Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Waduk Windu Kencana

Waduk Windu Kencana


Persembahan Emas Sewindu Al-Zaytun


Al-Zaytun saat ini sedang bekerja keras siang-malam 24 jam sehari menyelesaikan proyek pembangunan Waduk Windu Kencana, supaya siap dipersembahkan sebagai persembahan emas kepada bangsa Indunesia menandai sewindu Al-Zaytun berkiprah memajukan dunia pendidikan terpadu.

Di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang secara khusus berkunjung ke Kampus Al-Zaytun untuk merayakan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1428H pada 20 Januari 2007 lalu, Syaykh Abdussalam Panji Gumilang secara singkat menyampaikan kilas balik sejarah Al-Zaytun, sejak masih dalam tataran wacana, kemudian memulai operasional pendidikan pada 1 juli 1999, hingga sudah melangkah sangat jauh di awal tahun 2007.

Mendengar laporan bernada spektakuler itu, dalam pidato balasannya, Wapres Jusuf Kalla lantas menyebutkan kalau Al-Zaytun telah berhasil memelopori perubahan atas citra pondok pesantren. Kalla menyebutkan kepeloporan Al-Zaytun terletak pada perubahan citra baru tentang pondok pesantren, dari yang sebelumnya kumuh, kotor, dan sempit, berubah menjadi teratur, lebih baik, lebih maju bahkan terlihat mewah.

Lalu, hanya berselang beberapa bulan kemudian, sebuah mimpi yang belum sempat masuk dalam laporan Syaykh, dan tentu saja menjadi luput pula dari pidato balasan Kalla, muncul.

Yakni proyek Waduk Windu Kencana, yang akan menjadi persembahan emas, sekaligus pertanda telah delapan tahun kiprah Al-Zaytun membangun pusat pendidikan terpadu yang modern dan komprehensif, kiprah untuk menjadi Indonesia yang kuat.

Kehadiran Waduk Windu Kencana akan melengkapi teknologi panen air, dan manajemen pemanfaatan air secara efektif, yang selama beberapa tahun terakhir sudah dijalankan oleh Al-Zaytun.

Filosofi teknologi panen air, dan manajemen pemanfaatan air secara efektif, adalah dengan memperlakukan air sebagai sesuatu yang sangat bernilai, serta memanfaatkannya secara bijak dan terjaga dari pencemaran.

Manajemen pemanfaatan air secara efektif membuat air di sekitar kampus Al-Zaytun benar-benar di kelola sebagai unsur utama bagi kehidupan: dipanen, disimpan dalam “lumbung air“ dan dimanfaatkan secara berulang.

Waduk Windu Kencana, karena dipersembahkan kepada bangsa, pemanfaatannya akan bersama-sama dengan masyarakat sekitar. Lokasinya terletak 6,5 kilometer dari kampus Al-Zaytun, menyusuri aliran sungai Cibanoang, yang terletak di belakang kampus hingga ke arah gunung.

Waduk didirikan di tengah-tengah areal perbukitan seluas 125 hektar milik Al-Zaytun, yang akan segera disulap menjadi sebuah kawasan pertanian terpadu dan hutan tanaman industri. Sedangkan desain sungai Cibanoang, itu akan diperlebar hingga mencapai 20 meter dan kedalaman lima meter, sehingga antara dua titik di kampus dengan di waduk kelak akan bisa ditempuh dengan menggunakan sarana transportasi perahu atau speedboat.

Di bagian samping kiri-kanan sungai, akan diperlebar masing-masing 20 meter, juga sepanjang 6,5 kilometer. Di area pelebaran ini akan dimanfaatkan sebagai lokasi tanaman rumput hijau untuk menghasilkan rumput makanan sapi. Atau, menanam kacang tanah, atau jagung muda makanan sapi.

Waduk Windu Kencana memiliki dimensi lebar 100 meter, panjang 1.300 meter, dan kedalaman rata-rata 5 meter. Jika aliran sungai sudah dibendung siapapun akan bisa leluasa berenang dari ujung ke ujung sejauh 6,5 kilometer, atau berpesiar dengan naik perahu.

Bangun Pertanian Terpadu

Dengan demikian teknologi panen air Al-Zaytun akan menhasilkan pengendalian air dalam jumlah besar. Pertama, air di Waduk Windu Kencana. Sesuai dimensinya, Waduk Windu Kencana akan mampu menampung air sebanyak 100 m x 1.300 m x 5 m, atau sama dengan 650.000 meter kubik air.

