikeliling matahari dalam setahun (Erdsahn). Puncak segi-tiga tadi ialah bintang Sirius.




Peralaman Labatschefsky membenarkan ruang yang beralasan Non Euclid. Tetapi kalau




lingkungan itu diandaikan Oº, maka dasar Euclid juga berlaku. Jadi dasar Euclid menjadi hal










terkhusus.




Jadi dasarnya Matematika Non Euclid itu tiadalah timbul semata-mata dalam otaknya seseorang pemikir belaka dengan tiada memperdulikan riwayatnya Science sama sekali.




Kemudian tiada pula dasar, yang berupa azioma, hypothesis dan postulate itu, diambil begitu




mentah-mentah saja oleh para ahli lain. Melainkan diuji lebih dahlu dengan alam dan peralaman. Baru kalau cocok dnegan alam dan peralaman, disyahkan ……….. buat sementara waktu. Apabila besok atau lusa didapati dasar baru, yang cocok dnegan alam dan peralaman pula dan lebih jitu dari yang sudah-sudah, maka dasar baru inilah pula yang diaku buat sementara waktu lagi. Dsar yang penghabisan, ungugl, tunggal dan tetap tak ada dalam Dunia dan Masyarakat yang tetap bergerak ini. Yang tetap tak berubah itu ialah ketetapan berubah. Cuma otak beku dari satu Masyarakat beku yang bisa mengakui ketetapannya "tak berubah” itu. Dan Pengakuan tetap tak berubah itu memangnya menandakan kebekuan sesuatu Masyarakat itu pula.




Einstein sendiri yang menurut Cassirer sendiri membaca copy bukunya Cassirer itu




"rupanya” bisa diperdayakan. "Rupanya” Einstein membenarkan pendiriannya idealis Cassirer itu. Walaupun dalam Physika Einstein berpendirian materialis, tetapi dalam filsafat rupanya berpendirian filsafat resmi, ialah filsafat borjuis. Bukan Einstein saja yang bersikap begitu.




Dicatat oleh Cassirer beberapa kalimatnya Einstein yang penting berbunyi : "Sesuatu pengertian itu nyata (existiert) kalau ia memberi kesempatan buat dibuktikan”.




"Tiap-tiap penerangan (paham tentang kejadian alam baru cocok dengan teori pikiran,




apabila dalam penerangan tadi tak ada yang lain masuk kedalamnya, meliankan segala perkara yang nyata” (Beobachtbare Elementen).




Diatas saya tulisakan, bahwa Einstein "rupanya” membenarkan filsafatnya Cassirer yang




beralasan idealistis itu. Saya belum pernah membaca filsafatnya Einstein sendiir. Tetapi akibatnya dua kalimat yang diatas saja dengan tepat dan langsung membawa Ekinstein kebarisan materialis. Menurut kedua kalimat diatas, maka paham atau pengeritan yang nyata dan benar menurut Science itu, ialah paham atau pengertian yang berdasarkan yang nyata, artinya yang bisa dipancainderakan. Ini cocok dengan Madilog.




Bagaimana juga paham Einstein yang disimpannya dalam otaknya itu, seperti Scientis lain dalam masyarakat Borjuis dia mesti menganggap paham filsafat dan agama resmi (opisil).




Einstein juga menerima upah kerjanya dair pemerintah Jerman, ialah pemerintah Rakyat




Kristen. Paham Einstein yang sebebarnya yang terpendam dalam otaknya itu boleh jadi muncul keluar, ia mesti muncul keluar, kalau seandainya Einstein bekerja dalam Masyarakat Russia Komunis. Disini tiada saja ia tak pelru takut membiarkan pahamnya, kalau materialistis itu keluar dari batas giginya. Malah hal ini akan mendapatkan penghargaan dan kehormatan besar dari pemerintah disana. Materilis atau tidak, kebangsaan Einstein menjatuhkan dia dari singgasana pengetahuan, dan melemparkan dia keluar Negara Jerman yang lama dan banyak menerima jasanya sebagai ahli Physika dan Matematika.




Scientis Dunia pernah dengan resmi mengaku keulungan Einstein. Pada Teori




Relativitynyalah boleh dibilang Science Zaman sekarang berpuncak.




Syahdan maka kalau kita kaji dalam semua "caranya” ilmu ini berjalan, maka kita berjumpakan banyak persamaan dengan caranya Logika dan Dialektika yang berdasarkan Materialistis dengan Madilog.




Kita cantumkan buat penghabisan artinya Madilog, ialah "cara berpikir yang berdasarkan




Materialisme Dialektika dan Logika, buat mencari akibat yang beridri atas bukti yang cukup banyaknya dan cukup diperalamnkan dan diperamati”. Begitu saya tulis pada kira-kira pertengahan buku ini (hal ….) ialah seblum saya mendapatkan dua kalimat Einstein diatas yang dicatat oleh Cassirer tadi.




Kalau diingat pula bahwa buat Dialektika A itu boleh Non A, bukan lagi seperti dalam Logika A itu tetap A, kalau kita peringatkan pula Undang Dialektika itu berlaku dalam keadaan yang mengandung 1. tempo, 2. pertentangan, 3. gerakan, 4. perkara seluk beluk dan akhirnya kalau kita jumpai dalam teori Relativity itu berkali-kali hampir dalam semua hal berlaku A itu boleh Non A, ya itu boleh tidak, sangkutan ini boelh, sangkutan itu boleh, sembarang sangkutan, akrena semua sangkutan itu bergerak, dsb ….. pendeknya kalau Madilog kita bandingkan dengan Teori Relativity itu, maka boleh kita simpulkan :




Dasar Teori Relativity, abhwa semua sangkutan itu bergerak adlaah cocok dengan




Madilog.




1.




Pergerakan semua sangkutan itu pada penghabisan kaji, tiadalah terdapat pada pikiran manusia, seperti kata Cassirer & Co, tetapi pada benda di Alam Raya, dimana semua benda takluk pada gerakan.










2.




Boleh dikatakan selalu Cassirer bersandar pada ahli Filsafat Kant. Seperti sudah kita bilang, Kant, tidak terus lalu (konsekuwen) seperti Hume. Kant berhenti setengah jalan, selslu




terganggu oleh rintangan benda ia, pikiran ia "wenn und aber” kalau dan tetapi. Filsafatnya




Kant bukanlah filsafat buat bertarung. Begitu juga Cassirer, berhenti ditengah-tengah jalan. Yang ditentangnya rupanya filsafat Materialisme lama, yang mekanis, seperti didaerah L Mettoi dsb. Cassirer tak pernah mengemukakan paham materialis yang dialektis, seperti Marx-Engels & Co. buat materialis lama memang tak ada perlantunan. Semua pikiran itu




ialha gambaran dari yang nyata, dari benda. Tak pernah pikiran tadi melantun dan membentuk kebendaan. Materialisme mentah itulah yangdikatakan bersifat keanak-anakan oleh Cassirer. Dalam hal menentang materialisme mentah itu Cassirer bersifat mentah pula : Ia pulangkan semua pada otak sebagai sumber dari segala dasar pikrian dan peralaman.




Tetapi kalau dengan langsung dia bertanyakan, manakah yang dahulu dan mana yang kemudian, pikiran itu ataukah benda dan kejadian (alam), maka seperti gurunya Kant dia juga memakai "wenn und aber”, aklau dan tetapi. Kata Cassirer pikiran dan benda semacam itu menjadi, "komplex” sulit. Tak ada yang bisa menjawab dengan pasti ya atau tidak. Jawabnya Cuma satu moment,s atu saat saja, seperti A itu boleh juga tidak A. Buat ahli Physika seperti Newton (terusannya Cassirer) tempat dan tempo itu ialah barang yang nyata yang bisa diperalamkan. Tetapi buat ahli filsafat seperti Bergson semuanya itu ialah barang impian (fiction) dan buah pikiran semata-mata (abstraktion). Buat Cassirer baikpun benda nyatanya Newton, ataupun buah pikirannya Bergson itu, Cuma moment, Cuma saat, yang mengalir yang tak bisa ditentukan mana yang dulu mana yang kemudian, mana yang betul, mana yang salah.




Disini Cassirer berlaku seperti Dialektis ! Tetapi malangnya Cassirer, dia tiada bersandar atas benda dan sejarah. Pertanyaan mana yang dahulu dan mana yang kemudian, pikiran




manusiakah atau benda dan kejadian alamkah, ialah persoalan yang pasti yang bisa pula




dijawab dengan pasti. Disini ya ini Cuma berarti ya, dan tidak itu berarti tidak. Disini A itu bukan Non A, karena persoalannya adalah pasti.




Science sudah menentukan hampir pasti, bahwa sejarah bumi kita ini saja ada lk 3000 á




4.000.000.000 tahun lamanya. Sejarah manusia dengan otak sebagai sarang pikirannya Cuma lk 500 atau 600 tahun.




Dengan pasti bisa ditanya dengan pasti pula oleh dijawab oleh kanak-kanak pun :




"Manakah yang dahulu dan manakah yang kemudian pikiran atau kejadian Alam”. "Manakah yang dahulu teori Copernicus (hidup pada tahun 1473 – 1543) atau Alam Raya ?




Disini Cassirer tak bisa lari bersembunyi dibelakang "wenn und aber”, ataupun Dialektika impian, ialha Dialektika Idealistis ………..










S I S A




Perkara 1. KEAJAIBAN ANGKA 0




" Dunia fana ini saja belum engkau ketahui. Apalagi dunia baka !”, kata Guru Asia, yangpaling jujur dimata saya : Guru Kung. Yang dekat, yangs udah diketahui itulah yang menakjubkan penulis ini. Kejadian,




kemuliaan dan kebesaran itu, buat saya ialah barnag yang sudah diketahui, atau mungkin bisa diketahui banyak dan sifatnya. Keajaiban itu buat saya mestinya barang atau perkara yang




mengandung pengetahuan. Pengetahuan itulah buat saya pangkal serta ujung keajaiban. Tak ada barang yang menakjubkan saya kalau barang itu belum sedikitpun saya ketahui.




Sebaliknya berapapun kecilnya barang yang sudah diketahui itu, menakjubkan saya. Anak panahnya Seri Rama, yang bernama Gondewati, yang bisa menjelma menjadi Naga atau




jembatan, menggelikan hati saya. Boleh juga menerbitkan kemarahan, karena kepercayaan pada kesaktian semacam itu, yang bisa diperoleh manusia, pada urat akarnya memadamkan




semua hasrat dan minat terhadap Ilmu Bukti. Kesaktian satu Nabipun, yang dipercaya bisa membawa terbang melayang atau menghidupkan orang mati, tiadalah perkara yang




menimbulkan rasa ketakjuban saya. Malah sebaliknya ! Bahkan semut kecil yang mempunyai oragnisasi menjadi kukuh, setiap tempo dan tempat bisa menarik perhatian saya dan




menimbulkan bermacam-macam perasaan dan pikiran yang hidup, dinamis.




Saya persilahkan tuan sebentar duduk bermenung ! Ciptakan teropong 100 inchi (2,55 M)




yang bisa melihat kesemua penjuru alam 500.000.000 tahun sinar jauhnya itu !




Saya katakan ciptakan ! Karena kebanyakan diantara tuan tentulah tak berkemujuran bisa melihat apalagi memakai teropong semacam itu !




Tuan pikirkanlah bahwa 1 tahun sinar bejalan melalui 6.000.000.000.000 mil. Bisakah tuan




menggambarkan antara yang dilalui oleh Sinar dalam 500.000.000 tahun yakni 500.000.000 kali 6.000.000.000.000 mil itu ?




Dengan teropong tadi tak terpermanai banyaknyabintang, matahari, bumi dan bulan yang










bisa disaksikan. Daerah kita ialah alam matahari dengan 9 buminya yang terutama. Tetapi Alam Matahari ini Cuma sebagian kecil sekali dari Alam Bintang kita, yang bisa diperamatai oleh teropong raja tadi. Dalam Alam Bintang kita adalah 100.000.000.000.000 bintang, matahari, bumi dan bulan, tetapi bukan satu saja Alam Bintang diruang Alam Raya. Teropong tadi menyaksikan 100.000.000 Alam Bintang (universes) 33 (o). menurut Ahli, rapatnya bintang pada tiap-tiap Alam Bintang itu dipukul rata sama. Jadi tiap-tiap Alam Bintang yang




100.000.000.000 itu pukul rata mempunyai 100.000.000.000 bintang pula. Bisakah tuan menggambarkan 100.000.000 kali 100.000.000.000 banyaknya bintang, matahari, bumi dan bulan.




Tuan panggillah dihadapan tuan, Achmad dan Darmo. Dua pemuda teguh tegap. Suruhlah berpegangan tangan. Damo berputar mengelilingi Achmad yang berputar mengelilingi dirinya




sendiri, sambil memandang mukanya Achmad.




Achmad menarik Darmo dan sebaliknya Darmo menarik Achmad. Kedua berputar mengelilingi sumbu. Dengan begitu mereka mengadakan setimbang, yakni setimbang dalam bergerak atau pergerakan yang setimbang. Begtiu juga lakunya matahari dan bumi kita, Alam Matahari kita dan Alam Bintang kita dsb. Tetapi jangan tuan lupa, bahwa, keadannya Achmad dan Darmo tarik-menarik itu atau menarik dan menarik itu karena menarik menuju satu penjuru sama dnegan mneolak dipandang dari penjuru bertentangan, bahwa kodratnya




Achmad dan Darmo itu bergantung pada banyak dan sifat tulang dan dagingnya mereka pada masa-zatnya. Begitulah kodrat matahari, bintang, bumi dan bulan yang 100.000.000 kali




100.000.000.000 juta itu bergantung pada jumlah zatnya. Jumlah zat (massa) matahari kita saja sudah 332 kali jumlah zat bumi kita. Jumlah zat Alam Bintang kita saja menurut




perhitungan ahli sudah 160.000.000.000 kali jumlah zat matahari atau 332 kali




160.000.000.000 jumlah zat bumi kita. Jadi jumlah zatnya 100.000.000 Alam Bintang itu lebih kurang 100.000.000 kali 332 X 160.000.000.000 kali zat bumi. Menurut Ilmu Bukti




sekarang maka kalau kodratnya proton kodrat elektronnya 1 ons batu arang bisa




ditpertempurkan, dan satu sama lainnya binasa-membinasakan (neutralixing), maka kodrat yang bisa timbul adalah 100.000 kodrat kuda. Sekarnag saya persilahkan tuan menggambarkan berapa kodrat kuda yang tersimpan dalam bumi kita, matahari kita, Alam Bintang kita yang berjumlah zat sama dengan 332 kali 160.000.000.000 jumlah zat bumi kita, dan akhirnya kdorat yang tersimpan dalam 100.000.000 Alam Bintang atau Universes itu menjadi 100.000.000. kali 332 X 160.000.000.000.000 zat bumi.




Tuan kita tuan betul-betul duduk berhenti bermenung diatas kursi menggambarkan angka diatas tadi. Sebenarnya tuan dengan kursi, rumah dan tanah yang tuan duduki itu dnegan bumi kita ini tak pernah berhenti. Dalam satu tahun bumi kita mengedari matahari pada lingkaran yang panjangnya 937.000.000 KM itu. Jadi kita dan bumi kita terbang mengelilingi matahari dengan kecepatan 2.560.000 KM satu hari. Belum lag isepatah kata di sebutkan, ialah dalam satu detik maka bumi kita sudah terbang 18 mil. Masa dulu sampai zaman Galilei, Newton, matahari itu dianggap berhenti. Tetapi ilmu sekarang menghitung kecepatan matahari itu mengelilingi pusatnya ialah dekat bintang SAGITARIUS, di Alam Bintang kita dalam




225.000.000 tahun.




Tuan ingat barangkali kalimat dalam buku contoh Indonesia, berbunyi : bintang dilangit yang tiada tepermanai banyaknya ! Pasti tuan tak bisa menghitung bintang itu karena banyaknya dan karena rapatnya. Tuan tentu menggeleng-gelengkan kepala, kalau mendengarkan ahli berbicara, bahwa pertempuran bintang dan bintang itu boleh dikatakan perkara mustahil. Tuan tentu bertanya dalam diri sendiri : Bisakah peredaran silang kilat itu berlaku dengan rapi ? Tuan mesti tahu bahwa karena jauhnay para bintang itu dari kita, maka kelihatannya rapat dan kecil. Tetapi tuan masih ingat, bahwa antara kita dan matahari kita, yang rupanya dekat dan besarnya sedikit lebih besar dari kuwe ambon itu, adalah kira-kira




149.000.000 KM. Bintang yang paling dekat pada matahari kita ini, adalah




25.000.000.000.000 mil, jauh antara satu alam bintang besar dan alam bintang lain adalah




1.000.000 tahun sinar. Pada antara besar dan alam kosong diantara bintang dan bintang itulah juta-jutaan badan diruang alam itu, melakukan peredarannya menurut kodratnya




masing-masing. Sepanjang perhitungan Sir Jean Jeans, maka pertempuran bintang dan bintang yang sebenarnya itu mungkin terjadi sekali dalam 600.000.000.000.000.000 tahun. Hal ini tak




boleh jadi mengurangkan tidur atau nafsu tuan makan, tetapi angka ber-0-nya Sir Jean boleh tak bisa tuan gambarkan dalam pikiran.




Saya persilahkan tuan mendengar dan bermenung. Beberapa barisan angka ber-0, yang sudah bersaf-saf, dimata tuan. Tuan tak bisa menghitung sendiri banyaknya bintang dilangit




itu. Malah taun tak bisa menggambarkan semua bilangan itu dengan pikiran. Saya sendiripun tak bisa. Pasti Sang Ahli sendiri juga tak bsia menggambarkan dalam otaknya. Dalam hal ini




barangkali kita Cuma duduk percaya saja pada kebenaran perhitungannya.










Tetapi percaya dan percaya ada dua macam. Ajaib dan ajaib pun ada dua macam. Pertama, percaya dan kagum atas sesuatu yang berdasarkan bukti perhitungan dan Logika. Yang lain percaya dan kagum atas sesuatu yang tiada berdasarkan bukti ataupun perhitungan dan Logika.




Kalau saya tanakan pada tuan berapakah orang dikepulauan Indonesia yang sama banyak rambutnya ? Tak mengerankan kalau tuan jawab t i d a k ada. Dan seorangpun tuan tak bisa menghitung rambut penduduk Indonesia yang 70.000.000 itu, walaupun perhitungan itu dijalankan semur hidup. Tetapi perhitungan Logika bisa memberi keyakinan. Pertama tuan mesti meandaikan banyak rambut yang paling sedikti pada satu kepala. Umpamanya satu orang, jadi selainya orang gundul sama sekali. Kedua, tuan mesti taksir berapa banyaknay rambut satu kepala yang paling tinggi 100.000 kah ? Terlalu banyak, kata tuan. Saya tambah lagi jadi 1.000.000. sekarang kita kumpulkan mereka yang berbeda-beda rambutnya dari 1, 2,




3, ……..sampai 1.000.000 jadi kita peroleh satu golongan terdiri dari 1.000.000 orang. Diantara 1.000.000 orang ini tak ada dua orang yang sama-banyak rambutnya. Masih tinggal




70.000.000 – 1.000.000 = 69.000.000 yang belum diperiksa.




Kita bikin golongan kedua yang seorang berbeda banyak rambutnya dengan yang lain. Kita dapati golongan kedua terdiri dari 1.000.000 orang pula. Begitulah buat 70.000.000 penduduk




Indonesia kita dapati 70 golongan yang dalam masing-masing golongan berbeda-beda banyak




rambutnya.




Tetapi sekarang kita bandingkan golongan dengan golongan, yang masing-masing terdiri dari 1.000.000 orang, dan berambut berbeda-beda dari 1, 2, 3 …. Sampai 1.000.000 orang.




Pda tiap-tiap golongan yang jumlahnya 70 googan itu, kita dapati 70 orang yang tak samam




mempunyai 1 rambut, 70 orang pula yang berambut 2, 70 orang pula yang berambut 3




…..sampai 70 orang yag berambut 1.000.000. jadi dalam 70 golongan adalah 70 x 70 = 4900 orang yang bersamaan rambut.




4900 orang yang sama banyak rambutnya ini kita peroleh dengan "andaian” yang




seburuk-buruknya. Saya sendiri belum pernah berjumpakan orang Indonesia yang berambut satu. Yang berambut 100 pun jarang didapat. Kalau minimum (yang paling rendah) tadi, 1 tadi, kita naikkan jadi 100 maka kita memperoleh lebih dari 4900 yang bersamaan rambutnya. Puteri Sokawali pun saya pikir tak cukup 1.000.000 banyak rambutnya. Cobalah tuan cabut rambut tuan sampai 100.000 banyak rambutnya. Cobalah tuan cabut rambut tuan sampai




100.000 ! Kalau tuan belum lagi gundul paling sedikitnya sudah amat botak. Kalau maximum




(yang paling tinggi) tadi diturunkan, maka kita tentu melipat yang 4900 tadi. Lagi pula tentulah lebih dari 70 orang yang sama-sama berambut 10.000, 9.000, 8.000, dsb. Dalam hal ini angka yang kita peorleh berlipat ke 4900 lebih banyak pula. Tetapi seandainya sebelum perhitungan Logika ini dijalankan dalam ini angka yang beroleh perlipat 49000 ialah banyak pula.




Tetapi seandainya, sebleum perhitungan Logika ini dijalankan, saya katakan, bahwa di Indonesia, di Jawa, malah di Jakarta saja mestinya banyak orang yang sama rambutnya tentulah tuan tak percaya.




Begitu juga sifatnya kepercayaan yang ktia tumpahkan pada seorang ahli dari Ilmu Bukti. Kalau tiada percaya, bukanlah kita tiada percaya sama sekali seperti tiada percaya kepada




seribu satu impian yang datang dari kaki Gunung Himalaya. Kalau kita tak percaya pada




perhitungan ahli Bintang Barat umpamanya, maka kata percaya itu mengandung arti s i l a p, yakni salah andaian (postulate), salah dasar (axioma), salah pangkal (premis), salah persangkaan (hypohtesis), salah teori atau undang, salah penglaksaan atau salah perhitungan. Semua kesalahan ini besok atau lusa bisa dibetulkan atau diperkecil.




Kalau pada permulaan cerita, Arjuna yang mahasuci dan mahasakti, dari Kitab yang unggul kita baca, bahwa Sang Arjuna bisa bersembunyi dalam subang bidadari, tetapi pada akhir cerita, Sang Arjuna tadi mesti menunggu mulutnya Raja manimantaka terbuka, buat dipanah, karena lima bagian badannya raja Manimataka ini kebal, maka kita berjumpa dengan aliran pikiran, yang bertentangan dengan common sence dan Logika pikiran sehat dan undang berpikir. Orang sehat pikiran mesti bertanya : kenapa Sang Arjuna tak sembunyi dalam roti martabaknya Raja Manimataka saja ............... Kemudian ya, kemudian sesudah mati, martabak itu ditelan-sungkahkan oleh Manimataka itu Sang Arjuna dengan Panah Pasupati dan lasykar yang bisa disihirnya itu, bersorak-sorak atau menari hula-hula, dari rangkungannya sampai keujung ususnya. Apa guna bagi balatentara sebanyak itu, senjata lengkap buat pertarungan serupa mati-matian seperti manusia biasa ! Sambpai berkali-kali Sang Arjuna mesti semedi ? 1001 pertanyaan bisa dibikin, tetapi tak satu pun jawab bisa




masuk akal. Anak-anak atau orang dewasa yang dididik dengan cerita keanak-anak, nonsense, omong kosong boleh percaya, rusak binasa kecerdasan inteleknya oleh cerita yang dipuja semacam itu. Hal ini sudah lama dan sangat menyedihkan hati saya, karena hal ini bergentung










dengan politik semangatnya sebagian besar Rakyat Hindustan dan Negara muridnya, ialah Indonesia. Cerita Hindu semacam ini, Ramayana dan Mahabarata, yang jadi bahannya wayang itu tiadalah senilai dan segolongan dengan cerita Arab 1001 malam. Bangsa Arab tidaklah lemah, goblok bertahyul dan menganggap cerita itu sebagai kiasan saja ........ tak 1/1001 diantara cerita 1001 malam itu yang menjadi kepercayaan dan haluan hidupnya Arab. Keulungan cerita 1001 malam walaupun berasal dari Hindustan, terletak kepada ketinggian pikiran yang bisa melayang. Buat bangsa Arab dan Eropa, juga Tionghoa, yang berdiri dengan dua kakinya ditanah pada dunia sebenarnya, dunia bukti, perlayangan pikiran itu, adalah satu pertengahan .......... buat tamasya ketaman impian, fantasi, seperti jasmani perlu olah raga,




sport atau pelantunan sesudah mengerjakan pekerjaan berhasil, begitu juga pikiran perlu beristirahat, dilayangkan sesudah bekerja rapi teratur dan berdasarkan bukti. Bukanlah 1001




malam atau fairytales, cerita peri dan bidadari yang lain-lain itu dianggap sebagai hasrat yang




murni yang bisa didapat dengan jalan semedi (tapa), yang mengambil hampir seluruh tenaga, pikiran dan tempo, dengan hasil yang hampa.




Perkara 2. JIWA.




Tuan anggap jiwa itu seperti sesuatu yang terpisah, tunggal, sendirinya, sesuatu anugerah yang diterima oleh manusia saja, akhirnya sesuatu anugerah yang bulat sempurna. Ada




diantara tuan yang percaya, bahwa kalau seseorang mati, maka jiwa itu meninggalkan jasmani




dan melayang-layang dialam ini, seolah-olah seekor burung yang tak bersarang. Ada pula diantara jiwa itu yang masuk kedalam badannya binatang. Seperti harimau dan buaya. Ada pula yang percaya, bahwa jiwa itu bersama-sama dengan jasmaninya orang mati tadi, berhenti-lena, seperti dalam badannya orang tidur, menanti-natni panggilan malaikat sesudah hari kiamat. Kemudian pada sesuatu pengadilan akhirat akan ditimbang kebaikan dan keburukan seseorang yang bersalah akan dilemparkan kedalam api neraka, sedangkan yang baik akan dimasukkan kedalam surga buat selama-lamanya. Ada pula yang percaya, bahwa jiwa itu berpindah-pindah dari satu badan demi satu badan menurut kebaikan atau keburukan seseorang didunia fana ini. yang berbuat baik, jiwanya berpindah kejasmani manusia yang




berkasta lebih tinggi kekasta yang tertinggi dan akhirnya berada disamping atau lebur dengan maha jiwa, Atman. Dia tak akan kembli lagi kedunia fana, kedunia rantai, kedunia belenggu




yang jahanam ini. yang berbuat buruk, jwianya akan berpindah kebadan yang rendah demi




rendah, dari kasta Paria, kasta terkutuk itu sampai ke-anjing, babi, kera,atau ular, kodok, cacing dan sebagainya.




Tetapi dimanakah dan bilakah tuan berjumpa dengan sesuatu kodrat yang t e r p i s a h dari benda, dan tiada menerima s i f a t – nya dari sesuatu benda ? Bukankah kodrat listrik :




tersimpan oleh benda kimianya, magnit pada besi beraninya, uap dan air mendidihnya, hidup pada tumbuhan atau hewan dan jiwa pada manusia ? Pernahkah tuan berjumpa cahaya listrik, kalau tak ada awan dalam pabriknya, kodrat uap, kalau tak ada air mendidihnya, hidup pada




kayu mati atau pada bangkai binatang atau jiwa pada mayat. Bisakah tongkat ditangan tuan berakar, berdaun dan berbunga, dapatkah bangkai anjing tuan menggonggong atau mencium




kaki tuan, mayat anak tuan senyum dan emmeluk leher tuan ? Sudahkah tuan pikirkan, dimana tempatnya, atau mestinya bertempat surga atau neraka itu di Alam Raya kita ini ?




Pasti dalam daerah pemandangan yang jauhnya 500.000.000 tahun sinar, atau 500.000.000 kali 600.000.000.000 mil, baik kepenjuru ats atau kebawah, kiri atau kanan, muka atau




belakang, Surga Loka atau Neraka itu tak akan terlihat dan pasti tak akan kelihatan berapapun majunya perkakas memandang. Apakah yang tuan maksudkan dengan hari kiamat itu




pertempuran bintang dan bintang atau bumi dan bintang ? Kalau begitu, tuan tunggulah, tunggulah dengan jiwa-lena itu 600.000.000.000.000.000 tahun lagi ........... kalau terjadi pula.




Seseorang ahli Ilmu Bukti, bertumbuk dan bertentangan fahamnya, kalau ia andaikan kodrat benda, hidup tumbuhan dan hewan serta jiwa manusia itu, masing-masing dianggap satu




anugerah yang tak perduli-memperdulikan ; satu anugerah yang tiba-tiba diberikan pada masing-masing yang menerimanya dengan bulat sempurna. Ahli Ilmu Bukti, mesti anggap




kodrat hidup dan jiwa itu sebagai tingkat kemajuan, dari jutaan tahun, yang terbawa oleh benda yang berhubungan dengan dalam jutaan tahun itu pula ; sebagai perubahan benda mati




menurut undangnya dialektika dan logika, dalam jutaan tahun sampai ketingkat yang hidup dari sini sampai ketingkat manusia. Ada masa dan syaratnya benda hidup dan benda mati itu




tak bisa dipisahkan. Berhubung dengan itu, kodratnya benda mati dan hidup atau jiwa itu tak pula bisa dipisahkan, melainkan berseluk-beluk : yang satu mengandung yang lain : tingkat




yang rendah maju tumbuh ketingkat yang lebih tinggi dan tertinggi.




Jiwa itu pada zaman sekarang, malah dahulu pun sebelum zaman sekarang tiadalah lagi sesuatu yang gelap sama sekali ! Tuan juga sudah mendengar dan barangkali sekali sudah




mempelajari ilmu jiwa, psychologie, jiwa itu sudah ditentukan oleh tiga corak, ialah : Akal,




perasaan dan kemauan. Dengan akal diketahui sifat dan banyaknay sesuatu barang.










Buruk-baiknya sesuatu kelakuan manusia, indah jeleknysa sesuatu barang, senang susahnya sesuatu pekerjaan dll. Disaksikan oleh perasaan apabila tuan hendak mencapai sesuatu maksud, maka tuan memuja kemauan tuan. Sudah tentu akal, perasaan dan kemauan itu berseluk-beluk, karena ketiganya itu bersumber dijiwa juga. Tiadalah tuan ingin mengetahui sesuatu barang atau hal dan memakai akal dan pikiran, kalau barang atau hal itu, tiada mempengaruhi perasaan buruk-baik, indah-jelek atua senang-susahnya tuan. Tiadalah sebaliknya sesuatu barang atau hal menyusahkan tuan, kalau tuan sama sekali tiada mengetauhi seluk-beluknya barang atau hal itu. Akhirnya kemauan tuan dengan semangat hidup atau mati, hendak mencapai sesuatu idaman, mustahil bisa timbul dan bertambah




kuat-kokoh kalau tidak disertai perasaan yang mendalam masuk kehati sanubari tuan dan pengetahuan cukup tentang idaman itu sendiri dan jalan mencapai idaman itu.




Sekarang saya bertanya : pernahkah tuan pusing kepala, sakit perut, atau sakit gigi ?




Pertanyaan ini kecil rupanya, tapi besar akibat jawabnya.




Seandainya tuan ditimpa salah satu dari penyakit yang belum boleh dikatakan berbahaya ini, bisakah tuan dnegan akal itu mempelajari teori Pythagoras apalagi teori RELATIVITY




dari Einstein dengan seksama seperti biasa ? Bisakah tuan dengan perasaan itu kagum




indahnya awan berarak atau bulan purnama raya dengan waringin-songsang ; masih giat dna masih kuat kukuhkah kemauan tuan melanjutkan perlombaan lari, berenang atau berjalan dari Jakarta ke Bogor itu ?




Kalau seandainya ubkan semacam penyakit saja malah sakit kepala, gigi dan perut, sekali jalan menggoda tuan bertambah naik atau bertambah turunlah kecerdasan, perasaan dan




kemauan tuan terhadap beberapa perkara diatas tadi dan tiadalah susah menggambarkan wajah




muka tuan, kalau pengakit tiga serangkai tdi ditambah pula dengan demam panas atau penyakit yang berbahaya seperti kolera dan pest. Dalam hal ini bagaimanapun kerasnya iman tuan atau manjurnya mantera yangtuan sebutkan, pasti akal, perasaan, kemauan, trimurti, jiwa tuan itu berada dalam antara a d a dan t i a d a.




Diatas kita saksikan penglaksanaan yang dahulu pernah kita uraikan ialah Jalan Perubahan Bersama (Comitant Variation). Perubahan (sebab) disertai perkataan (akibat). Perubahan keadaan jasmani disertai oleh perubahan jiwa. Makin sakit jasmani itu makin sakit pula jiwa itu. Sebaliknya dalam keadaan jasmani yang baik, barulah bisa diperoleh jiwa yang sehat : Otak yang terang benderang, perasaan yang halus mulia disertai hati gembira dan kemauan seperti baja, (Pada masing-masing orang tentulah hal ini berlaku menurut pembawaan (aanleg) masing-masing orang pula !).




Nyatalah pada contoh diatas terikatnya tersimpannya Jiwa itu pada Jasmani tiadalah jiwa itu satu benda yang lepas dari jasmani dan tiada memperdulikan hal ihwal jasmani itu. Sakit




senangnya jasmnai berarti sakit senangnya jwia itu pula. Betul pula tetapi tiada s e l u r u h n y




a, Cuma sebagai berlantunan, sakit jiwa terutama sakitnya perasaan itu mempengaruhi jasmani pula. Rusuh remuknya hati tuan, malah seekor anjingpun ................ karena




kehilangan yang dicinta sayangi bisa menghilangkan nafsu tidur dan makan minum tuan dan




akhirnya menimbulkan penyakit atau membawa tuan kepintu kubur.




Kalau sekiranya hal yang pilu sedih ini terjadi, bisakah tuan berjumpakan jiwa yang tuan cintakan tadi atau bisakah tuan menjumpai kembali kami, yang tuan tinggalkan ? Bisa, kata




setengah orang!




Tetapi malang y a n g s e t e n g a h o r a n g cuma mendengarkan dari lain orang pula,




Cuma percaya pula ; atau tertipu oleh tukang sulap yang bisa melakukan pada semua tempat, dan tempo dan bisa bergelangan mata orang banyak dan bersuluhkan bulan dan matahari.




Saya persilahkan tuan sebentar memperingati tiga kemungkinan yang dimajukan pada




permulaan buku ini (halaman .......). Berhubung dengan tiga kemungkinan itu, maka menurut Dewa R a h (atau mahakuasa itu) tak bisa lebih dan tak bisa pula kurang kuasanya dari alam dan kodrat alam. Kalau diuji dengan Logika kita terpaksa mengakui bahwa Maha Kuasa itu, dalam hal ini di Egypte ialah Dewa Rah, sama diri (selfsim) dengan Alam dan Kodratnya. Saya ulang : Yang Mahakuasa itu sama diri (idealistic) dengan alam dan kodratnya, seblaiknya alam dan kodrat itu sama diri dengan yang Mahakuasa. Buat sebentar saya mohonkan kepada tuan, buat sebentar saya minta tuan mendengarkan akibat yang mengenai




pengakuan, andaian yang diatas ini. kalau ktia andaikan Yang Mahakuasa itu ialah Atman dan




Kodratnya, maka pertama sekali sungugh banyak paham lama tentang Alam dan Kodratnya, yang tiada cocok lagi dengan pengetahuan zaman sekarang tentang Alam dan Kodratnya itu. Paham Lama itu mesti kita buangkan dari otak yang dewasa dalam masyarakat kita dan tak boleh dimasukkan lagi kedalam otak muda lemah, pemuda dan pemudi kita, didikan masyarakat mesti berdasarkan yang nyata, yang pasti, yang cocok dnegan ilmu dan peralaman. Cuma dengan jalan itu kita bisa mendapat kemajuan jasmani dan rohani dalam semua lapangan. Betul pula semua kemajuan jasmani dan rohani dalam semua lapangan itu mestinya










yang cocok dengan pengetahuan yang pasti tentang Alam dan Kodratnya.




Bukanlah sekali-kali dimaksudkan bahwa kita mesti menista dan merendahkan pemikri ahli filsafat, yang sudah memberi jawaln dan petunjuk kepada masyarakat berabad-abad lamanya




sampai kita menaiki tingkat masyarakat yang sekarang. Sebaliknya kita mesti teruskan




memuji jasa mereka dengan sepatutnya, seperti pujian yang dikirimkan pada arwah nenek moyang kita yang berjasa besar.




Semua kekurangan mereka yang kita saktikan sekarnag bukanlah disebabkan kekurangan kejujuran dan kecapakan, melainkan kekurangan perkakas dan jasa berpikir, kekurangan




sejarah, yang juga berarti kekuasaan.




Bukanlah pula dimaksudkan bahwa kita sekarang mesti mencuci maki dan menghinakan pemimpin rohani masyarakat kita yang sekarang dengan tiada memandang bulu dan warna.




Ktia mesti akui penuh, bahwa masih banyak tiada semuanya diantara pemimipn rohani




masyarakat kita zaman sekarnag, yang walaupun banyak mengandung pengetahuan yang tiada lagi cocok dnegan zaman, mereka berhati jujur, tulus, dan ikhlas, beriman, beribadat dan mengajarkan kepercayaan nya itu dengan sungguh dan lurus hati. Sekali-kali mereka ini tiada pantas menerima penghinaan atau upatan usaha dan jasa mereka selam ini mesti diakui penuh. Tempat mereka pada masyarakat dan kebudayaan baru mesti ditentukan kembli, tetapi




sudah tentu mereka mesti menyesuaikan diri dengan masyarakat baru itu. Seperti sebaliknya pula masyarakat baru itupun mesti menyesuaikan diri pada mereka yang berjasa pada




masyarakat yang lama itu.




Kalau kita kini mengakui, bahwa yang Maha Kuasa itu sama diri dengan Alam Kodratnya, maka ktia mesti pula akui bahwa jiwa itu, bukanlah sesuatu yang terpisah, tunggal, sendriinya sesuatu anugerah yangditerima oleh manusia saja ; akhirnya sesuatu anugerah yang bulat sempurna melainkan kita mesti mengakuui : jiwa itu ialah berpadu dengan Alam dan Kodratnya ; jiwa itu ialah terbawa oleh sarinya Alam dan Kodratnya ; akhirnya jiwa manusia itu ialah hasil kemajuan Alam dan Kodratnya. Alam dan Kodrat yang berkemajuan. Malah paham kita manusia tentang jiwa itu takluk pula pada undang evolusi (kemajuan).




Kalau begitu, bersama dengan berhentinya jasmani kita bergerak, bernafas, mencernakan, menyelenggarakan darah dengan jantung, mengotak dsb ........ dengan begitu berhentilah pula




kita berjiwa, bernyawa, yakni berpikir, merasa dan berkehendak.




Bukannya dimaksudkan jasmani yakni darah daging, tulang-belulang kita, sama sekali musnah, hilang lenyap. Tak ada benda yang hilang lenyap di alam ini. Benda yang disangka hilang itu Cuma bertukar bentuk. Tak sedikitpun, tak seatompun jasmani kita hilang dialam ini. dalam kuburan, tanah jasmnai tuan dan badan saya, jasmani raja atau rakyat, kapitalist atau proletar, alim atau bangsat, bertukar bentuk menjadi air, tanah, logam dan garam. Tetapi air, garam dan tanah logma itu tak akan tetap tinggal disana. Air tadi akan menguap keudara, naik disiisap tumbuhan atau bercampur dengan air lain mengalir ke sungai atau perigi tuan. Garam dan tanah logam (minerals) tadi akan diisap pohon dan bunga atau bercampur dengan air yang mengalir ke sungai, kelaut atau keperigi tuan. Boleh jadi sekali airnya jasmaninya si Alim atau bangsat sudah dalam cangkir atau kendi tuan atau sudah sama sekali lebur dalam darah dan daging tuan sendiri. dengan begitu maka darah daging si alim atau bangsat tadi sudah berleburan jwia pula dengan tuan. Kalau tidak dengan langsung air jasmani sialim atau bangsat tadi masuk kedalam perigi atau cangkir tuan, tentu dengan memutar, bagian jasmaninya sampai juga pada tuan.




Daging dan tulang sumsumnya, alim atau bngsat, budiman atau bajingan itu, membentuk




zat yang dibutuhkan betul oleh tumbuhan. Barangkali jeruk atau air kelapa yang tuan idamkan dari semenjak matahari turun tadi, yang tuan bermula makan dan minum pembuka puasa tuan, banyak mengandung zat aslinya si budiman atau bajingan tadi.




Tuan najiskan, tuan haramkan babi atau anjing ! Bisakah tuan jamin tak ada zat aslinya babi itu masuk ke dalam jasmani atau rohani tuan. Siapa tahu, sayur yang tuan makan itu langsung




atau memutar sudah berpadu dengan zat asli dan kodratnya si babi atau anjing itu.




Atau lembu, atau kambing yang tuan anggap halal itu sudah berpadu dengan zat aslinya si babai atau anjing dnegan perantaraan daun rumput yang dimakannya sehari-hari, udara yang dinafaskan atau air yang diminumnya.




Pasti tuan tak bisa tahu bahwa tikar sembayang tuan itu boleh jadi sekali tak lain melainkan penjelmaan zat aslinya si bangsat atau babi, malah surat suci tuan sendiri tak bsia




menghindarkan diri dari kenajisan karena kertas dan tintanya berasal dialam raya juga.




Kemahakah tuan mau cari yang suci bersih ? Adakah yang suci bersih dalam Alam Raya yang bergerak berpadu berpisah bercampur dengan tak putus-putusnya itu ? Bisakah satu mahcluk hidup dengan yang suci itu ?




Sekuntum bunga yang cantik sekali berurat pada benda yang manusia anggap paling kotor. Benda yang paling harum itu hanya satu bentukan saja dari benda yang paling busuk. Yang










mulya hanya satu bentukan dari yang hina, yang hala dari yang haram. Harus mulya dan hala itu mendapat arti begitu, kalau dipandang dari satu penjuru. Begitu juga busuk, hina dan haram mendapat arti begitu, kalau dipandang dari penjuru lain, manusia mengambil penjuru memandang itu ialah dari penjuru kemanusiaan.




Alam Raya sendirinya tiada mempunyai penjuru kemanusiaan itu, dalam gerakan Alam Raya yang dialakukan dalam tempo dan pada tempat dalam keadaan yang berseluk-beluk ; pada sangkutan yang bertentangan hina itu bisa mulia busuk bisa harum, suciitu bisa najis, adil itu bisa zalim, Cuma manusia dari satu penjuru pada satu tempo dan satu kelas bisa




menciptakan yang indah sendirinya yang mulia semata-mata dan adil sendirinya. Demikianlah juga jiwa manusia itu Cuma salah satu dari bentuk kodrat yang terambil dalamgerakannya




cita-cita masa itu. Riwayat gerakan itu pada bumi kita sudah sampai ketingkat dimana mansuia dan jiwa yang pentingbuat manusia bisa ada. Kelak ada temponyabumi kita




membatalkan adanya manusia dan jiwanya itu. Tetapi pembatalan itu bukanlah diadakan oleh zat atau kodrat yang diluar alam serta kodratnya itu.




Pembatalan itu Cuma akibat dari gerakan dan undang gerakan alam itu sendiri, tetapi seandainya manusia punah dari bumi kita ini, yang karena sesudah jutaan tahun iklim disini




memustahilkan hidupnya manusia, maka boeh jadi sekali banyak bumi lain yang kelak akan sampai ketingkat sejarah bumi kita. Dengan begitu akan berlaku pula undang kemajuan yang




sudah berlaku pada bumi kita ini, zat asli berbentukkan tumbuhan, tumbuhan berbentukkan hewan, dan akhinrya hewan berbentukkan manusia. Manusia dan jwia itu jumpa hasil dari




kemajuan alam, tetapi betul pula kemajuan bahwa alam itu pada satu tingkat bisa juga dibentuk oleh manusia dengan jiwanya.




Perkara 3. PENGERTIAN BURUK-BAIK DAN IMAN (MORAL AND FAITH).




Kalau diicktisarkan tulisan yang paling belakang ini, maka saya peroleh bahwa manusia itu termauk ke-Alam Raya dan sebagian dari Alam Raya itu ialah manusia, jiwa manusia ialah




hasil kemajuan kodrat alam. Dipandang dari penjuru kemanusiaan sebagain kecil dari kodrat




Alam itu, ialah jiwa manusia. Jasmani itu termasuk kezatnya Alam Raya. Sebagian kecil dari zatnya Alam Raya itu ialah jasmani, jasmani dan jiwa itu termasuk kedalam zat dan kodratnya Alam Raya.




Sebagian kecil, dari zatnya dan kodratnya Alam Raya itu ialah jasmani dan jiwa. Pada tingkat pertama sekali Zat dan Kodratnya Alam Raya membentuk jasmani dan




rohani (Jiwanya manusia). Tetapi pada tingkat masyarakat yang berkebudayaan tinggi




manusia dan jiwanya itu melantun membentuk Zat dan Kodrat Alam.




Pada Zatnya Jasmani memperhentikan peranggotaannya. Jasmani berhenti menjadi jasmani




(manusia), pada saat itu juga jiwa berhenti menjadi jiwa. Didalam tanah badan kita luntur hancur, rusak binasa sebagai badan, menurut undangnya Kimia dan kodrat Alam. Zat badan kita kembali ke Alam Raya, udara, air, tanah, tumbuhan, hewan dan manusia. Persamaan dengan itu Jiwa dahulunya itu kembali kebentuk kdorat Alam, kodrat hidup dan jiwa.




Pada tingkat pertama sekali Alam Raya membentuk jiwa manusia dan jwianya. Pada tingkat alam yang ber-manusia, perhentian Jiwa seseorang itu berarti permulaan kodrat,




hidup, dan jiwa baru : Benda, Tumbuhan, Hewan dan Manusia.




Perhentian kodratnya benda, perhentian hidupnya tumbuhan dan hewan itu, semuanya boleh memperkukuh atau meneruskan jiwanya manusia (makanan manusia).




Pada tingkat pertama sekali pada satu bumi, bisa ditentukan awalannya Jiwa, yakni pada




saat Alam Raya membentuk manusia. Pada masa bumi sudah mengandung manusia ini, maka awalnya Jiwa berarti benda-mati (dalam jasmani ibu) dari akhir-nya Jiwa berarti awal-nya




benda, yang mati dan yang hidup dalam Alam Raya. Pada tingkat ini sudah tak ada awal dan




tak ada akhir lagi, diantara Jiwa dan Benda.




Pada tingkat yang hidup itu yakni manusia, hwan dan tumbuhan itu, musnah dari bumi kita, maka akhirannya Jiwa berarti awalnya Benda. Tetapi akhirnya Benda tiada lagi berarti




awalnya Yang Hidup. Boleh jadi sekali, kisahnya Yang Hidup itu akan dimulai lagi, kalau




sekrang belum lagi dimulai, tentulah disalah satu dari puluhan ribuan bumi di Alam Raya ini. Hampir tiada berani saya meneruskan ichtisar diatas ini. Dikiri kanan dimuka dan




dibelakang, diantara yang hidup dan yang mati saya melihat sikap mereka yang kehilangan kesabaran, mengancam atau memperotes terhadap tulisan saya yang senonoh ini. Riuh rendah




saya dengarkan teriak yang boleh dibulatkan dengan : kalau begitu akhirnya (jiwa0 manusia, apa gunaya pengeritan dan buruk-baik dan pekerjaan yang baik ? Kalau orang tiada lagi




berpengharapan, mendapat upah, selambat-lambatnya di Akhirat, dimanakah lagi tempat bersandarnya iman dan kukuh kuat ? Kalau orang tiada lagi takut pada hukuman




selambat-lambatnya diakhirat, pada siapakah orang akan takut berbuat jahat ?




"Pengertian buruk-baik tak akan berguna ! Iman untuk berbuat baik dan kehilangan sendi”, beginilah sari bertimbun-timbun keberatan yang dimajukan oleh para pemikri ahli filsafat,










pemimpin, alim ulama, yang betul-betul jujur dan sungguh terhadap keyakinan dan pekerjaan, serta terhadap diri dan masyarakatnya. Diantara mereka ada yan gsudah berjanggut ptuih panjang dan bertahun-tahun menjalankan keyakinannya. Bahkantentang tentang buruk-baik




itu dengan iman sekeras baja tiada semuanya pula menajalankan keyakinannya. Semata-mata karena takut akan hukuman mereka atau mengharapkan upah disurga. Bahkan ada pula




diantara mereka yang dalam batinnya mengakui kebenaran S c i e n c e, dan menganggap




hukuman Neraka dan Upah Surga itu, Cuma sebagai momok dan gula-gula




semata-mata. Mereka menganggap pengetahuan tentang buruk-baik itu saja tak cukup kuat




buat melarang berbuat yang buk dan menarik kejurusan berbuat baik. Undangpun saja mereka anggap tiada memadai. Mereka bertanya : Akan cukup kuatkah iman seorang pemimpin dalam satu masyarakat terhadap dasar yang mulia dan pekerjaannya serta terhadap dirinya sendiri dan mereka dibawah pimpinannya.




Akan cukup kuatkah iman seorang Scientist, memakai pengetahuannya Cuma semata-mata




buat kebaikan masyarakat ? Bukan buat menguntungkan dirinya sendiri, ya, malah sebaliknya kalau perlu baut meruguikan atau mengurbankan dirinya sendiri ?




Akan cukup kuatkah iman seorang insinyur, memakai pengetahuan yang paling baik dan




alat yang paling kuat kokoh ? Tiadakah dia akan berlaku sebaliknya, kalau hal ini perlu buar dirinya sendiri, mencelakakan atau merugikan masyarakat ?




Akan cukup kuatkan iman seorang dokter, terhadap perempuan muda remaja cantik molek




? Tiadakah dia akan lantingkan sumpahnya, karena sumpah itu omong kosong belaka, karena buat dia Tuhan dan Akhirat itu berarti seperti si Pengupah dan Penghuum lagi ?




Akan cukup kuatkah iman seorang hakim, tehradpa undang yang mesti dia terjemahkan dan




jalankan dengan jujur buat keperluan masyarakat ?




Dalam umumnya akan cukup kuatkah iman seorang menantang kesusahan, kesakitan, ya, kematian ......... dan teurs pula menjalankan kewajibannya ?




Tiap-tiap orang yang sedikit berpengalaman dalam masyarakat bisa meluaskan pertanyaan




semacam ini kelapangan ekonomi, dagang, didikan, olah raga, rumah tangga dsb, kearah perhubungan majikan dan buruh, penjual dan pembeli, sahabat dan sahabat, malah kawan dan lawan, ibu-bapa dan anaknya, laki dan isteri ..................... dll.




Bertimbun-timbun pertanyaan yang timbul yang berhubungan dengan kelilingan zaman dan pengertian buruk-baik itu, karena hilangnya Tuhan dan neraka serta surga taida bisa




diselesaikan, dengan kemahiran kata saja, apalagi dengan tolakan tangan beserta lima jarinya.




Persoalan semacam itu mesti dikaji dalam-dalam, terutama dengan memperhatikan suasan tempat timbulnya.