Kemudian, yang kedua, air di sepanjang sungai Cibanoang, sebanyak 6.500 m x 20 m x 5 m, atau sama dengan 650.000 meter kubik. Sehingga total air yang dapat dikendalikan Al-Zaytun akan mencapai 1.300.000 meter kubik.

Saat wartawan Berita Indonesia meninjau langsung pelaksanaan proyek pembangunan Waduk Windu Kencana, Minggu, (25/03/2007) bersama-sama dengan rombongan Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), para pekerja terlihat sibuk bekerja keras membangun tanggul-tanggul dan outlet waduk.

Para pekerja bekerja siang malam dalam tiga shift, dibantu empat unit alat berat excavator dan satu unit doser, kelimanya baru saja dibeli dengan harga tunai masing-masing seharga 100.000 dollar AS. Selain itu, ditambah lagi empat unit alat berat usia 10 tahun tetapi sudah direkondisi.

Syaykh terjun langsung memimpin proyek pengerjaan Waduk Windu Kencana, termasuk meluangkan waktu paling tidak dua jam sehari usai sholat Ashar, atau pada pagi-pagi hari sekali pada jam lima sudah berada di lokasi proyek untuk menyemangati pekerja, sekaligus memastikan semua pengerjaan berjalan dengan lancar.

Pekerja mengerjakan proyek 24 jam sehari. “Ada tiga shift. Kalau pakai istirahat malamnya, sudah pasti (bekerja) besoknya. Jadi tidak pilih kasih. Terus ditempa saja. Mumpung panas, harus ditempa terus, jadi 24 jam,“ kata Syaykh.

Diharapkan, proyek Waduk Windu Kencana sudah akan selesai pada bulan Mei, untuk dapat segera difungsikan menampung air. Sehingga, pada tanggal 1 Juli saat peringatan Al-Zaytun memulakan operasional pendidikan, atau paling lama pada 29 Agustus peringatan peresmian pengoperasian AL-Zaytun oleh Presiden Prof. BJ Habibie, Al-Zaytun sudah dapat mendeklarasikan persembahan Waduk Windu Kencana kepada bangsa Indonesia.

Waduk akan memenuhi kebutuhan air lahan-lahan pertanian Al-Zaytun yang luasnya mencapai 1.200 hektar, dan lahan pertanian milik masyarakat sekitar. Lokasi sekitar Waduk Windu Kencana akan dijadikan pula sebagai pusat agrobisnis, atau lahan pertanian terpadu (integrated farming) yang memadukan pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan, hingga wisata.

Pertanian, misalnya, selain mengerjakan pertanian dengan bibit padi konvensional, Al-Zaytun akan mulai menanami bibit varietas terbaru basmati. Bibit ini sudah memasuki pengembangan fase ketiga.

Bibit padi basmati memiliki produktifitas 2,5 hingga 3 ton saja perhektarnya. Basmati memiliki kualitas dan harga pasar yang jauh lebih tinggi di atas beras lain, rojolele, misalnya. Usianya pun tak terlalu lama hanya 100 hari.

Basmati sangat cocok bila ditanam di musim agak panas mengingat batangnya yang tidak terlalu kokoh, karena kekurang-kokohan ini pula, hingga bisa membuat padi rebah bila ditiup angin, bibit basmati tak perlu mengandalkan pupuk kimia buatan pabrik dari Gresik atau Sriwijaya. Tetapi lebih mengandalkan pupuk alami, seperti berasal dari kotoran dan air kencing sapi. Namanya pupuk Unfren, atau singkatan dari urine permentasi yagn mampu menegakkan batang padi basmati dan membuat rasa berasnya gurih pula.

Dengan konsep integrated farming, di lokasi ketahanan pangan terpadu di sekeliling Waduk Windu Kencana, Al-Zaytun akan menerapkan konsep mekanisasi pertanian. Untuk itu, lahan-lahan pertanian dibuat datar atau flet dan dalam petak-petak yang jauh lebih luas dari biasanya. Di lokasi ini, sejak menanam padi hingga memanen dikerjakan oleh mesin-mesin industri pertanian. Sentuhan tangan manusia diminimalkan. Produktifitas, efektivitas, dan efisiensi kerja adalah sasaran dari konsep mekanisasi pertanian Al-Zaytun ini.

Lokasi sekitar Waduk Windu Kencana juga akan didesain menjadi pusat pengembangan ternak sapi perah dan sapi potong. Ribuan sapi yang saat ini masih bermukim di sekitar kampus Al-Zaytun, semuanya akan pindah direlokasi sejauh 6,5 km ke pinggiran waduk. Di situ akan disiapkan kandang yang luas.