Malangnya kita dengan agama baikpun dalam arti luas ataupun menurut ahli mendalam, kita tiada bisa memperoleh jawab yang memuaskan sama sekali.




Dalam arti luas, menurut azas segala agama yang besar didunia, pengikutnya mesti berbuat




baik dan menjauhi yang buruk. Dalam garis besarnya pengertian buruk-baik itu sudah terikat oleh 10 perintah Nabi Musa (ten commondments). 10 Perintah itu tidak saja dijunjung tinggi oleh agama Yahudi, Nasrani dan Islam, tetapi dalam pokok artinya juga oleh agama Hindu, Buddha atau Concentrisme dan filsafatnya Kongcu. Tak ada diantaranya yang menyuruh pengikutnya menyanggah atau mempermainkan menyuruh mencuri atau membunuh anggota masyarakatnya sendiri atau menyuruh berzina dan pekerjaan lain yang merusakkan kesehatan, kesetiaan, laki-bini atau ketentraman umum. Malah diantara kepercayaan yang dinamai tahyul pun banyak didapati pengertian buruk-baik yang mulya sekali. jadi tiadalah satu diantara beberapa agama besar itu yang berhak mengatakan, bahwa agama B tiada bisa menanam iman yang teguh, atau sebaliknya. Semua agama memerintahkan berbuat baik, dan menjauhi yang buruk. Walaupun begitu, dalam smeua gaama kita dapati pemimpin yang menjerumuskan, dokter yang menyakitkan, insinyur yang merubuhkan, scientist yang menggelapkan




.......................... dan alim ulama yang bisa memasukkan diri dan pengikutnya kedalam neraka. Tak ada agama besar yang luput dari perbuatan yang ia sendiri kutuki. Yang tiap orang yang agak kritis, mata terbuka dan berpengalaman bisa memberi contoh bertimbun-timbun.




Dalam arti mendalam, arti terkhsus yakni arti yang diutamakan oleh salah satu agama




Nasrani umpamanya, oleh c i n t a pada sesama manusia. Tetapi c i n t a apakah yang kita jumpai baik diantara Negara Serani Barat dan jajahan Timurnya. Diantara kapitalis dan proletar, kita peroleh yang sebaliknya dari yang dialamkan oleh agamanya, ialah agama Buddha yang menghususkan organisasinya pendeta yang tiada boleh kawin itu mempunyai sejarah yang bertentangan dengan yang diutamakan itu pula. Di sinipun iman itu pecah, ditempat yang tak boleh pecah yang sengaja dilarang buat dipecah, ditampat yang diandaikan kukuh. Contoh tak perlu dimajukan, tak perlu pergi ke Korea, Negara Buddha yang paling jauh dari kita itu, dimana kesucian perempuan itu tinggi sekali. Pergilah tuan ke Singapura saja, tanyakanlah pada Tionghoa peranakan sejarahnya beberapa rumah berhala disana. Yang










dimaksudkan ialah sejarah pendeta Buddhist, yang dilarang kawin itu, terhadap perempuan. Iamn itu pecah pada tempat dia tak boleh pecah. Yang memecah iman iut ilah mereka yang dianggap tak akan memecahnya. P a g a r y a n g m e m a k a n t a n a m a n, kata pepatah kita. Kalau insinyur itu tak menjalankan suruhan Agama dan Kitabnya, tiadalah berapa mengherankan, karena lebih lekas seseorang bisa percaya, yang seekor kodok bisa tertawa, dari seorang insinyur zaman sekarang bisa percaya pada b i k i n a n A l a m, dalam 6 hari menurut Kitab Injil itu. Menurut Logika kalau satu saja diantara beberapa perkara yang dianggap benar, dibelakangnya kelihatan salah, maka semuanya perkara itu boleh jadi salah, tiada benar. Kalau satu saja diantara beberapa perkara yang selamanya dianggap benar, Firmannya Tuhan, dibelakangnya nyata bertingkah dengan Ilmu Bukti tak benar. Tiadalah




pula mengherankan, kalau seorang dokter yang mestinya paham akan teori evolusinya Darwin, pecah imannya, kalau iman itu berdsarkan d o n g e n g Adam dan Siti Hawa dalam Kitab




Injil. Tak mengherankan kalau seorang pendeta Katholik pecah imannya, kalau Nabi Daud sendiripun bisa pecah imannya terhadap sicantik molek walaupun ketika itu Nabi Daud sudah




cukup tua berbini dan beranak. Apalagi kalau iman yang pecah itu boleh dibulatkan kembali, dosa itu bisa ditebus dengan mengeluarkan kemenyesalan dan tobat.




Jadi perkara pengertian buruk-baik dan pecah iman, yang menjadi keberatan buat mereka yang jujur, berpengalaman itu, terdapatnya sampai sekarang ini pada golongan yang




memajukan kebratan itu sendiri ; pada golongan yang beragama sendiri ; pada yang percaya akan gunanya Tuhan sebagai Penghukum dan Pengupah. Walaupun mereka tahu akan




buruk-baiknya sesuatu pekerjaan, hukuman upahnya sesuatu pekerjaan kelak di Akhirat, walau mereka sendiripun sadar akan kewajibannya sebagai pemimpin, golongan mereka




sendiri tak bisa memegang imannya. Dengan begitu sebetulnya pokok ini, walaupun beberapa diantaranya yang berlaku jujur tak berhak lagi memajukan perkara teguh atua lemahnya iman




itu.




Semenjak Revolusi Komunis 1917 di Russia, pengertian buruk-baiknya dan iman itu oleh partai yang memimpin Rakyat di sana, tiada lagi didasarkan pada Hukuman dan Upahnya




Tuhan di Akhirat. Seperti dunia mengetahui Rusia yang diangkat oleh Partai Komunis dari




kerubuhannya dibawah Pemerintah Tsar, yang masih menderita bermacam-macam kelemahan, dalam hal teknik, ekonomi dan sosial pada permulanannya bisa menggagalkan serangan beberapa Negara. Iman yang keras itu tiada terdapat pada 140 juta orang Russia, tetapi Cuma pada lk 6000 orang Komunis, ya, barangkali kurang dari itu. Inisyur, dokter, direktur yang dipekerjakan pada permulaan Komunis memerintah itu 89 % bukanlah Komunis, melainkan yang bersimpati sama Komunis. Pada tahun 1922 – 1923 ketika Rusia saya kunjungi tak ada saya melihat pengertian buruk-baik, yang tiada bisa diperbaiki, diperkokoh. Sesudah perpecahan Stalin-Trotzky (1926-1927) dan kemudian, saya tak lagi mengetahui keadaan Soviet Russia yang sebenarnya. Tetapi bagaimanapun juga boleh jadi




sekali Partai Komunis yang memimpin Soviet Russia sekarang, masih tiada berdasarkan, takut pada hukum Neraka dan mengharapkan Surga di Akhirat itu. Lagi pula bisa dipercaya kebanyakan insinyur, dokter, direktur perusahaan dan profesor seksrang tiada berdasarkan semacam itu pula. Dengan iman yang tiada lagi berdasarkan takut diapi Neraka dan harap




akan Surga itu, Soviet Russia sampai sekarang (21 Maret 1943) sudah hampir dua tahun menahan serangan Nazi Jerman, Negara yang terkuat di dunia sekarang. Sednagkan Perancis yang dianggap sebelum perang besar kedua ini, Negara yang terkuat didunia, dnegan Garis Maginot dan bantuan Inggrisnya, sebelumnya dirubuhkan oleh Jerman dalam 14 hari saja. Pun Nazisesme tiada lagi berdasarkan takut pada Neraka dan harapan Surga itu.




Jadi teranglah sudah, bahwa lemah teguhnya iman itu tiadalah semata-mata bergantung kepada ketakutan dan pengharapan sesudah hari kiamat itu. Jangan dilupakan, bahwa perkara




yang penting pula dalam menentukan teguh atau lemahnya iman itu ialah masyarakat kita




sendiri. A r t i dan G u n a n y a masyarakat, terselip dalam hati seseorang anggotanya, puji dan upatnya sesuatu masyarakat terhadap anggota atau pemimpinnya, sejarah yang melanjutkan perbuatan keji dan mulya seseorang anggota, sangat mempengaruhi paham perasaan dan perangai seseorang.




Sedangkan pergaulan hewan saja bertimbun-timbun memberi contoh kepada yang mengerti dan bijaksana dan sudi menerima kiasan.




Semut yang kecil itu sudah kita ketahui kesetiaan dan ketaatan masing-masing terhadap kawannya. Semacam semut itu pula di Afrika, berlaku seperti lsykar yang paling kukuh,




bermuslihat tinggi serta beropsir, bersedadu yang masing-masing siap menjalankan kewajibannya, sampai nafas terakhir. Dengan begitu mereka bisa menewaskan hewan yang




paling gagahpun, bahkan raja binatangpun.




Buat keselamatan masyarakatnya, Raja Beruk dewi-rimba, Panti yang masyhur di




Minangkabau itu, berdiri dimuka, menantang tembak atau senapan, buat keselamatan anak,










bini dan temannya.




Ibu ayam hitam saya, berhari-hari pulang dengan perut kempis. Semua makanan pulang kelembuai anaknya yang penuh sesak, meskipun anaknya kekenyangan dan perutnya sendiri




kosong, makanan yang saya berikan padanya itu masih diberikannya kepada anak-anaknya.




Penyakit kenyang akhirnya menimpa dirinya, sampai kepalanya tak bisa diangkatnya lagi dan kakinya tak berdaya menyokong badannya, walaupun nafasnya sudah berkurang-kurang, dengan suara sayup semakin sayup dia terus jawab suara anaknya yang memanggil. Sampai nafas terakhirnya. Hidupnya seolah-olah Cuma buat anaknya saja. ....................




Tambahlah sendiri, oleh tuan contoh ini dengan kejadian dikeliling tuan. Hewan cukup memperlihatkan iman buat menjalankan kewajiban kesetiaan pada masyarakat umumnya. Dan kecintaan kepada anak terkhususnya. Sejarah kita manusia berasal pada sejarah Hewan itu, tentulah pula membawakan sifat yang mulya buat mempertahankan dan memajukan masyarakat.




Kalau didikan sekolah disandarkan dengan langsung pada masyarakat dan Alam Raya,




maka pengetahuan yang perlu bagi pemuda dan pemudi kita, pengetahuan yang berdasarkan nyata syah dan mulya, bisa tertanam dengan kukuh. Kalau pengetahuan itu dikeraskan pula oleh kemegahan bahasa dan kesusasteraan, oleh kesenian dalam arti sehatnya ; oleh olah raga yang berdasarkan ilmu kemauan dan menimbulkan iman yang tebal tabah. Kalau masyarakat kita tiada lagi berdasarkan isapan dan tindasan, memberi kesempatan pada sembarang orang yang cakap, maka didikan tadi akan mendapat lantai masyarakat yang subur dan kukuh. Yang terakhir tapi terkhusus artinya kalau sejarah kita dijadikan dasar masyarakat serta sebaliknya masyarakat kita didasarkan pada sejarah, pada pujian dan pujian bagi yang berbuat baik sreta upatan dan kutukan pad ayang berbuat busuk, maka sejarah akan menjadi dimensi yang terpenting dalam kehidupan kita, dan sebaliknya kehidupan kita akan menjadi salah satu dari dimensi yang terpenting dalam sejarah manusia, malah sejara alampun.




Walaupun jawab saya sudah begitu panjang, saya yakin, masih banyak diantara tuan yang mengeleng-gelengkan kepala, sebab tiada lain melainkan karena tuan tiada cukup beriman




menantang musuh atau malaikat maut dan sungguh percaya dan takut kejut pada Neraka itu,




pada Azatbnya Tuhan.




Sekali lagi tetapi buat terakhir !




Kalau tuan yang menantang musuh atau malaikat maut itu seorang Kristen, tiadalah cukup semangat yang tuan bisa peroleh dari peringatan pada sikap Nabi Isa diatas palang gantungan




? Saya maksud ialah sikap tahan – jujur ?




Kalau tuan yang menantang musuh dan malaikat maut itu seorang Islam sejati, tiadakah akan cukup kuat tuan peringatkan pada sikap Muhammad SAW dalam bermacam-macam




bahaya. Yang saya maksud juga sikap tahan jujur sebagai sikap Nabi Isa.




Kalau tuan seorang yang jantan, belumkah cukup tuan bangunkan segala kodrat yang ada dalam badan sedniri dengan perkataan yang jitu dan pemusatan pikiran yang kental kokoh ?




Tuan ingatlah jago yang sudah berlumur darah itu, yang tak berdaya berdiri lagi itu, kalau




dihadapan kembali pada musuhnya terus menantang. Azab api Neraka ?




"Dimanakah tempatnya Neraka itu ?”, tanya saya. "Itu Kekuasaan Tuhan”, jawab tuan.




"Apa bahannya api Neraka yang menyala terus-menerus itu ?”, tanya saya pula. "Itu kekuasaan Tuhan !”, jawab tuan.




"Bagaimana bisa, mayat juta-jutaan kafir dan Islam yang sudah puluh ribuan tahun hancur luluh dan lebur dalam tanah udara, air, tumbuhan, hewan dan manusia (Islam dan kafir),




bangsat itu bisa digenap bulatkan kembali”, tanya saya. " Itu kekuasaan Tuhan”, jawab tuan pula.




Banyak lagi pertanyaan yang saya mau dan bisa majukan, tetapi saya sudah tahu jawaban tuan.




Semua jawab tuan itu berada di luar Madilog. Tetapi semuanya jawab itu saya akui buat meneruskan pembicaraan kita.




Sekarang saya peringatkan pada tuan satu hal yang terpenting, yang tuan sendiri juga ketahui dan muliakan, junjung tinggi setinggi langit. Hal ini ialah sifatnya Tuhan, sebagai




Pengasih-Penyayang yang tiada ada taranya di Alam Raya dan tiada batasnya. Jadi kalau tuan andaikan kasihnya Tuhan itu 13 kali sekasihnya Nabi Isa, maka angka 13 itu saya




perbanyakkan saja dengan 13 buat Tuhan. Kalau hasil perhitungan itu tuan perbanyak pula dengan 13, maka hasil perbanyakan tuan itu akan saya lipatkan 13 kali pula. Demikianlah




seterusnya, sampai tiap-tiap orang yakin apa artinya Maha Kasih tiada berbatas itu. Sesudah tuan yakin akan arti Maha-Kasih itu, maka saya minta permisi sebentar buat




menyimpang. Tetapi sungguhpun menyimpang, baliknya kesana juga. Dua tiga bulan lamanya










sesudah bangsa Belanda Jatuh kekuasaan dan derajatnya di Indonesia, saya tamasya di Indonesia melalui beberapa tempat. Dengan bermacam-macam golongan Indonesia, saya bercakap-cakap. Umumnya mereka suka melihat runtuhnya imperialis Belanda, tetapi tak sedikit yang kasih melihat nasib dirinya Belanda. Saya catat saja perkataan saudara kecil di Sarulangan pernah memasuki satu perkumpulan kebangsan, yang tidak jinak. Setelah dia menurut ceritanya melihat pertama kali satu gerobak penuh, sesak dengan Belanda tawanan yang berpakaian ceelana pendek saja, dengan suara rendah dan kepala menekur, mata melayang ................ "Hina hatinya”, saudagar kecil dari Sarulangun yang pernah jadi anggota perkumpulan kebangsan tadi. Kalau beberapa bulan saja lebih dahulu seseorang mengeluarkan perkataan simpati pada Belanda, tentu s a u d a g a k e c i l ini akan menganggap orang itu berdiri dibarisan lawannya : seorang yang tiada akan dibawanya sehilir-semudik.




Kembali kepada Tuhan terhadap mahluknya !




Bisakah tuan percaya, yang Maha Kasih itu akan ketinggalan oleh saudagar kecil dari




Sarulangun itu ?




Percayakah tuan, bahwa Yang Maha Kasih itu, sampai hati melihat mahlukNya yang




dijadikan sebesar gunung itu berteriak menjerit-jerit dimakan api neraka, yang maha panas itu pula bertahun-tahun, berabad-abad dan berjuta-juta tahun ?.................... Baka ? ....................?




Saya percaya, saudagar kecil dari Sarulangun tadi jangankan lagi 1 menit, 1 detikpun tak




akan sampai hati melihatkan sesamanya manusia dibakar ! Melihat muka pucat takut dashyat saja, pasti akan berlipat-ganda, tak berbatas pengasihnya Yang Maha Kasih kepada Machluknya sendiri.




Sadarkah tuan akan pertentangan Logika, yang selalu terpendam dalam kepala tuan




terhadap yang tuan anggap adalah beberapa sifatna Tuhan ? Karena kekurangan kecerdasan berpikir atau keduanya, maka Yang Maha Pengasih itu tuan turunkan menjadi Maha Kejam ! Dan Yang Maha Kejamlah yang mengasihi tuan !




Perkara 4. SENI – SESAT




Seni-sesat ! Bukan kesesatan Seni !




Sudah sampai saya kebagian terkahir. Sungguh lama sudah saya memaksakan pemusatan pikiran pembaca. Sebab itu tiadalah salahnya kalau sekarang saya sajikan makanan otak yang




enteng, sebagai iseng-iseng. Sesudah kerja keras kita perlu melancong makan angin. Sesudah




berbicara kita perlu berkecikak, berfoya-foya. Sesudah bermenung, berpikir putar-balik, perlu tertawa, buat melepaskan yang selamnnya ini terkandung ! Tetapi iseng-isengpun, melancong atau tertawapun, ada mengandung beberapa arti yang buruk, yang baik dan diataranya yang buruk dan baik itu. Yang kita cari tentulah yang baik. Sesduah makan daging kita makan




buah, buat pembantu perut yang sedang kerja keras. Sesudah memikirkan atua membicarakan perkara yang berat-berat, maka kita pergi melihat Charlie Chaplin. Sesudah kerja keras, kita makan angin, buat menguatkan urat yang kendor dan mengendorkan yang tegang.




Senipun dalam arti luasnya seharusnya buat memperkuat jasmani, pikiran, perasaan dan iman. Kemauan kita. Bukan sebaliknya seperti candu merusak dada, pelesir jauh malam




merusak kesehatan, obrolan tak karuan merusak persaan dan kehormatan. Dengan begitu tiadalah Seni bisa dipisahkan dari Hidup. Seni mesti berdasar atas Hidup ! Sebaliknya Hidup




Manusia harus pula berdasarkan Seni.




Semua cabang penghidupan serta semua cabang pengetahuan dan idaman masyarakat itu mesti diketahui, sebelumnya seni dalam arti sempurnanya bisa diuraikan. Pekerjaan itu diluar




maksud buku ini. sebab itu saya bilang seni sesat artinya boleh jadi sesat, karena kekurangan




pemeriksaan dasarnya, yang dalam dan luas itu. Tapi sudah tentu seni itu sendirinya, bukan barang yang sesat tiada berguna, malah sebaliknya.




KEPUNCAK GUNUNG SEMERU !




Kalau kemakmuran dan kecerdasan Indonesia kelak sudah membenarkan juga kepuncak gunung Kerinci, kepuncak gunung Kinibalu !




Disana Teropong Raya menanti kita ! Tuan layangkanlah pemandangan tuan ke Alam Raya




!




Lihatlah bulan itu, panakawannya bumi kita ! Dulu boleh jadi bermanusia dan berhewan seperti bumi kita sekarang ! kini hanya mempunyai tumbuhan. Lihatlah lain kali kemari




beramai-ramai. Teroponglah sekali lagi, perhatikanlah nanti perubahan warna ! Adakah




manusia disana.




Itu Venus ! Adakah manusia disana. Kalau belum, sudah adakah hewan ? Kalau belum pula, sudah adakah tumbuhan ?




Tumbuhan, hewan dan manusiakah yang tuan cari ? Banyak lagi bintang, banyak lagi




matahari ! Malah banyak lagi bumi di Alam ini. Nah, itu Universe Alam Bintang kita ! bisakah tuan menghitung bintangnya ? Bisakah tuan menghitung Alam Bintang kita ? Ajaib ! Ajaib !










Ajaib ! Apakah yang dibalik semua Alam Bintang itu ? Ruang ? Alangkah besarnya ruang ! Adanya ujung adakah pangkalnya ? Memang pikiran manusia itu selalu menentukan dan mencari ujung pangkal. Buat Alam Raya sendiri ujung itu bisa menjadi pangkal dan pangkal itu bisa menjadi ujung !




Sadarkah tuan, bahw atuan bergerak beredar mengelilingi matahari itu sambil bergerak mengelilingi sumbu bumi kita ? Alangkah teraturnya peredaran beberapa bumi mengelilingi matahari itu ? Lebih menakjubkan pula peredaran Alam Matahari kita mengelilingi Alam Bintang kita. Semuanya bergerak tak ada yang tetap berhenti.




Taka da kecelakaan, akrena tak ada pertempuran bintang dan bintang. Siapakah




mansinisnya, yang menyelenggarakan peredaran itu ? Siapakah insinyurnya, yang menciptkan sekalian bintang, juta-jutaan bintang, yang silang siur beredar diruang Alam dengan tak




berhentinya itu ?




Benda dan Kodratnya ! Kodrat dan Bendanya ! Keduanya tak bisa dipisahkan, diceraikan. Benda kodratnya itu, benda dan gerakannya itu berlaku menurut undang yang tetap. Tetap buat semua tempat dan tempo dan tak pernah mungkir Benda dan Kodratnya serta undangnya itu bisa diketahui, diuji, dilaksanakan, dan dipakai oleh manusia buat kehidupannya, kekuasaan dan keulungannya ............




Hei cucuku ! Maukah engkau terbang ke bulan ? ke-Mars ? ke-Venus ?




Kuat sehatkanlah badanmu ! Pelajarilah semua ilmu yang nyata ! Kuatkanlah dan berkurbanlah buat masyarakatmu, masyarakat semua manusia ! Teguhkanlah imanmu ! Kendalilah lebih dahulu kodrat didalam dirimu ! Tentu kelak engkau sanggup mengendali kodrat diluar dirimu itu. Barulah engkau sampai pada kesopanan yang sebetulnya, yang sempurna yakni pengendalian kodrat didalam dan diluar diri buat masyarakat.




Kalau engkau belum bisa menyampaikan idamanmu jangan lupa menyampaikan idaman itu pada anak cucumu, pada saat engkau akan kembali kedunia, yang bukan fana atau baka,




melainkan fana-baka, senantiasa berubah-bergerak !










KETAMAN RAYA !




Ke-Alam Kecil kita ! Disini sungatu atau danau bersambung dengan bukit, lembah, hutan rimba dan gunung. Semuanya menggambarkan kepermaian Indonesia, khatulistiwa ! Tak ada duduk, air, diseluruh dunia yang ketinggalan. Semua jenis yang hidup dilaut, hawa yang panas, sedang ataupun sejuk. Bermacam-macam bentuk, warna, tabiat dan kasiatnya buat manusia.




Lihatlah ikan yang hidup berserikat itu ! Berduyun-duyun mereka pulang-pergi, mencari makanan atau menghindarkan musuh. Adakah pemimpinnya yang senantiasa siap buat




memberi tanda bahaya atau alamat adanya rezeki ? Pelajaran yang pasti dan dalam buat kita




manusia, lebih-lebih buat yang muda.




Perhatikanlah pula ikan buas itu ! Alangkah tangkas badannya. Kuncung lancip, badan itu seolah-olah segenap waktu siap buat dilayangkan dengan tangkas cepat mengejar mangsanya. Itu ahli auto-mobil, tersenyum melihat ikan buas tadi melayangkan badannya, abrangkali dia mendapat ilham, untuk membikin auto yang lebih lucung, lancip, streamlined, tangkas cepat menyelam udara yang menghambat larinya itu. Ahli kapal terbang tafakur. Barangkali model kapal terbangnya yang akan keluar akan sebentuk dengan ikan buas yang baru menyambar mangsanya dengan kecepatan yang mengagumkan. Ahli kita tadi memang sudah lama memikirkan bentuk kapal terbang buat mengelilingi dunia dalam beberapa jam saja. Orang selalu menertawakan dia dan menggelari dia tukang mimpi, tetapi dia tak perdulikan ocehan, olokan orang. Malah dia menjawab, dia mau pindah terbang ke bumi lain, mencari masyarakat yang lebih cerdas, lebih halus perasaan budi pekerti, dan lebih tebal kemauannya.




Nah itu, lihatlah penduduk laut yang tebal tabah keberanian dan kemauannya itu. Salju dan es itu memang dibikin buat dia. Namanya Singa-Laut. Memang dia singa dalam sifat




bertarung ; lihatlah telinga dan seluruhn badannya ! Penuh dengan bekas luka. Kulitnya sudah




robek-robek seprti pakaian pengemis. Tetapi disekelilingnya ramai sesak perempuan dan anak-anaknya yang mengecap kesentausaan sebagai hasil kegagahan dan kesatriaan suami, bapak dan pemimpin ini. kenalan saya seorang guru dengan para muridnya sedang asyik menerangkan bangunan singa-laut ini menurut ilmu, tentang makanan, sifat dan tabiatnya. Katanya kepada saya, dengan mata bercahaya murni, dia manu menerangkan beberpaa buku kanak-kanak yang sama sekali berdasarkan Hidupnya Hewan. Kanak-kanak, memang suka fantasi, impian, katanya. Tetapi fantasi dan fantasi ada dua katanya pula. Ada yang merusakkan ada yang memperbaiki dan memajukan. Apa gunanya dipakai cerita menusia yang beralasan kegaiban, omong-kosong, dusta, beracun !




Cerita ini bisa kelak menjadi tahyul, penyelimut kecerdasan, sebab cerita manusia. Tetapi kejujuran pada masyarakat, semangat tolong-menolong, melompat sama patah, menyuruk










sama hilang, semangat berkurban dan banyak lagi sifat yang lain-lain yang kita dapati pada hewan itu, ialah bukti yang nyata. Anak-anak gemar mendengar ceritanya dan menyaksikan kebenarannya. Yang fantasi, tetap juga tiada sama sekali ialah hewan itu bisa berpikir, berembuk dan berkata-kata seperti kita manusia, tetapi fantasi semacam ini tidak menarik kelembah sampai kegaiban atau tahyul, malah sebaliknya. Kalau mereka jadi dewasa, mereka mungkin akan tertarik oleh ilmu yang mempelajari naluri (instinct), kebiasaan dan tanda bermacam-macam suara yang dipakai oleh tiap-tiap jenis hewan buat memberi tanda keamanan dan bahaya, kesukaran, kecintaan, kerinduan, keuletan, kemenangan dan sebagainya.




Kita tinggalkan Alam Air ini. Kita sekarang berada dibukit dan lapang datar, dilembah dan gunung, dihutan dan rimba. Bermula kita saksikan bermacam-macam tumbuhan. Ada yang




sudah kita kenal di Indonesia ada yang belum. Ada yang kita tanam ada yang liar. Ada yang




sduah kita ketahui kokoh kuatnya untuk dibikin rumah, kendaran, perkakas, ada yang belum. Ada yang kita ketahui khasiatnya sebagai makanan, ada yang mengandung racun.




Lihatlah berjenis-jenis gandum diseluruh dunia dari padi kita sampai ke padi dari Taiwan




dan semua gandum dari semua benua. Ramping lemah-lembut pokoknya. Ia menunduk kalau ditiup angin topan, makin berisi makin merunduk rangkai buahnya. Pada jenis tumbuhan




inilah sekarang terletaknya makanan manusia yang terutama. Berapakah jauhnya pikiran




melayang, kalau kita saksikan, kata yang sakti buat Indonesia asli : padi. Kagumilah warna, segala warna dari berjenis-jenis bunga itu ! Warna padi yang ketinggalan. Sambukanlah warna itu, dengan langit kita yang selalu bertukar-tukar pula, dengan warna langit yang sayup kelihatan dibelakang danau itu.




Kalau warna bunga-bungaan, langit, danau dan gunung Indonesia itu pada malam bulan terang, dikunjungi oleh manusia sehat jasmani dan rohaninya, yang berlantai pada masyarakat yang sehat pula badan dan jiwanya ........................... maka ........................... adakah surga yang lain dan lebih indah dari ini ?




Tunggu ! Disana ada satu Laboratorium besar ! Disana diperiksa dan diperalamkan bermacam-macam tanah, logam, jutaan tumbuhan dan hewan. Di cari logam, yang lebih kokoh, tumbuhan yang baru dan kuat kayunya buat perkakas. Lebih besar khasiatnya buah atau daunnya buat makanan. Khasiat zat daunnya atau kulitnya atau uratnya buat obat-obatan. Yang diketahui beracun diperiksa zatnya. Dicampur dengan zat lain buat obat atau makanan. Tumbuhan yang tahan penyakit dicangkokkan pada tumbuhan sekeluarga yang sering musnah karena penyakit tadi. Tampang yang kurang baik ditukar dengan tampang yang bisa tumbuh lekas, lebih banyak mengandung zat yang baik dan tahan bencana alam.




Hewan diperbaiki keturunannya : yang kecil diperhentikan turunannya buat masyarakat




yang lemah diperkuat, yang kurus dipergemuk, yang selama ini disangka tak boleh dimakan, diupayakan supaya boleh dimakan, dipakai buat obat daging, tulang atau kulitnya. Semuanya




jauh kebawah teropong pemeriksaan dan ilmu.




Tetapi hari sudah petang ! Baik kita terus berjalan menuju ketaman bintang yang didatangkan dari seluruh Indonesia dan seluruh dunia itu !




Tak ada binatang yang ketinggalan ; besar kecil, buas, jina, yang didaratan ataupun diudara.




Sudah agak penat kepala kita, sesudah mengagumi bagian taman yang dibelakang kita. Besok atau lusa akan kita teruskan kunjungan kita disini, skearnag kita Cuma perhatikan satu dua bintang saja !




Cucu saya menarik jari saya kepenjuru anjing meraung-raung. Kami sampai kesana melihat seekor anjing berguling-guling, melompat serta menjilat kaki, tangan dan pakaiannya seorang




tuan.




Kami bertama kenapa anjing ini meraung-raung ? Siapakah yang memukul dia ?




"Bukan dipukul”, sahut tuan tadi. "Anjing ini memang saya besarkan dari kecil sekali, dia belum pernah saya tinggalkan. Sebagai satu peralaman mempunyai salah satu maksud, tiga




hari yang lampau dia sengaja ditinggalkan disini. Tetapi menurut kata penjaga apa saja




dikasihkan kepadanya dia tolak. Rupanya sungguh air diminumnya rasa duri, nasi dimakan rasa sekam. Baru ini saya kembali kesini menjumpai dia ! Karena sukarianya tuan sudah dengarkan suaranya tadi, dan taun lihatlah pakaian dan kulit kaki dan tangan saya bekas kukunya ................”/




"Kalau kesetiaan, ketaatan dan iman manusia semacam ini” ............... kata penghabisan tuannya anjing, ............. yang haram itu.




Kami tinggalkan tuan ini, menuju ketempat orang berkerumun ! Saya dan cucu mujur juga, walaupun tersepit-sepit sampai kedekat seorang-orang utan, Penjaga menceritakan, bahwa




selang beberpaa hari saja anaknya Orang Hutan ini mati. Semenjak ini ibunya yang mati terus-menerus mogok makan. Makanan apapun disajikan dia tiada mau melihat, jangankan




meraba ! Sekarang dia menyusui anaknya kedunia baka ............










Seolah-olah bergantung cucu saya pada bibirnya penjaga, ketiga mendengarkan cerita yang sedih itu. Sebelumnya dia mau bertanyakan ini dan itu, tetapi rengkungannya sudah sesak, tak bisa berbicara dan matanya basah.




Hari sudah malam !




Saya mesti bujuk cucu saya dengan berbagai akal buat kembali pulang.




Kami lalui berjenis-jenis binatang yang terbang dan menjalar, yang pandai memanjat dan melompat. Melihat seekor ular yang buruk warna kulit dan bangun tubuhnya, akhinrya




sesudah begitu laam dia takjub, memikirkan nasib ibu orang hutan tadi cucu saya berkata.




"Apa guna ular jahanam ini dipelihara. Baik dibunuh saja !”.




"Tak ada yang suci sendirinya, dan tak ada yang jahanam sendirinya !” Sahut seorang ahli, yang kebetulan mau pulang pula. "Ditaman Raya ini”, katanya seterusnya "kita ciptakan,




sebisa-bisanya bumi kecil, tetapi besar artinya, karena jauh sejarahnya. Disini mesti didapat




segala ada, dahulu dan sekarang. Kalau bisa segala yang akan timbul. Tumbuhan dan hewan yang ada dahulu, Cuma sedikit sekali yang bisa kita kumpulkan disini. Tetapi yang ada sekarang diseluruh dunia taida berapa yang ketinggalan. Dan semua jenis ini yang ada ditaman ini tiadalah akan dimusnahkan, tetapi sekali-kali tiada akan dimusnahkan yang satu atau lebih jenis atau hewan tiada lagi akan berlaku pada yang ada ditaman Raja kita seperti zaman




dahulu itu.




Ilmu pengetahuan sudah bisa membatalkan kebanyakan dari bencana alam yang bersimaharajelela pada zaman otak belum berlatih, perasaan masih sederhana dan kemauan masih mentah itu. Dari yang ada sekarang lusa timbul yang baru ! Ilmu dan Peralaman kita sehari demi sehari memberi pengharpaan besar ! Yang lebih kuat, lebih berkhasiat, lebih berguna, lebih cepat tumbuhnya dan lebih lama umurnya dari pada yang ada sekarang, mungkin, boleh jadi, dan bisa diperoleh. Yang baru ini akan menimbulkan yang lebih baru pula !




"Tetapi ular itu, buruk rupanya, tak ada khasiatnya dan busuk tabiatnya”, sahut cucu saya. "Semua itu dipandang dari penjuru kemanusaian”, jawab ahli tadi dengan




senyum-sambil,meraba kepala cucu saya dan memandag muka saya. "Yang ada sekarang”,




akta ahli tadi seterusnya, "berasal dari yang ada dahulu, dan yang akan datang, berdasarkan pada yang akan sekarang Missinglinknya, gelangrantainya Darwin yang hilang itu banyak menyedihkan Science ! Kita sedikitnya bisa juga mengharap supaya para ahli cucu ciick kita jangan lebih banyak lagi mendapatkan missing-link itu !” Sambil melepaskan tangan kanannya dair kepala cucu saya, memandang kebulan dan mulai megintip dari puncak gunung, menyinari danau dengan pancaran warna yang bergemilang sedap lemas, dia mengangkat kedua tangannya dan berkata : "Taman Raya ini termasuk kedalam Sejarah Alam Raya, tetapi Cuma sebagian kecil sekali. sejarah Alam Raya itu mengandung Taman Raya ini !”.










KE-MESIN.




Dimasa Dunia belum lagi aman !




Beberapa Negara Industri sudah berdasarkan sosialisme dan komunisme.




Tetapi bertentangan dengan itu ada pula beberapa Negara yang berdasarkan kapitalisme yang muda kuat. Diantara kedua jenis dasar Negara itu didapati dasar perantaraan, setengah kapitalistis dan setengah sosialistis. Pada beberapa Negara ini pertarungan klas seru sengit berlaku.




Negara Indonesia berdasarkan sosialistis yang tiada berdasarkan imperialisme dan




kapitalisme lagi sudah beberapa lama berdiri tegap. Daerahnya Negara ini tidak lagi dalam arti sempitnya sekarnag, tetapi sudah memeluk sebagian besar dari Benua Asia Selatan, yang




sekarang cerai-berai yang dinamai Birma, Siam, Annam, Malaka, Indonesia Sempit,




kepulauan Filipina dan Australia Katulistiwa. Nama resminya Negara Baru ini ialah Federasi




Aslia rapat dengan Australia dingin.




Pusat perindustrian yang dimaksudkan ialah industri-jiwa, heavy-industry, bukanlah satu. Yang terpenting adalah empat : (1) menurut keperluan diplomasi dan strategy keempat arah didunia yang belum aman ini ; (2) menrut adanya bahan dan kodrat mesin seperti adanya air mancur, arang atau minyak ; (3) menurut perhubungan lalu lintas ; (4) menurut adanya kaum pekerja dan lain-lainnya. Empat industri dicocokkan dengan 4 syarat tersebut diatas.




Saya dengan beberapa pemuda/pemudi mengunjungi pusat industri yang terpenting di




Aslia, kalau tidak didunia. Letaknya adalah segaris dengan sumbu, dengan Katulistiwa, yang kira-kira ditentukan oleh garis Bonjol-Malaka. Sumbu ini pada zaman purbakala mendapat perhatian penuh dari pihak Negara yang langsung atau membelit mempersatukan Indonesia Raya. Keduanya kerajaan besar, Sriwijaya dan Majapahit memusatkan strategi pada sumbu ini. Pusat ini jadinya memenuhi sayarat pertama strategi dan diplomasi.










Tiada mengherankan ! Sumbu ini meguasai dua Benua dan dua Samudra terbesar dihari depan. Dengan artinya tenkik dan ekonomi zaman sekarang sumbu ini mendapat jiwa yang bagus, lebih kukuh dari yang sudah-sudah. Logam besi, alumunium dan bauxite buat pembajaan besi biasa, timah buat keperluan industri ketentaraan, arang, listrik (air mancur) serta minyak tanah buat kodrat mesin, kayu dan lain-lain bahan semuanya Bahan buat Industri-jiwa (heavy industry) (sebab memang penting buat mempertahankan Indonesia seluruhnya) berada dalam keadaan yang luar biasa ; banyak, baik dan berdekatan !




Karena pentingnya sumbu-Dunia ini, maka sudah lama Federasi Aslia menggali




terowongan, yang menyambung Sumatera dengan Semenanjung Malaka. Kota Malaka sendiri sekarang dengan satu kota dihadapannya di Sumatera sudah menjadi pangkalan kapal perang yang terutama, buat menguasai Selat Malaka. Dengan begitu menguasai dua Benua dan Dua Samudra ! Beberapa terusan yang memperhubungan sungai besar, ialah Siak dan Kampar, sudah digali. Juga kedua sungati ini sudah diperdalam dan dibentuk tebingnya. Perhubungan sepanjang sumbu Bonjol-Malak itu kendaraan diatas dan dibawah air, serta diudara berjalan tiada berhentinya ! indsutri tadi dengan kereta lori dan kapal. Begitu juga tak berhentinya bermacam-macam kendaraan, tak putus-putusnya lalu-lintas siap mengangkut bahan atau barang, serta kaum pekerja yang terutama datang dari pulau Jawa.




Ketika kami dari atas bukit mengagumi bumi yang permai dan langit yang jernih,




mataharinya mulai naik serta memancarkan sinar yang sehat-segar, yang paling muda diantara kami, berlari menuju ketebing jalan kereta, menelungkup berama-ramai. Tetapi dengan giat gemetar, melambaikan kedua tangannya kepada kami memanggil dengan teriak. Kami lari ketempatnya ! Slah satu pemuda, mahasiswa, ketika kami semua masih hening takjub melihat kereta api, panjang, naik bukit menuju ketempat kami, dengan suara lemah menggeletarkan kira-kira : "Perhatikanlah induk mesin itu ! Alangkah keras kerjanya ! Asap nafasnya




berbual-bualan : Keringatnya kurasa panasnya ! Dengarlah puputnya memberi pnegawasan. Ketepi-ketepi, aku lari ! Jangan lariku terganggu ! Berapa ribu kilo barang kuangkut lari ! Beberapa ratus jiwa dibelakangku. Perempuan, lelaki, pemuda pemudi, kanak-kanak dan bayi. Ketepi-ketepi, teriakku sekali lagi. Bahayamu adlaah noda bagi diriku. Keselamatan semua




aku tanggung, jadi mesti kutepati. Saut menit terlambat menghilangkan namaku. Abangku masinis langsung bertanggung jawab. James Watt nama nenekku ! Cepat cakap dan aman sentausa inilah semboyanku ! Kesempurnaan inilah hari depanku.




Ditanah datar dibawah kami sudah kelihatan rumah berjejer-jejer mengelilingi tanah




lapang. Inilah rumah, kaum pekerja, berbentuk baru dan cocok dengan ilmu hawa udara dan cahaya matahari. Selainnya dari pada rumah yang menjaga dan memajukan kesehatan pekerja, ditengah-tengah tiap-tiap rombongan rumah didapati tanah lapang buat bermacam-macam sport dari bermacam-macam usia, gegung yang tinggi ialah sekolah yang cukup mempunyai alat buat bermain, bertani, bertukang dan berteori. Gedung yang paling besar, paling tinggi




dan paling bagus itu ialah tempat bermusyawaratannya kaum pekerja tempat membaca buku dan surat kabar dan kadang-kadang dipaku buat kotbah (lecture).




Akhirnya kami sampai pada salah satu pabrik besar. Disini kelihatan mesin yang paling baru dan paling kokoh cakap. Hasilnya berlipat ganda dari yang sudah-sudah. Permatilah




gunting raksasa itu ! Baja keras dan tebal itu diguntingnya seperti adik saya menggunting kertas. Hampir pecah anak telinga kita mendengar martil yang 125 ton (125.000 kg) yang




dijatuhkan dari temapt yang 6 meter tingginya itu. Baja sebesar benteng itu kalau ditempatnya jadi tipis seperti emping. Amatilah gergaji listrik itu melayani papan waja itu, seperti pandai




besi pada zaman Majapahit memotong-motong bambu .......... Disini dibakar mesin buat pabrik gula, kopi, karet dsb, mesin buat pabrik kain, sepatu, sikat gigi dsb ; mesin buat kapal,




kertas, auto, kapal dsb. Jadi pabrik ini ialah pabrik "mesin buat bikin mesin”, machine making machine. Yang terpenting sekali ialah mesin buat membikin pertahanan Negara senapan




mesin, meriam, kereta kebal, kapal silam dan aero-engine, mesin udara. Tetapi selalu dirombak, dilebur dibentuk kembali menurut pemeriksaan dan pendapatan baru ! Tiada jauh




dari pabrik ini didapati satu laboratorium Raya yang selalu mencari susunan mesin yang baru dan kodrat mesin yang lebih efficient dari yang sudah-sudah. Semboyannya pabrik-raya ini




"Cakap demi cakap”, more and more efficiency.




Hak-diri dan perseorangan (private ownership and individualism !) sudah tak dikenal lagi dalam pabrik ini. semua mesin bahan dan kodrat mesin ini dipunyai masyarakat Aslia. Klas




Kapitalist dan proletar, golongan buruh halus dan kasar sudah lama hilang lenyap. Kaum




pekerja otak dan tangan, pekerja menurut pembawaan masing-masing, dan masing-masing mendapat upah melebihi keperluan masing-masing. Memang Aslia itu kaya, raya ! Dengan ilmu dan teknik sebaru-barunya, pemujaan harta benda terserah pada masyarakat, penghasilan dan pembagian hasil berdasarkan tolong-bertolong upah dan kehidupan diatur menruut rencana-pergaulan (social-planning), hasil perusahaan senantiasa berlipat ganda,










melimpah-limpah laksana danau dimusim hujan.




Saya terpaksa menarik pemuda dan pemudi keluar meninggalkan pabrik tadi. Mereka tak putus-putusnya bertanyakan ini itu, meloncat kesini dan kesitu. Setelah keluar pabrik ini,




mereka bersikeras mau mengunjungi bermacam-macam pabrik lainnya, terutama pabrik yang




bikin aero-engine itu. Tetapi hari sudah petang. Mereka bersikeras mau bermalam disana saja. Sebetulnya saya kekuarangan alasan buat membantah mereka. Untunglah terdengar




dengungan mesin kapal terbang yang hendak berangkat. Mereka berhamburan melompat keluar pabrik, menuju kelapangan terbang seidkti jauh diluar kota pabrik ini.




Mereka bergerak berjalan cepat, bersorak menyanyi bersama-sama ; Sudah dilangit kami melintas




Terbang melayang kebumi lain




Namun akal pantang tewas.




Asal masyarakat terus menjamin.










KE TAMAN MANUSIA Maluku (is) het verleden, Java (is) het heden, Sumatera (is) de toekomst. Kata Belanda ! Artinya itu :




Kebesaran Indonesia dahulu ter- Letak di Maluku ; sekarang




Jawa nanti di Sumatera










Apakah yang dimaksud Belanda dengan "Kebesaran ?” Tentulah bukan kebudayaan ! Kalau dipandang dari penjuru kebduayaan, maka simpulan tadi mesti disusun : Sumatera yang pelopor ; Jawa yang sekarang ; dan hari depannya Indonesia, boleh jadi sekali kembali ke Sumatera.




Sebelum zaman Majapahit, tak bisa disangkal, bahwa Sumateralah dengan kerajaan




Sriwijaya, sebagai pemimpin politik, yang menjadi pusat kebudayaan. Sekolah tinggi berdasarkan Buddhisme, diibu kota Sriwijaya, tidak saja menjadi obornya Buddhisme di Indonesia, tetapi pada satu masa boleh dikatakan buat seluruhnya dunia yang beragama Buddha. Dharmakitri di Sriwijaya diakui sebagai ahli Buddhisme yang terbesar pada zamannya. Yah Hien dan I-Ching ; keduanya ahli Tionghoa tentangan agama Buddha, dan diakui oleh dunia Barat juga sebagai Ahli Sejarah Timur yang besar, lama tinggal di-ibu kota Sriwijaya buat mempelajari Buddhisme. Pada masa Sriwijaya masih dipuncak kekuasaan dan Buddhisme di Hindustan sedang turun, maka besar sekali pengaruhnya Sriwijaya atas sisa politik dan kebudayaan Buddhisme yang masih tinggal di Hindustan.




Sesudah Sriwijaya turun dan sunyi senyap, maka pusat kebudayaan




(Hinduisme-Buddhisme) berpindah ke Jawa. Sampai sekarang Jawa tetap pegang kehormatannya sebagai pusat kebudayaan Hindu-Jawa itu.




Walaupun sekali lagi Sumatera berlaku sebagai pelopor dengan membawa Islam ke-Jawa –




ingatlah nama-nama Falatehan Jakarta dan Sunan Gunung Jati – tetapi kebudayaan yang dilaksanakan dan dimajukan oleh bangsa Indonesia masih berpusat di Jawa. Kebudayaan masa dahulu kala yang bisa dianjurkan keluar Negara, yang bisa mengenangkan hati seluruhnya Rakyat Indonesia pada masa sekarang, ialah : kebudayaan Jawa. Yang saya maksud dengan kebudayaan, kultur, ialah perkendalian atas dunia diluar dan dalam diri manusia. Perkendalian atas "dalam diri” itulah yang memuncak di Jawa.




Tetapi mesti ada peringatan, bahwa perkendalian itu berdasarkan idealisme, kegaiban




dalam filsafatnya dan kerajaannya dalam politik (politiknya). Duduk sama rendah, tegak sama tinggi, tak didapati kalau dalam Masyarakat Hindu-Jawa.




Kalau dasar semacam ini, dasar kerakyatan ini akan dijadikan ukuran, maka kita mesti




menoleh kemasyarakat Minangkabau pada zaman luruhnya. Kita mesti pelajari makna undang yang dipusatkan oleh dua Ketumanggungan dan Perpatih. Keduanya ahli undang ini berdasarkan kerakyatan, tetapi yang pertama dianggap conservative. Walaupun kesusasteraan dan seni seperti tari dan nyanyi di Minangkabau disana terbelakang dari Jawa, tetapi teknik dan ekonomi sekali-kali tak ketinggalan oleh Jawa. Malah dalam teknik perairan




Minangkabau melebihi Jawa dan Bagian Asia lainpun.




Dalam perkara kebudayaan tadi bukanlah Maluku yang jadi pelopor, perintis, jalan kebudayaan. Bukanlah "Maluku” het verleden, melainkan Sumatera. Cuma kalau dipandang dengan kaca mata shopkeeper, yakni tukang warung, maka kehormatan itu terletak didadanya Maluku. Memang Maluku dengan cengkeh dan palanya pernah menarik bangsa Eropa ke Indoenesia dan mengisi penuh kantongnya bangsa Barat itu. Dengan hilang celupnya pala dan










cengkeh itu, dan naiknya celup gula dan kopi. Maka dari penjuru matanya tukang warung juga "kebesaran” sekarang itu berpindah ke Jawa. Sebetulnya, sesudah kira-kira tahun 1927, pada waktu mana export dari Sumatera sudah lebih dari setengahnya export seluruh Indonesia "Kebesaran sekarang” itu sudah berpindah dari Jawa ke Sumatera, yakni dipandang dari




kaca-mata tukang warung juga. Dengan begini sebetulnya nujumnya tukang warung tadi, bahwa "Sumatera itu ialah hari Depan, sudah berlaku”.




Memang Sumatera dengan besarnya hampir 3 ½ X Jawa ; dngan banyak dan besar serta dalam sungainya yang mengalir ke Samudra Pasific dengan segala ragam bahan logamnya




yang sempurna banyak dan sifatnya ; dengan letaknya yang tiada taranya didunia ini ; dan akhinrya tetap tiada terkurang pentingnya, dengan kemajuan Ilmu dan Pesawat Zaman




sekarang yang bisa menukar rawa-rayanya Sumatera sebelah Timur menjadi taman-raya




............... maka tak ada diantara kepulauan Indonesia yang berbahagia seperti Sumatera. Apalagi kalau Sumatera itu dikembarkan (trowongan) seperti pada zaman purbakala dengan




Semenanjung tanah Malaka.




Jepang dengan mata tajamnya, seperti mata burung elang sudah sadar akan arti Sumatera/Malaka dalma arti perindustrian dan peperangan (strategy). Bagaimana juga akhirnya peperangan ini (sekarnag Maret, 28, 1943) bagaimana juga akhirnya nasib Indonesia dalam hal politik, tetapi pasti perindustrian di Sumatera/Malak tak akan bisa dihambat majunya. Perkara tenaga taidalah menjadi persoalan yang tetap tak bisa diselesaikan. Sumatera/Malaka sekarangpun sudah hampir dua kali penduduk Australia yang besarnya 15 kali sebesar Sumatera/Malaka itu. Lagi pula Jawa lebih dari cukup mempunya reserve, bantuan tenaga. Dalam sejarah perindustrian didunia, kita saksikan Bukannya tempat yang




pindah mencari orang (tenaga), melainkan sebaliknya buruh yang pindah mencari tempat (perindustrian). Dengan begitu perindustrian Indonesia pada hari depan akan berpusat di Sumatera/Malaka, seperti pada tulisan terakhir kita sebutkan di Sumbu Bonjol/Malaka. Akhirnya tetapi tiada pula terkecil artinya pada tingkat penghabisannya, bukan kebudayaan semata-mata yang menentukan ekonomi (perindustrian dsb), melainkan ekonomilah yang menjadi alat adanya dan yang membentuk kebudayaan. Dengan Industri Jiwa Indonesia kelak akan berpindah ke Sumbu Bonjol/Malaka, maka lambat-laun kebudayaan akan berpindah, ya, berpindah kembali kesana. Demikianlah Sumbu Bonjol/Malaka itu kelak akan menjadi sumbu kebudayaan.




Tetapi sekarang sumbu kebudayaan itu masih di Jawa. Dengan majunya pertanian dan industri kecil, menengah dan sebagian dari industri besar di Jawa dan rapatnya penduduk




sekarang dan dihari depan, maka Jawa akan tetap buat beberapa lama memegang kedudukan




tertinggi dalam kebudayaan Indonesia itu ! Lagi pula kaum cerdas (intelek) dan pekerja kasar dan halus akan berpusat di Jawa.