Al-Zaytun kelak akan menyisakan satu tempat saja untuk kandang sapi, terletak di lokasi yang ada saat ini di sekitar kampus, untuk keperluan praktikum mahasiswa.

Di lokasi perternakan baru, Al-Zaytun, akan mengalokasikan pula lahan khusus untuk menanam ruput makanan sapi. Setiap satu hektar lahan dibangun menjadi 35 bedeng, tiap satu bedeng dibagi menjadi tiga baris, satu barisan terdiri 0,5 meter, dan panjang tiap bedeng masing-masing 99 meter.

Itu berarti, sekali panen rumput tiap hektar lahan dari luasan 3 x 99 x 0,5 x 35 meter akan menghasilkan rumput. Jika tiap satu rumpun rumput beratnya 5 kg, dan harga pembelian rumput Rp 175/kg, per hektar lahan rumput akan dapat menghasilkan uang Rp 8 juta sekali panen, dalam waktu sekitar 65 hari. Selain rumput, tanaman lain yang bisa dikonsumsi sapi adalah kacang tanah dan jagung muda yang usia penennya sama 65 hari.

Susu Sapi

Susu sapi yang akan dihasilkan lahan pertanian terpadu Al-Zaytun tergolong mahal, sekitar Rp 3.500 per liter. Bandingkan dengan harga susu Selandia Baru, atau Australia yang hanya 20 sen dollar AS per liter. Tetapi susu sapi Amerika sudah sangat tinggi 34-35 sen dollar AS per liter.

Kehadiran organisasi baru Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) per Februari 2007, disebutkan Syaykh pasti akan lebih mendongkrak lagi harga susu sapi milik anggota APSPI.

Sebab APSPI, bersama bupati di seluruh Indonesia, kelak bisa bersama-sama membuat program menyehatkan masyarakat khususnya siswa didik setiap sekolah untuk meminum susu setiap hari supaya kecerdasannya bertambah.

“Semua ini calon presiden. Anak-anak yang baru lahir pun calon Presiden, calon meteri. Karena itu harus kasih susu agar kebijakannya cepat menyatu dengan kita, “kata Syaykh, berpersan agar daerah diajak menjalankan program menyehatkan rakyat dengan meminum susu sapi.

Lokasi waduk sekaligus pula dapat berfungsi sebagai hutan tanaman industri, karena di sekitar lahan terdapat lokasi hutan tanaman industri milik PT. Perhutani. Fungsi wisata jelas akan menjadi primadona baru yang “wajib“ dikunjungi oleh setiap tamu yang berkunjung ke kampus Al-Zaytun, entah dengan menaiki perahu, speedboat, berenang atau berkendaraan motor.

Diapresiasi dengan kekaguman

Ketua Umum APSPI Masngut Imam Santoso memberikan apresiasinya yang mendalam perihal proyek Waduk Windu Kencana ini. Masngoet menyatakan kagum, sekaligus memiliki harapan besar sekali, kalau lokasi Waduk Windu Kencana akan pas dijadikan sebagai lokasi pertanian terpadu.

“Pemikiran dan harapan saya nani, di sini akan menajdi pusat integrated farming yang kita inginkan bersama. Sarjana-sarjana yang dikeluarkan di sini (Universitas Al-Zaytun, maksudnya) akan menjadi sarjana yang siap pakai. Kalau orang Jawa namanya jalwilinpat separatamat. Artinya, kelebihannya itu seperempat dari orang lain (yang) sudah selesai,“ kata Masngoet, tokoh peternakan sapi perah asal Blitar, Jawa Timur.

“Jadi, pemikiran dan harapan saya untuk masa depan ini, sebagai Ketua Asosiasi, di sini akan menajdi sentral produk pertanian khususnya yang kita geluti. Karena saya Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia, susu akan bisa diproduksi lebih dan tidak hanya di dalam keperluan pondok pesantren saja, tetapi juga akan mencukupi kebutuhan luar. Itu harapan saya,“ kata Masngoet, yang didaulat berbicara di hadapan para operator alat berat, usai diresmikan penggunaannya.

Masngoet dengan terus terang mengatakan tidak menyangka lahan pertanian terpadu yang akan dikembangkan Al-Zaytun kecanggihannya akan sedemikian rupa. “Nyatanya di dalam pondok pesantren cukup luar biasa.“

Don P Utoyo, mantan pejabat pemerintah di bidang pembibitan, kini aktif sebagai konsultan peternakan yang juga turut didaulat berbicara, mengatakan kebanggaannya bisa menyaksikan secara bersama-sama AL-Zaytun menyatukan tekad untuk mengubah sesuatu yang tadinya kurang bermanfaat menjadi sesuatu yang besar manfaatnya.