Republik Indonesia sempit, tetapi dnegan hati lapang, sudah lama membentuk




Taman-Manusia, hampir pada tiap-tiap pulau di Indonesia. Cocok dengan kekuatan pulau dalam hal ekonomi, maka tiap-tiap pulau sudah memilih dan membangunkan Taman-Manusia masing-masing atas dasar yang sama buat seluruh Indonesia. Baik semangatnya atau teknik dan seninya semua bangunan itu sudah ditetapkan oleh komisi Taman-Manusia dan




dibenarkan oleh Majelis Permusyawaratan Indonesia. Taman-Manusia yang dianggap menjadi modal, contohnya terdapat di Jawa.




Kesini kamu pergi bertamasya ! Tram listrik Gunung yang kami kendarai. Kata seorang penumpang pada sayat tak lama lagi tram naik gunung ini akan dijalankan oleh korat




kawahnya gunung Merapi yang banyak dipulau Jawa ini. saya sahuti pula kalau begitu nanti tak saja terowongan yang bisa mempertautkan kembali Jawa/Sumatera, tetapi juga ferry-raya




yang pulang-balik di Selat Sunda akan dijalankan oleh kodrat kawahnya Gunung Krakatau. Jadi nujumnya Joyoboyo akan berlaku sebaliknya. Jawa bukannya akan msunah dari muka




bumi ini malah sebaliknya akal manusia bisa diperbesar dan mempertaukan kembali dengan saudara kandungnya. Impian kami terpaksa diputuskan, karena sudah berhenti dimuka pintu




gerbang yang permai sekali. pemandangan disekelilingnya menakjubkan serta memberi ilham yang tak bisa dilupakan ! Kami masuki pintu gerbang itu, bermula kami memandang padang




penuh dengan gedung yang indah-indah, bermacam-macam tugu, dikelilingi oleh berjenis-jenis pokok kayu serta bunga-bungaan yang berbagai-bagai warna dan bau.




Sesayupnya mata memandang kedepan, kekiri dan kekanan kelihatan bukit mengelilingi. Dikaki, dipinggang dan dipuncak bukit barisan berkeliling padang tadi, kelihatan patung besar




kecil yang kadang-kadang memancarkan kembali sinar matahari.




Alangkah permainya pemandangan disini ! Tetapi sebentar saja kepala kami yang penuh ilham tadi, dengan hati yang takjub hening-hening itu terharu. Dimuka kami ada satu tugu




panjang bujur sangkar. Didepannya ada satu patung besar, menundukkan kepalanya, dengan




muka yang tak bisa digambarkan dengan satu perkataan, sebagian berupa sedih-pilu, sebagian










berupa menyesal dan sebagian berupa marah ............. kami lekas mengerti maksudnya patung ini. sesudah kami menghampiri tugu bujur sangkar itu. Didepan huruf baja tertulis :










TUGU PERINGATAN MANUSIA NAJIS PENGHIANAT NEGARA, PENJUAL RAKYAT KUSTA MASYARAKAT !










Puluhan, ya ratusan namanya dan gelarnya manusia najis yang dituliskan disemua sisi Tugu Raya ini. yang baru diantara mereka mempunyai gambaran. Dengan tulisan baja pula disebutkan asal, pangkat, pekerjaan, dan perbuatan masing-masing terhadap Rakyat Indonesia dimasa lampau. Yang masuk golongan manusia najis No. 1 ialah mereka yang dnegan langung membantu penjajah penindas, penghisap atau pembunuh Rakyat Indonesia. Golongan yang kedua ialah mereka, yang dengan tak langsung membantu msuuh Indonesia (hand-en spandiensten verrichten). Golongan yang ketiga ialah mereka, yang masuk kedua golongan tersebut diatas, tetapi mengecap kesenangan bersama-sama dengan musuh Rakyat, merugikan Rakyat. Ada lagi satu golongan yang namanya tertulis pada satu kubu tertutub dibelakang kubu najis, mereka tiada masuk golongan najis, tetapi berjuang tehradap masyarakat.










Golongan ke-empat itu ialah mereka yang bermata tetapi tak melihat, bertelinga tetapi tak mendengar, berotak, tetapi tak berpikir, berperasaan tetapi berpeluk tangan, bermulut tetapi mungkin .................... manusia tak berguna terhadap masyarakat, masuk tak genap, keluar tak ganjil. Sebagian besar dari muka tiap-tiap sisi kubu najis tadi belum lagi ditulis. Rupanya pemerintah Republik menunggu pelamar najis yang baru.




Hati kita yang terharu itu ditambah kusutkan pula oleh pengaruhnya suara burung semacam burung hantu yang bertebangan dikeliling tugu itu, terutama disekitar Golongan Manusia Najis No. 1. Bunyi burung itu seolah-olah berarti




: jauhilah, jauhilah semangat manusia najis ini. bunyi itu dicampuri pula oleh baunya bunga-bunga yang dikenal di




Indonesia dengan nama tahi-ayam.




Entah dari mana seorang putri, murid sekolah menengah terkenal sebagai seorang radikal, mendapatkan barang yang tak bisa disebutkan namanya disini ........... tetapi ia sudah siap hendak melemparkan barnag itu kesatu nama yang




sampai ke Digul terbau busuknya. Untunglah penjaga lekas datang mencegah ........................... !




Pemuda/pemudi diantara kami terutama pula yang sudah mengerti, berperasaan halus terlatih, keras hati dan jujur, sudah lama kehilangan kesabaran dan mendesak meninggalkan kubu manusia najis ini dan menuju kelereng gunung. Kami menuju kesebelah kana ! Disini terdapat pemikir dan pahlawan Indonesia. Manusia berjasa kepada Indonesia dalam lebih kurang 2000 tahun ini.




Tetapi walaupun cukup banyak kubu dan patung pada barisan bukit ini, kebanyakan benda peringatan manusia berjasa ini terdiri dari tugu. Tetapi pada tugu peringatan ini segala naa orang tiada lagi dikumpulkan seperti pada manusia najis tadi. Tiap-tiap orang mempunyai satu tugu besar atau kecil menurut jasanya terhadap masyarakat. Tugu peringatan ini didapati dikaki bukit, cukup indahnya ! Dilereng bukit kita temukan beberapa patung pemikir dan pahlawan Indonesia. Di puncak bukit kita lihat Cuma satu dua patung ! Tetapi lebih indah dari yang sudah-sudah. Sebagian besar dari lapangan dilereng dan puncak bukit masih kekosongan patung, tetapi penuh dengan pohon dan bunga yang cantik danburung yang merdu nyanyinya. Lama komisi Taman manusia tadi, memutar-balikkan perkara dasar yang mesti dijadikan pedoman buat mengatur kedudukan penduduk Indonesia Almarhum yang besar berjasa.




Persetujuan tak mudah didapat. Karena, walaupun sebagian besar dari anggotanya berdasarkan Sosialisme dan




Internasionalisme, tetapi diantara anggotanya banyak juga yang berjasa besar terhadap Indonesia Muda, sedangkan mereka berdasarkan kebangsaan semata-mata. Pihak ini mendesak, sedikitnya buat satu keturunan di depan, supaya kebangsaan itu, dalam arti menurut ilmu kebangsan, diberi perhatian, terhadap keluar Negara perlu dipropagandakan dengan "bukti” dan perbuatan, bahwa bangsa Indonesia, warna coklat penduduk hawa panas itu, bukanlah masuk bangsa yang malas, penakut dan bodoh, seperti selalu dikemukakan pada beberapa abad dibelakang ini. terhadap kedalam Negara, perlu dengan seni dan propaganda dihilangkan Inferiority Complex”-nya, yang merasa dirinya rendah, yang dimungkinkan oleh Hinduisme dan didalamkan oleh Imperialisme Barat.




Berhubung dengan aliran Internasionalisme sehat dan Nasionalisme sehat dalam pemerintahan dan komisi tadi, yang keduanya berurat pada Rakyat Jelata, maka pada tiap-tiap pembicaraan tentang seseorang Almarhum berjasa timbullah




bermacam-macam persoalan.




Diantaranya ialah Almarhum ini akan dimasukkan ketaman manusia bagian nasinal ataukah internasional ; penjajah mentahkah dia atau bermaksud murni tehradap masyarakat dan bangsa asli Indonesia ; melawan musuh dengan pikiran dan semangatkah atau dengan perbuatan ; apakah Birma Siam dan Annam sekarang juga akan dimasukkan kegolongan bangsa Indonesia atau Filipina dan Malaka saja ; yang terpenting ialah orang Besar ini berdasarkan kerakyatankah atau kerajaan.




Berhubung dengan beberapa dasar pilihan yang diatas ini, maka Hayam Wuruk dan Gajah Mada, walaupun kedua patungnya besar sekali, tetapi mukanya tiadalah terang, karena ditutupi oleh semacam cahaya yang mengaburkan




seluruh badannya, apalagi kalau siang hari.




Lama sekali komisi Taman Manusia mempelajari dan berembuk tentang asal-usul, asas dan perbuatannya kedua Almarhum besar ini. kebesaran mereka tentu bulat dan cepat mendapat persetujuan. Dinapndang dari penjuru semangat, kecerdasan dan kecakapan dalam politik mereka dianggap luruh sekali. Tetapi kebangsaan mereka, Hindu tulenkah atau setengah Hindu. Setengah Hindu itu mesti dianggap kasta calon surga, sedangkan bangsa Indonesia Asli, seperti di Bali pada abad ke-20 ini mesti diangagp sebagai Sudra, kasta nasjis ? Apakah perlunya kasta Brahma atau










kasta Hindu itu, dilayani dengan bahasa Kromo atau Kromo Inggil oleh bangsa Indonesia Asli, sedangkan kasta Hindu melayani kasta Sudra itu dengan Ngoko. Banyak diantara anggota yang tak bisa menahan marahnya dan mengusul, supaya Hayam Wuruk dan Gajah Mada itu dilenyapkan saj dari sejarah Indonesia. Golongan ini menyamakan hayam Wuruk itu dnegan Jan Pieterzoon Coen dan Daendels. Mereka bertanya, guna apakah begitu banyak darah bangsa Indonesia di Jawa dan seberang dicucurkan ? Karena tak satupun daya upaya menakluk Hindu itu, kata mereka, yang mencoba mengembangkan kebudayaan Majapahit itu dengan sungguh, ikhlas dan langsung diantara Rkayat seberang sehingga samapi Rakyat Batak, Kubu, Dayak, Toraja dsb tak sedikitpun mendapat manfaatdari peperangan yang diulungkan, diwayangkan dan didongengkan itu. Ada yang menuduh, bahwa Hayam Wuruk dan Gajah Mada en Co-lah yang menanam atau memperdalam inferiority complexnya Rakyat Jawa, yang terbanyak di Indonesia, yang patut menjadi pemimpin seluruh Indonesia terhadap Imperialisme Barat, tetapi gagal berkali-kali dalam pimpinannya itu. Banyak anggota yang menganggap Hayam Wuruk dan Gajah Mada seperti pemimpin kasta asing, berurat dimasyarakat Indonesia seperti bendalu berurat dipokok langsat. Akhirnya diputuskan supaya patungnya ditaruh dibagian Indonesia, dibesarkan tetapi dikaburi .............. artinya sejarahnya kurang jelas !




Patungnya Hang Tuah, Diponegoro, Imam Bonjol, dan Teuku Umar tidak begitu besar tetapi terang sekali. ada tak adanya darah asing, yang sendiri mengaku superior, ulung, pada para pahlawan ini tak menjadi persoalan lagi. Tak ada




diantara anggota, yang memandang campur darah asing itu satu kekuatan asal. Campur darah itu bersemangat dan




bersikap samarata terhadap darah Indonesia Asli. Mereka semuanya pahlawan Islam yang tak mengenal kasta dan kutuknya kasta Sudra atau Paria. Meskipun begitu diantara nasionalist sehat dan internasionalist ketika menentukan besarnya patung ke-empat pahlawan pada empat negara (masyarakat) di Indonesia tadi timbul juga persoalan seperti : Kalau Diponegoro jaya, dan bisa mendirikan kerajaan Jawa dan akhirnya Indonesia, akan dia tetapkankah perbedaan bahasa yang dipakai diantara satu penduduk dan penduduk di Indonesia itu ? Umumnya wakil Indonesia yang muda memandang perbedaan bahsa yang melemaskan lututnya si Kromo itu sebagai najis Hindu yang mesti dikikis habis- habis ! Batinnya mereka juga setuju, bahwa tak ada diantara 4 satria yang menantang imperialisme Barat tadi dengan usaha mati-matian, yang berpikiran baru. Disangka, bahwa paling baiknya Indonesia akan mendapat persatuan teguh kembali dan satu Raja yang Adil. Tetapi semua Sejarah di Asia ataupun Indonesia menyaksikan bahwa seorang raja adil itu mungkin dan sekali sendiri atau mempertahankan




Raja Dalim. Tetapi persoalan semacam itu tinggal academis , sesuatu "kalau” saja. Komisi akhinrya memutuskan, supaya para pahlawan penantang imperialisme tadi mendapat patung yang sedang besarnya. Sejarah pertarungan mereka ditulis dengan huruf emas, Hang Tuah, penantang Portugis dengan taktik gerilyanya dilaut, mendapatkan perhatian lebih dari yang sudah-sudah. Karena semuanya anggota komisi setuju bahasa hari depannya Indonesia terletak dilaut !




Hampir kepuncak kita berjumpakan beberapa patung yang menarik hati, seperti patung Dr. Cipto Mangunkusumo, Muhammad Husni Thamrin dll. Sudahlah tentu Thamrin mendapat sokongan besar, dari bekas borjuis besar. Mereka




mengemukakan "inteleknya” Thamrin dengan melupakan dasar ekonomi dan politik yakni kapitalisme Bumiputera dan




berkompromis dengan kapitalisme Asing. pembantu Cipto memajukan politik, kesangsian Dr. Cipto diantara hinduisme dan modernisme yang akhirnya mengadakan akibat yang tiada dikendalikannya sendiri, tetap sebelum matinya. Kebanyakan borjuis kecil membantu Cipto. Kaum Internasional besar mengalah, mengingat tingkat sejarah Indonesia pada masa itu.




Dengan begitu nasinalist bisa mendirikan tanda peringatan buat pemimpin nasionalist yang berjasa. Dipuncak bukit kita lihat dua patung : Dr. Jose Rizal (baca Hose) dan Andreas Bonifacio. Mereka ditaruh dilapangan dipuncak bukit.




Belum ada penduduk Indonesia-Sempit sampai kesana. Memang sampai waktu Jepang masuk, Indonesia-Sempit, tak




mempunyai nasionalist yang bersejarah seperti Huaroz atau Rizal, Dr. Sun Yat Sen atau Tilak. Belum ada penduduk Indonesia Sempit yang sampai kesana. Tidak saja Rizal dianggap pelopor dan Satria kemerdekaan Filipina, tetapi juga satu dokter yang masyhur di Asia Timur, ahli bahasa, yang mengenal lebih baik dari 13 bahasa tua dan baru, seniman yang mendapat pengakuan Interansional, biologist yang mendapat tumbuh-tumbuhan dan hewan baru, pengarang buku yang membawa dirinya kebawah hujan peluru sebagai hukuman dari pemerintah Spanyol.




Bonifacio sampai sebagian besar maksudnya, seperti belum tercapai oleh orang Indonesia lain. Dia bapanya Katipunan, partai Revolusioner, yang bermula menaikkan bendera kemerdekaan menentang tentara Spanyol yang lengkap




senjatanya itu dengan bola ditangan dan berhasil ¾ mengusir Sapnyol ................. sampai jiwanya ditewaskan oleh




penghianat kawan sepertarungan.




Diantara wakil proletar ia di Komisi kita tadi, banyak yang memajukan supaya Bonifacio dimasukkan ke-Taman




Indonesia bagian internasional saja. Pihak ini memajukan bahwa Bonifaciolah yang pertama kali, tidak saja di Filipina, tetapi diseluruh Indonesia, ya, diseluruh Asia yang berasal, berpendidikan proletaris, dan menyusun proletar. Lebih dari Dr. Rizal maka Bonifacio mengerti kekuatan proletar dan akhirnya mengerti akan politiknya Amerika yang masuk menyerbu. Sampai pada saat matinya, dia tetap memegang dasar kemerdekaan dan tak mau kompormis dengan bangsa asing yang hendak masuk mencampuri politik Filipina.




Juga ada diantara anggota komunis yang mau menarukah patung Dr. Rizal ditaman manusia bagian internasional itu. Mereka memperingati dokter ini, walaupun berusia 36 tahun sudah memperlihatkan sinar otaknya, tidak pada satu




lapangan ilmu saja, tetapi pada bermacam-macam lapangan. Mereka memperingatkan kata Russell, bahwa "universal




genius: maha cerdas dalam segala ilmu itu, tidak terdapat dibangsa lain, melainkan pada Malay Race, diantara bangsa Indonesialah. Clefford juga mengaku kecerdasan luar biasa dari dokter muda




bangsa Indonesia tulen ini ! Jadi kata mereka, para anggota komisi tadi tak ada halangannya










kalau Dr. Rizal berdiri sejajaar dengan Ariestoteles ataupun Descrates yang juga universal genius tetapi tidak dalam bahasa atau seni seperti Dr. Rizal.




Tetapi menurut pendapatan pihak yang mau menaikkan derajat bangsa, menghilangkan inferiority complex baiklah keduanya Jose Rizal dan Andreas Bonifacio ditaruh sebagian




dalam daerah nasinal. Dalam hatinya semua anggota juga mengakui bahwa keduanya orang besar Indonesia itu meskipun cukup buat Indonesia dan Asia, tetapi belum cukup buat seluruh




dunia. Mereka tiada meninggalkan teori atau dasar yang baru buat science dan masyarakat umumnya. Putusan yang diambil ialah menaruh patungnya Dr. Rizal dan Bonifacio kebagian




Indonesia dengan mukanya menghadap bagian Internasional !




Bukan main cantik warnanya dan merdunya suara burung yang diperlihara disekitar dua




Almarhum besar ini. karangan bunga yang bertimbun-timbun ditaruh di kaki kedua patung itu. Desas-desus suara kekaguman pengunjung, membawa pikiran dan idaman putra dan putri Indonesia tinggi melayang keangkasa ............melebihi kecerdasan Jose Rizal dan ketunggangan Bonifacio.




Kami sekarang menuju ke bukit sebelah kiri, kebukit internasional.




Seorang pemuda bertanya, kenapa besaran dunia itu patungnya ditaruh sebelah kiri. Tiadakah lebih cocok kalau ditaruh disebelah kanan. Jawabnya, maksud kiri itu, ialah




hari-depan. Internasionalisme sehatlah dan diujudkan oleh Republik Indonesia dan kelak oleh




Federasi Aslia.




Seorang pemuda berkecikak menanyakan : "Kalau saya mati, dimana nanti saya ditaruh ?” Disana, kata seorang, menunjuk ke kubu najis kalau kamu berlaku seperti mereka. Digolongan




nasionalis-besar, kalau kamu berbuat baik kepada masyarakat Indonesia. Digolongkan




internasional kalau engkau betul-betul meninggalkan teori baru untuk ilmu bukti dan dasar baru buat sembarang masyarakat didunia ! Tetapi kalau manusia masa saja tetapi cukup buat jadi contoh teamn sejawatmu, karena sebagian pelajaran engkau belajar dengan sungguh, sebagai guru engkau mengajar dengan giat, tetapi pekerja engkau tak pernah dapat celaan, sebagai pemikir, dokter, insinyur atau ahli undang dsb engkau dengan teliti menjalankan kewajibanmu, maka engkau akan bersemayam di desa, kota, atau daerahmu, di catat ditugu atau dipatungkan menurut jasamu ! Tak ada nama pad amasa depan yang akan dilupakan, dosa yang akan didiamkan atau jasa yang tiada akan dicatat. Perkataan para Nabi, bahwa tak ada perbuatanmu yang tidak diketahui dan dituliskan Tuhan Yang Maha Mengetahui dan mencatat segala dosa dan jasamu buat selama-lamanya. Jadi awasilah segala perbuatanmu ! Kami akhirnya sampai ketugu besar ! Tugu ini penting sekali dan didirikan atas usulnya internasionalist dalam komisi kaum nasionalist yang selalu mengembar-gemborkan Diponegoro dan Imam Bonjol itu, seolah-olah tak suka ikhlas, menyebut puluhan nama yang meringkuk dan mati dalam bui, buangan atau gantungan Imperialisme Barat, seolah-olah mereka Amlarhum ini dianggap bukan lagi bangsa Indonesia yang berjaasa tehardap masyarakat Indonesia. Sebetulnya nama Indonesia, baik nama Negara atau orangnya, dalam pergerakan Indonesia lk 35 tahun dibelakang, sebelum Jepang masuk, tercantum dalam surat kabar asing di Singapura atau Syanghai, London, atau New York, ialah nama yang berhubungan dengan keributan 1926, disebabkan pengaruhnya PKI.




Orang boleh bertemukan nama Dahlan seumpamanya pemimpin Komunis di Jakarta diruang surat kabar Bangkok atau Hongkong, London atau New York. Tetapi carilah




nama-nama seperti Dr. Sutomo atau Dr. Wahidin umpamanya. Orang bisa ketemukan nama partai PKI dalam surat kabar didunia luar Indonesia. Berhari-hari, berkolom-kolom surat




kabar diluar negeri dikawati dengan nama pemimpinnya yang berhubung dengan kejadian di




Jawa dan Sumatera pada tahun 1926 itu. Tetapi carilah nama Budi Utomo atau lain-lain kumpulan intelek di dunia luar ! Pendeknya Indonesia sebagai bangsa yang masih berjiwa,




yang masih bisa memprotes, tiadalah dikenal oleh Negara lain, diabad ke-20 ini, kalau tak ada




keributan 1926 itu dan pemimpinnya.




Satu anggota mengemukakan bahwa pemogokan buruh kereta api pada tahun 1922 lebih besar artinya buat kesadaran rakyat dalam politik dari 1001 pidato kaum intelek yang disertai




tempik sorak tak karuanitu ! Komisi mengakui, bahwa para pemimpin PKI almarhum patut




dipatungkan, sudah lebih dari sepatutnya diperingati nama dan sejarah pendeknya para pemimpin dan pengikutnya almarhum seperti Subakat, Dahlan, Ali Archam, Haji Misbah, Sugono, Dirya dll.




Demikianlah nama diatas disertai oleh puluhan nama pahlawan yang bersemangat dan berhaluan baru serta bersejarah, pendeknya tercantum pada tugu besar ini. Dimuka tugu besar




ini berdiri patung tak begitu besar, seperti seorang muda remaja, berbadan sehat, kukuh,




bermuka penuh dengan pengharapan kegiatan dan kesucian pikiran. Patung ini menghadap kekiri, kebagian Taman Manusia internasional, mengaruk kepuncak bukit, namanya tak ada. Dibawahnya tertulis dengan tulisan :










Nyalah segala macam isapan, tindasan dan kecongkakan !




Hiduplah persamaan manusia dan manusia serta bangsa dan bangsa. Hiduplah kemerdekaan berpikir buat ilmu pesawat dan seni !




Perlahan kami mendaki gunung. Karena semua berjalan mengedah keatas melihat patung




yang indah berseri-seri dan takut jatuh tertarung.




Tak ada yang berbicara keras ! Walaupun tadi sudah merasa lelah, sekarnag kaki dan badan seolah-olah mendapat seburan dari nenek moyang manusia yang dipatungkan dimuka kami.




Berseri-seri patungnya pembentuk agama manusia, seperti Zarathustra, Musa, Isa, Buddha




....... diantaranya pemdua ada yang bertanyakan Muhammad. Dengan cepat dijawab : Tidak boleh dipatungkan ! Itulah tugu peringatannya. Disana engkau kelak boleh baca dasarnya Islam dan sejarah pendeknya Muhammad SAW. Nabi Muhammad melarang menyembah patung, sebab dengan begitu orang akan melupakan azas dan perbuatan. Jawab satu pemuda pula, tetapi gambaran badan dan mukanya nabi, bisa mengeluarkan minat pula ! ......... "Dimana patungnya Maha Guru Kung ?” tanya seorang pula. Jawab : dia sebetulnya bukan pembentuk dasar masyarakat dengan agama, melainkan dengan filsafat. Dia ditaruh antara pembentuk agama dan filsafat.




Lihatlah disana patung yang indah mulia dari filsafat dunia Barat dan Timur ! Disana ada ahli filsafat baik pun idealist ataupun materialist, berdasarkan Logika atau Dialektika. Perhatikanlah tiga serangkai yang menjadi urat aslanya pikiran zaman sekarang. Socrates, Plato, Aristoteles ! Pada jejeran lain Heraklit, Demokrit dan Epikur. Disana Ibu Rusjdi, Wakidi, disana David Hume, Hegel .......... disana sapa ? ............ banyak lagi.




Kami berjumpakan banyak pemudi berkeliling patungnya Omar Khayam, penyair Arab




yang masih menggetarkan tali perasaannya putra dan putri. "Penyair” yang sedih sayup, tetapi langsung, lancip, tepat mengenai hati percintaan "kata seorang putri”. Penyair buat segala bangsa dan masa kata seorang putra ! .......... Disana penyair Li Po, Shakespeare, Goethe, Pesjkin .......... ya siapa lagi ............




Sebelah keatas lain golongan dari besaran dunia ! Science !




Galen dari Yunani, Sena dari Arab Asli, besaran tentangan Fisika, seperti Archimedes, Pascal, buat Kimia : Dalton, Mendelief, Mosky ........... Matematika Poincare, Gaus, Einstein




....... Ilmu Bintang : Copernicus, Galilei, Newton, Einstein ....... Biology : Darwin, Mendel




........ Listrik : Faraday, Edison, Ohm .......Seniman .......! Pujangga ..............! Diantaranya sudah ada scientist dan pujangga dari Jepang dan Hindustan. Cukup lengkap dengan teori, dasar yang memusingkan kepala.




Salah seorang memandang kebawah, kekaki bukit dan dengan suara seolah-olah tercengang bertanya : "Kenapa patung Alexander Julius Caesar dan Napoleon ditaruh dibawah sekali ?




Patung Bismark Cuma sedikit lebih tinggi ? Itu patung Abraham Lincoln kenapa lebih tinggi




tempatnya dair Napoleon ?




Napoleon betul manusia paling ulung dalam hal kecerdasan, watak dan kemauan ! Betul pula dia telah mempersatukan Eropa yang cerai-berai. Tetapi dia terlampau cinta pada Ilmu perang dan peperangan. Semua keulungannya Cuma buat hawa nafsunya sendiri. Persatuan Eropa itu dilakukan tidak dengan setujunya Rakyat Negara yang dipersatkan. Lagi Eropa Raya itu terutama buat kebesarannya sendiri buat namanya sebagai penakluk, sebagai Alexander dengan tak memperdulikan air mata dan darah yang mengalir serta jiwa yang melayang. Bismark juga begitu. Tetapi Abraham Lincoln tak boleh dijejerkan dengan Napoleon. Sifatnya Lincoln berlainan.




Akhirnya mereka, walaupun sudah lelah sampai juga kepuncak bukit. Jauh kelihatan sinar yang terlantun dari patungnya para Nabi. Pada dataran yang sama tinggi didapati patung para pembentuk masyarakat baru.




Komisi disini berhati lapang ! Perbedaan muslihat kaum Sosialis dan Komunis tiadalah disini menjadi halangan buat mengaku jasa masing-masing pada masa dan masa yang




berlainan. Diakui jasanya pemikir borjuis seperti Rousseau, Voltaiere dan Montesque dimasa




revolusi borjuis utopist seprti Saint Simon, Fourir dan Robbert Owen, pemimpin seperti Roberspierre, Danton dan Blanqui. Sosialist seperti lassalle, Hilferding dan Kautsky. Bapa sosialisme ialah Karl Marx dan Engels, serta pengikut besarnya seperti Lenin, Trotsky, Rosa Luxemburg, dan lain-lainnya sudah tentu mendapat perhatian luar biasa teurtama dari pemuda yang bekerja pada industri besar dan kecil.




Seorang pemuda sedang memanjat hendak mencium mukanya Marx dan memeluk Engels, tetapi dibatalkan oleh penjaga ramai.




Disekitarnya patung Lenin kita melihat seekor pelanduk yang sedang bermain-main dengan




pemuda dan pemudi yang kebetulan hari ini datang bertamasya kemari dari Pusat Perindustrian Jiwa. Pelanduk ini memang berumah tak jauh dari patungnya Lenin. Matanya hewan ini cemerlangmenandakan kecerdasan yang maha tangkas. Sikapnya seolah-olah










mengukur kekuatan lawannya dan dengan sabar menanti tempo, bilamana dia bisa menghancur-luluhkan musuhnya dengan memakai segala kelemahan musuh itu, walaupun musuhnya seorang Raja Hutan. Memang Indonesia menuju kecerdasan, dengan ketetapan hati serta kesabaran pelanduk, menentang kesusahan atau musuh.




Hewan dan bunga-bungaan serta Sang Burung mengelilingi para pemikir dan pahlawan Masyarakat Baru ini, yang terpilih dari seluruh dunia. Warnanya semua mahluk dan tumbuhan disini menyegarkan mata kami kembali. Nyanyi burung seolah-olah mengangkat diri keangkasa. Pemandangan jauh sayup kalau disertai perkakas teropong, menyaksikan kecakrawala lautan yang selalu diliputi awan ! Kesanalah jalan yang akan ditempuh oleh kepulauan Indonesia menuju kesemua penjuru alam untuk bekerja bersama-sama dengan semua Negara dan semua bangsa dimuka bumi ini, buat mengadakan masyarakat baru atas : Kemerdekaan, Kemakmuran dan Persamaan sejati.




Meninggalkan Taman Manusia ini tiada dibolehkan melalui Pintu Gerbang Masuk, yang berdekatan dengan Tugu manusia najis itu. Pemerintah menjaga supaya kesan yang suci yang diperoleh dari pemandangan kebesaran nasional dan internasional tidak dikeruhi oleh perasaan jijik kecil yang ditimbulkan oleh peringatan pada manusia najis. Kita keluar melalui pintu besar yang lain.




Dimuka pintu keluar kami berjumpa dan bercakap-cakap sebentar dengan bekas Maha Guru dari Sekolah Tinggi Negara. Tiadalah bisa kami lupakan isi perkataannya bekas Maha Guru




yang masyhur itu.




Arti katanya : "Dari masa sekarang tak ada lagi perbuatan Yang Baik atau Yang Buruk dari seseroang, yang tak akan dikenal dan diperingati oleh masyarakat buat selama-lamanya. Dengan begitu artinya fana dan baka, surga dan neraka, dijasmani dan rohanilah, dibentuk oleh Taman Manusia ini”. Demikianlah perkataan para Nabi pada masa dahulu.




Ada kalanya semua pengetahuan didasarkan dan diasalkan pada sesuatu yang berpikiran dan berperasaan dan berkemauan seperti kita manusia. Gurun dan hujan umpamanya diasal dan didasarkan pada Hantu dan Dewa, yang bersifat kemanusiaan. Tetapi sekarang tak ada lagi para terpelajar yang mengendaki Hantu dan Dewa itu sebagai dasar dan asal. Cukuplah sudah buat otak kita undang alam sebagai asal dan dasar.




Demikianlah juga pada kalanya, manusia dan moralnya diasal dan diakhirkan pada sesuatu, pada Yang Maha Kuasa, yang dalam hakekatnya juga mengandung sifat kemanusiaan. Tetapi




dari masa sekarang sudahlah cukup buat otak dan hati kita, kalau manusia dan moralnya itu




diasal dan diakhirkan pada masyarakat dan undangnya masyarakat itu sendiri.




Buruk dan baik itu, ialah buruk dan baik buat masyarakat itu sendiri. Asalnya masyarakat itu sendiri, dari pergaulan antara manusia dan manusia dalam masyarakat itu sendiri.




Perbuatan yang baik mendatangkan akibat yang baik. Perbuatan yang buruk menimbulkan




akibat yang buruk pula buat masyarakat itu sendiri. Contoh ini boleh diambil dari segala bangsa dan sejarahnya segala bangsa, dan sejarahnya segala bangsa itu dibumi ini. Undang




buruk dan baik, boleh dipetik dan dibentuk dari sejarahnya segala bangsa dan Negara yang




dulu dan sekarang. Dengan begitu manusia dan moralnya sudah berdasarkan Bukti, sduah nayta dan peralaman, dan bisa berdiri atas kakinya sendiri. dan kakinya itu berada dalam masyarakat Manusia serta moralnya. Tak perlu lagi Hantu atau Dewa sebagai awal dan akhirnya manusia dan moralnya. Malah Hantu dan Dewa itu menemui akhirnya pada manusia dan moralnya yang nyata, yang berdasarkan masyarakat.
















Tan Malaka, Pejuang dan Pemikir




Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1896 di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatra Barat, dan meninggal pada 19 Februari 1949 di dekat Kediri, Jawa Timur. Tan Malaka adalah seorang aktivis




pejuang nasionalis Indonesia dan juga seorang pemimpin komunis. Dia seorang pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah




perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di




bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Dia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai




Komunis Indonesia (PKI).










Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti- hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia mendeklarasikan sebuah "Pahlawan Revolusi Nasional" dalam undang-undang parlemen tahun 1963. Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari










Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem




Moeda di Sumatera Barat.










Riwayat




y Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda.




y Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru di sebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada




diri Tan Malaka muda.




y Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Sema’un dan mulai terjun ke kancah politik




y Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai.




y Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang.




y Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.




Perjuangan




Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah




gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Sema’un (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan- gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.










Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama : memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain) ; kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan ; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.










Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidak-adilan seperti yang dilakukan pemerintahan Hindia Belanda terhadap para buruh lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh. Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.










Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.










Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.










Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjuangan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.




Tan Malaka yang pada waktu itu berada di luar negeri, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaluddin Tamin, Juni 1927, Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925. Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."
















Madilog




Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti




adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif




sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.










Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat




diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.




Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan




kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925 lewat Naar de Republiek Indonesia.










Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan dtemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan- gagasan serta perjuangannya.










Pahlawan




Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan




Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan




FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.










Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta. Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.










Tan Malaka dalam fiksi




Dengan julukan Patjar Merah Indonesia Tan Malaka merupakan tokoh utama beberapa roman picisan yang terbit di




Medan. Roman-roman tersebut mengisahkan petualangan Patjar Merah, seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air-nya, Indonesia, dari kolonialisme Belanda. Karena kegiatannya itu, ia harus melarikan diri dari Indonesia dan menjadi buruan polisi rahasia internasional.




Salah satu roman Patjar Merah yang terkenal adalah roman karangan Matu Mona yang berjudul Spionnage-Dienst




(Patjar Merah Indonesia). Nama Pacar Merah sendiri berasal dari karya Baronesse Orczy yang berjudul Scarlet Pimpernel, yang berkisah tentang pahlawan Revolusi Prancis. Dalam cerita-cerita tersebut selain Tan Malaka muncul juga tokoh-tokoh PKI dan PARI lainnya, yaitu Muso (sebagai Paul Mussotte), Alimin (Ivan Alminsky), Semaun (Semounoff), Darsono (Darsnoff), Djamaluddin Tamin (Djalumin) dan Soebakat (Soe Beng Kiat).




Kisah-kisah fiksi ini turut memperkuat legenda Tan Malaka di Indonesia, terutama di Sumatera. Beberapa judul kisah Patjar Merah:




y Matu Mona. Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Medan (1938)




y Matu Mona. Rol Patjar Merah Indonesia cs. Medan (1938)




y Emnast. Tan Malaka di Medan. Medan (1940)




y Tiga kali Patjar Merah Datang Membela (1940)




y Patjar Merah Kembali ke Tanah Air (1940)










Buku



























Dari Pendjara ke Pendjara




y Menuju Republik Indonesia




y Dari Pendjara ke Pendjara, autobiografi




y Madilog




y Gerpolek




y (id) Tan Malaka (1897-1949)




y (id) Manifesto Djakarta




y (id) Petualangan Pacar Merah Indonesia










Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Tan_Malaka"




Kategori: Kelahiran 1896 • Kematian 1949 • Tokoh Komunis Indonesia • Tokoh Indonesia • Orang hilang di Indonesia










GERILYAWAN REVOLUSIONER YANG LEGENDARIS










Tan Malaka –lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka—menurut keturunannya ia termasuk suku bangsa Minangkabau. Pada tanggal 2 Juni 1897 di desa Pandan Gadang –Sumatra Barat—Tan Malaka dilahirkan. Ia termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Moh.Yamin dan lain-lain.










Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang orisinil,




berbobot dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjaungan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia mendapat julukan tokoh revolusioner yang legendaris.










Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Syarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan- gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.










Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran (hobby) mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum kromo (lemah/miskin). Untuk mendirikan










sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.










Perjaungan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.










Seperti dikatakan Tan Malaka pad apidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.










Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskow diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.




Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang saangat berat pada




pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan




PKI, Sardjono-Alimin-Musso. Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digul Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.










Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibukota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis “Menuju Republik Indonesia”. Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Cina, April 1925. Prof. Moh. Yamin sejarawan dan pakar hukum kenamaan kita, dalam karya tulisnya “Tan Malaka Bapak Republik Indonesia” memberi komentar: “Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah….”










Ciri khas gagasan Tan Malaka adalah: (1) Dibentuk dengan cara berpikir ilmiah berdasarkan ilmu bukti, (2) Bersifat Indonesia sentris, (3) Futuristik dan (4) Mandiri, konsekwen serta konsisten. Tan Malaka menuangkan gagasan- gagasannya ke dalam sekitar 27 buku, brosur dan ratusan artikel di berbagai surat kabar terbitan Hindia Belanda. Karya besarnya “MADILOG” mengajak dan memperkenalkan kepada bangsa Indonesia cara berpikir ilmiah bukan berpikir secara kaji atau hafalan, bukan secara “Text book thinking”, atau bukan dogmatis dan bukan doktriner.










Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi




(mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.










Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat




diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.










Semua karya Tan Malaka danpermasalahannya dimulai dengan Indonesia. Konkritnya rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya.




Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang “text book thinking”




dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dicetuskan sejak tahun 1925 lewat “Naar de Republiek Indonesia”.










Jika kita membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (“Gerpolek”-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan kita










temukan benang putih keilmiahan dan keIndonesiaan serta benang merah kemandirian, sikap konsekwen dan konsisten yang direnda jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangan implementasinya.










Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.










Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi republik Indonesia akibat Perjanjian Linggarjati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta. Dan pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka gugur, hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan “Gerilya Pembela Proklamasi” di Pethok, Kediri, Jawa Timur.










Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Sukarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional. (Bek)




BERGELAP-GELAPLAH DALAM TERANG, BERTERANG-TERANGLAH DALAM GELAP ! (TAN MALAKA) Tan Malaka memang tidak sepopuler Bung Karno dan Bung Hatta, namun dia sangat berpengaruh dan ditakuti




penguasa pada zaman kemerdekaan hingga Orde Baru. Tidak heran, ia hidup dari penjara ke penjara. Bahkan ketika




sudah meninggal pun, namanya masih ketinggalan di penjara. Tan memang bukan Soekarno, Hatta, Soedirman, atau pahlawan nasional lain, tapi ide-ide briliannya tidak kalah gaung dengan diplomasi dan serangan senjata. Tan melawan




dengan kata-kata. Tan membangkang kepada penguasa yang lalim terhadap rakyat kecil melalui tulisan.










Lucunya, pada puluhan tahun setelah merdeka, bekas Presiden Soeharto masih juga takut kepada Tan. Orde Baru khawatir, Tan akan menjadi Che Guevera bagi pemuda dan mahasiswa di tanah air yang saat itu dibekap rapat otak dan mulutnya. Tan masuk peti mati dan tidak boleh dibuka. Sejarah Indonesia pun menghapus namanya. Kini, hapir sepuluh tahun setelah Soeharto jatuh. Bacaan dan foto Tan Malaka ada di banyak bilik, ruang belajar dan kamar tidur ribuan mahasiswa di tanah air. Gambarnya berjajar dengan poster Che. Di kota pelajar Yogyakarta pun banyak ditemukan kaos bergambar Tan yang ringkih tapi garang pikiran dan gerakannya itu.










Siapakah dia? Bagaimana gerakannya? Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1896 di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatra Barat. Tan Malaka adalah seorang aktivis pejuang nasionalis dan juga seorang pemimpin kaum sosialis yang militan, radikal dan revolusioner. Ia banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendiri Partai Murba (dari Serekat Islam Semarang dan Jakarta) ini menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka.




Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia juga dikenal sebagai pejuang dalam




memerdekaan tanah air jauh mendahului Soekarno-Hatta. Otaknya berjalan menembus lintas negara kala itu. Sebelum




Bung Hatta menulis brosur "Mencapai Indonesia Merdeka" pada 1930, atau sebelum Soekarno menulis brosur "Ke Arah Indonesia Merdeka" pada 1932, Tan Malaka telah menulis "Naar de Republik Indonesia" yang berarti "Menuju Republik Indonesia" delapan tahun sebelumnya.










Tapi perjuangan politik Tan Malaka lebih diwarnai pembangkangan terhadap penguasa dan kehidupannya bahkan lebih lama dari penjara ke penjara. Ketika zaman imperialisme Belanda, dia harus mendekam di penjara. Ketika Jepang berkuasa, dia harus dipenjara, bahkan ketika Indonesia telah merdeka pun Tan Malaka harus dipenjara. Ia memang pejuang sejati yang tidak gila jabatan. Tan tidak segera duduk dan menjabat setelah kemerdekaan. Meski banyak sejawatnya langsung menjadi menteri, Tan tetap berjung untuk kepentingan rakyat kecil, hingga meninggal secara misterius di Kediri pada 19 Pebruari 1949. Inilah hal luar biasa yang menjadi barang langka saat ini. –ma-
















Refleksi Pemikiran Tan Malaka










Publikasi ini berisi pemikiran Tan Malaka tentang konsep politik, ekonomi, serta perjuangan dan implementasi tindak lanjut kemerdekaan bangsa Indonesia. Materi utamanya diangkat dari tulisan Tan Malaka, berupa tiga buah brosur yang disajikan dalam bentuk dialog dan musyawarah antarkelompok sosial dalam masyarakat. Lima golongan masyarakat yang ditampilkan adalah kaum buruh, diwakili tokoh Godam; kaum tani (Pacul); kelompok priayi (Denmas); kelas pedagang (Toke); dan kaum intelektual (Mr Apal).










Pemikiran tersebut dituangkan dalam tiga bagian, diawali dengan gagasan politik Indonesia. Konsep yang dipaparkan antara lain kemerdekaan, bentuk negara, kedaulatan, birokrasi, serta aksi parlementer. Bagian selanjutnya membahas pemikiran ekonomi Indonesia, seperti kapitalisme, Marxisme, ekonomi fasis, ekonomi sosialis, serta rencana ekonomi Indonesia. Dengan judul Muslihat, bagian terakhir yang ditulis di Surabaya pada Desember 1945 ini mengetengahkan pemikiran untuk mempertahankan dan mengisi perjuangan Indonesia melalui, misalnya, konsep diplomasi, organisasi, dan program pemerintahan Indonesia Merdeka. (YOG/Litbang Kompas)
















Jawa Pos Jumat, 18 Feb 2005










Hilangnya Tan Malaka 56 Tahun Silam Memulihkan Status Kepahlawanan










Oleh Asvi Warman Adam *










Pada 19 Februari 1949, Tan Malaka hilang di Kediri, Jawa Timur. Pada 1963, Presiden Soekarno mengangkat dia sebagai pahlawan nasional. Ironisnya, semasa Orde Baru, namanya dicoret dalam buku pelajaran sekolah walau tetap hidup dalam wacana intelektual di dalam dan luar negeri. Tan Malaka pernah berujar di depan polisi Hongkong yang menangkapnya pada 1927: "Di dalam




kubur, suaraku akan terdengar lebih keras."










Hampir seluruh hidupnya diserahkan kepada perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Pada 1925, di Canton, China, dia mencetak buku tentang konsepsi Negara Indonesia dalam bahasa Belanda berjudul Naar de Repoeblik Indonesia. Dia melakukan gerakan di Bangkok, Manila, Amoy, Hongkong, Shanghai, Rangon, Singapura, dan pernah bekerja sama dengan Sun Yat Sen dan Ho Chi Minh. Soekarno sangat mengagumi Tan Malaka sehingga dalam suasana kritis pasca proklamasi, Tan Malaka adalah salah seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin bangsa bila Soekarno-Hatta ditangkap Belanda. Beberapa tahun kemudian, testamen tersebut, menurut Sajoeti Melik, jatuh ke




tangan D.N. Aidit. Aidit menunjukkannya kepada Soekarno. Soekarno merobek-robeknya, lalu membakarnya. Dengan demikian, berakhirlah kontroversi tentang Testamen Politik Soekarno tersebut. Ini berbeda dengan Supersemar yang




keberadaan naskah aslinya belum diketahui sampai sekarang.










Persatuan Perjuangan




Setelah kemerdekaan diproklamasikan, terdapat dua model perjuangan untuk menghadapi Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia, yaitu berunding atau mengadakan perlawanan bersenjata. Pemerintahan Sjahrir memilih jalan




yang pertama, sedangkan Tan Malaka memiliki visi yang berbeda, yaitu melakukan revolusi total.










Kelambanan pemerintah Sjahrir menghasilkan diplomasi yang menguntungkan revolusi merupakan salah satu penyebab banyak pemuda, lasykar, dan massa mendukung pandangan Tan Malaka tersebut. Awal 1946, terbentuklah Persatuan Perjuangan yang menghimpun 141 organisasi politik, lasykar, dll, termasuk partai politik seperti Masyumi dan PNI.










Dalam pembentukannya di Purwokerto, Tan Malaka menyampaikan pidato tentang pentingnya persatuan untuk mencapai kemerdekaan 100 persen, yang kemudian menjadi program pertama gerakan tersebut ("Berunding atas Pengakuan Kemerdekaan 100 Persen"). Dalam Persatuan




Perjuangan, antara lain, duduk sebagai anggota subkomite Jenderal Sudirman yang mewakili TKR (Tentara Keamanan




Rakyat).










Pada 17 Maret 1946, tokoh-tokoh Persatuan Perjuangan seperti M. Yamin ditangkap. Kemudian, seorang perwira bernama Abdul Kadir Jusuf dengan sepengetahuan atasannya, Mayor Jenderal Sudarsono, menculik PM Sjahrir (27




Juni 1946) karena dianggap mengkhianati revolusi melalui perundingan dengan Belanda yang merugikan Indonesia




(Alfian, 1978). Konflik antara




kelompok Sjahrir dan kubu Tan Malaka semakin meruncing.










Kemudian, pecah peristiwa 3 Juli 1946, yang menurut versi resmi pemerintah RI, adalah usaha perebutan kekuasaan oleh kelompok Persatuan Perjuangan. Menurut Anderson pada 2 Juli 1946, overste Soeharto ikut membebaskan tahanan politik di penjara Wirogunan, Jogjakarta, seperti M. Yamin, Iwa Kusumasoemantri, dan Dr Sucipto, lalu membawanya ke markas resimen Wiyoro.










Di sini sudah ada Mayjen Sudarsono. Di tempat inilah, para pengikut Tan Malaka itu menyusun suatu maklumat politik yang isinya seolah-olah Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan (Tan Malaka sendiri waktu itu dipenjara dan tampaknya usaha ini tanpa sepengetahuannya).










Kemudian, pada 3 Juli, maklumat itu dibawa ke istana agar ditandatangani Presiden Soekarno. Usaha itu gagal, diam- diam Soeharto melaporkannya ke istana. Kelompok ini berhasil ditangkap pengawal presiden. Menurut Ben Anderson, pembuatan maklumat politik itu mengilhami Soeharto yang mencobanya kembali pada kesempatan lain dengan cara yang lebih canggih.










Peristiwa 3 Juli 1946 dan Front Perjuangan memang perlu ditulis kembali dan dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Akhirnya, apa spirit atau gagasan Tan Malaka yang sesuai dengan perjuangan masa kini. Paling tidak, semangat untuk berpikir logis sangat dibutuhkan sekarang agar kita dapat memecahkan krisis berkepanjangan yang melanda negeri ini. Itulah yang menjadi inti buku Tan Malaka Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika).










Pemikiran untuk "berunding setelah ada pengakuan kemerdekaan 100 persen" masih relevan sampai hari ini. Apakah dalam perundingan dengan pihak asing –seperti para peminjam utang- kita telah mendesakkan prinsip pengakuan kemerdekaan 100 persen ini.










Apakah kita berada dalam kedudukan sederajat dengan mereka sehingga tidak didikte seperti semasa Orde Baru? Negeri ini hampir tenggelam oleh utang. Perlu sikap tegas dari pemerintah Indonesia. Sebagian besar utang itu termasuk utang najis -meminjam istilah yang dikemukakan mantan Menteri Keuangan Rusia Alexander Sack di Paris tahun 1927.










Yang tidak kalah berharganya ialah pemikiran untuk menentang feodalisme. "Perubahan cara berpikir atau tepatnya perubahan mental adalah kata kunci atau fundamental bagi Tan Malaka", seperti ditulis Alfian. Dapatkah kita mengikis mentalitas feodal itu?










Setelah 56 tahun meninggal, seyogyanya status kepahlawanannya dipulihkan, dalam arti, dia dicatat dalam buku pelajaran sekolah. Agar masyarakat dapat mengenang jasanya, sebaiknya Tan Malaka dijadikan nama bandar udara. Sekarang hampir selesai pembangunan lapangan udara baru di Ketaping, sebagai pengganti pelabuhan Tabing, Padang. Kabarnya, lapangan itu akan




dinamai "Minangkabau".










Menurut hemat saya, menamakan sebuah suku bangsa/etnis sebagai bandar udara adalah suatu kemunduran dari segi nasionalisme. Coba bayangkan bila lapangan udara di Bandung, Medan, dan Palangkaraya bernama Sunda, Batak, dan Dayak. Jadi, lebih bagus bila lapangan udara di




Ketaping itu bernama "Tan Malaka International Airport".










* Dr Asvi Warman Adam, visiting fellow di KITLV Leiden
















"Madilog"-nya Tan Malaka Oleh Frans Magnis-Suseno
















DI antara para Pahlawan Kemerdekaan Nasional (SK Presiden RI No 53/ 1963) Tan Malaka tetap diliputi suasana angker. Hanya sedikit orang yang betul-betul mengenalnya. Selama 20 tahun ia terpaksa merantau di luar negeri dan selama hampir tiga tahun menghuni pelbagai rumah tahanan RI. Ia banyak didesas-desuskan. Hanya sekali-sekali ia muncul ke depan, seperti di kongres Purwokerto Januari 1946 di mana dibentuk Persatuan Perjuangan. Partai Murba yang didirikan oleh kawan-kawan mudanya yang paling akrab tidak dimasukinya. Namun, ada yang menganggapnya sebagai satu-satunya sosok sepadan bobotnya dengan Soekarno.