Ia mengatakan lokasi pertanian, terpadu di lahan Waduk Windu Kencana tetap sekali untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan agrobisnis. “Agrobisnis adalah kegiatan usaha yang dasarnya tanah dan iklim. Dalam batas-batas tertentu manusia berupaya untuk mengubah apa-apa yang semua tadinya sangat terbatas, ditingkatkan kemampuannya seizin ilahi. Dan Alhamdulillah, kita dibantu orang-orang, dibantu alat-alat, kita telha dibantu oleh sedikit atau banyak dana yang insya Allah akan memberikan manfaat, memberikan keuntungan bagi orang banyak,“ kata Don, yang hadir di Al-Zaytun didampingi istri.

Guru besar ilmu peternakan asal IPB Bogor, Prof. Dr. Ir. Palawaruka, karena kekagumannya yang luar biasa hanya dapat berkata singkat. Itupun dalam nada yang lirih nyaris disertai tetasan airmata haru. “Saya, biasanya, karena berada di perguruan tinggi, ada sesuatu yang saya lihat di sini. Mudah-mudahan ini bisa menhasilkan teori baru. Ya, kalau saya, hanya itu saja.“

Mimpikan Tirta Sangga Jaya

Air adalah karunia Ilahi. Karena itu jangan dibiarkan jauh-jauh mengalir ke laut sebelum sempat dimanfaatkan secara maksimal.

Pesan dalam lirik lagu Bengawan Solo yang dikisahkan oleh penciptanya Gesang Martohartono, Musim kemarau, tak seberapa airmu, Dimusim hujan turun, Air meluap sampai jauh.., itu bisa membuat air mubazir sebab tak sempat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Air harusnya lebih dahulu dibendung, jangan dilepas lagi ke laut.

Caranya, ya itu, membendungnya dalam waduk, lalu menyimpan atau mengalirkannya di sungai yang sudah diperdalam. Berbagai kajian teoritis soal pengendalian dan pemanfaat air sudah sering dibahas dan dibicarakan di forum-forum ilmiah, tetapi lebih sering ditumpuk saja sebagai dokumen keilmuan.

Tetapi Al-Zaytun dengan kemampuan yang dimilikinya berhasil mewujud-nyatakan dokumen keilmuan itu menjadi barang jadi. Praktiknya adalah realisasi Waduk Windu Kencana, yang akan dipersembahkan kepada bangsa menandai sewindu usia Al-Zaytun menyediakan pendidikan terpadu sistem satu pipa kepada bangsa.

Malahan Waduk Windu Kencana telah menginspirasi Syaykh AS Panji Gumilang, untuk memimpikan sebuah ide besar bagaimana mengendalikan air di sekitar wilayah ibukota negara dan sekitarnya.

Lebih dari sekedar pengendalian air, ide besar yang diberi nama Tirta Sangga Jaya, yang artinya kira-kira “air yang menyangga ibukota negara Jakarta Raya,“ bila terealisasikan akan merevolusi berbagai hal di negara ini.

Selain pengendalian banjirnya yang revolusioner, Tirta Sangga Jaya diperkirakan akan menciptakan solidaritas nasional dalam hal mendanai proyek besar bernilai hampir ratusan miliar dollar AS dengan urunan membeli obligasi ini.

Berbagai revolusi pun terjadi. Revolusi penyediaan lapangan kerja jutaan orang pekerja sekaligus dalam satu proyek raksasa. Revolusi penyediaan sarana transportasi darat dan air terpanjang (240 kilometer) dan terlebar (200 meter) di Indonesia.

Revolusi dalam menciptakan medan bisnis baru dalam koridor sabuk ekonomi sepanjang 240 kilometer. Revolusi sosial kemasyarakat baru, yang terbukti mampu menerima perubahan-perubahan sudut pandang jika perubahan itu disampaikan dengan baik dan terbuka.

Dan, ini yang terpenting, revolusi peningkatan pendapatan masyarakat karena terjadi pergerakan sektor riil yang luar biasa besar.

Di Indramayu sendiri, Waduk Windu Kencana diperkirakan akan segera merevolusi peta ekonomi warga seluruh wilayah Jawa Barat.
(Sumber :Lentera - Majalah Berita Indonesia – Edisi 36/2007)

Posting Komentar

0 Komentar