Tan Malaka lahir 1897 di Suliki, Sumatera Barat, sekolah selama enam tahun di Belanda, 1921 di Semarang masuk dalam pimpinan Partai Komunis Indonesia, dan hanya setahun kemudian diusir Belanda. Semula ia menjadi wakil Komintern (Asosiasi Komunis Internasional) di Asia Timur. Tahun 1926 Tan Malaka ke luar dari PKI karena mereka mempersalahkannya atas kegagalan revolusi 1926 yang memang ditentangnya sebagai avonturisme. Dengan Komintern pun hubungannya putus, dan sejak itu ia betul-betul berjalan sendiri.










Tahun 1942 teman-temannya menyelundupkannya kembali ke Tanah Air. Semula ia tinggal, selalu dengan nama samaran dan tidak diketahui oleh siapa pun, di Cililitan, tempat ia menulis buku klasiknya Madilog. Tahun 1943, ia menjadi buruh di Banten. Sesudah Proklamasi Subarjo memperkenalkannya kembali ke Jakarta. Pada bulan September




1945 terjadi pertemuan misterius Tan Malaka dengan Soekarno di mana Soekarno dilaporkan mengatakan bahwa




"apabila terjadi sesuatu denganku, kamu yang mengambil alih pimpinan revolusi."










Dengan semboyan "merdeka 100 persen" dan "massa aksi" Tan Malaka semakin keras menentang usaha diplomasi pemerintah Sjahrir. Aksi itu memuncak dalam pembentukan Persatuan perjuangan yang dimasuki oleh 141 organisasi










politik dan sosial. Namun ternyata dukungan terhadap Tan Malaka tidak tangguh. Sejak akhir Maret 1946 ia ditahan. Ia kemudian dituduh mendalangi penculikan PM Sjahrir tanggal 3 Juli di Solo.










Namun pemerintah tak pernah berani menghadapkannya ke pengadilan. Baru pada puncak peristiwa Madiun, bulan September 1948, pemerintah Hatta melepaskannya. Sesudah Pemerintahan RI ditangkap Belanda (9 Desember 1948), Tan Malaka mempermaklumkan perlawanan total terhadap Belanda. Hal mana tidak berkenan di pimpinan TNI. Akhir Maret 1949 ia ditangkap dan tanggal 16 April ia begitu saja dieksekusi.










"Madilog"










Di antara sekian banyak buku Tan Malaka, Madilog pantas mendapat perhatian khusus. Dalam Madilog ia memaparkan cita-citanya bagi Indonesia. Meskipun isi Madilog sebagian besar mengikuti materialisme dialektik Friedrich Engels (sahabat karib Karl Marx yang memperlengkap filsafat sosial Marx dengan filsafat alam dan ontologi materialis yang kemudian akan menjadi dasar filosofis Marxisme-Leninisme), Madilog bukan semacam "ajaran partai" atau "ideologi proletariat", melainkan cita-cita dan keyakinan Tan Malaka sendiri.










Malahan sangat mencolok bahwa Madilog bebas sama sekali dari nada tidak sedap buku-buku Marxisme-Leninisme yang senantiasa menuntut ketaatan mutlak pembaca terhadap Partai Komunis, alias pimpinannya. Madilog bebas dari segala bau ideologis, bebas dari jargon ortodoksi partai yang tahu segala-galanya. Madilog adalah imbauan seorang nasionalis sejati pada bangsanya untuk ke luar dari keterbelakangan dan ketertinggalan.










Tan Malaka melihat bangsa Indonesia terbelenggu dalam keterbelakangan oleh "logika mistika". "Logika mistika" adalah logika gaib, di mana orang percaya bahwa apa yang terjadi di dunia adalah kerjaan kekuatan-kekuatan keramat di alam gaib. Logika gaib melumpuhkan orang karena, daripada menangani sendiri tantangan yang dihadapinya, ia mengharapkannya dari kekuatan-kekuatan gaib itu. Daripada berbuat dan berusaha, ia mengadakan mantra, sesajen dan doa-doa.










Selama bangsa Indonesia masih terkungkung oleh logika gaib itu, tak mungkin ia menjadi bangsa yang merdeka dan maju. Jalan ke luar dari logika gaib adalah "madilog", materialisme, dialektik dan logika. Mirip dengan August Comte, sang bapak positivisme seratus tahun sebelumnya, Tan Malaka melihat kemajuan umat manusia melalui tiga tahap: Dari "logika mistika" lewat "filsafat" ke "ilmu pengetahuan" atau "sains".










Materialisme










Hal materialisme dan dialektika bukan pemikiran asli Tan Malaka, melainkan diambil alih dari Engels, Lenin dan tokoh-tokoh lain Marxisme-Leninisme. Tan Malaka amat meyakini mereka. Hanya tekanan pada logika adalah khas Tan Malaka.










Namun kita jangan salah paham terhadap Tan Malaka. Yang dimaksud dengan materialisme, bukan pertama-tama pandangan filosofis bahwa segala yang ada itu materi atau berasal dari materia (meskipun ini juga pandangan materialisme dialektik), melainkan keterarahan perhatian manusia pada kenyataan, daripada pada khayalan dan takhayul. Daripada mencari penyebab segala kejadian di alam gaib, carilah di kenyataan bendawi sendiri. Selidikilah realitas material dan itu berarti: pakailah ilmu pengetahuan! Materialisme berarti: mempelajari realitas bendawi dengan mempergunakan pendekatan ilmiah.










Namun, materialisme maupun ilmu pengetahuan baru dapat menghasilkan pengertian sebesar-besarnya apabila disertai oleh dialektika. Dialektika- yang sepenuhnya diambil alih dari Engels dan kawan-kawan berarti bahwa realitas tidak dilihat sebagai sejumlah unsur terisolasi yang sekali jadi lalu tak pernah berubah. Dialektika mengatakan bahwa segala sesuatu bergerak maju melalui langkah-langkah yang saling bertentangan. Khususnya ia menyebutkan dua "hukum" dialektika: "hukum penyangkalan dari penyangkalan" dan "hukum peralihan dari pertambahan kuantitatif ke perubahan kualitatif" (mengapa Tan Malaka mendiamkan hukum yang ketiga, "kesatuan antara yang bertentangan", tidak jelas).










Secara khusus Tan malaka menegaskan bahwa logika tidak dibatalkan oleh dialektika, melainkan tetap berlaku dalam dimensi mikro. Tan Malaka justru menunjukkan bahwa pemikiran logis, dengan paham dasar dialektis, membebaskan ilmu pengetahuan untuk mencapai potensialitas yang sebenarnya. Logika gaib dilawan dengan logika yang sebenarnya.










Selama lebih dari 100 halaman Tan Malaka menunjukkan betapa lebih mampu Madilog daripada logika gaib dalam menjelaskan segala kenyataan penting yang kita hadapi: perkembangan alam raya, evolusi organisme, sejarah manusia.










Orisinalitas Tan Malaka kelihatan dengan penerapan kreatif Madilog yang sebenarnya ajaran Marxisme-Leninisme dalam segala macam bidang.










Dan pada akhir bukunya Tan Malaka mengajak kita mengelilingi sebuah "taman raya" utopis di mana semua tokoh nasional dan internasional mendapat patungnya. Semua tokoh besar, apakah dari Majapahit atau pergerakan nasional, dari Plato sampai "guru Kung" dan Lenin, ditempatkan tinggi rendahnya menurut sumbangan mereka terhadap cara berpikir Madilog.










Guru bangsa










Ada yang mengejutkan dalam Madilog, tanpa reserve Tan Malaka mendukung pemikiran Barat. Madilog adalah "pusaka yang saya terima dari Barat". Dengan penegasannya bahwa pemikiran "Timur" harus ditinggalkan Tan Malaka sangat mirip dengan seorang putra Sumatera Barat lain, Sutan Takdir Alisyahbana.










Ada yang mengherankan, kedekatan konsepsi Tan Malaka dengan hukum tiga tahap August Comte tadi. Menurut Comte manusia menjadi dewasa melalui tiga tahap: dari tahap mitos dan agama (kejadian di dunia dijelaskan dengan kekuatan-kekuatan gaib), melalui tahap metafisika (realitas dijelaskan secara filosofis), ke tahap positif di mana manusia langsung mempelajari kenyataan inderawi dengan memakai ilmu pengetahuan. Pandangan Comte itu sendiri sekarang dianggap mitos abad ke-19. Orang sudah lama tidak lagi percaya bahwa ilmu pengetahuan dapat menyelamatkan umat manusia. Dalam hal ini pemikiran Tan Malaka masih khas optimisme abad ke-19 dulu.










Itulah masalah Madilog. Kerangka pikiran adalah kepercayaan polos abad ke-19 pada ilmu pengetahuan. Dan konsepsi Madilog sendiri diambil alih dari materialisme dialektis Engels, Lenin dan kawan-kawan, yang dalam filsafat kontemporer dianggap tidak mutu (lain daripada materialisme historis Marx!). Terasa sekali bahwa Tan Malaka seorang otodidak yang rupa-rupanya tak pernah sempat untuk mendiskusikan pandangan-pandangannya dengan seorang pengkritik.










Namun sebaiknya kita tidak terlalu terpikat pada yang tersurat itu. Nilai Madilog yang tersirat di dalamnya, yaitu dalam keprihatinan mendalam Tan Malaka atas keadaan bangsanya yang belum berpikir rasional. Seluruh Madilog merupakan imbauan agar bangsa Indonesia mau ke luar dari cara berpikir tidak rasional supaya ia dapat mengambil tempatnya di antara bangsa-bangsa besar. Sampai Tan Malaka dalam Madilog dengan panjang lebar menguraikan metode-metode pendekatan ilmiah dan dalil-dalil logika seakan-akan ia mau sekaligus menulis buku teks "pengantar logika" atau "ilmu alamiah dasar".










Sulit untuk melihat apa yang sekarang, di permulaan abad ke-21, masih dapat dipelajari dari Madilog. Sebagai penunjuk jalan Madilog waktu ditulis pun sudah jauh ketinggalan. Bukan sebagai buku pelajaran, melainkan sebagai saksi semangat berkobar-kobar pembebasan dari keterbelakangan Madilog tetap masih membesarkan hati.










Tetapi barangkali arti paling penting buku itu terletak dalam kenyataan bahwa kita ditantang olehnya untuk memikirkan kembali apa itu rasionalitas, dan rasionalitas macam apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Dan kalau betul bahwa mitos harus dibuang (dan memang betul!), lalu apa tempat agama dalam kerohanian bangsa yang mau membangun kehidupan bersama yang maju, berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab?










* Franz Magnis-Suseno SJ, rohaniwan, guru besar filsafat sosial di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.
















TAN MALAKA MANIFESTO DJAKARTA ( 1945 )










Publikasi Online : Situs Indo-Marxist—Situs Kaum Marxist Indonesia, 22 Maret 2003




Kontributor : Nouval Merdeka






















Kata Pengantar










Lebih dari dua bulan lamanya MANIFESTO PARI JAKARTA, ( adalah Manifesto kedua, yang pertama dibentuk di Bangkok pada bulan Juni 1927 ), disebarkan keseluruh Indonesia. Sambutan yang sangat menggembirakan terjadi disemua tempat yang menurut susunan masyarakatnya harus mempunyai satu Partai yang berdasarkan Kelas Pekerja.










Penyebaran MANIFESTO JAKARTA tidak sedikit mendapatkan para Pejuang baru. Terutama pula penyebaran itu seolah-olah memanggil keluar Kawan seperjuangan lama yang-tersembunyi dan tidak dikenal oleh pembentuk Manifesto ini, sejak Manifesto Bangkok. Kejadian ini amat mengharukan hati-nya sang pembentuk, seperti seorang Bapak yang terharu hatinya setelah berjumpa dengan anak-nya sendiri, yang ditinggalkan ketika masih dalam kandungan ibunya.










Sekarang si pembentuk-nya sendiri sudah berada ditengah-tengah gelombang Pemberontakan seluruh Rakyat Indonesia, yang sudah lama diperkirakan, diharapkan dan ditunggu-tunggu datangnya. Rakyat Indonesia sekarang membuktikan Kesadaran Politik yang tidak akan bisa lagi dikaburkan atau diombang-ambingkan oleh segala tipu dan daya penjajah manapun juga diatas muka bumi ini. Dan Rakyat Indonesia dalam berlusin-lusin perjuangan di Jakarta dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya, sekarang di Surabaya dan sekitarnya, seperti juga di Sumatra, membuktikan kemauan dan kesungguhan yang tidak mungkin dapat dipatahkan begitu saja. Keberanian dan ketabahan yang disertai kecerdikan berjuang, sekarang baru mulai menggemparkan dunia Internasional yang menganga tercengang, Musuh yang Angkuh, Sombong dan Rendah.










Pula si-pembentuk Manifesto ini merasa berbahagia yang tidak terhingga, berada ditengah-tengah Kawan Seperjuangan dan berada juga ditengah-tengah para anak-anaknya Kawan seperjuangan – Maafkan perasaan seorang Veteran Revolusioner yang sebagai manusia tidak luput dari pengaruh perasaan !!! – Para anak-anak yang baru dijumpai, yang sedang mengambil bagian terbesar dalam usaha mendirikan dan mempertahankan Republik ini.










Lebih dari 18 tahun yang lalu. Manifesto sebagai satu penafsiran tentang gerakan Ekonomi—Sosial—Politik dunia dan




Indonesia diuraikan di Bangkok, sesudah gerakan Rakyat mendapat pukulan hebat ditahun 1926.










Lebih dari dua bulan pula penafsiran tentang gerakan Ekonomi—Sosial—Politik luar dan dalam Indonesia diuraikan dalam Manifesto Jakarta ini. Diuraikan dalam masa perobahan dan segala kebimbangan. Pada satu pihak Imperialisme Jepang kalah dan menyerah serta siap kembali kenegaranya. Pada pihak lain Imperialis Inggris--Belanda sembunyi dibelakang kedok yang dinamai Sekutu ( United Nation ) belum siap untuk menyerbu masuk melakukan segala tipu muslihatnya, seperti sudah dikenal seluruh dunia. Pada saat itulah para pemimpin Indonesia, yang selamanya menjadi pembantu “sehidup semati” TENNO HEIKA ( Tuhannya Jepang )……………. Rezim Otokratis—Militeristik – Para Pemimpin Indonesia tadi, tidak mengherankan kalau dalam keadaan bimbang, karena dugaannya pasti memang itu dan “Politik Persatuan Jepang—Indonesia berdasarkan HAKKO ITJIU” itu gagal sama seka! li. Kepada para Pemuda-lah Indonesia dikemudian hari akan berterima kasih karena mereka yang sebenarnya membangun Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu. Apabila Para Pemimpin Besar masih mengharapkan “Komando dari Tokyo” yang sudah bertekuk lutut sebelumnya “Pecah sebagai Ratna”. Maka golongan Pemuda mendorong dalam arti yang sebenar-benar dan sepahit-pahitnya Para Pemimpin Besar menyatakan Kemerdekaan Indonesia dan mempertahankan Republik Indonesia yang berdaulat.










Sangat terharulah Pembentuk Manifesto ini, apabila sekarang mengetahui bahwa sebagian besar, boleh dikatakan semuanya para pemuda pendorong yang insyaf dan bertindak sebagai seorang Jantan itu sudah bertahun-tahun bergerak dengan Manifesto Bangkok sebagai Obor. Kegembiraan suci tak terharu itu bertambah pula ketika mendapat kepastian bahwa pelopor pemberontakan Surabaya yang sedang berlaku sekarang ini, sebagian besar terdiri dari Pengikut Partai Republik Indonesia ( PARI ) pula.










Berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu dan pembelaan yang gagah perkasa dan terus menerus dilakukan dimana-mana oleh para Pemuda dan pengikut PARI, membuktikan senyata-nyatanya, bahwa tafsiran Nasional dan Internasional dalam Manifesto Bangkok tidak berapa jauh dari kebenaran.




Komentar yang panjang, tidak perlu dan belum pada waktunya untuk diberikan.










Mudah-mudahan penafsiran gerakan Ekonomi—Sosial—Politik Indonesia dan Dunia sekitarnya yang diuraikan dalam




MANIFESTO JAKARTA ini tidak seberapa pula jauhnya daripada kebenaran.










Tetapi tidak-lah bisa disimpan dalam hati saja, bahwa kita sekarang merasa sangat malang ( tidak beruntung ), karena sampai sekarang belum juga mendapat keterangan yang cukup dan syah tentang keadaan yang sebenarnya terhadap gerakan Ekonomi—Sosial—Politik tadi.










Tetapi akan lebih malang-lah kita jika “tafsiran” tiada dijalankan sama sekali. Lebih baik mempunyai Tafsiran yang berdasarkan bukti kurang sempurna, daripada tidak mempunyai tafsiran sama sekali.










Bukan-kah sesuatu “sikap” harus didasarkan atas suatu Tafsiran? Bukankah pula sikap yang pasti dan dijalankan dengan serempak walaupun berdasarkan bukti yang kurang cukup, lebih baik daripada sikap laksana “Pucuk Pohon Aur” yang terkenal ditiup angin kian-kemari, walaupun sikap tadi berdasarkan bukti yang sempurna.










Tentulah sikap yang sempurna itu adalah sikap yang yang berdasarkan bukti yang syah serta cukup dan dijalankan serempak-serentak dengan teguh-tetap, kebenaran ini-pun tidak perlu diberi komentar.










Ada pula para penerima MANIFESTO JAKARTA yang sangsi akan syahnya “sumber” MANIFESTO JAKARTA itu, karena katanya memakai perkataan baru; ialah “ASLIA”. Kalau kelak waktu dan tempat mengijinkan, maka akan dibuktikan senyata-nyatanya, bahwa istilah ASLIA itu mengandung satu tambahan yang bukan berarti satu “pemalsu” dari salah seorang penyamar yang menamakan dirinya Tan Malaka. Kalau waktu, tempat dan teman membenarkan tidak akan lama lagi akan dikeluarkan satu buku lagi yang dinamakan “GABUNGAN ASLIA”. Malah boleh jadi pengarangnya sendiri akan keluar dari goa persembunyiannya selama hampir dua lusin tahun.










Sudah nasibnya Tan Malaka sendiri menjadi bola sepakkan para tukang kabar angin yang mempunyai kepentingan sendiri. Empat kali kabar, bahwa ia masuk dengan kapal terbang jepang sebagai pembesar. Pada waktu menulis kata pengantar ini di Surabaya telah ditangkap beberapa penyamar musuh yang mengakui dirinya Tan Malaka. Pembaca dan pengikut PARI tentulah cukup mengerti akan maksud kaum Provokator dan Penghianat










Tan Malaka akan keluar menurut keadaan dan kekuatan Rakyat, dan dia sudah berada disini semenjak Jepang masuk. Tetapi dia masuk sendiri tidak dengan pertolongan dan perlindungan kapal perang atau kapal terbangnya Jepang. Dia memang bekerja pada salah satu perusahaan dibawah pengawasan Jepang. Tetapi dia menjadi Buruh dan tidak sedikit- pun mencampuri politik Imperialisme Jepang. Lagi pula belum pernah sepatah kata pun membenarkan apalagi memuji politik Jepang dimuka umum. Malah sebaliknya, dua atau tiga kali perkataan yang diucapkan didepan umum, yang membela Kemerdekaan dan Kaum Pekerja amat membahayakan dirinya. Cuma perkataan itu tidak diucapkan sebagai wakil dari salah satu badan yang mengandung politik dan bukan pula oleh seorang yang bernama Tan Malaka. Pendek kata Tan Malaka ada di Jawa semenjak kira –kira pertengahan tahun 1942. Di! a mengabdi seikhlas-ikhlasnya kepada Kaum Buruh, Made in Jepang yaitu ROMUSHA dengan segala kegembiraan, hasil dari suatu pemerintahan yang semunafik-munafiknya, sekejam-kejamnya, serakus-rakusnya, dan sebinatang-binatangnya di kolong langit.










Dengan Amerika-pun pengalamannya cukup pahit! Penangkapan di Manila bulan Agustus tahun 1927, walaupun diprotes oleh seluruh rakyat Philiphina, tipu-muslihat kaki tangan Imperialis Amerika selalu digagalkan oleh Rakyat Philipina, akhirnya pembuangan dari Philipina serta percobaan dari Konsul Amerika dibantu oleh Konsul Inggris, Perancis dan Belanda di Amoy untuk “menculik” Tan Malaka di pelabuhan Amoy , tetapi gagal karena tindakan sendiri dan teman-teman, semua itu adalah pengalaman Tan Malaka berhubungan dengan Demokrasi Made in Amerika itu. Dengan Inggris-pun mengalami pengalaman yang tidak kurang pahitnya dengan Demokrasi Belanda dan Amerika.




Juga Demokrasi Inggris dalam satu perkara pun tidak menjalankan Demokrasi yang dianggapnya sakti itu terhadap massa yang terpisah dari Negara dan Rakyatnya! Satu undang-undang Internasional yang dianggap sakti untu! k dirinya




sendiri dan untuk semua kulit putih diperbolehkan dilakukan terhadap Tan Malaka – Pengasingannya didalam Bui (




penjara ) Hongkong lebih kurang dua bulan lamanya ditahun 1932, desakkan dari semua Imperialisme dunia didalam Bui, pemindahan dari sel ke sel, dari sel kulit putih ke sel orang hukuman Tionghoa, penolakan semua negara Imperialis dengan negara jajahannya buat menerima Tan Malaka sebagai pelarian politik ( Political Refugee ), pengusirannya dari Hongkong dengan tidak menetapkan negara yang aman untuknya terlebih dahulu, menurut undang- undang bangsa “Sopan” didunia ini, ancaman dari Belanda yang berusaha keras untuk menculik, berbagai bahaya dijalani pada masa pembuangan ketiga kalinya itu dan sebagainya – semuanya adalah Pengalaman hidup seorang Pemimpin Indonesia yang pada masa saat itu amat pula terganggu kesehatannya. Semuanya berserah dengan darah diatas kulitnya Tan Malaka.




Cukup sebab maka Tan Malaka memilih Waktu, Tempat dan Teman untuk menyaksikan dirinya sendiri kedepan mata




Rakyat Indonesia…………………………….




MERDEKA 100 % PEMBENTUK MANIFESTO JAKARTA TAN MALAKA PARI dahulu : PARTAI REPUBLIK INDONESIA (Sekarang menjadi terbuka)




Sekarang kependekan : PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL (Arti nama tertutup)










PARI yang didirikan oleh almarhum Subakat, Jamaludin Tamim dan Tan Malaka di Bangkok pada bulan Juni 1927, dalam keadaan dan penderitaan yang bagaimanapun juga, tidak menghentikan usaha untuk melaksanakan hasrat selama




18 tahun itu, perlu kini kita memperbaharui hasratnya itu. Suasana dan keadaan dunia akan berhubungan dengan perubahan itulah namanya PARI, sekarang yang mengandung arti yang lebih luas dan lebih dalam.










PARI yang asli adalah kependekan dari Partai Republik Indonesia, PARI sebagai nama akan terus dipakai, kalau Cuma untuk menghormati almarhum Subakat yang memilih nama itu, dan meninggal dalam Bui Belanda karena mempertahankan PARI. Lagipula PARI sudah cukup dikenal sebagai Partai Bawah Tanah ( Illegal ) di jaman Belanda, yang mana tidak sedikit pemimpinnya yang dibuang ke Digul atau dipenjara didalam atau diluar negara.










Akhirnya, tetapi tidak kurang pentingnya nama itu sesuai dengan suasana dan keadaan baru. Berhubung dengan ini, maka PARI mengandung arti yang lebih dalam, ialah PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL.










Jadi wataknya PARI tetap Proletaris seperti sediakala dan daerahnya tetap pula Internasional seperti dahulu, tetapi daerahnya sudah bertambah luas, daerahnya sekarang adalah daerah yang cocok dengan penyelidikan para ahli yang bersandarkan atas Ilmu Bumi dan Ilmu Bangsa (Ethnology, Science of ……….), serta akhirnya cocok pula dengan kepentingan Perekonomian.










ASLIA ialah perkataan buatan kita sendiri sebagai gabungan dari suku kata perkataan ASIA dan AUSTRALIA. Yang digabungkan ialah permulaan kata ASIA dan suku akhirnya AUSTRALIA.










Syahdan ASLIA itu meliputi daerah Birma, Thai, Annam, Philipina, Semenanjung Malaya, seterusnya Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Sunda kecil dan akhirnya Australia Panas. Bagian Australia yang kita maksudkan itu luasnya kira-kira 1/3 dari keseluruhan wilayah Australia.










Adapun Australia putih itu sekarang diduduki oleh bangsa Eropa yang adalah keturunan orang-orang hukuman yang dipindahkan oleh kerajaan Inggris diwaktu lampau. Bangsa Pindahan ini seperti juga di Amerika membinasakan, lebih kurang memusnahkan bangsa Australia Asli dan peperangan lahir dan batin yang tiada henti-hentinya, diseluruh Australia Putih yang luasnya lebih kurang 1/3 pula dari seluruh dataran Australia yang luasnya 3 juta miles persegi itu. Dijaman gelap gulita ( Primitive ), lama sebelum sejarah tertulis dimulai, maka menurut penyelidikan Ilmu Pasti Asia, Indonesia dan Australia memang bersatu. Begitu-lah pula daerahnya bangsa Australia Asli, yang beberapa puluh ribu itu masih mengembara disana-sini, banyak masih mengalir kedalam badan Indonesia kita. Di Australia Panas, bangsa kulit putih tidak dapat tidak bisa hidup berkembang! turun-menurun. Tetapi di Australia Sejuk bagian selatan, mereka bisa berkembang turun-menurun, selain itu persamaan antara Indonesia dengan Australia seperti yang sudah disebut diatas, maka ada lagi persamaan penting, persamaan penting ini meliputi pula Birma, Thai, Annam, Semenanjung Malaka, Kalimantan Utara serta akhirnya Philipina.










Seluruh ASLIA amat rapat dipengaruhi oleh iklim yang sama ialah panas dan dikendalikan oleh gerakan angin yang tetap teratur tiap-tiap tahun adalah angin moeson yang termahsyur itu, dipengaruhi musim yang berkuasa diseluruh ASLIA yang hawanya terus panas itu., dari tahun-ketahun dan dari abad-keabad, maka bangsa Indonesia sebagai paduan dari beberapa bangsa di ASLIA itu dalam hakekatnya beralat-perkakas, berekonomi, bersosial, berpolitik dan berjiwa ( paham keamanan dan perasaan ) dan berhasrat ataupun berimpian yang tidak berbeda satu sama lainnya. Pendek kata seluruh ASLIA kini dalam segala cara penghidupan berada dalam keadaan yang ber-samaan dan suasana serta keadaan dunia setelah perang dunia II ini membutuhkan pergabungan dan kerjasama. ( Bacalah nanti buku “ASLIA BERGABUNG” oleh Tan Malaka ).










HASRAT, IDAMAN, CITA




Hasrat PARI dari dahulu sampai sekarang tidaklah berubah, maksudnya adalah mendirikan Republik yang berdaulat kepada Rakyat Pekerja, Murba Kerja, yakni yang bekerja dengan tangan atau-pun otak, seperti yang bekerja didalam




perusahaan yang berada didarat dan dilaut. Tambang, Pabrik, Bengkel, Kebun, Sawah, Kereta, Telphone, Listrik,




Kantor, Kapal dan sebagainya. Dalam semua hal yang penting mengenai negara, maka pekerja tangan dan otak itulah yang kelak memberi keputusan dengan suaranya. Untuk mindring ( ? ), Kaum uang (Kapitalis) yang menganggur, juga buat pengemis tidaklah ada kesempatan untuk mengeluarkan suaranya dalam hal pilih-memilih— wakil atau pegawai negara, ataupun membenarkan atau membatalkan sesuatu undang-u! ndang yang dibentuk oleh wakil Rakyat yang syah. Warga negara yang “bekerjalah” kelak dengan perantaraan wakilnya dalam Dewan Perwakilan akan mengatur Hak milik, Produksi, Upah, dan Hidup Sosial semuanya berdasarkan tolong menolong dan sama- rata. Tolong menolong dan Sama-Rata dalam semua cabang itulah, yang menjadi hasrat dari PARI. Dasar tolong-menolong ( gotong-royong ) dan sama-rata itulah yang menjadi dasar hidup yang dahulu kita laksanakan di




Desa Jawa, Kampung Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain Itulah dasar yang pasti diundangkan, diterjemahkan dan dijalankan oleh seluruh masyarakat Minangkabau ketika masih satu negara yang merdeka.










SUASANA DAN KEADAAN BARU




Hasrat tadi selangkah demi selangkah akan kita laksanakan untuk seluruhnya di ASLIA. Ber-awal dari Indonesia Sempit, itulah Indonesia kita. Ditambah dengan Semenanjung Malaka dan Kalimantan Utara yang berarti hidup atau mati untuk kita karena penting daerah itu untuk siasat Perang dan Perekonomian kita selain dari persamaan 100% dengan kita lahir dan batin.










Dengan cara sukarela dari kedua belah pihak, Indonesia Sempit akan mencoba mengadakan penggabungan ataupun kerja bersama dengan Philipina adalah daerah yang paling dekat dengan Indonesia Sempit dalam segala-galanya.










Empat atau lima ratus tahun yang lampau Philipina memang langsung menjadi bagian politik dari Indonesia kita ini. (Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan Kalimantan Utara). Lambat laun dan dengan cara yang tulus dan ikhlas pula serta dengan cara saling pengertian, penggabungan ASLIA akan dilaksanakan kedalam daerah yang disebut Jembatan untuk Asia dan Australia, diantara Samudra Hindia dan Lautan Teduh. Diantara seluruh bangsa yang oleh para ahli dinamakan “Indonesians” ( C.R. Logan dan Bastian ) atau juga disebut “Ocenia Mongols” adalah Tartaria Samudra ( oleh Hadion dan Smith ). Atau bangsa-bangsa yang menderita akibat Bumi, Iklim dan sejarah yang sama dan menunjukkan banyak persamaan pula dan akhirnya dalam hal perekonomian berhadapan dengan dunia luar sehingga membutuhkan satu perhubung! an yang erat pula.










Dengan GABUNGAN ASLIA, yang sekarang diluar lautannya mempunyai daerah dataran kira-kira 3 juta miles- persegi dengan kira-kira berpenduduk 150 juta jiwa, bangsa Indonesia telah bisa memasuki badan Internasional yang hendaknya bisa meningkat menjadi 8-10 GABUNGAN RAKSASA dunia yang kita harapkan akan terbentuk. Dalam garis besarnya GABUNGAN RAKSASA itu lebih kurang yaitu:










Amerika Serikat dan Kanada kira-kira mempunyai wilayah 8 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk kira-kira 160 juta jiwa. Tiongkok dengan luas wilayah 4,5 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 400 juta jiwa, Sovyet Rusia mempunyai wilayah lebih kurang 9 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa, Penduduk Eropa Barat dengan luas wilayah 3,75 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 350 juta jiwa,dan selanjutnya Hindustan dan Iran ( Indo-Iran ), Afrika dalam satu atau dua gabungan, Amerika Selatan jika ingin berdiri sendiri. Dengan 8-10




GABUNGAN RAKSASA didunia itu yang masing-masing dapat berdiri sendiri dalam hal Ekonomi, yang boleh diharapkan satu sama lain akan saling menghormati, karena Jago atau Anjing-besar jarang sekali berkelahi dengan lawannya yang sama besar, yang satu akan berdamai dengan yang lainnya untuk ! kebutuhan masing-masing, behubungan pula karena tiap-tiap anggota Gabungan akan mendapat bahan baku yang lebih kurang cukup untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri. Keamanan, Kemakmuran dan akhirnya Persatuan Dunia akan bisa terjamin.










PARI memang tidak percaya, bahwa perdamaian dunia itu akan bisa kekal, kalau dipegang oleh tiga atau empat negara besar saja, selama disampingnya masih ada negara-negara yang dijajah secara langsung maupun tidak langsung dan banyak pula negara kecil yang diluar Gabungan, Jajahan, Dominion, Mandat dan lain-lain bentuk penjajahan Cuma menimbulkan dendam-kemarahan dipihak yang dijajah dan timbul rasa Cemburu, Iri Hati kepada negara besar yang tidak mempunyai pasar yang dapat dimonopoli oleh negara Ibu ( Induk / negara Besar ) itu. Negara kecil yang tidak bisa berdiri sendiri dalam politik dan ekonomi itu akan terpaksa mencari kawan-kawan kesana dan kemari dan dijadikan “Kawan” oleh negara besar ini atau itu. Semua akan menimbulkan Kecurigaan, Kecemburuan, Permusuhan dan akhirnya Peperangan Dunia lagi.










Cuma badan Internasional yang terdiri dari GABUNGAN RAKSASA seperti diatas yang berdasarkan Kemerdekaan, Persamaaan, Self-Effisieny (bisa berdri sendiri dalam perekonomian) yang bisa menjamin perdamaian sebaik-baiknya dan selama-lamanya kalau dibandingkan dengan macam badan Internasional yang berbeda corak mana-pun juga.










Perhubungan yang semakin hari akan semakin rapat antara Manusia dan Manusia, Bangsa dan Bangsa juga dalam Politik, Ekonomi dan Kebudayaan kelak selangkah demi selangkah akan mengadakan Internasionalisme yang berdasarkan keaneka ragaman yang Bersatu-Padu (Homogen). Lihat “PARI dan Internasionalisme”.










CARA BERJUANG










Cara berjuang untuk mencapai kemerdekaan nasional itu ditentukan oleh susunan Sosial dan Politik ( Social Political Structure ). Dimana susunan itu mempunyai rasa saling tolong menolong karena ada persamaan kepentingan diantara banyak bangsa terjajah dan bangsa yang menjajah, jadinya ada perhubungan yang menguntungkan kedua belah pihak maka cara merebut kamerdekaan itu dilakukan dengan jalan damai, atau jalan PARLEMENTER. Si Penjajah selangkah demi langkah dengan Ikhlas atau Terpaksa bisa menambah kekuatan si Terjajah dengan mengadakan ½ Parlemen, 2/3




Parlemen , ¾ Parlemen………….999/100 Parlemen………. Dan seterusnya ad infinitum……..tidak henti-hentinya, karena terikat oleh persamaan keperluan pula diantara Modal Penjajah dengan Modal Borjuis terjajah ( Hindustan dan




Philipina ). Tetapi! kalau bangsa penjajah dengan bangsa terjajah itu kepentingannya sama sekali atau hampir sama




sekali bertentangan, maka jalan Parlementer tidak dapat dilaksanakan. Dalam hal seperti ini maka Perjuangan Kemerdekaan itu akan berlaku Revolusioner. Di Indonesia Sempit kita ini pertentangan antara si Penjajah dengan si Terjajah itu sangat menyolok. Si Penjajah adalah Bangsa Kulit Putih yang ber-Modal besar, sedang diterjajah itu adalah Bangsa Kulit Berwarna yang tidak ber-Modal berupa uang dan mesin. Hisapan dan Tindasan Kapitalisme diperhebat pula oleh perbedaan Kebangsaan, Tabiat, Bahasa dan Adat-Istiadat. Dalam hal ini Parlementarisme tidak bisa jalan dan mustahil sekali Si Kapitalis Putih akan mempercayakan urusan negara kepada wakilnya Si Buruh Kulit Berwarna. Si Kapitalis Putih akan terus tetap berusaha memegang suara lebih ( Mayority ) dalam tiap-tiap badan pemerintahan.










Jangan sampai terjadi Si Terjajah memperoleh suara lebih dalam Badan Perwakilan Pusat, sehingga ! wakil Si Terjajah berwarna bisa membuat undang-undang yang me! rugikan Si Penjajah Kulit Putih. Penjajah Belanda lebih susah mendapatkan wakil didalam Volksraad yang membela kepentingan Modal Jajahan dari pada mendapatkan wakil yang mementingkan kepentingan rakyat Indonesia. Sampai terbenamnya Volksraad, kekuasaaanya Cuma memberi nasehat belaka dan jumlah anggotanya boleh disebut Nasionalis belum lagi sampai 20 % dari jumlah seluruhnya.










Di Indonesia kemerdekaan nasional itu harus direbut oleh seluruh Rakyat dengan gerakan Murba teratur (Organized Mass Action) . Dalam Perjuangan itu Para Pekerja perusahaan besarlah yang seharusnya menduduki barisan terdepan. Mereka-lah yang sewaktu-waktu dengan jalan pemogokan bisa memberi Pukulan yang sehebat-hebatnya tehadap Modal Asing. Kalau pemogokan yang kuat dan teratur itu didukung dengan keras pula dengan pemogokan membayar Belasting (pajak) dari pihak Tani, dan Penduduk Kota memperkeras pula dengan melakukan Demonstrasi teratur yang




mengemukakan tuntutan yang langsung terasa oleh umum, maka Imperialisme Belanda yang terdiri dari Kepintaran BB Ambtenaar Indonesia, Polisi, Lasykar yang sebagian besar orang Indonesia pula, tidak akan bertahan lama. Kodrat




Pelopor Indonesia dalam merebut Kemerdekaan dan Pembangunan negara adalah Para Pekerja perusahaa! n penting,




sebab merekalah yang belajar dalam hal Tehnik, Administrasi, dan Organisasi secara Barat. Pada satu pihak mereka pula-lah yang di Hisap dan di Tindas serta sudah dibangun kedisiplinan oleh para Pemodal sendiri, serta lebih gampang disusun, didisiplinkan dan dikerahkan untuk merebut kemerdekaan nasional dan social daripada tani dan pedagang




yang biasa hidup atas dasar perseorangan dan terpisah-pisah.










SEJARAH GERAKAN KITA










Gerakan modern di Indonesia dalam lebih kurang 40 tahun ini adalah berupa pimpinan yang teratur, tetapi telepas dari Murba ( Pekerja ) atau Partai Pekerja yang kurang teratur. Pada golongan Pertama temasuk didalamnya Budi-Utomo, Perhimpunan Indonesia, PNI, dan PARINDRA, pada golongan yang Kedua termasuk didalamnya Syarikat Islam, PKI dan barangkali juga GERINDO. Yang pertama barangkali takut dengan sifat kata yang mau terus dengan lekas penuh, sempurna dan jitu dengan Titel dan Intelek yang tidak mengerti sama sekali keinginan Rakyat Djelata. Yang kedua penuh dengan semangat perjuangan tetapi Sunyi akan Filsafat Kelas, Taktik dan Strategi Kelas, Kesabaran dan Disiplinnya Kelas. Baik-pun Syarikat Islam atau PKI terdorong kelorong “PUTCH” ( Merebut Kemerdekaan / Kemenangan secara Militer belaka ). --- ( Untuk kesempurnaan lihatlah “Menuju Republik Indonesia”, “ Semangat Muda”, dan “Massa Aksi” oleh Tan Malaka ).










KEADAAN KINI ( AGUSTUS 1945 )










NIPPON akan meninggalkan Indonesia, dalam tiga tahun dibawah pimpinan Tentara Nippon, Indonesia mendapat perubahan yang Maha Hebat. Sejarah Indonesia belum pernah memperlihatkan perubahaan semacam itu. Ekonomi yang dahulu berdasarkan Imperialisme pada waktu damai (mendapatkan bahan-bahan di Indonesia untuk negara Ibu / Belanda, menjualkan barang-barang pabrik yang didatangkan dari negara Ibu ke Indonesia, menamkan Modal di Indonesia) sekarang dibelokkan menjadi Ekonomi Perang. Perusahaan barang untuk dikirim keluar negeri (Gula, Getah, Tea, Kina, Kopi, Arang, Minyak Tanah, Timah dll ) sekarang dipakai untuk keperluan perang. Banyak perusahaan-perusahaan dikurangi karena hasilnya tidak bisa dikirim keluar (Tea, Kopi, Getah dll ) tetapi perusahaan- perusahaan lainnya diperluas (Besi, Baja, Mesin, Obat-obatan dan sebagainya serta perusahaan-perusahaan baru didirikan (Perkapalan).










Keadaan social mendapat kegoncangan yang luar biasa, berjuta-juta Petani dijadikan Romusha (Prajurit – Pekerja) yang dikirim keseberang lautan atau dikerahkan diseluruh pulau Jawa. Hampir tidak ada lagi Pemuda atau Orang Tua kuat yang terlepas dari ikatan atau disiplin perusahaan industri atau pun pertahanan negara (Seinendan, Heiho, Peta, Kaigoenheiho). Banyak pula saudagar kecil atau pun bekas juru tulis dan Studen yang menjadi majikan, saudagar, atau “tukang catut”. Dalam jabatan negara banyak sekali posisi pekerjaan yang tinggi yang dahulu dipegang oleh Belanda sekarang dipindahkan begitu saja ketangan orang Indonesia. Jadi dalam tiga tahun saja Petani menjelma menjadi Prajurit Perang dan Pekerja, juru Tulis dan Studen menjadi Pedagang. Bekas Pemimpin Pergerakan dijaman “Hindia Belanda” menjadi pegawai negara tinggi ataupun rendah! . Perlu puluhan tahun untuk membuat penjelmaan yang besar itu di masa damai, tetapi hal itu sekarang cuma tiga tahun saja. Inilah panen panca-roba social yang sehebat-hebatnya didalam sejarah Indonesia.










Dalam keadaan begini, maka pada tanggal 17 bulan 8 tahun 1945 Indonesia menyatakan Kemerdekaannya kesekalian Umat Manusia ke dalam dan ke luar Indonesia. Negara Indonesia yang Merdeka itu adalah sebuah Republik kesatuan dan kedaulatannya terletak ditangan Rakyat.










SEKUTU DAN REPUBLIK INDONESIA










Republik Indonesia tadi tiadaklah barang yang direbut dari tangan siapapun juga. Dia didirikan pada saat yang istimewa. Saat yang seolah-olah jatuh dari langit, yakni: Pemegang kekuasaan yang lama akan berangkat (


































Petualangan Pacar Merah Indonesia




Judul: Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia) Penulis: Matu Mona




Penerbit: Centrale Courant en Boekhandel, Medan (1938); Jendela dan KITLV (2001)




Tebal: 180 halaman




***




Pada era 1930-an, dunia penerbitan Hindia Belanda diwarnai oleh kemunculan karya-karya yang dikenal sebagai roman picisan. Umumnya, karya ini berupa cerita pendek yang terbit di surat kabar selama satu atau dua kali sebulan atau




terbit dalam bentuk buku setebal 50 sampai 100-an halaman.




Sebagian besar karya itu berkisah tentang roman detektif yang dibumbui dengan spionase, percintaan, tindakan kepahlawanan, pengkhianatan, ataupun peristiwa misterius. Tak ketinggalan pula dimensi politik ikut mewarnai




narasinya, terutama yang bersifat antikolonial dan anti-imperialisme.




Penerbitan roman picisan diilhami oleh seri roman Cina-Melayu yang terbit di Medan sekitar tahun 1920-an. Pada awal terbitnya, roman picisan bertalian erat dengan surat kabar dan majalah di Medan seperti Pewarta Deli, Loekisan Poedjangga, Doenia Pengalaman, Tjendrawasih, dan Doenia Pergerakan. Khalayak pembaca mendapatkan bacaan populernya di dalam cerita-cerita pendek yang dimuat berseri di media tersebut. Jumlahnya cukup banyak, seperti dicatat oleh Harry A Poeze, mencapai sekitar 400 judul dalam kurun 1938-1942.




Satu karya roman picisan yang sangat terkenal saat itu adalah Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia), karangan




Matu Mona. Karya ini muncul pertama kali sebagai seri cerita di dalam harian Pewarta Deli edisi 9 Juli sampai 19




September 1934 dengan judul-judul sebagai berikut, "Spionnage-Dienst: pengalaman dari seorang ksatrya Indonesia", "Bayangan dari pergerakan politiek di Timoer Djaoeh", "Apa mimpi Pan-Melayu dapat diboektikan?", "Kegiatannja




kaki- tangan PID". Sambutan yang diterima dari pembaca sangat baik sehingga pada tahun 1938 diterbitkan sebagai




buku oleh Centrale Courant en Boekhandel (Toko Buku dan Surat Kabar Sentral) di Medan.




PATJAR Merah Indonesia berkisah tentang petualangan tokoh utama bernama Vichitra yang juga dikenal sebagai




Pacar Merah, seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air-nya, Indonesia, dari kolonialisme Belanda. Karena aktivitas politiknya itu, ia terpaksa melarikan diri dari Indonesia dan menjadi buron polisi rahasia internasional. Dalam pelariannya itu, Vichitra dibantu oleh Nona Ninon Phao, anak perempuan kepala polisi rahasia Thailand, Khun Phra Phao, bersembunyi di Senggora, sebuah kota kecil di Thailand.




Langkah Pacar Merah tidak berhenti di negeri Siam. Untuk menghindar dari penangkapan para reserse, ia berpindah- pindah dari satu negeri ke negeri lainnya, mulai dari Singapura, Filipina, Kamboja, Hongkong, hingga China. Dalam setiap pelariannya itu ia harus bersembunyi, baik itu di dalam kapal, di rumah seorang tokoh pergerakan, di loteng rumah di wilayah terpencil, maupun menyamar sebagai perempuan tua dengan tiga anak.




Meskipun buron, Pacar Merah dapat turut menghadiri Konferensi Pertama Pan-Malay Peoples Union. Hadir dalam konferensi itu pemuka- pemuka negeri Melayu dan dukungan dari Hawaii, Maori, serta pulau-pulau yang menjadi




bagian Australia. Selain itu, ia juga datang ke Konferensi Buruh Pasifik yang diadakan di China. Di Kamboja Pacar




Merah ikut menyaksikan pemberontakan kaum radikal terhadap pemerintah kolonial Perancis.




Pelarian Pacar Merah tidak sendiri. Beberapa aktivis politik antikolonial lainnya yang menjadi kawan seperjuangan




Pacar Merah juga terpaksa menjadi buron di luar negeri. Nama-nama mereka adalah Paul Mussotte, Ivan Alminsky, Darsnoff, Semounoff, Djalumin, serta Soe Beng Kiat. Mereka tinggal berpencaran, ada yang di Perancis, Moskwa, dan Berlin. Ivan Alminsky mendapat tugas dari Semounoff untuk menjumpai Darsnoff, lalu bersama-sama mencari Pacar Merah, pemimpin yang dijuluki "diktator" oleh anak buahnya. Tugas Alminsky adalah membujuk Pacar Merah untuk mau "rujuk" kembali dengan rezim komunis Moskwa dan tunduk kepada instruksi dari Moskwa. Rupanya selama ini Pacar Merah dinilai telah bertindak semaunya sendiri oleh Moskwa.




Setelah melalui perjalanan panjang dan berliku, Alminsky berhasil bertemu dengan Pacar Merah di Kota Chapei, China. Pertemuan mereka dibayangi oleh serangan tentara Jepang atas kota Shanghai dan Chapei. Ketika akhirnya bertemu dan Alminsky menyampaikan mandat dari Moskwa, Pacar Merah menolak untuk tunduk kepada Moskwa. Ia berketetapan untuk terus berjuang bagi kemerdekaan Tanah Air-nya dan bukan untuk kepentingan Moskwa.




Kisah petualangan ini dibumbui juga dengan cerita percintaan antara Pacar Merah dan Ninon Phao. Perempuan ini berusaha keras merebut hati Pacar Merah dan ingin mengikuti ke mana pun ia pergi. Akan tetapi, demi perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan tanah airnya, Pacar Merah menolak dengan halus cinta Ninon dan tetap menganggapnya sebagai adik kandung sendiri. Selain itu, tokoh Pacar Merah digambarkan memiliki kelebihan seperti kemampuan meramal, berubah-ubah sosok, dan berpindah tempat secara gaib.




HARRY A Poeze menyatakan bahwa Pacar Merah Indonesia adalah sebuah kisah yang menggabungkan antara fakta dan fiksi. Roman petualangan yang mengambil latar kejadian tahun 1930-1932 ini menampilkan beberapa fakta sejarah




tentang gerakan komunis dan kiri radikal di Hindia Belanda dan fiksi spionase, politik, dan percintaan. Tokoh utama




cerita ini, Pacar Merah, adalah julukan untuk Tan Malaka yang sering kali dianggap sebagai tokoh misterius dalam pergerakan Indonesia. Tan Malaka juga hidup dalam pelarian terus menerus, terutama setelah pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang gagal tahun 1926 dan 1927.







Buku Patjar Merah Indonesia tak dapat disangkal turut menjadikan sosok Tan Malaka semakin melegenda. Di




Sumatera tempat mayoritas karya ini tersebar, terdapat kepercayaan akan kemampuan gaib Tan Malaka. Hal ini tampak dalam tiga karya tentang Pacar Merah maupun Tan Malaka yang dikarang oleh penulis lain, baik dalam bentuk buku




maupun cerita pendek di surat kabar: Emnast (Muchtar Nasution), Tan Malaka di Medan, terbit sekitar tahun 1940;




Yusdja, Moetiara Berloempoer, Tiga kali Patjar Merah Datang Membela, dan Patjar Merah Kembali ke Tanah Air, keduanya terbit di dalam Loekisan Poedjangga bertahun 1940. Bahkan, menurut Poeze, pada masa awal revolusi kemerdekaan, terbit sejumlah buku sejenis yang isinya meliputi harapan akan munculnya Tan Malaka yang sakti.




Nama-nama lain yang muncul di dalam kisah ini adalah nama para pemimpin PKI seperti Muso sebagai Paul Mussotte, Alimin sebagai Ivan Alminsky, Semaun sebagai Semounoff, Darsono sebagai Darsnoff, dan dua kawan seperjuangan




Tan Malaka di dalam partai yang didirikannya, Pari (Partai Republik Indonesia), yaitu Djamaluddin Tamin sebagai




Djalumin dan Soebakat sebagai Soe Beng Kiat.




Pengarangnya sendiri, Matu Mona, mengatakan kepada Poeze bahwa ia mendapatkan bahan-bahan untuk menulis cerita itu dari empat atau lima pucuk surat Tan Malaka kepada Adinegoro, Pemimpin Redaksi Pewarta Deli. Dalam




surat-surat itu, Tan Malaka mengisahkan pengembaraannya dan gagasan-gagasannya tentang kemerdekaan Indonesia.




Adinegoro memperlihatkan surat-surat tersebut kepada Matu Mona yang ketika itu menjadi redaktur Pewarta Deli. Matu Mona mengambil nama Pacar Merah sebagai tokoh utama romannya dari buku terkenal karya Baronesse Orczy yang berjudul Scarlet Pimpernel, sosok pahlawan di masa Revolusi Perancis. Buku Orczy ini sukses besar sehingga Balai Poestaka menerbitkan edisi terjemahannya pada tahun 1928 dalam dua jilid yang berjudul Beloet Kena Randjau atau Patjar Merah Terdjerat dan Litjin Bagai Beloet.




Roman Patjar Merah Indonesia juga mendapat kemasyhuran yang sama di Hindia Belanda. Buku ini dicetak 3.000 eksemplar dan mendapat sambutan hangat. Pembaca segera meminta lanjutan ceritanya. Maka pada akhir 1938




terbitlah lanjutan cerita itu, yaitu Rol Patjar Merah Indonesia cs (Peranan Pacar Merah cs-Red). Menurut Poeze, pada 1940 kemungkinan besar terbit jilid ketiga cerita Pacar Merah. Akan tetapi hingga saat ini belum ada orang yang berhasil menemukannya. (BI Purwantari/Litbang Kompas)

Posting Komentar

0 Komentar